Anda di halaman 1dari 23

AKUPUNKTUR

Akupunktur telah dipergunakan untuk mengobati berbagai penyakit, baik secara tersendiri maupun sebagai
pengobatan penunjang terhadap pengobatan lain, dan dapat digunakan untuk estetika/kecantikan medik
(meremajakan dan mengembalikan vitalitas organ tubuh).
Kata Akupunktur berasal dari kata acus yang berarti jarum dan kata punctura yang berarti menusuk. Sehingga
akupunktur dikenal sebagai suatu ilmu dan seni pengobatan Cina dengan menggunakan metode penusukan jarum
pada titik-titik tertentu (Jingluo / Cing Luo atau Meridian) di permukaan tubuh dengan tujuan utama menjaga
keseimbangan bioenergi tubuh sehingga dapat menyembuhkan penyakit atau mencapai kondisi kesehatan
tertentu.

Memahami Akupunktur
Telah umum kita ketahui bahwa darah kita memiliki jaringan sirkulasi darah, begitu pula syaraf mempunyai
jaringan syaraf. Dalam teori kesehatan Cina Kuno, diyakini di dalam tubuh kita ada jaringan energi (Chi) yang
saling berhubungan satu dengan lainnya. Hubungan energi tersebut terjalin melalui jalur yang disebut meredian.
Jika jalan energi pada meredian lancar, maka akan tercipta keharmonisan dalam tubuh, dan tubuh kita mampu
melawat penyakit, sebaliknya jika terjadi hambatan atau ketidakharmonisan pada jalan energi tersebut, maka
aliran energi menjadi tidak lancar dan berakibat kepada gangguan kesehatan.
Penusukan jarum akupunktur pada titik-titik tertentu ditujukan untuk memberikan rangsangan yang mampu
membuat jalur energi yang terhambat kembali normal, sehingga energi akan tersalur secara harmonis.

Metode Terapi Akupunktur


Hingga saat ini metode terapi akupunktur mencapai 38 macam, antara lain:
A. Berdasarkan Daerah Terapi
1. Titik Akupunktur Klasik (titik tubuh, titik meredian, titik umum) terdapat 361 titik tubuh didalam 12
meredian umum, meredian istimewa Ren (XIII) dan meredian istimewa Tu (XIV)
2. Titik Akupunktur Istimewa, yaitu;
o Titik Akupunktur Gaib (Strange Acupuncture Points) terdapat 163 titik
o

Titik Akupunktur Baru (New Acupuncture Points) terdapat lebih dari 100 titik

Titik Akupunktur Berkelompok Tiga (Triple Acupuncture Points) terdapat 12 kelompok titik

3. Titik Akupunktur Telinga terdapat 200 titik


4. Titik Akupunktur Kulit Kepala (Titik Akupunktur Serebral) terdapat 15 titik
5. Titik Akupunktur Tangan terdapat 36 titik diluar meredian tangan
6. Titik Akupunktur Kaki terdapat 31 titik diluar meredian kaki
7. Titik Akupunktur Muka terdapat 24 titik diluar meredian wajah
8. Titik Akupunktur Hidung terdapat 23 titik diluar meredian hidung
9. Titik Akupunktur Pergelangan Tangan dan Kaki terdapat 6 titik pada pergelangan tangan dan 6 buah titik
pergelangan kaki diluar meredian tangan dan kaki
10. Akupunktur Kelenjar Limfe (Lymph Node Puncture Therapy, Zero Therapy, Celing Pa Cie, Ling hao)
Metoda perangsangan pada kelenjar limfe untuk meningkatkan daya tahan jaringan tubuh, terutama
daya anti radangnya.
o Cara perangsangan yang dapat diterapkan pada metoda ini seperti: jarum dingin, jarum panas,
penyuntikan obat, kuretase, pengikatan dan lainnya.
B. Berdasarkan Alat Terapi
1. Jarum Kulit (Skin Needle, Plum Blossom Needle, Childrens Needle, Pi fu cen) pada titik umum
o

2. Jarum Tembikar (Porcelain Needle, Tao cen) pada titik khusus


3. Jarum Tumpul pada titik umum

4. Jarum Panjang (Utra Long Needle, Meng Men) pada titik umum
5. Jarum Dalam Kulit dan Jarum Bawah Kulit (Intradermal Needle dan Subcutaneus Needle) pada titik umum
6. Jarum Besar (Bareefoot Doctor Needle, Red Doctor Needle, Giant Needle, Ce I Cen) pada titik umum
7. Jarum Darah (Blood Needle, San Lin Cen) pada titik tertentu dalam meredian
8. Jarum Panas (Heat Needle, Warm Needle, Wen Cen) pada titik umum

9. Jarum Api (Flame Needle, Fire Needle, Temper Needle, Heu Cen) pada kelainan seperti limfadenitis kronis,
bisul kronis, bisul bermata ganda (karbunkel), kelainan kulit, kesemutan dan rematik
10. Jarum Listrik (Electro-Accupuncture Therapy) pada titik akupunktur yang dikehendaki
11. Akupunktur Penyuntikkan (Parenteral Therapy, Aquapuncture Therapy) pada titik akupunktur yang dikehend
12. Akupunktur Penyuntikkan Udara (Pneumo Needling Therapy) pada titik akupunktur yang dikehendaki
13. Akupunktur Elektroforesis (Loci Medicinal Electrophoresis Therapy, Loci Medicinal Iontophoresis) pada
titik akupunktur yang dikehendaki
14. Akupunktur Eksitasi Listrik (Electrical Excitation Therapy) pada titik akupunktur yang dikehendaki
15. Akupunktur Radiasi Sinar Infra Merah (Infra Red Loci Irradiation Therapy) pada titik akupunktur yang
dikehendaki
16. Akupunktur Radiasi Sinar Ultra Lembayung (Ultra Violet Loci Illumination Therapy) pada titik
akupunktur yang terpilih
17. Akupunktur Radiasi Sinar Laser (Lasseropuncture) pada titik akupunktur yang dikehendaki
18. Akupunktur Gelombang Suara (Sonopuncture) pada titik akupunktur di daerah nyeri
19. Akupunktur Bola Perak (Silver Ions Intemittent Stimulation Therapy) pada titik akupunktur yang
dikehendaki
20. Akupunktur Stapel (Stapling Intermittent Stimulation Therapy) pada titik akupunktur telinga
21. Akupunktur Perangsangan Listrik Permukaan Kulit (Transcutaneous Electro-acupuncture, Continous
Intermittent Electrical Skin Stimulator) pada titik akupunktur yang dikehendaki
22. Moksibusi (Moxibustion) pada titik akupunktur tertentu
23. Kop (Vacuum Cupping Therapy, Pa Hou Kuan) pada titik akupunktur tertentu
C. Berdasarkan Teknik Terapi
1. Akupunktur Penyungkitan (Pricking Therapy, Tiao Ce) pada tempat-tempat tertentu
2.

Akupunktur Pemotong (Cutting Therapy, Ke Ce) pada tempat-tempat tertentu

3.

Akupunktur Penjahitan, Penanaman dan Pengikatan Simpul (Threading, Burying and Ligation of Suture
Therapy of Loci) pada titik tertentu pada meridian
Akupunktur Perangsangan Kuat (Strong Stimulation Therapy of Loci, Sie Wei Ciang Ce Ci) pada
tempat-tempat tertentu
Akupunktur Tulang (Osteopuncture) pada selaput luar tulang (periosteum) yang kaya akan jaringan
syaraf.

4.
5.

