Akupunktur telah dipergunakan untuk mengobati berbagai penyakit, baik secara tersendiri maupun sebagai
pengobatan penunjang terhadap pengobatan lain, dan dapat digunakan untuk estetika/kecantikan medik
(meremajakan dan mengembalikan vitalitas organ tubuh).
Kata Akupunktur berasal dari kata acus yang berarti jarum dan kata punctura yang berarti menusuk. Sehingga
akupunktur dikenal sebagai suatu ilmu dan seni pengobatan Cina dengan menggunakan metode penusukan jarum
pada titik-titik tertentu (Jingluo / Cing Luo atau Meridian) di permukaan tubuh dengan tujuan utama menjaga
keseimbangan bioenergi tubuh sehingga dapat menyembuhkan penyakit atau mencapai kondisi kesehatan
tertentu.
Memahami Akupunktur
Telah umum kita ketahui bahwa darah kita memiliki jaringan sirkulasi darah, begitu pula syaraf mempunyai
jaringan syaraf. Dalam teori kesehatan Cina Kuno, diyakini di dalam tubuh kita ada jaringan energi (Chi) yang
saling berhubungan satu dengan lainnya. Hubungan energi tersebut terjalin melalui jalur yang disebut meredian.
Jika jalan energi pada meredian lancar, maka akan tercipta keharmonisan dalam tubuh, dan tubuh kita mampu
melawat penyakit, sebaliknya jika terjadi hambatan atau ketidakharmonisan pada jalan energi tersebut, maka
aliran energi menjadi tidak lancar dan berakibat kepada gangguan kesehatan.
Penusukan jarum akupunktur pada titik-titik tertentu ditujukan untuk memberikan rangsangan yang mampu
membuat jalur energi yang terhambat kembali normal, sehingga energi akan tersalur secara harmonis.
Titik Akupunktur Baru (New Acupuncture Points) terdapat lebih dari 100 titik
Titik Akupunktur Berkelompok Tiga (Triple Acupuncture Points) terdapat 12 kelompok titik
4. Jarum Panjang (Utra Long Needle, Meng Men) pada titik umum
5. Jarum Dalam Kulit dan Jarum Bawah Kulit (Intradermal Needle dan Subcutaneus Needle) pada titik umum
6. Jarum Besar (Bareefoot Doctor Needle, Red Doctor Needle, Giant Needle, Ce I Cen) pada titik umum
7. Jarum Darah (Blood Needle, San Lin Cen) pada titik tertentu dalam meredian
8. Jarum Panas (Heat Needle, Warm Needle, Wen Cen) pada titik umum
9. Jarum Api (Flame Needle, Fire Needle, Temper Needle, Heu Cen) pada kelainan seperti limfadenitis kronis,
bisul kronis, bisul bermata ganda (karbunkel), kelainan kulit, kesemutan dan rematik
10. Jarum Listrik (Electro-Accupuncture Therapy) pada titik akupunktur yang dikehendaki
11. Akupunktur Penyuntikkan (Parenteral Therapy, Aquapuncture Therapy) pada titik akupunktur yang dikehend
12. Akupunktur Penyuntikkan Udara (Pneumo Needling Therapy) pada titik akupunktur yang dikehendaki
13. Akupunktur Elektroforesis (Loci Medicinal Electrophoresis Therapy, Loci Medicinal Iontophoresis) pada
titik akupunktur yang dikehendaki
14. Akupunktur Eksitasi Listrik (Electrical Excitation Therapy) pada titik akupunktur yang dikehendaki
15. Akupunktur Radiasi Sinar Infra Merah (Infra Red Loci Irradiation Therapy) pada titik akupunktur yang
dikehendaki
16. Akupunktur Radiasi Sinar Ultra Lembayung (Ultra Violet Loci Illumination Therapy) pada titik
akupunktur yang terpilih
17. Akupunktur Radiasi Sinar Laser (Lasseropuncture) pada titik akupunktur yang dikehendaki
18. Akupunktur Gelombang Suara (Sonopuncture) pada titik akupunktur di daerah nyeri
19. Akupunktur Bola Perak (Silver Ions Intemittent Stimulation Therapy) pada titik akupunktur yang
dikehendaki
20. Akupunktur Stapel (Stapling Intermittent Stimulation Therapy) pada titik akupunktur telinga
21. Akupunktur Perangsangan Listrik Permukaan Kulit (Transcutaneous Electro-acupuncture, Continous
Intermittent Electrical Skin Stimulator) pada titik akupunktur yang dikehendaki
22. Moksibusi (Moxibustion) pada titik akupunktur tertentu
23. Kop (Vacuum Cupping Therapy, Pa Hou Kuan) pada titik akupunktur tertentu
C. Berdasarkan Teknik Terapi
1. Akupunktur Penyungkitan (Pricking Therapy, Tiao Ce) pada tempat-tempat tertentu
2.
3.
Akupunktur Penjahitan, Penanaman dan Pengikatan Simpul (Threading, Burying and Ligation of Suture
Therapy of Loci) pada titik tertentu pada meridian
Akupunktur Perangsangan Kuat (Strong Stimulation Therapy of Loci, Sie Wei Ciang Ce Ci) pada
tempat-tempat tertentu
Akupunktur Tulang (Osteopuncture) pada selaput luar tulang (periosteum) yang kaya akan jaringan
syaraf.
4.
5.
Titik Akupunktur
Titik Akupunktur
Anatomi dan fisiologi titik akupunktur
Titik akupunktur adalah titik yang terletak di permukaan tubuh yang memiliki cirri khas. Selain itu, titik
akupunktur merupakan titik tempat qi dari berbagai organ, yang dialirkan ke permukaan tubuh. Akibat adanya
aliran-aliran tersebut maka titik-titik ini akan menstimulasi organ-organ tertentu sehingga dapat berfungsi
dengan baik, apabila mendapat rangsangan.
Karakteristik dari titik akupunktur sebagai berikut :
1. Berdiameter antara 1-2 mm.
2. Lokasinya terkonsentrasi di sekitar persarafan, terutama saraf autonom (zone of autonomic concentration)
dan vaskularisasi (peredaran darah) superficial.