Beberapa Penyakit yang dapat diobati dengan Akupunktur


A. Keadaan Gawat Darurat
1. Koma
2. Pingsan (Fainting)
3. Pingsan akibat sengatan matahari (Sunstroke)
4. Pingsan karena kepanasan (Heat Stroke)
5. Syok (Shock)
6. Tenggelam (Drowning)
B. Penyakit Paru-paru dan Saluran Nafas
1. Batuk (Cough)
2. Batuk Darah (Haemoptysis)
3. Bengek (Asthma Bronchiale)

4. Bron Khitis (Radang Cabang Tenggorok)


5. Flu (Influensa)
6. Masuk Angin (Common Cold)
7. Sesak Nafas (Syspnoe)
C. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
1. Berdebar-debar (Palpitation)
2. Kekakuan Dinding Pembuluh Darah (Athero Sklerosis)
3. Penyakit Jantung (Angina Pectoris)
4. Tekanan Darah Tinggi (Hypertensi)
5. Varises (Varicose Veins)
D. Penyakit Saluran Pencernaan
1. Burut (Hernia)
2. Burut Poros Usus (Prolapse Rectum)
3. Busung Perut (Ascites Swelling of The abdomen dan Fung Tong)
4. Gangguan Pencernaan (Indigesstion: Dyspepsia)
5. Mencret (Diarhea)
6. Muntah (Vomitus: Ou Tu)
7. Muntah Darah (Haematemesis)
8. Nafsu Makan Kurang (Anorexia Neruosa)
9. Nyeri Perut (Abdominal Pain)
10. Neri Lambung & Tukak Lambung (Gastralegia & Peptic Ulcer)
11. Perdarahan Dubur (Rectal Bleeding)
12. Perut Kembung (Aerocdlom)
13. Radang Usus Buntu (Appendicitis)
14. Tukak Dubur (Anal Fissure)
15. Sembelit (Constipation)
16. Wasir (Hemorrhoids)
E. Penyakit Saluran Kemih
1. Air Kemih Tertahan (Retention of Urine)
2. Beser Kemih (incontinentia Urine)
3. Kegagalan Berkemih (Anuria)
4. Kolik Ginjal (Renal Colic)
5. Ngompol Malam (Nocturnal Enuresis)
6. Radang Saluran Kemih (Urethritis)
7. Nyeri Berkemih (Dysuria)
F. Penyakit Metabolik Endodrin dan Gizi
1. Beri-beri (Deficiency Vitamin B, Tiaoci)
2. Kegemukan Badan (Berat Badan Lebih, Obesity)
3. Kencing manis (Deabetes Mellitus, Xiao Ke)

4. Kurang Darah (Anamia)


5. Pembesaran kelenjar Gondok (Ayperthyroidism,Goithre, Struma, Ing Ci)
G. Penyakit Hati, Kandung Empedu dan Saluran Empedu
1. Batu Empedu (Cholelithiasis)
2. Radang Hati Menular (Infections Hepatitis)
3. Radang Kandung Empedu (Cholecystitis)
4. Kuning (Jaundice)
H. Penyakit Otot Tulang dan Sendi
1. Kejang Otot Betis (Gastrocnemius Cramp)
2. Leher Kaku (Stiff, Strained neck)
3. Nyeri Pinggang (Lumbar Pain)
4. Radang Sendi (Arthritis)
5. Rematik Sendi (Arthritis Rheumatoid)
6. Sindroma Wei (Progressive Muscular Atrophy)
7. Terkilir (Sprain)
I. Penyakit Mata
1. Kejang Kelopak Mata (Blepharospasmus)
2. Penglihatan Kabur (Cataract, Blurred Vision)
3. Bular Mata (Penyakit Awan Hitam Glaupoma)
4. Rabun Jauh (Cadok, Myopa)
5. Radang Pinggir Kelopak Mata (Blepharitis)
6. Radang Selaput Lendir mata (Conjung Tivitis)
J. Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorok
1. Mimisan (Epistaxis, Mu Xue)
2. Pusing Tujuh Keliling (Vertigo, Xuan Yun)
3. Radang Selaput Lendir Hidung (Pilek, Rainting, Nasal Catarrh)
4. Radang Sinus (Sinusitis)
5. Radang Tekak Tenggorokan (Pharyngitis)
6. Radang Tonsil (Tonsilitis)
7. Telinga Berdengung (Tennitus)
8. Tuli Gagap (Deafness Stuttering, Long Ya)
K. Penyakit Gigi dan Mulut
1. Beguk (Bengok, gondongan, Numps, Parotitis)
2. Kejang Otot Rahang (Trisumus, Lockjaw, Kouyin)
3. Radang Selaput Lendir Mulut dan Gusi (Stomatogingiuitis)
4. Radang Lidah (Glossitis)
5. Sakit Gigi (Nyeri Gigi, Dentalgia, Toothache)
L. Penyakit Kulit dan Kelamin
1. Balak (Vitiligo, Hives)
2. Biduran (Urticaria, Hives)

3. Bisul Mata Satu (Bois, Furuncle)


4. Eksim (Dermatitis)
5. Erisipelas
6. Gatal-gatal (Pruritus)
7. Jerawat (Acne)
8. Penanahan (Abscess)
9. Radang Pembuluh Getah Bening (Lymphangitis)
10. Rambut Rontok (Kebotokan, Alopecial)
M. Penyakit Syaraf
1. Gangguan Rasa Raba (Ras Baal, Kesemutan Numbness, Dysaesthesia)
2. Hilang Ingatan (Amnesia)
3. Kejang Mendadak (Acute Conyulsion)
4. Ketegangan Syaraf (Neurasthenia)
5. Lumpuh Kedua Tungkai (Paraplegia)
6. Lumpuh Sebelah (Hemiplegia)
7. Lumpuh Wajah Sebelah (Facial Paralysis, Bells)
8. Nyeri Syaraf Pangkal Paha (Ischialgia Eciatica)
9. Nyeri Syaraf Sela Iga (Intercostal Neuralgia)
10. Nyeri Wajah (Trigeminal Meuralgia)
11. Pitam Otak (Apoplexy, Stroke, Cerebral Vascular Accident)
12. Radang Syaraf Ganda (Multiple Neuritis, Polyneuritis)
13. Sakit Kepala (Headache)
14. Sindroma Servikalis (Neuralgia Sevikalig)
N. Gangguan Jiwa dan Penyakit Jiwa
1. Gangguan Jiwa Depresif dan Manik (Depresive and Manik Mental Disorders)
2. Histeria
3. Sukar Tidur (Insomnia)
4. Kecemasan (Anxiety)
5. Lemah Syahwat (Impotence)
6. Mimpi Basah dan Beser Air Mani (Nocturnal Emission Seminal Emission)
7. Penyakit Jiwa Skizoprenik (Schizophrenia)
O. Gangguan Jiwa dan Penyakit Jiwa
1. Air susu Ibu Berkurang (Lactation Insufficiency)
2. Burut Kandungan (Prolapse Uteri, Decensus Uteri)
3. Gejala Hamil Muda (Morning Sikness)
4. Haid tak Teratur (Irregular Menstruation)
5. Kandungan Tidak Subur (Infertility, Sterility)
6. Kejang Hamil (Eclampsia, Si Sian)
7. Sindroma Mati Haid (Meno Pausal Syndrome)

8. Kelainan Letak Janin (Malpresentation)


9. Keputihan (Leucorrhea, Flour Albus, Vagina Disscharge)
10. Nyeri Haid (Dysmfn Orrhoe, Tong Ying)
11. Perdarahan Haid (Menorrhagia)
12. Persalinan Lama (Prolonged Labour, Dystocia)
13. Radang Alat Panggul (Pelvic Inflammatory, Pelvioperitonitis)
14. Radang Payudara Mendadak (Acute Mastitis)
15. Radang Pengiring Rahim (Adnexitis, salpingo Oopheritis)
16. Tidak Datang Haid (Amenorehea)
P. Penyakit Anak
1. Batuk Rejan (Batuk 100 Hari, Whooping Scugh, Pentusis)
2. Kejang Anak (Infantile Convulsion)
3. Mencret Pada Anak (Infantile Diarrhea)
4. Polio (Poliomielitis)
Q. Penyakit Menular dan lain-lain
1. Bengkak (Edema)
2. Demam (Febris, Fever of Unknown Origin)
3. Disentri
4. Kantong Mata (Eye Bag)
5. Keriput (Wrinkles)
6. Ketagihan Minuma Keras (Alkoholisme)
7. Ketergantungan Obat ( Drug Addiction)
8. Malaria
9. Muntah Berak Menular (Gastrooenteritis Choleritormis)
10. Peluh Mendadak (Spontaneous Sweating, Si Han)
11. Perokok Berat (Smoking Addiction)

Beberapa Perawatan melalui Akupunktur Kecantikan


1. Merawat Keriput
2. Merawat Buah Dada
3. Menambah Berat Badan
4. Merawat Bells Palsy
5. Merawat Jerawat
6. Merawat Vlek-vlek Hitam
7. Merawat Kantong Mata
8. Menahan Rasa Lapar
9. Melangsingkan Bagian-bagian Tubuh (Body Slimming)
10. Menstruasi Tak Teratur (A-Menorrhoe)
11. Menstruasi Nyeri (Dys-Menorrhoe)

Beberapa Kontra-Indikasi Akupunktur menurut WHO


1. Penderita dalam keadaan hamil
2. Penderita yang memakai Pace-maker untuk jantungnya
3. Menusuk daerah dekat terdapatnya tumor ganas
4. Menusuk daerah kulit yang sedang meradang

Titik Akupunktur
Titik Akupunktur
Anatomi dan fisiologi titik akupunktur
Titik akupunktur adalah titik yang terletak di permukaan tubuh yang memiliki cirri khas. Selain itu, titik
akupunktur merupakan titik tempat qi dari berbagai organ, yang dialirkan ke permukaan tubuh. Akibat adanya
aliran-aliran tersebut maka titik-titik ini akan menstimulasi organ-organ tertentu sehingga dapat berfungsi
dengan baik, apabila mendapat rangsangan.
Karakteristik dari titik akupunktur sebagai berikut :
1. Berdiameter antara 1-2 mm.
2. Lokasinya terkonsentrasi di sekitar persarafan, terutama saraf autonom (zone of autonomic concentration)
dan vaskularisasi (peredaran darah) superficial.
3. Mempunyai sifat kelistrikan tertentu, misalnya potensi muatan listrik yang tinggi, tahanan listrik yang
rendah, daya hantar listrik yang tinggi, dan peka terhadap rangsangan.
4. Mempunyai daya hantar suara yang tinggi
5. Mempunyai suhu yang lebih tinggi dari jaringan di sekitarnya.
6. Mempunyai hubungan yang spesifik dengan organ dalam.
7. Mempunyai hubungan refleks dengan kulit (cutaneoreflex) dan reflek organ dalam (viscero-reflex).
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa pemilihan titik, ketepatan melokalisasi titik, maupun teknik
menusuk titik adalah hal-hal yang penting dilakukan dalam terapi akupunktur.
Sebagai upaya untuk mempermudah pemahaman tentang titik akupunktur maka titik akupunktur
dikelompokkan menjadi beberapa bagian.
1. Titik akupunktur di dalam meridian (titik intrameridian), yaitu titik yang letaknya di sepanjang meridian
organ (12 pasang meridian umum) dan meridian istimewa unilateral (M. GV dan M.CV). Perlu diingat bahwa
titik-titik meridian istimewa bilateral (M. yangciao, M. yinciao, M. yangwei, M. yinwei, M. tay, dan M.chung)
adalah milik meridian yang lainnya.
2. Titik akupunktur di luar meridian (titik ekstrameridian), memiliki indikasi yang khas dan lokasi titiknya
berdasarkan pada kaidah-kaidah topografi tertentu. Titik-titik ekstrameridian sudah memiliki nama tersendiri,
antara lain taiyang, yinthang, dan anmian.
3. Titik-akupunktur local (titik ahsi/ase), yaitu titik lokasi kelainan local yang dapat ditemukan dengan cara
pemeriksaan perabaan. Titik seperti ini tidak memiliki nama khusus, tetapi merupakan titik intrameridian atau
titik ekstrameridian. Titik ini timbul jika terjadi kelainan di daerah tertentu. Oleh karena itu, titik-titik seperti
ini disebut tender points, reflexing points, atau unfixed points.
Nama titik akupunktur
Nomenklatur titik-titik akupunktur sebagai berikut.
1) Berdasarkan nama keadaan alami, misalnya gunung, lembah, air mengalir, danau dan sumur.
Contoh :
o LI-11 (quchi), berarti danau kecil berliku,
o LU-9 (taiyuen), berarti sumur yang dalam,
o KI-7 (fuliu), berarti air yang terus mengalir, dan
o LI-4 (hequ), berarti lembah yang luas.
2) Berdasarkan jenis hewan, tumbuh-tumbuhan, atau peralatan
Contoh :
o ST-35 (dubi), berarti hidung sapi
o CV-15 (jiuwei), berarti ekor kura-kura
o ST-6 (jiache), berarti roda pipi, dan

o BL-2 (cuanzhu), berarti rumpun bamboo.


3) Berdasarkan bentuk bangunan (arsitektur)
Contoh :
o HT-7 (shenmen), berarti gerbang spiritual,
o ST-16 (yingchuan), berarti jendela dada,
o CV-22 (tiantu), berarti cerobong surga,
o SI-19 (tinggong), berarti istana pendengaran.
4) Berdasarkan fenomena astronomi atau iklim alam
Contoh :
o SP-3 (taibai), berarti planet venus,
o GB-20 (fengchi), berarti pengumpulan angin
o GB-24 (riyue), berarti matahari dan bulan
o LU-2 (yunmen), berarti pintunya awan.
5) Berdasarkan istilah-istilah anatomi tubuh
Contoh :
o CV-12 (zhongwan), berarti tengah lambung
o KI-11 (hengqu), berarti daerah kemaluan (pubis),
o LI-15 (jianyu), berarti sudut bahu, dan
o ST-31 (biguan), berarti sendi panggul
6) Berdasarkan sifat terapeutik
Contoh :
o BL-13 (feishu), berarti titik paru
o ST-1 (chengqi), beararti penerima air mata
o SP-10 (xuehai), berarti lautan darah
o CV-4 (guangyuen), berarti penyimpan qi utama
Keberhasilan melakukan terapi, antara lain ditentukan oleh ketepatan memilih titik, melokalisasi titik, dan
teknik menusuk titik titik yang bersangkutan. Untuk itu, keterampilan melokalisasi titik harus benar-benar
kuat.

Satuan dinamis untuk melokalisasi titik


Dalam ilmu akupunktur teknik melokalisasi titik berdasarkan kepada satuan dinamis yang disebut
acupuncture unit measurement (AUM). Satuannya dinyatakan dalam cun. Satuan ini dipakai untuk
menyatakan jarak/letak titik akupunktur, ukuran jarum, dan kedalaman tusukan jarum. Cun dipakai untuk
menyatakan jarak/letak titik dengan aturan berikut.
1. Yang dinyatakan sebagai cun atau acupuncture unit measurement adalah jarak antara sendi interphalang jari
tengah dan lekukan medial jika jari tengah seseorang dibengkokkan. Dalam hal ini, cun diperlakukan untuk
melokalisasi titik dengan jarak vertical pada meridian yang-tangan atau jarak horizontal pada titik-titik daerah
punggung. Patokan cun dapat diambil dengan lebar yang sama dengan sendi interphalang ibu jari yang
bersangkutan.
2. berdasarkan ukuran dinamisnya, satuan cun atau AUM berlaku untuk bagian tubuh berikut
a. Lebar empat jari tangan (tanpa ibu jari) adalah tiga cun.
b. Jarak antara kedua putting susu (nipples) adalah 8 cun
c. Jarak antara tulang dada (os processus xiphoideus) dengan umbilicus adalah 8 cun.
d. Jarak antara umbilicus dengan batas tumbuhnya rambut kemaluan (pubis) adalah 5 cun.
e. Jarak antara lekukan ketiak dengan lipatan siku tangan adalah 9 cun.
f. Jarak antara lipatan siku dengan lipatan pergelangan tangan adalah 12 cun
g. Jarak antara tulang panggul (os femoralis) dengan ujung bawah (distal) tulang lutut (os patellae) adalah 19
cun.
h. Jarak antara distal tulang lutut sampai tonjolan tulang mata kaki sebelah luar (os malleolus externus) adalah
16 cun.
i. Jarak antara tulang kaki (os tibialis) dengan tonjolan tulang mata kaki sebelah dalam (os malleolus internus)
adalah 13 cun.
j. Jarak antara batas dalam (medial) kedua tulang belikat (os scapulae) adalah 6 cun.
k. Jarak antara tonjolan tulang dahi (frontalis) sampai batas tumbuhnya rambut di dahi adalah 3 cun.
l. Jarak antara tumbuhnya rambut pada tulang dahi sampai titik GV-15 adalah 12 cun.
m. Jarak antara GV-15 (yamen) dengan GV-14 (dazhui) adalah 3 cun.