3. Mempunyai sifat kelistrikan tertentu, misalnya potensi muatan listrik yang tinggi, tahanan listrik yang
rendah, daya hantar listrik yang tinggi, dan peka terhadap rangsangan.
4. Mempunyai daya hantar suara yang tinggi
5. Mempunyai suhu yang lebih tinggi dari jaringan di sekitarnya.
6. Mempunyai hubungan yang spesifik dengan organ dalam.
7. Mempunyai hubungan refleks dengan kulit (cutaneoreflex) dan reflek organ dalam (viscero-reflex).
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa pemilihan titik, ketepatan melokalisasi titik, maupun teknik
menusuk titik adalah hal-hal yang penting dilakukan dalam terapi akupunktur.
Sebagai upaya untuk mempermudah pemahaman tentang titik akupunktur maka titik akupunktur
dikelompokkan menjadi beberapa bagian.
1. Titik akupunktur di dalam meridian (titik intrameridian), yaitu titik yang letaknya di sepanjang meridian
organ (12 pasang meridian umum) dan meridian istimewa unilateral (M. GV dan M.CV). Perlu diingat bahwa
titik-titik meridian istimewa bilateral (M. yangciao, M. yinciao, M. yangwei, M. yinwei, M. tay, dan M.chung)
adalah milik meridian yang lainnya.
2. Titik akupunktur di luar meridian (titik ekstrameridian), memiliki indikasi yang khas dan lokasi titiknya
berdasarkan pada kaidah-kaidah topografi tertentu. Titik-titik ekstrameridian sudah memiliki nama tersendiri,
antara lain taiyang, yinthang, dan anmian.
3. Titik-akupunktur local (titik ahsi/ase), yaitu titik lokasi kelainan local yang dapat ditemukan dengan cara
pemeriksaan perabaan. Titik seperti ini tidak memiliki nama khusus, tetapi merupakan titik intrameridian atau
titik ekstrameridian. Titik ini timbul jika terjadi kelainan di daerah tertentu. Oleh karena itu, titik-titik seperti
ini disebut tender points, reflexing points, atau unfixed points.
Nama titik akupunktur
Nomenklatur titik-titik akupunktur sebagai berikut.
1) Berdasarkan nama keadaan alami, misalnya gunung, lembah, air mengalir, danau dan sumur.
Contoh :
o LI-11 (quchi), berarti danau kecil berliku,
o LU-9 (taiyuen), berarti sumur yang dalam,
o KI-7 (fuliu), berarti air yang terus mengalir, dan
o LI-4 (hequ), berarti lembah yang luas.
2) Berdasarkan jenis hewan, tumbuh-tumbuhan, atau peralatan
Contoh :
o ST-35 (dubi), berarti hidung sapi
o CV-15 (jiuwei), berarti ekor kura-kura
o ST-6 (jiache), berarti roda pipi, dan
Di samping ukuran-ukuran dinamis, akupunkturis akan lebih mudah menjalankan prakteknya berdasarkan
patokan-patokan berikut.
1. Patokan yang pasti
Patokan yang pasti adalah lokasi titik yang tidak terpengaruh oleh faktor apapun meskipun tubuh pasien
bergerak atau berpindah posisi. Patokan seperti ini antara lain panca indra, tumbuhnya rambut, kuku, putting
susu, umbilicus, tonjolan tulang dan lekukan tulang. Contoh-contoh patokan pasti sebagai berikut.
o Ext-1 (yinthang) letaknya tetap, yaitu di antara ujung medial alis mata
o GV-25 (suliao) letaknya tetap pada ujung hidung
o CV-8 (shengque) letaknya di tengah umbilicus.
2. Patokan yang bergerak
Patokan yang bergerak adalah penentuan letak titik tertentu dalah bagian tubuh yang bersangkutan melakukan
gerakan.
Contoh-contoh patokan yang bergerak sebagai berikut.
o LI-11 (quchi) dapat ditentukan lokasinya setelah siku ditekukkan karena titik ini letaknya pada ujung lipatan
siku
o SI-3 (houxi) dapat ditentukan lokasinya setelah tangan digenggamkan karena letak titik ini pada ujung
lipatan telapak tangan sebelah luar.
berasal dari serabut descenderen yang berasal dari supraspinal, melalui aktivasi interneuron yang menghambat
(inhibitory interneuron), terjadi di lamina II IV berasal dari
Periaquaductal grey (PAG) bersifat endorphinergic
Nucleus raphe magnus (NRM) bersifat serotonergic
Nucleus reticularis paragigantocellularis (NRPG) bersifat noradrenergic
Locus coeruleus (LC) bersifat noradrenergic
Semuanya akan merangsang/mengaktivasi interneuron melalui pelepasan enkephalin di lamina II IV dimana
berakhir di ujung-ujung syaraf C yang membawa rangsang nyeri lambat.
A. TRIGEMINAL NEURALGIA
Trigeminal sensory system
Adalah digambarkan dalam bagian skematik seperti dibawah ini :
Masalah trigeminal neuralgia (Hopwood, 1997)
Terutama nyeri yang sangat mengganggu kwalitas hidup menimbulkan rasa ketakutan, marah sekaligus putus asa
dengan serangan yang sering mendadak timbul pada waktu aktif maupun istirahat. Penyebab trigeminal neuralgia
juga sering idiopatik, meskipun juga merupakan simptom dari lesi sentral maupun tekanan dari ganglion N
trigeminus. Oleh karena itu tujuan dari terapi akupunktur adalah :
a. mengurangi sampai menghilangkan nyeri
b. menghilangkan spasme otot wajah
c. mengurangi kecemasan untuk mengembalikan keseimbangan hidup
Titik akupunktur yang dipakai untuk terapi trigeminal neuralgia
a. titik analgesia untuk daerah kepala dan leher, yaitu titik LI 4 yang terletak pada otot dorsal manus inter ori I
b. titik paru pada telinga sebagai titik analgesia dan mempunyai akses langsung pembentukan opiat endogen
c. titik lokal pada wajah dan daerah sensoris N trigeminus, yaitu :
daerah mandibula : ST 4, ST 5, ST 6
daerah pelipis : ST 8
Pola rangsangan pada titik akupunktur (Zaofa dkk, 1994)
a. titik Li.4 diberikan dengan frekwensi rendah dan intensitas tinggi (100Hz).