Di samping ukuran-ukuran dinamis, akupunkturis akan lebih mudah menjalankan prakteknya berdasarkan
patokan-patokan berikut.
1. Patokan yang pasti
Patokan yang pasti adalah lokasi titik yang tidak terpengaruh oleh faktor apapun meskipun tubuh pasien
bergerak atau berpindah posisi. Patokan seperti ini antara lain panca indra, tumbuhnya rambut, kuku, putting
susu, umbilicus, tonjolan tulang dan lekukan tulang. Contoh-contoh patokan pasti sebagai berikut.
o Ext-1 (yinthang) letaknya tetap, yaitu di antara ujung medial alis mata
o GV-25 (suliao) letaknya tetap pada ujung hidung
o CV-8 (shengque) letaknya di tengah umbilicus.
2. Patokan yang bergerak
Patokan yang bergerak adalah penentuan letak titik tertentu dalah bagian tubuh yang bersangkutan melakukan
gerakan.
Contoh-contoh patokan yang bergerak sebagai berikut.
o LI-11 (quchi) dapat ditentukan lokasinya setelah siku ditekukkan karena titik ini letaknya pada ujung lipatan
siku
o SI-3 (houxi) dapat ditentukan lokasinya setelah tangan digenggamkan karena letak titik ini pada ujung
lipatan telapak tangan sebelah luar.

Titik Akupuntur HEGU


Barakallahu fikum, semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan kepada antum sekalian, berikut ini adalah
penjelasan ringkas tentang titik akupuntur HEGU LI. 4.

Titik Akupuntur Hegu (Gabungan Lembah) LI. 4


Lokasi (lihat gambar) :
Lokasi Titik ini terletak antara 1 dan 2 tulang metakarpal. Hal ini dapat ditemukan dengan mengikuti tiga metode:
1. Buka lalu regangkan ibu jari dan jari telunjuk, lalu meletakkan lipatan transversal dari ibu jari satu tangan
di titik tengah margin diperpanjang antara ibu jari dan jari telunjuk yang lain. Tempat yang ujung jempol
meluas adalah Hegu (Usus Besar LI4).
2. Lipatan tegak lurus 2.A akan muncul jika ibu jari dan indeks jari-diperketat, bersama yang ada proses
berotot. Intinya adalah di atas tingkat otot dengan ujung lipatan tegak lurus.
3. Dengan ibu jari jari telunjuk terpisah, titik akan setengah jalan sepanjang garis yang menghubungkan
gabungan dari 1 dan 2 tulang metakarpal dan titik tengah margin antara ibu jari dan jari telunjuk.
Penjelasan :
Hegu adalah hal yang sangat umum dan berguna. Hal ini berguna untuk setiap kondisi yang berhubungan dengan
wajah dan kepala. Ini juga berguna untuk kondisi angin-Panas (flu). Hegu LI 4 dikenal sebagai titik nyeri di
tubuh. Di mana saja ada rasa sakit, gunakan LI 4.
Hegu mempunyai sifat: mengeluarkan panas luar, mengusir angin, membersihkan chi paru-paru, melancarkan chi
usus besar dan lambung.
Sebaiknya titik Hegu untuk tusuk jarum tidak digunakan kepada wanita yang sedang hamil.
Teknik penggunaan secara praktis pada titik Hegu bisa dilakukan dengan mencubit dengan kuku, memijat,
mencubit, menggosok. Kalau menggunakan jarum akupuntur bias ditusukkan tegak lurus sedalam 0,5 0.8 cun.
Cun adalah sekitar 33 mm jadi sekitar 1,6 cm lebih.

Indikasi Untuk Titik Akupunktur Hegu


1. sakit kepala depan dan samping,
2. sakit tenggorokan,
3. mata merah bengkak,
4. mimisan,
5. sakit gigi,
6. bengkak muka,
7. lumpuh,
8. bayi mencret,
9. kaki tangan kejang,
10. sakit panas tak keluar keringat,
11. haid tak datang,
12. kesulitan melahirkan,
13. buang air besar susah.
Insya Allah akan berlanjut ke pembahasan titik-titik akupuntur yang lainnya, semoga bermanfaat. Barakallahu
fikum

AKUPUNKTUR UNTUK MAXILOFACIAL

dr. I.B. Etika Putra


DR. Koosnadi Saputra, dr., SpR.
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Akupunktur
Puslitbang Sisjakkes Depkes RI
Pendahuluan
Permasalahan nyeri selalu menarik untuk dibahas karena nyeri adalah merupakan problema yang menyangkut
seluruh umat manusia, apalagi akupunktur telah menunjukkan keberhasilannya sejak ribuan tahun lalu untuk
mengurangi bahkan membebaskan manusia dari penderitaan nyeri, bahkan WHO pun telah merekomendasikan
nyeri sebagai satu indikasi untuk terapi akupunktur.
Sebagaimana didefinisikan oleh IASP (International Association for Study of Pain), nyeri adalah unpleasant
sensory and emotional experience associated with actual or potential tissue damage or described in terms of such
damage. Nyeri adalah sensasi yang mempunyai posisi spesial diantara bentuk sensasi yang lain, merupakan satu
mekanisme protektif untuk tubuh. Disamping mempunyai nilai informatif, input dari reseptor nyeri sangat kuat
mempengaruhi status emosional manusia.
Maxilofacial adalah daerah yang penting, baik fungsional maupun kosmetik, dimana masalah rahang dan wajah
sangat menentukan kwalitas hidup, baik kelainan fungsi maupun keluhan nyeri. Akupunktur sering menjadi
pilihan bagi penderita maxilofacial, karena dapat sebagai komplemen terapi medis yang lain.
Akupunktur dalam penelitian faal tubuh
Banyak studi yang menerangkan mekanisme fungsional akupunktur terutama regulasi fungsi organ tubuh, cara
kerja analgesik, proses imunologik dan fungsi penyembuhan jaringan yang dicoba diterangkan dengan sistim
sarah, sistim nerohumoral, neroendokrin.
Penjelasan diatas dihubungkan dengan saraf perifer, sumsum tulang belakang dan pusat-pusat diotak.
Tusukan jarum dihubungkan dengan nerotransmiter khususnya opiat endogen yang sangat populer dari
mekanisme faal akupunktur. Han (1997) mengatakan efek rangsang spesifik titik akupuktur yang tidak melalui
struktur syaraf, kemungkinan berasal dari transmiter humoral yang belum dapat diterangkan dengan jelas, tetapi
reaksi morfofungsional organ atau jaringan yang dapat mensekresi zat nerokimia dalam akupunktur dapat
dibuktikan dengan berbagai cara, baik pada hewan coba maupun relawan.
Secara umum, meskipun diketahui bahwa beberapa titik akupunktur dapat meningkatkan kadar endorfin dalam
darah maupun sistemik, tetapi mempunyai daerah tangkapnya berbeda, antara lain :
1. Titik usus besar no.4 untuk daerah kepala atau leher
2. Titik perikardium no.6 untuk daerah dada
3. Titik lambung no.6 untuk daerah atas abdomen
4. Titik limpa no.6 untuk daerah pelvis
Dengan demikian penggunaan titik akupunkturpun berbeda sesuai dengan kebutuhan daerah organ sasaran yang
dituju, modulasi rangsangan titik akupunktur juga menentukan reaksi faal dari organ sasaran (Han & Terenius,
1982)
Hantaran rangsang dari titik akupunktur
Nakatani, 1950 dalam Jing Yu, et al (1990) menamakan titik akupunktur sebagai Low resistance point dan jalur
meridian sebagai Low resistance line dengan pengukuran hambatan kulit dibanding jaringan sekitarnya.
Penelitian titik dan meridian akupunktur juga dilakukan dengan teknologi kedokteran nuklir melalui penyuntikan
isotop teknesium perteknetat pada titik akupunktur dilanjutkan dengan pelacakan dibawah kamera gamma
(Saputra 1991, Vernejoul 1991)
Saputra 1999, membuktikan keberadaan titik akupunktur adalah daerah aktif listrik pada permukaan tubuh
sebagai model pace maker jaringan yang mempunyai aktifitas spesifik sebagai model hantaran rangsang yang
tidak selalu melalui model anatomis yang sudah diketahui.
Akupunktur untuk anti inflamasi
Akupunktur yang mempunyai dasar filosofi Yin Yang dapat diartikan sebagai homeostasis dalam kedokteran
konvensional, dimana keseimbangan tersebut dapat melawan serangan penyakit dari luar melalui regulasi
bioenergi, menurut Bossy & Kahan dari Texas Medical School, konsep Yin Yang diatas merupakan regulasi dari
sistim imun. Menurut Nagano & Bossy, dari semua sistim yang relatif paling berhubungan dengan akupunktur
adalah peningkatan opioid peptida.
Mekanisme penghambatan nyeri dan analgesia
Analgesia dapat dicapai dari berbagai jalan :
Di level medulla spinalis dimediasi oleh aktivasi oleh serabut naik kaliber besar (A dan A). Rangsangan pada
reseptor non noxious melalui serabut A dapat menghambat transmisi signal nociceptive di cornu posterior. Hal
tersebut merupakan dasar dari teori gerbang (gate theory) dan Melzack dan Wall. Input ke cornu posterior juga