Tujuan rangsangan tersebut adalah :
Li.4 menimbulkan peningkatan sekresi opiat endogen ( endorphin) yang akan mempengaruhi nucleus
trigeminus pada mesensefalon.
Titik lokal wajah akan menghilangkan spasme otot dan blokade nyeri pada modalitas saraf tepi setelah ganglion
semi lunar untuk peningkatan met enkephalin dan serotonin.
Peningkatan opiat endogen juga merangsang imun respon pembentukan interleukin, substansi P, dan
pengingkatan peranan kelenjar pituitary juga hypothalamus anterior yang memproduksi Corticotrophin
Releasing Factor
Modalitas Laser pada Trigeminal Neuralgia
Laser untuk tujuan Biostimulasi secara umum mempengaruhi mediator biokimiawi antara lain cytokines,
histamine, bradykinin dan sistim komplemen, serotonin, dan prostaglandin yang merangsang proliferasi sel dan
Matrix Remodelling. Banyak penelitian pada hewan coba dari laser untuk tujuan foto biomodulasi antara lain;
rat, mouse, guinea pig, rabbit, dengan hasil yang dilaporkan tentang elektrofisiologi pada jaringan setelah
pemberian penyinaran laser.
Penggunaan sinar laser lunak pada akupunkur pada awalnya dipikirkan untuk mengganti jarum pada terapi
akupunktur terutama untuk menghilangkan rasa nyeri otot oleh Dr. Friederich Plong dari Canada tahun 1970
tanpa diketahui dasar penggunaan laser itu pada akupunktur dan terus dikembangkan oleh Kroetlinger tahun
1980, juga pakar dari China, Jepang, dan Eropa ; antara lain Wei 1981, Wu 1983, Qin 1987, Oshiro dan
Calderhead 1988, Shiroto et al 1989 dan Baxter 1989, dan mulai dapat diterangkan dasar penggunaan laser lunak
pada bio stimulasi akupunktur, tetapi yang terlihat sampai saat ini terutama hasil empirik setelah perangsangan
sinar laser. Sedangkan yang terjadi pada titiknya sendiri belum dapat dijelaskan dengan tuntas. Sejak tahun 1991,
Baxter mulai melakukan penelitian penyembuhan luka dengan penyinaran laser dengan hasil 62 % baik.
Sebelumnya, yaitu tahun 1982 mulai dilakukan penelitian laser untuk tujuan anesthesia lokal dan disimpulkan
adanya efek neurofarmakologi dan
neurofisiologi nyeri setelah pemberian laser.
Laser yang dipakai adalah jenis lunak (600 1300 nm). Setiap titik terapi 2 3 Joule/cm2 dilakukan 12 15
kali tergantung dari beratnya keluhan
Titik akupunktur untuk pengobatan Trigeminal Neuralgia dengan Laser
menimbulkan kelelahan pada otot-otot pengunyah yang selanjutnya akan mengalami spasme. Adanya masalah
atau kelainan pada susunan gigi geligi dan oklusi terkadang juga dapat menimbulkan ketegangan pada otot-otot
pengunyah dan memicu siklus spasme nyeri spasme.
Dalam banyak kasus, ketegangan otot secara primer terletak di daerah leher dan bahu, yang kemudian
menimbulkan nyeri pada TMJ. Dikatakan bahwa 75% dari nyeri di daerah mulut dan wajah adalah nyeri alih
(reffered pain) dari trigger points yang terletak pada otot-otot daerah bahu dan leher. (16) Karena itu, untuk setiap
kelainan TMD dengan spastisitas otot, harus ditanyakan dan dilakukan pemeriksaan untuk mencari nyeri dan
spastisitas otot-otot daerah leher dan bahu.
Sistem stomatognathic adalah adalah suatu unit fungsional dari tubuh yang terdiri dari beberapa jaringan dengan
asal dan struktur yang berbeda-beda, namun bekerja dalam suatu kesesuaian untuk melaksanakan tugas
fungsional masing-masing. Komponen utama dalam sistem tersebut adalah TMJ yang berhubungan dengan
dengan otot dan ligamen di daerah leher. Struktur lain yang terlibat antara lain komponen rangka (maxilla dan
mandibula), lengkung gigi, jaringan lunak (kelenjar liur, syaraf dan pembuluh darah). Semua struktur ini saling
bekerja sama untuk mencapai efisiensi yang maksimal dengan tetap memberikan perlindungan untuk semua
struktur yang terlibat.
Peningkatan aktivitas pada otot-otot pengunyah akan mempengaruhi otot-otot yang berperanan dalam counter
support (m. Sternocleidomastoideus dan m. Trapezius), yang berakibat memendeknya otot-otot leher bagian
posterior dan memanjangnya otot-otot bagian bagian, disertai kecondongan badan ke anterior. Posisi kepala yang
condong ke anterior selanjutnya akan menyebabkan kelainan posisi dan fungsi dari mandibula sehingga terjadi
peningkatan ketegangan otot-otot pengunyah dan berujung pada terjadinya TMD.
Kelainan Sendi pada TMD
Kelainan yang dapat terjadi pada TMJ sama dengan kelainan yang umum terjadi pada sendi tubuh, yaitu
penggunaan sendi sacara berlebihan (overuse), arthritis, dislokasi, dan kelainan perkembangan. (4) Masalah
utama yang timbul pada kasus TMD adalah terjadinya pergesaran cakram (meniscus) tulang rawan yang
berperanan sebagai peredam guncangan di dalam sendi ball and socket. Cakram ini juga bisa mengalami
kompresi pada kasus dimana terdapat kebiasaan mengerot (bruxism) atau menggertakkan gigi.
Dalam kasus-kasus yang pecah, cakram sendi dapat bergeser sepenuhnya, yang akhirnya menyebabkan pecahnya
cakram, sehingga tulang-tulang pembentuk sendi (mandibula dan fossa temporalis) bergesakan secara langsung
tanpa bantalan. Hal ini dapat disebabkan tidak hanya oleh bruxism, melainkan juiga dapat disebabkan oleh
trauma pada rahang. Dapat timbul suara popping yang disebabkan oleh condilus mandibula di bawah cakram
yang bergeser dari tempatnya. Namun, adanya suara tambahan (popping atau clicking) saja belum tentu
menunjukkan adanya suatu kelainan.