berasal dari serabut descenderen yang berasal dari supraspinal, melalui aktivasi interneuron yang menghambat
(inhibitory interneuron), terjadi di lamina II IV berasal dari
Periaquaductal grey (PAG) bersifat endorphinergic
Nucleus raphe magnus (NRM) bersifat serotonergic
Nucleus reticularis paragigantocellularis (NRPG) bersifat noradrenergic
Locus coeruleus (LC) bersifat noradrenergic
Semuanya akan merangsang/mengaktivasi interneuron melalui pelepasan enkephalin di lamina II IV dimana
berakhir di ujung-ujung syaraf C yang membawa rangsang nyeri lambat.
A. TRIGEMINAL NEURALGIA
Trigeminal sensory system
Adalah digambarkan dalam bagian skematik seperti dibawah ini :
Masalah trigeminal neuralgia (Hopwood, 1997)
Terutama nyeri yang sangat mengganggu kwalitas hidup menimbulkan rasa ketakutan, marah sekaligus putus asa
dengan serangan yang sering mendadak timbul pada waktu aktif maupun istirahat. Penyebab trigeminal neuralgia
juga sering idiopatik, meskipun juga merupakan simptom dari lesi sentral maupun tekanan dari ganglion N
trigeminus. Oleh karena itu tujuan dari terapi akupunktur adalah :
a. mengurangi sampai menghilangkan nyeri
b. menghilangkan spasme otot wajah
c. mengurangi kecemasan untuk mengembalikan keseimbangan hidup
Titik akupunktur yang dipakai untuk terapi trigeminal neuralgia
a. titik analgesia untuk daerah kepala dan leher, yaitu titik LI 4 yang terletak pada otot dorsal manus inter ori I
b. titik paru pada telinga sebagai titik analgesia dan mempunyai akses langsung pembentukan opiat endogen
c. titik lokal pada wajah dan daerah sensoris N trigeminus, yaitu :
daerah mandibula : ST 4, ST 5, ST 6
daerah pelipis : ST 8
Pola rangsangan pada titik akupunktur (Zaofa dkk, 1994)
a. titik Li.4 diberikan dengan frekwensi rendah dan intensitas tinggi (100Hz).
Tujuan rangsangan tersebut adalah :
Li.4 menimbulkan peningkatan sekresi opiat endogen ( endorphin) yang akan mempengaruhi nucleus
trigeminus pada mesensefalon.
Titik lokal wajah akan menghilangkan spasme otot dan blokade nyeri pada modalitas saraf tepi setelah ganglion
semi lunar untuk peningkatan met enkephalin dan serotonin.
Peningkatan opiat endogen juga merangsang imun respon pembentukan interleukin, substansi P, dan
pengingkatan peranan kelenjar pituitary juga hypothalamus anterior yang memproduksi Corticotrophin
Releasing Factor
Modalitas Laser pada Trigeminal Neuralgia
Laser untuk tujuan Biostimulasi secara umum mempengaruhi mediator biokimiawi antara lain cytokines,
histamine, bradykinin dan sistim komplemen, serotonin, dan prostaglandin yang merangsang proliferasi sel dan
Matrix Remodelling. Banyak penelitian pada hewan coba dari laser untuk tujuan foto biomodulasi antara lain;
rat, mouse, guinea pig, rabbit, dengan hasil yang dilaporkan tentang elektrofisiologi pada jaringan setelah
pemberian penyinaran laser.
Penggunaan sinar laser lunak pada akupunkur pada awalnya dipikirkan untuk mengganti jarum pada terapi
akupunktur terutama untuk menghilangkan rasa nyeri otot oleh Dr. Friederich Plong dari Canada tahun 1970
tanpa diketahui dasar penggunaan laser itu pada akupunktur dan terus dikembangkan oleh Kroetlinger tahun
1980, juga pakar dari China, Jepang, dan Eropa ; antara lain Wei 1981, Wu 1983, Qin 1987, Oshiro dan
Calderhead 1988, Shiroto et al 1989 dan Baxter 1989, dan mulai dapat diterangkan dasar penggunaan laser lunak
pada bio stimulasi akupunktur, tetapi yang terlihat sampai saat ini terutama hasil empirik setelah perangsangan
sinar laser. Sedangkan yang terjadi pada titiknya sendiri belum dapat dijelaskan dengan tuntas. Sejak tahun 1991,
Baxter mulai melakukan penelitian penyembuhan luka dengan penyinaran laser dengan hasil 62 % baik.
Sebelumnya, yaitu tahun 1982 mulai dilakukan penelitian laser untuk tujuan anesthesia lokal dan disimpulkan
adanya efek neurofarmakologi dan
neurofisiologi nyeri setelah pemberian laser.
Laser yang dipakai adalah jenis lunak (600 1300 nm). Setiap titik terapi 2 3 Joule/cm2 dilakukan 12 15
kali tergantung dari beratnya keluhan
Titik akupunktur untuk pengobatan Trigeminal Neuralgia dengan Laser