Manifestasi Klinis
Pasien dengan TMD pada umumnya datang dengan tiga keluhan utama, yaitu nyeri, gangguan pergerakan
rahang, atau timbulnya suara tambahan pada pergerakan rahang. Nyeri yang timbul seperti telah dijelaskan
sebelumnya, dapat bersifat tumpul ataupun tajam. Nyeri timbul pada pergerakan rahang, misalnya mengunyah,
menguap, dan berbicara. Nyeri dirasakan di area lokal TMJ, preauricular, pelipis, atau telinga. Nyeri juga dapat
menjalar ke telinga, wajah, mata, kepala, leher, atau bahu.
Selain nyeri, pasien umumnya mengeluhkan adanya gangguan pada pergerakan rahang. Rahang terkadang tibatiba macet saat membuka atau menutup mulut, atau pada saat mengunyah. Pasien harus menggoyanggoyangkan rahangnya beberapa saat untuk menghilangkan sensasi macet tersebut. Pasien juga dapat mengalami
kesulitan untuk membuka mulutnya lebar-lebar. Akibat gangguan pergerakan rahang tersebut, pasien sering kali
harus memotong makanannya kecil-kecil atau mengganti jenis makanan tertentu dengan jenis makanan yang
lebih lunak.
Adanya suara tambahan (popping, clicking) pada pergerakan rahang terkadang juga dikeluhkan oleh pasien.
Suara tambahan tersebut menunjukkan bahwa kelainan terletak pada bagian persendian dari TMJ.
Anamnesa
Selain ketiga keluhan di atas, pasien harus ditanya mengenai adanya riwayat traumapada daerah rahang (terkena
pukulan atau kecelakan saat mengendarai sepeda motor). Demikian pula harus dicari kemungkinan adanya
faktor-faktor psikologis dan psikososial sebagai pencetus stres, yang berperan besar dalam menimbulkan
gangguan otot pada TMD. Selanjutnya harus ditanyakan mengenai keadaan sendi-sendi lain di luar TMJ, untuk
mencari kemungkinan adanya osteoarthritis atau rheumatoid arthritis sebagai pencetus keluhan pada TMJ.
Pemeriksaan Fisik
Mula-mula harus dilakukan inspeksi secara umum untuk melihat keadaan gigi pasien (susunan gigi, oklusi, pola
menggigit yang abormal), TMJ, serta otot-otot daerah wajah dan kepala, apakah didapatkan deformitas ataupun
kekakuan otot. Selanjutnya harus diamati pola gerakan membuka dan menutup rahang, apakah didapatkan deviasi
atau deformitas.
Selanjutnya palpasi dilakukan di daerah preauricular, daerah m. Masseter dan m.Temporalis. Sambil melakukan
palpasi, pemeriksa meminta pasien untuk membuka dan menutup mulut beberapa kali. Dengan demikian akan
dapat diketahui ada tidaknya suara tambahan pada pergerakan TMJ, sambil secara bersamaan dilakukan
penekanan untuk memastikan apakah suara tambahan yang muncul diikuti dengan nyeri atau tidak. Pasien
diminta untuk membuka mulut selebar mungkin untuk diamati jarak antara gigi rahang atas dan rahang bawah.
Bila berjarak kurang dari 4 cm, dikatakan terjadi keterbatasan gerak membuka mulut. Palpasi juga bertujuan
untuk menilai ada tidaknya ketegangan otot ataupun deformitas pada TMJ dan sekitarnya.
Apabila pada palpasi saat membuka dan menutup mulut tidak didapatkan suara tambahan, dapat dilakukan
auskultasi dengan bantuan stetoskop pada area TMJ. Dengan menggunakan stetoskop diharapkan adanya suara
tambahan yang minimal sudah dapat diketahui sejak awal.
Pemeriksaan Tambahan
Sebagai pemeriksaan tembahan, dapat dilakukan panoramic dental X-rays untuk memeriksa keadaan dan susunan
gigi. Untuk susunan tulang dapat dilakukan pemeriksaan CT-scan, sementara MRI lebih sesuai untuk menilai
keadaan jaringan lunak dari TMJ, seperti piringan sendi atau ligamennya.
Nyeri Temporomandibular dengan TMJ
Terapi
Terapi TMD Secara Konvensional
Banyak faktor yang terlibat dalam proses terjadinya TMD, sehingga terapi untuk TMD juga meliputi banyak
modalitas, yaitu:
1. Perubahan gaya hidup. Penderita TMD perlu mengistirahatkan rahang dengan memilih jenis makanan yang
lebih lunak dan menggigitnya dalam ukuran yang lebih kecil. Pasien juga perlu diberi pengertian untuk berusaha
menghentikan kebiasaan menggertakkan gigi, mengerot, ataupun mengunyah permen karet.
2. Medikamentosa. Untuk terapi TMD dapat digunakan obat-obatan yang umum digunakan untuk nyeri sendi
pada umumnya, antara lain NSAID, acetaminophen, muscle relaxants, dan mungkin dapat ditambahkan obatobatan anti depressants dosis rendah bila gejala psikologis.
3. Terapi fisik. Pemijatan dan latihan untuk pelemasan otot (stretching), penggunaan TENS (Trans-cutaneous
Electrical Nerve Stimulation). Dapat pula dilakukan kompres panas-dingin bergantian untuk membantu
mengurangi ketegangan otot dan dengan demikian mengurangi nyeri.
4. Psikoterapi. Karena stres psikologis merupakan salah satu penyebab yang berperan besar dalam proses
terjadinyaTMD, maka psikoterapi harus dilaksanakan oleh pasien dengan dugaan masalah psikologis sebagai
penyebabnya.
5. Perawatan gigi. Penggunaan night guard (umumnya pada malam hari), dapat bermanfaat untuk membuat
otot-otot pengunyah relaks, sekaligus untuk mencegah pasien menggerakkan gigi atau mengerot. Namun
penggunaan night guard ini sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu pada dokter gigi yang berkompeten.
Terkadang juga dibutuhkan koreksi susunan gigi atau ataupun oklusi oleh orthodontist.