Modalitas stimulasi elektrik pada trigeminal neuralgia


Pada titik akupunktur yang mempunyai :
Titik tangkap analgesia daerah leher dan kepala, yaitu LI.4 diberikan rangsangan listrik. Gelombang listrik
kontinyu, frekwensi rendah (< 10 Hz) dan intensitas rendah selama 10 15 menit
Titik tangkap lokal daerah wajah diberikan rangsangan listrik. Gelombang listrik kontinyu, frekwensi tinggi
dan intensitas rendah selama 10 15 menit.
Frekwensi terapi
Apabila parah, 2 x setiap hari selama 10 hari, sedangkan apabila ringan setiap hari selama 1 bulan
B. TEMPOROMANDIBULAR JOINT DISORDER
Temporomandibular joint (TMJ) atau sendi rahang adalah satu-satunya sendi bergerak yang terdapat di daerah
wajah. Sendi ini sering mengalami kelainan yang berkaitan dengan otot-otot daerah leher dan bahu. Karena itu,
kelainan pada TMJ harus selalu dipikirkan dalam menghadapi kasus kelainan muskuloskeletal daerah leher, dan
sebaliknya.
Anatomi dan Fisiologi TMJ
TMJ adalah sendi dengan tipe ball and socket (bola dan mangkok) yang menghubungkan mandibula di bagian
bawah dengan os temporalis di bagian atas. Mandibula memiliki ujung yang bentuknya membulat (condylus
mandibula) yang berperan sebagai bola dan bergerak di dalam mangkok fossa temporalis. Di antara condylus
mandibula dan fossa temporalis terdapat suatu piringan (meniskus) dari jaringan fibrous yang berfungsi sebagai
pelumas pada pergerakan rahang sekaligus sebagai peredam guncangan.
Dalam menjalankan fungsinya TMJ berkaitan erat dengan otot-otot pengunyah di sekitarnya. Otot-otot yang
berperanan dalam pergerakan rahang ke atas-bawah, depan-belakang, dan menyamping adalah m. masseter dan
m. temporalis. Untuk melakukan gerakan mengunyah, menguap, berbicara, dan gerakan-gerakan rahang yang
lain diperlukan adanya koordinasi yang baik antara TMJ dan otot-otot pengunyah di sekitarnya.
Definisi
Temporomandibular joint disorder (TMD) adalah kelainan pada TMJ yang ditandai dengan nyeri tajam ataupun
tumpul di daerah TMJ yang juga dapat menjalar ke sekitarnya, keterbatasan atau gangguan pergerakan rahang,
dan terkadang diikuti timbulnya suara tambahan pada pergerakan rahang. Gejala-gejala tersebut menimbulkan
gangguan dalam proses mengunyah, menelan, menguap, maupun berbicara.
Etiologi
Adapun hal-hal yang dapat menimbulkan TMD adalah sebagai berikut:
Riwayat memiliki kebiasaan mengerot (bruxism)
Susunan gigi geligi yang tidak teratur
Pemasangan gigi palsu yang tidak tepat
Trauma, baik yang berat maupun yang lebih ringan (misalnya trauma yang terjadi pada saat makan atau
mengunyah, menguap)
Stres psikologis
Patofisiologi
Masalah yang terjadi pada TMD dapat meliputi otot, sendi, ataupun keduanya. Sedangkan syaraf yang terlibat
dalam patofisiologi TMD adalah N. Trigeminus (N V). Hal ini menjelaskan mengapa nyeri yang timbul pada
TMD dapat dirasakan di luar area TMJ (dapat berupa sakit kepala, nyeri di daerah mata, rasa tertekan di sinus,
nyeri di telinga ataupun di gigi), sesuai dengan persyarafan N. V. Masing-masing cabang dari N. V terdiri atas
dua jenis serabut, yaitu serabut bermyelin dan serabut tak bermyelin. Serabut bermyielin menghantarkan
rangsangan nyeri dengan lebih cepat dan menimbulkan sensasi nyeri tajam. Sedangkan serabut tak bermyelin
yang berukuran lebih kecil lebih peka terhadap sensasi nyeri tumpul kronik dan tekanan. Hal ini menjelaskan
mengapa pada TMD dapat timbul jenis nyeri yang berbeda pada kasus yang berbeda.
Kelainan Otot pada TMD
Kelainan otot dan jaringan konektif adalah penyebab TMD yang paling umum. Kelainan otot yang dimaksud
adalah kekakuan atau spastisitas dari otot-otot pengunyah (m. Masseter dan m. Temporalis). Spastisitas akan
menyebabkan gangguan aliran darah pada otot yang bersangkutan, yang kemudian menimbulkan iskemia dan
kerusakan jaringan disertai nyeri. Nyeri itu sendiri akan menimbulkan spasme otot lebih jauh. Akhirnya akan
terjadi siklus spasme nyeri spasme yang berujung pada terjadinya TMD.
Spastisitas otot-otot pengunyah, seringkali disebabkan oleh kebiasaan sehari-hari yang salah, seperti
menggertakkan gigi maupun mengerot. Menggertakkan gigi yang dimaksud adalah kebiasaan menggigit atau
mengunyah sesuatu secara terus menerus, seperti es, permen karet, pensil, kuku-kuku jari tangan, saat seseorang
dalam keadaan. Kebiasaan ini umumnya dipicu oleh suatu stres emosional. Sedangkan mengerot (bruxism)
adalah kebiasaan mengkertakkan gigi saat dalam keadaan tidur (tidak sadar). Kedua kebiasaan tersebut

menimbulkan kelelahan pada otot-otot pengunyah yang selanjutnya akan mengalami spasme. Adanya masalah
atau kelainan pada susunan gigi geligi dan oklusi terkadang juga dapat menimbulkan ketegangan pada otot-otot
pengunyah dan memicu siklus spasme nyeri spasme.
Dalam banyak kasus, ketegangan otot secara primer terletak di daerah leher dan bahu, yang kemudian
menimbulkan nyeri pada TMJ. Dikatakan bahwa 75% dari nyeri di daerah mulut dan wajah adalah nyeri alih
(reffered pain) dari trigger points yang terletak pada otot-otot daerah bahu dan leher. (16) Karena itu, untuk setiap
kelainan TMD dengan spastisitas otot, harus ditanyakan dan dilakukan pemeriksaan untuk mencari nyeri dan
spastisitas otot-otot daerah leher dan bahu.
Sistem stomatognathic adalah adalah suatu unit fungsional dari tubuh yang terdiri dari beberapa jaringan dengan
asal dan struktur yang berbeda-beda, namun bekerja dalam suatu kesesuaian untuk melaksanakan tugas
fungsional masing-masing. Komponen utama dalam sistem tersebut adalah TMJ yang berhubungan dengan
dengan otot dan ligamen di daerah leher. Struktur lain yang terlibat antara lain komponen rangka (maxilla dan
mandibula), lengkung gigi, jaringan lunak (kelenjar liur, syaraf dan pembuluh darah). Semua struktur ini saling
bekerja sama untuk mencapai efisiensi yang maksimal dengan tetap memberikan perlindungan untuk semua
struktur yang terlibat.
Peningkatan aktivitas pada otot-otot pengunyah akan mempengaruhi otot-otot yang berperanan dalam counter
support (m. Sternocleidomastoideus dan m. Trapezius), yang berakibat memendeknya otot-otot leher bagian
posterior dan memanjangnya otot-otot bagian bagian, disertai kecondongan badan ke anterior. Posisi kepala yang
condong ke anterior selanjutnya akan menyebabkan kelainan posisi dan fungsi dari mandibula sehingga terjadi
peningkatan ketegangan otot-otot pengunyah dan berujung pada terjadinya TMD.
Kelainan Sendi pada TMD
Kelainan yang dapat terjadi pada TMJ sama dengan kelainan yang umum terjadi pada sendi tubuh, yaitu
penggunaan sendi sacara berlebihan (overuse), arthritis, dislokasi, dan kelainan perkembangan. (4) Masalah
utama yang timbul pada kasus TMD adalah terjadinya pergesaran cakram (meniscus) tulang rawan yang
berperanan sebagai peredam guncangan di dalam sendi ball and socket. Cakram ini juga bisa mengalami
kompresi pada kasus dimana terdapat kebiasaan mengerot (bruxism) atau menggertakkan gigi.
Dalam kasus-kasus yang pecah, cakram sendi dapat bergeser sepenuhnya, yang akhirnya menyebabkan pecahnya
cakram, sehingga tulang-tulang pembentuk sendi (mandibula dan fossa temporalis) bergesakan secara langsung
tanpa bantalan. Hal ini dapat disebabkan tidak hanya oleh bruxism, melainkan juiga dapat disebabkan oleh
trauma pada rahang. Dapat timbul suara popping yang disebabkan oleh condilus mandibula di bawah cakram
yang bergeser dari tempatnya. Namun, adanya suara tambahan (popping atau clicking) saja belum tentu
menunjukkan adanya suatu kelainan.
Manifestasi Klinis
Pasien dengan TMD pada umumnya datang dengan tiga keluhan utama, yaitu nyeri, gangguan pergerakan
rahang, atau timbulnya suara tambahan pada pergerakan rahang. Nyeri yang timbul seperti telah dijelaskan
sebelumnya, dapat bersifat tumpul ataupun tajam. Nyeri timbul pada pergerakan rahang, misalnya mengunyah,
menguap, dan berbicara. Nyeri dirasakan di area lokal TMJ, preauricular, pelipis, atau telinga. Nyeri juga dapat
menjalar ke telinga, wajah, mata, kepala, leher, atau bahu.
Selain nyeri, pasien umumnya mengeluhkan adanya gangguan pada pergerakan rahang. Rahang terkadang tibatiba macet saat membuka atau menutup mulut, atau pada saat mengunyah. Pasien harus menggoyanggoyangkan rahangnya beberapa saat untuk menghilangkan sensasi macet tersebut. Pasien juga dapat mengalami
kesulitan untuk membuka mulutnya lebar-lebar. Akibat gangguan pergerakan rahang tersebut, pasien sering kali
harus memotong makanannya kecil-kecil atau mengganti jenis makanan tertentu dengan jenis makanan yang
lebih lunak.
Adanya suara tambahan (popping, clicking) pada pergerakan rahang terkadang juga dikeluhkan oleh pasien.
Suara tambahan tersebut menunjukkan bahwa kelainan terletak pada bagian persendian dari TMJ.
Anamnesa
Selain ketiga keluhan di atas, pasien harus ditanya mengenai adanya riwayat traumapada daerah rahang (terkena
pukulan atau kecelakan saat mengendarai sepeda motor). Demikian pula harus dicari kemungkinan adanya
faktor-faktor psikologis dan psikososial sebagai pencetus stres, yang berperan besar dalam menimbulkan
gangguan otot pada TMD. Selanjutnya harus ditanyakan mengenai keadaan sendi-sendi lain di luar TMJ, untuk
mencari kemungkinan adanya osteoarthritis atau rheumatoid arthritis sebagai pencetus keluhan pada TMJ.
Pemeriksaan Fisik
Mula-mula harus dilakukan inspeksi secara umum untuk melihat keadaan gigi pasien (susunan gigi, oklusi, pola
menggigit yang abormal), TMJ, serta otot-otot daerah wajah dan kepala, apakah didapatkan deformitas ataupun
kekakuan otot. Selanjutnya harus diamati pola gerakan membuka dan menutup rahang, apakah didapatkan deviasi
atau deformitas.
Selanjutnya palpasi dilakukan di daerah preauricular, daerah m. Masseter dan m.Temporalis. Sambil melakukan
palpasi, pemeriksa meminta pasien untuk membuka dan menutup mulut beberapa kali. Dengan demikian akan
dapat diketahui ada tidaknya suara tambahan pada pergerakan TMJ, sambil secara bersamaan dilakukan

penekanan untuk memastikan apakah suara tambahan yang muncul diikuti dengan nyeri atau tidak. Pasien
diminta untuk membuka mulut selebar mungkin untuk diamati jarak antara gigi rahang atas dan rahang bawah.
Bila berjarak kurang dari 4 cm, dikatakan terjadi keterbatasan gerak membuka mulut. Palpasi juga bertujuan
untuk menilai ada tidaknya ketegangan otot ataupun deformitas pada TMJ dan sekitarnya.
Apabila pada palpasi saat membuka dan menutup mulut tidak didapatkan suara tambahan, dapat dilakukan
auskultasi dengan bantuan stetoskop pada area TMJ. Dengan menggunakan stetoskop diharapkan adanya suara
tambahan yang minimal sudah dapat diketahui sejak awal.
Pemeriksaan Tambahan
Sebagai pemeriksaan tembahan, dapat dilakukan panoramic dental X-rays untuk memeriksa keadaan dan susunan
gigi. Untuk susunan tulang dapat dilakukan pemeriksaan CT-scan, sementara MRI lebih sesuai untuk menilai
keadaan jaringan lunak dari TMJ, seperti piringan sendi atau ligamennya.
Nyeri Temporomandibular dengan TMJ
Terapi
Terapi TMD Secara Konvensional
Banyak faktor yang terlibat dalam proses terjadinya TMD, sehingga terapi untuk TMD juga meliputi banyak
modalitas, yaitu:
1. Perubahan gaya hidup. Penderita TMD perlu mengistirahatkan rahang dengan memilih jenis makanan yang
lebih lunak dan menggigitnya dalam ukuran yang lebih kecil. Pasien juga perlu diberi pengertian untuk berusaha
menghentikan kebiasaan menggertakkan gigi, mengerot, ataupun mengunyah permen karet.
2. Medikamentosa. Untuk terapi TMD dapat digunakan obat-obatan yang umum digunakan untuk nyeri sendi
pada umumnya, antara lain NSAID, acetaminophen, muscle relaxants, dan mungkin dapat ditambahkan obatobatan anti depressants dosis rendah bila gejala psikologis.
3. Terapi fisik. Pemijatan dan latihan untuk pelemasan otot (stretching), penggunaan TENS (Trans-cutaneous
Electrical Nerve Stimulation). Dapat pula dilakukan kompres panas-dingin bergantian untuk membantu
mengurangi ketegangan otot dan dengan demikian mengurangi nyeri.
4. Psikoterapi. Karena stres psikologis merupakan salah satu penyebab yang berperan besar dalam proses
terjadinyaTMD, maka psikoterapi harus dilaksanakan oleh pasien dengan dugaan masalah psikologis sebagai
penyebabnya.
5. Perawatan gigi. Penggunaan night guard (umumnya pada malam hari), dapat bermanfaat untuk membuat
otot-otot pengunyah relaks, sekaligus untuk mencegah pasien menggerakkan gigi atau mengerot. Namun
penggunaan night guard ini sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu pada dokter gigi yang berkompeten.
Terkadang juga dibutuhkan koreksi susunan gigi atau ataupun oklusi oleh orthodontist.
6. Operasi. Upaya koreksi dengan operasi adalah upaya terakhir yang dilakukan bila modalitas terapi yang mlain
gagal dan nyeri masih menetap.
TMD dalam Ilmu Akupunktur
Berdasarkan ilmu akupunktur, gangguan pada sendi rahang (TMD) berhubungan erat dengan serangan faktor
patogen angin dingin. Dingin, cenderung menyebabkan koagulasi dan kontraksi dari otot-otot, tendon, dan
pembuluh darah, sehingga menimbulkan spasme dari otot-otot rahang.
Trauma dan regangan yang berlebihan pada sendi rahang (misalnya membuka mulut terlalu lebar) juga
merupakan salah satu faktor resiko. Faktor trauma ini dapat menimbulkan nyeri pada rahang dan keterbatasan
gerakan mulut.
Berdasarkan patofisiologinya, dalam ilmu akupunktur kelainan sendi rahang dapat dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu:
1. Tipe serangan angin dingin
Onset terjadi perlahan-lahan, tidak mendadak, dan bertambah parah secara bertahap. Kondisi ini dapat terjadi
unilateral maupun bilateral. Angin dan dingin adalah faktor patogen yang menyebabkan koagulasi dan kontraksi
dari meridian di daerah wajah dan otot-otot rahang. Umumnya disebabkan oleh paparan angin dingin selama
pasien tidur.
Gejala yang menyertai adalah spasme kronis dari otot-otot rahang, rasa nyeri seperti teregang, kelemahan,
kekakuan, adanya suara tambahan pada pergerakan sendi rahang, keterbatasan pada pergerakan mulut ataupun
abnormalitas pergerakan rahang bawah.
Pada pasien yang mengalami kondisi ini dalam waktu lama, dapat terjadi komplikasi seperti berkunang-kunang,
tinitus, kelemahan secara umum, wajah pucat, dan kelelahan. Gejala-gejala tersebut umumnya disebabkan karena
kesulitan menelan dalam waktu lama, berkurangnya intake makanan, dan kondisi badan yang semakin melemah.
Gejala lain yang dapat dijumpai adalah selaput lidah putih tipis dan nadi yang lemah (membenang).
2. Tipe traumatik
Kondisi ini umumnya terjadi unilateral. Trauma menyebabkan pembengkakan ataupun nyeri pada wajah di
sekitar TMJ. Dengan detumescence yang bertahap, penderita akan mengalami nyeri ataupun keterbatasan gerak