6. Operasi. Upaya koreksi dengan operasi adalah upaya terakhir yang dilakukan bila modalitas terapi yang mlain
gagal dan nyeri masih menetap.
TMD dalam Ilmu Akupunktur
Berdasarkan ilmu akupunktur, gangguan pada sendi rahang (TMD) berhubungan erat dengan serangan faktor
patogen angin dingin. Dingin, cenderung menyebabkan koagulasi dan kontraksi dari otot-otot, tendon, dan
pembuluh darah, sehingga menimbulkan spasme dari otot-otot rahang.
Trauma dan regangan yang berlebihan pada sendi rahang (misalnya membuka mulut terlalu lebar) juga
merupakan salah satu faktor resiko. Faktor trauma ini dapat menimbulkan nyeri pada rahang dan keterbatasan
gerakan mulut.
Berdasarkan patofisiologinya, dalam ilmu akupunktur kelainan sendi rahang dapat dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu:
1. Tipe serangan angin dingin
Onset terjadi perlahan-lahan, tidak mendadak, dan bertambah parah secara bertahap. Kondisi ini dapat terjadi
unilateral maupun bilateral. Angin dan dingin adalah faktor patogen yang menyebabkan koagulasi dan kontraksi
dari meridian di daerah wajah dan otot-otot rahang. Umumnya disebabkan oleh paparan angin dingin selama
pasien tidur.
Gejala yang menyertai adalah spasme kronis dari otot-otot rahang, rasa nyeri seperti teregang, kelemahan,
kekakuan, adanya suara tambahan pada pergerakan sendi rahang, keterbatasan pada pergerakan mulut ataupun
abnormalitas pergerakan rahang bawah.
Pada pasien yang mengalami kondisi ini dalam waktu lama, dapat terjadi komplikasi seperti berkunang-kunang,
tinitus, kelemahan secara umum, wajah pucat, dan kelelahan. Gejala-gejala tersebut umumnya disebabkan karena
kesulitan menelan dalam waktu lama, berkurangnya intake makanan, dan kondisi badan yang semakin melemah.
Gejala lain yang dapat dijumpai adalah selaput lidah putih tipis dan nadi yang lemah (membenang).
2. Tipe traumatik
Kondisi ini umumnya terjadi unilateral. Trauma menyebabkan pembengkakan ataupun nyeri pada wajah di
sekitar TMJ. Dengan detumescence yang bertahap, penderita akan mengalami nyeri ataupun keterbatasan gerak
pada sisi yang terkena saat mengunyah ataupun membuka mulut. Beberapa orang pasien mengalami sakit kepala
dan gangguan pendengaran. Dari pemeriksaan didapatkan selaput lidah kuning tipis dan nadi yang dalam.
Sisi dagu yang terkena umumnya diposisikan sedikit legerakan rahang.bih tinggi dibandingkan sisi yang normal.
Selain itu juga didapatkan nyeriyang hebat di area sekitar TMJ, keterbatasan pergerakan mulut, dan suara
tambahan pada pergerakan rahang.
Terapi Akupunktur untuk TMD
Akupunktur adalah salah satu alternatif yang terapi untuk TMD yang memberikan hasil yang memuaskan. Terapi
akupunktur dilakukan berdasarkan patofisiologi yang terjadi, yaitu:
Tipe serangan angin dingin
Prinsip terapi mengusir dingin dan mengaktifkan meridian untuk menghilangkan nyeri. Pemilihan titik : ST 7
(xiaguan), LI 4 (hegu), EX-HN 5 (taiyang), GB 20 (fengchi). Penusukan dapat dilakukan unilateral maupun
bilateral, dengan manipulasi sedasi
Tipe traumatik
Prinsip terapi menghilangkan stasis untuk mengaktifkan meridian, mengaktifkan aliran darah untuk
menghilangkan nyeri. Pemilihan titik : ST 7 (xia guan), LI 4 (he gu), EX-HN 5 (tai yang). Penusukan dilakukan
unilateral pada sisi yang terkena dengan metode manipulasi sedasi. Skedul terapi setiap hari selama 10 x dan
dapat diulang setelah evaluasi 3 hari. Tambahan rangsangan LASER lunak pada TMJ dengan dosis 2 Joule setiap
penderita datang dan sangat meningkatkan kwalitas terapi.
Kesimpulan
Akupunktur dapat memberikan alternatif pengobatan pada Trigeminal Neuralgia dan Temporomandibular joint
disorder (TMD)
Modalitas elektrik dan Laser dapat meningkatkan kwalitas terapi akupunktur pada Trigeminal Neuralgia
Daftar Pustaka
Baxter GD. Therapeutic Laser. Theory and Practice. Churchill Livingstone. 1994
Beiser A. Concept of Modern Physics. McGraw Hill Inc. 1981
Chen Moxun, et al. Atlas of cross sectional anatomy of human 14 meridians and acupoints. science press, Beijing
New York, 1998
Chester AN, Martellucci S, Scheggi AM. Laser System for Photobiology and Photomedicine. Nato ASI Series.
Plenum Press, New York London, 1991
Cho,Z.H., etal, Neuro Acupuncture, vol 1 : Neuroscience Basics, Q-puncture Inc, Los Angeles, 2001.
David F Mayor. Electroacupuncture. A practical manual and resourse. Churchill Livingstone Elsevier, 2007
Farber SD. Neurorehabilitation. A multisensory approach. WB.Saunders Co, 1982 : 65
Ganglin Yin, Di Fu. Three Needle Technique, Atlantic Institute of Oriental Medicine. 2002
Gellman H. Acupuncture Treatment for Musculosceletal Pain: Taylor & Francis Publ. Office USA, 2002.
Han JS. The Neurochemical Basis of Pain Relief by Acupuncture. A Collection of Paper 1973-1987, Beijing
Medicine University 1990.
Hopwood V, Lovesey M, Mokone S. Acupuncture and related technique in physical therapy. Churchill
Livingstone, 1997 : 191
Hou LD. Muscle Injuries and Pain Involving Back and Limbs. Clinical and experimental studies on acupuncture
treatment of muscle injuries: TCM Press CA 91744, USA, 2000.
Jie Lu Shao. Acupuncture for Musculoskeletal Injury, Peoples Medical Publsihing House, Beijing-London-New
york. 2008
Jin GY, et al. Contemporary Medical Acupuncture. A system Approach. Higher Education Press, 2006.
Kittelberger,K.P., Borsook,D., Neural Basis of Pain in Borsook,D., etal, The Massachusetts General Hospital
Handbook of Pain Management, Little, Brown and Company, Boston, 1995
Lu Shaojie. Handbook of Acupuncture in the treatment of Nervous System Disorders. Donica Publ. 2002
Myers TW. Anatomy Trains. Myofascial Meridian for Manual and Movement Therapists. Churchill Livingstone,
2001.
Naeser MA, Wei XB. Laser acupuncture. An introductory textbook for treatment of pain, paralysis, spasticity and
other disorders. Boston Chinese Med., 1994 : 72
Naeser MA, Wei XB. Short Synopsis : Efficacy of Low Energy Laser in the Stimulation of Hair Growth in
Alopecia Areata ang Alopecia Totalis in Adults and Children. Naeser Lecture Notes.
Saputra K. Acupuncture Technique Treating Trigger Point. Konas Indonesian Pain Society 25-27 April 2002.
Saputra K. Acupuncture. Bioenergetic and Homeostasis Network, LP3A 2003.
Saputra K. Akupunktur analgesia. Meridian Vol. IV/3. DPD PAKSI Jatim, 1997 : 142 151
Saputra K. Laser untuk biostimulasi pada akupunktur. Meridian Vol. IV/1. DPD PAKSI Jatim, 1997 : 48-50
Saputra, Koosnadi, dkk., Akupunktur untuk cedera otot dalam buku Akupunktur Olahraga, LP3A-AAS-Hidami,
Surabaya. 2008.
Schneideman I. Medical acupuncture, Acupuncture in the inner ealer. Everbest Printing Co Ltd, Hongkong 1988
Sherwood,L; Human Physiology From Cell to System, Chapter 4 Neuronal Physiology Chapter 5 The Central
Nervous System, Chapter 6 the Peripheral Nervous System : Afferent Division, Thomson, Brooks/Cole,
Australia, 2004.
Sidharta Priguna, Sakit Neuromuskuloskeletal dalam praktek umum. PT. Dian Rakyat, Jakarta. 1983.
Starmard,C.F., Booth,S., Churchills Pocketbook of Pain, Chapter 1 Anatomy and Physiology of Pain, Churchill
Livingstone, Edinburgh, 1998.
Starwynn D. 2004. Microcurrent Electro-Acupuncture. Bio-electric Principles, Evaluation and Treatment. Desert
Heart Press, Phoenix, Arizona.
Stone, R. A Course in Manipulative Therapy with Principles and Illustrations of the New Energy Concept of the
Healing Art.
Tao Ma Y, Mila Ma, Zang Hee Ch. Biomedical Acupuncture for Pain Management. An integrative approach.
Elsevier Churchill Livingstone, 2005
. WHO International Standard Terminologies on Traditional Medicine in the Western Pacific Region. World
Health Organization Western Pacific Region, WHO 2007
. WHO Standard Acupuncture Point Locations in the Western Pacific Region. World Health Organization
Western Pacific Region, WHO 2008
Wright,A., Neurophysiology of pain and pain modulation, in Strong,J., etal, Pain : a Textbook for Therapists,
Churchill Livingstone, Edinburgh, 2004.
Zaofa Z, Ding Z, Xiping J. Fundamental and clinical practice of electroacupuncture. Beijin Science & Tech.
Press, 1994 : 175
Titik akupunktur
Dalam salah satu artikel tentang Akupunktur disebutkan bahwa di dalam jalur meridian mengalir 2 macam arus
energi yaitu energi "Yang" (positif,panas) dan energi "Ying" (negatif,dingin). Manusia atau bagian tubuh manusia
akan sehat apabila arus energi yang melalui meridian terdapat keseimbangan antara arus energi "Yang" dan arus
energi "Ying". Kalau "Yang" dan "Ying" tidak seimbang maka manusia akan terganggu kesehatannya atau sakit.
Kelebihan energi "Yang" akan menimbulkan gangguan atau sakit dengan gejala kelebihan energi misalnya panas,
kejang-kejang, rasa nyeri. Kelebihan energi "Ying" atau kekurangan energi "Yang" akan menimbulkan gangguan
atau sakit yang ditandai dengan gejala kekurangan energi misalnya dingin, lumpuh, baal/mati rasa/anaesthesia.
Di titik-titik tertentu pada meridian terdapat pusat kontrol yang mengatur arus energi "Yang" dan "Ying" untuk
suatu bagian tubuh atau organ tertentu. Titik inilah titik yang dikenal sebagai titik akupunktur. Apabila terdapat
kelebihan energi "Yang" di suatu bagian tubuh atau organ tertentu maka sinshe akan menusuk titik akupunktur
untuk menghambat aliran energi "Yang" sehingga tercapai keseimbangan antara energi "Yang" dan "Ying".
Apabila terdapat kelebihan energi "Ying" atau dengan kata lain kekurangan energi "Yang" maka sinshe akan
menusuk titik akupunktur lalu memutar-mutar jarum akupunktur untuk merangsang energi "Yang" sehingga
tercapai keseimbangan antara energi "Yang" dan "Ying". Jadi yang dilakukan pada akupunktur adalah
merangsang atau menghambat energi "Yang".
Perkembangan selanjutnya dari akupunktur adalah : 1. Memasukkan obat melalui jarum dengan menggunakan
jarum akupunktur yang berlubang ditengahnya. 2. Menghubungkan jarum akupunktur dengan arus listrik lemah
(arus DC) 3. Menekan titik akupunkture dengan jari atau benda tumpul (accupressure)
Macam Meridian
Fungsi
Fungsi meridian antara lain:
Hubungan ini terbentuk menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang beraksi bersamaan terhadap
rangsangan yang berperan dalam pertahanan tubuh. Akan tetapi, jika ada penyakit masuk ke dalam meridian,
maka meridian bisa menjadi jalur penyakit untuk menyebar dalam tubuh, karena itu kita harus merangsang titiktitik pada meridian untuk mengusir penyakit.
Macam Meridian
Ada 12 meridian utama yang menghubungkan organ tubuh kita
1. Meridian Paru (di jalurnya ada 11 pasang titik akupunktur)
2. Meridian Usus Besar (di jalurnya ada 20 pasang titik akupunktur))
3. Meridian Lembung (di jalurnya ada 45 pasang titik akupunktur))
4. Meridian Limpa (di jalurnya ada 21 pasang titik akupunktur))
5. Meridian Jantung (di jalurnya ada 9 pasang titik akupunktur))
6. Meridian Usus Kecil (di jalurnya ada 19 pasang titik akupunktur))
7. Meridian Kandung Kemih (di jalurnya ada 67 pasang titik akupunktur))
8. Meridian Ginjal (di jalurnya ada 27 pasang titik akupunktur))
9. Meridian Selaput Jantung (di jalurnya ada 9 pasang titik akupunktur))
10. Meridian Tri Pemanas (di jalurnya ada 23 pasang titik akupunktur))
11. Meridian Empedu (di jalurnya ada 44 pasang titik akupunktur))
12. Meridian Hati (di jalurnya ada 14 pasang titik akupunktur))
Meridian lainnya antara lain:
1. Meridian Ren (di jalurnya ada 24 titik akupunktur)
2. Meridian Du (di jalurnya ada 28 titik akupunktur)
1.
2.
3.
4.
Kata atau frase kunci yang bisa kita sebutkan untuk tiap titik: masih tersisa rasa
nyeri di kepala.
Langkah 7
Jika tidak ada perkembangan sama sekali (derajat kesulitan tetap
tinggi), atau hanya turun di angka tertentu (misalnya 3) dan tidak bisa mencapai
0, biasanya ada emosi negatif yang mendasari masalah tersebut. Periksalah
emosi negatif yang menjadi akar masalah kita, dan singkirkan hal itu dengan
prosedur yang serupa.
Lalu, Dimana Sebenarnya Letak Rahasia nya ?
Pengalaman penulis dalam buku Finding You, kunci dari keberhasilan teknik EFT
ini adalah pada seberapa spesifik kita bisa merumuskan masalah/sakit kita,
yang mencerminkan kemampuan kita dalam mencari akar masalahnya, yaitu
emosi negatif yang kita rasakan. Semakin jelas dan spesifik masalah/sakit yang
bisa kita rumuskan, berarti semakin jelas dan spesifik energi/emosi negatif yang
mendasarinya, berarti juga semakin mudah untuk di tangani dengan EFT.
Dan juga, semakin mampu kita berserah kepada Tuhan yang Maha Esa,
semakin rela kita menerima apa adanya, maka semakin tinggi keberhasilan EFT
ini.
Apakah kita percaya teknik EFT ini ? Semuanya tergantung kita, kembali
kepada diri kita masing-masing. Kita sendiri yang menentukan. Tentu saja kita
tidak bisa melihat dan membuktikan hasilnya tanpa mencoba. Cobalah pada
semua hal/permasalahan yang kita hadapi, dan lihat hasilnya..
Lalu, misalnya, dengan atau tanpa alasan apapun, tetap saja masalah/sakit yang
kita hadapi tidak berkurang, atau tidak bermakna perubahannya, adakah hal lain
yang bisa kita lakukan ?
Temukan jawabannya di buku Finding You..
Dengan cara yang sangat sederhana, ya benar, SANGAT sederhana..
Hasilnya, kadang tidak hanya perbaikan atau kesembuhan yang bisa kita
dapatkan, namun keajaiban..
Semua berasal dari anda, diri anda.
Agus Suarsana
www.FindingYou.web.id
fluorescent yang sangat kecil untuk menampakkan penyebaran meridian. Mereka menemukan bahwa meridian
merupakan saluran penghubung utama pada proses peralihan sel kanker, lalu memaparkan penemuan ini di forum
akademis internasional. Saat ini kalangan kedokteran umumnya berpendapat bahwa proses peralihan sel kanker
hanya melalui saluran darah dan saluran limpa saja.
Hasil penelitian Soh Kwang-Sup saat ini hanya mampu menampakkan foto dari sebagian meridian saja, belum
dapat mengamati penyebaran jaringan seluruh meridian di seluruh tubuh. Namun mereka dengan yakin berujar,
"Pasti akan dapat mengembangkan sejumlah antibodi, metode pewarnaan baru, metode pemotretan baru, dan
cepat atau lambat akan dapat membuktikan keberadaan sistem jaringan meridian tersebut."
Dalam ilmu kedokteran Tiongkok kuno, dikenal adanya sistem sirkulasi meridian di dalam tubuh manusia, yang
menghubungkan organ dalam tubuh dengan lengan dan kaki, dan mengedarkan energi berupa Qi (baca: chi) serta
darah, yang terbagi menjadi saluran besar yang dinamakan meridian dan saluran bercabang yang dinamakan
Vena. Kehidupan manusia tergantung pada gizi dan terjaganya darah dan Qi. Saat meridian tidak lancar, maka
akan timbul penyakit pada manusia.
Namun ilmu otopsi yang meneliti mayat tidak dapat menemukan keberadaan meridian, yang terlihat hanya
struktur saluran darah dan limpa. Hal inilah yang menyebabkan banyak dokter barat yang menyangkal
keilmiahan ilmu kedokteran tradisional Tiongkok, karena teori kedokteran Tiongkok kuno berlandaskan pada
ilmu meridian ini, sehingga jika meridian ini tidak ada, bukankah berarti ilmu kedokteran tradisional Tiongkok
adalah sesuatu yang tidak memiliki dasar dan sumber apa pun?
Namun seiring dengan perkembangan electronic bio-engineering Barat, ilmuwan Barat mulai memanfaatkan alat
elektronik tersebut untuk membantu mata manusia dalam menemukan banyak fenomena ajaib pada titik
akupunktur, dan baru menyadari keunggulan ilmu kedokteran tradisional Tiongkok.
Titik akupunktur adalah titik unik yang berada pada saluran penghubung pada sistem meridian, pengumpulan,
dan penyaluran Qi dan darah melalui titik akupuntur ini memiliki reaksi tertentu, yang merupakan titik reaksi
berbagai jenis penyakit, sekaligus juga merupakan titik stimulasi pada ilmu tusuk jarum dan pijat refleksi pada
terapan pengobatan medis. Umumnya manusia normal memiliki 26 buah saluran meridian, dan 741 titik
akupunktur yang sering ditemui.
Seorang insinyur dari Uni Soviet, S.V. Kirlian, pada 1939 untuk kali pertama membuktikan eksistensi meridian
dengan sebuah alat. Mereka menggunakan teknik fotografi medan radiasi frekuensi tinggi untuk memotret
berbagai bagian pada tubuh manusia, dan mendapati bahwa pada sejumlah bagian tubuh manusia memancarkan
sinar yang luar biasa kuat. Mereka menggambarkan kembali bagian-bagian tersebut, dan mendapatinya persis
sama dengan 741 titik akupuntur seperti yang disebutkan pada teori meridian dalam ilmu kedokteran tradisional
Tiongkok. Hal ini sempat mengguncang dunia ilmu pengetahuan waktu itu, selanjutnya berbagai negara turut
mulai mengembangkan penelitian dalam bidang ini.
Pada 1998, Fudan University, Shanghai menemukan adanya korespondensi antara titik akupuntur pada meridian
dengan struktur tissue konektif yang sangat dalam, yang kaya akan elemen logam seperti kalsium, fosfor,
potassium dan lain-lain, terutama kandungan kalsium di dalamnya mencapai lebih dari 40 kali lipat bahkan 100
kali lipat daripada bagian-bagian yang bukan merupakan titik akupunktur, padahal ion kalsium adalah media
penghantar paling penting di dalam tubuh manusia. Mereka juga menemukan korespondensi antara mekanisme
membran interoseus dengan meridian, mirip sekali dengan struktur kolagen bundle pada fiber optic.
Pada 2005, Ding Guanghong dan tim dari Fudan University, Shanghai menemukan bahwa penyebaran vascular
kapiler pada manusia umumnya tidak beraturan, namun vascular kapiler di sekitar titik akupuntur terlihat sejajar
dengan arah meridian, saat terjadi perbedaan tekanan pada titik akupuntur yang berdekat-an, di dalam meridian
akan terbentuk aliran cairan membrane atau jaringan di antara jalur kapiler.
Kini di seluruh dunia terdapat banyak instansi yang secara khusus meneliti keberadaan meridian. Diyakini akan
ada lebih banyak lagi temuan teknologi yang bakal melengkapi kekurangan pemahaman manusia di bidang ini.
Kesimpulan : dengan adanya penemuan-penemuan ini terbukti sudah bahwa sesuatu yang metafisik dan selalu
dibilang hoax oleh orang-orang skeptis perlahan tapi pasti akan terbukti bahwa hal yang metafisik bisa terbukti.
Tidak menutup kemungkinan di masa mendatang ilmuwan mampu membuat peralatan yang mampu mendeteksi
keberadaan mahluk astral.
Pernahkah Anda mendengar seseorang menderita penyakit maag karena stress? Hmmm tentu sering bukan.
Pernahkah Anda berpikir mengapa orang stress kok bisa sakit maag? Bukankah stress itu terjadinya di pikiran
dan penyakit maag itu menyerang lambung organ fisik?
Atau mungkin pernahkah Anda ingin menceritakan sesuatu yang sangat berat kepada seseorang yang sangat
dekat dengan Anda? Bagian tubuh manakah yang akan merasa tidak nyaman saat hendak mengatakan hal itu
pada orang lain? Ya betul bagian di perut dan ulu hati terasa seperti ingin meledak bukan? Mengapa itu bisa
terjadi?
Pada jaman dahulu para tabib di Cina telah menemukan suatu teknik pengobatan yang sekarang kita kenal
dengan nama akupuntur. Mereka menemukan bahwa di permukaan kulit kita tersembunyi berbagai titik syaraf
yang memiliki hubungan dengan organ tertentu di tubuh kita. Mereka berhasil menyembuhkan penyakit klien
dengan menusukkan jarum pada titik-titik di permukaan kulit yang disebut titik meridian. Apa yang dilakukan
para ahli akupunktur itu sebenarnya adalah membebaskan sumbatan energi pada titik-titik meridian itu sehingga
sistem energi dan metabolisme menuju organ tersebut menjadi lancar.
Nah sekarang pernahkah Anda terpikir apakah yang bisa menyebabkan sumbatan pada titik-titik meridian kita
sehingga organ fisik yang berhungan dengan titik itu terganggu? Ada dua hal yang menyebabkan sumbatan pada
titik meridian kita. yang pertama adalah makanan. Makanan yang kita makan bisa menyebabkan sumbatan kecil
namun terus menerus pada titik meridian kita. Jika pola makan kita tak kunjung membaik maka akhirnya organ
yang bersangkutan akan terganggu. Yang kedua adalah emosi. Emosi adalah sebuah kekuatan dahsyat yang
sangat berpengaruh pada sistem meridian manusia. Berikut adalah daftar emosi dan pengaruhnya terhadap titik
meridian yang berhubungan dengan organ-organ di tubuh kita :
Nama emosi
Kemarahan
Kesedihan mendalam
Depresi
Trauma mendalam
Kecemasan
Kekhawatiran akan masa depan
Ketakutan
Rasa bersalah
Perasaan mudah tersinggung
Malu
Perasaan iri
Setelah melihat daftar di atas masihkah kita ingin tetap memiliki emosi negatif dan pemikiran negatif tentang diri
sendiri dan orang lain? Bagaimanakah menghilangkan emosi negatif itu? Saya sedang menuliskan sebuah buku
yang berjudul The Secret of Instant Change yang akan terbit dalam waktu dekat. Buku ini akan membahas
seluk beluk mendetail tentang negatif core belief dan bagaimana mengatasinya sehingga kita bisa melaju
mengejar impian kita dengan beban yang jauh lebih ringan atau bahkan tanpa beban sama sekali. Buku ini adalah
kristalisasi pengalaman melakukan praktek konseling dan terapi bersama klien dewasa dan anak-anak sejak 1995
yang diperkuat dengan berbagai riset literatur dalam dunia psikologi barat modern. Informasi lebih lanjut tentang
buku The Secret of Instant Change dapat Anda peroleh di situs ini.