pada sisi yang terkena saat mengunyah ataupun membuka mulut. Beberapa orang pasien mengalami sakit kepala
dan gangguan pendengaran. Dari pemeriksaan didapatkan selaput lidah kuning tipis dan nadi yang dalam.
Sisi dagu yang terkena umumnya diposisikan sedikit legerakan rahang.bih tinggi dibandingkan sisi yang normal.
Selain itu juga didapatkan nyeriyang hebat di area sekitar TMJ, keterbatasan pergerakan mulut, dan suara
tambahan pada pergerakan rahang.
Terapi Akupunktur untuk TMD
Akupunktur adalah salah satu alternatif yang terapi untuk TMD yang memberikan hasil yang memuaskan. Terapi
akupunktur dilakukan berdasarkan patofisiologi yang terjadi, yaitu:
Tipe serangan angin dingin
Prinsip terapi mengusir dingin dan mengaktifkan meridian untuk menghilangkan nyeri. Pemilihan titik : ST 7
(xiaguan), LI 4 (hegu), EX-HN 5 (taiyang), GB 20 (fengchi). Penusukan dapat dilakukan unilateral maupun
bilateral, dengan manipulasi sedasi
Tipe traumatik
Prinsip terapi menghilangkan stasis untuk mengaktifkan meridian, mengaktifkan aliran darah untuk
menghilangkan nyeri. Pemilihan titik : ST 7 (xia guan), LI 4 (he gu), EX-HN 5 (tai yang). Penusukan dilakukan
unilateral pada sisi yang terkena dengan metode manipulasi sedasi. Skedul terapi setiap hari selama 10 x dan
dapat diulang setelah evaluasi 3 hari. Tambahan rangsangan LASER lunak pada TMJ dengan dosis 2 Joule setiap
penderita datang dan sangat meningkatkan kwalitas terapi.
Kesimpulan
Akupunktur dapat memberikan alternatif pengobatan pada Trigeminal Neuralgia dan Temporomandibular joint
disorder (TMD)
Modalitas elektrik dan Laser dapat meningkatkan kwalitas terapi akupunktur pada Trigeminal Neuralgia
Daftar Pustaka
Baxter GD. Therapeutic Laser. Theory and Practice. Churchill Livingstone. 1994
Beiser A. Concept of Modern Physics. McGraw Hill Inc. 1981
Chen Moxun, et al. Atlas of cross sectional anatomy of human 14 meridians and acupoints. science press, Beijing
New York, 1998
Chester AN, Martellucci S, Scheggi AM. Laser System for Photobiology and Photomedicine. Nato ASI Series.
Plenum Press, New York London, 1991
Cho,Z.H., etal, Neuro Acupuncture, vol 1 : Neuroscience Basics, Q-puncture Inc, Los Angeles, 2001.
David F Mayor. Electroacupuncture. A practical manual and resourse. Churchill Livingstone Elsevier, 2007
Farber SD. Neurorehabilitation. A multisensory approach. WB.Saunders Co, 1982 : 65
Ganglin Yin, Di Fu. Three Needle Technique, Atlantic Institute of Oriental Medicine. 2002
Gellman H. Acupuncture Treatment for Musculosceletal Pain: Taylor & Francis Publ. Office USA, 2002.
Han JS. The Neurochemical Basis of Pain Relief by Acupuncture. A Collection of Paper 1973-1987, Beijing
Medicine University 1990.
Hopwood V, Lovesey M, Mokone S. Acupuncture and related technique in physical therapy. Churchill
Livingstone, 1997 : 191
Hou LD. Muscle Injuries and Pain Involving Back and Limbs. Clinical and experimental studies on acupuncture
treatment of muscle injuries: TCM Press CA 91744, USA, 2000.
Jie Lu Shao. Acupuncture for Musculoskeletal Injury, Peoples Medical Publsihing House, Beijing-London-New
york. 2008
Jin GY, et al. Contemporary Medical Acupuncture. A system Approach. Higher Education Press, 2006.
Kittelberger,K.P., Borsook,D., Neural Basis of Pain in Borsook,D., etal, The Massachusetts General Hospital
Handbook of Pain Management, Little, Brown and Company, Boston, 1995
Lu Shaojie. Handbook of Acupuncture in the treatment of Nervous System Disorders. Donica Publ. 2002
Myers TW. Anatomy Trains. Myofascial Meridian for Manual and Movement Therapists. Churchill Livingstone,
2001.
Naeser MA, Wei XB. Laser acupuncture. An introductory textbook for treatment of pain, paralysis, spasticity and
other disorders. Boston Chinese Med., 1994 : 72
Naeser MA, Wei XB. Short Synopsis : Efficacy of Low Energy Laser in the Stimulation of Hair Growth in
Alopecia Areata ang Alopecia Totalis in Adults and Children. Naeser Lecture Notes.
Saputra K. Acupuncture Technique Treating Trigger Point. Konas Indonesian Pain Society 25-27 April 2002.
Saputra K. Acupuncture. Bioenergetic and Homeostasis Network, LP3A 2003.
Saputra K. Akupunktur analgesia. Meridian Vol. IV/3. DPD PAKSI Jatim, 1997 : 142 151
Saputra K. Laser untuk biostimulasi pada akupunktur. Meridian Vol. IV/1. DPD PAKSI Jatim, 1997 : 48-50
Saputra, Koosnadi, dkk., Akupunktur untuk cedera otot dalam buku Akupunktur Olahraga, LP3A-AAS-Hidami,
Surabaya. 2008.
Schneideman I. Medical acupuncture, Acupuncture in the inner ealer. Everbest Printing Co Ltd, Hongkong 1988

Sherwood,L; Human Physiology From Cell to System, Chapter 4 Neuronal Physiology Chapter 5 The Central
Nervous System, Chapter 6 the Peripheral Nervous System : Afferent Division, Thomson, Brooks/Cole,
Australia, 2004.
Sidharta Priguna, Sakit Neuromuskuloskeletal dalam praktek umum. PT. Dian Rakyat, Jakarta. 1983.
Starmard,C.F., Booth,S., Churchills Pocketbook of Pain, Chapter 1 Anatomy and Physiology of Pain, Churchill
Livingstone, Edinburgh, 1998.
Starwynn D. 2004. Microcurrent Electro-Acupuncture. Bio-electric Principles, Evaluation and Treatment. Desert
Heart Press, Phoenix, Arizona.
Stone, R. A Course in Manipulative Therapy with Principles and Illustrations of the New Energy Concept of the
Healing Art.
Tao Ma Y, Mila Ma, Zang Hee Ch. Biomedical Acupuncture for Pain Management. An integrative approach.
Elsevier Churchill Livingstone, 2005
. WHO International Standard Terminologies on Traditional Medicine in the Western Pacific Region. World
Health Organization Western Pacific Region, WHO 2007
. WHO Standard Acupuncture Point Locations in the Western Pacific Region. World Health Organization
Western Pacific Region, WHO 2008
Wright,A., Neurophysiology of pain and pain modulation, in Strong,J., etal, Pain : a Textbook for Therapists,
Churchill Livingstone, Edinburgh, 2004.
Zaofa Z, Ding Z, Xiping J. Fundamental and clinical practice of electroacupuncture. Beijin Science & Tech.
Press, 1994 : 175

Titik akupunktur
Dalam salah satu artikel tentang Akupunktur disebutkan bahwa di dalam jalur meridian mengalir 2 macam arus
energi yaitu energi "Yang" (positif,panas) dan energi "Ying" (negatif,dingin). Manusia atau bagian tubuh manusia
akan sehat apabila arus energi yang melalui meridian terdapat keseimbangan antara arus energi "Yang" dan arus
energi "Ying". Kalau "Yang" dan "Ying" tidak seimbang maka manusia akan terganggu kesehatannya atau sakit.
Kelebihan energi "Yang" akan menimbulkan gangguan atau sakit dengan gejala kelebihan energi misalnya panas,
kejang-kejang, rasa nyeri. Kelebihan energi "Ying" atau kekurangan energi "Yang" akan menimbulkan gangguan
atau sakit yang ditandai dengan gejala kekurangan energi misalnya dingin, lumpuh, baal/mati rasa/anaesthesia.
Di titik-titik tertentu pada meridian terdapat pusat kontrol yang mengatur arus energi "Yang" dan "Ying" untuk
suatu bagian tubuh atau organ tertentu. Titik inilah titik yang dikenal sebagai titik akupunktur. Apabila terdapat
kelebihan energi "Yang" di suatu bagian tubuh atau organ tertentu maka sinshe akan menusuk titik akupunktur
untuk menghambat aliran energi "Yang" sehingga tercapai keseimbangan antara energi "Yang" dan "Ying".
Apabila terdapat kelebihan energi "Ying" atau dengan kata lain kekurangan energi "Yang" maka sinshe akan
menusuk titik akupunktur lalu memutar-mutar jarum akupunktur untuk merangsang energi "Yang" sehingga
tercapai keseimbangan antara energi "Yang" dan "Ying". Jadi yang dilakukan pada akupunktur adalah
merangsang atau menghambat energi "Yang".
Perkembangan selanjutnya dari akupunktur adalah : 1. Memasukkan obat melalui jarum dengan menggunakan
jarum akupunktur yang berlubang ditengahnya. 2. Menghubungkan jarum akupunktur dengan arus listrik lemah
(arus DC) 3. Menekan titik akupunkture dengan jari atau benda tumpul (accupressure)

Macam Meridian
Fungsi
Fungsi meridian antara lain:

Penghubung bagian tubuh sebelah atas dan tubuh sebelah bawah


Penghubung bagian tubuh sebelah kanan dan tubuh sebelah kiri

Penghubung organ-organ dalam dengan permukaan tubuh

Penghubung organ-organ dalam dan alat gerak

Penghubung organ-organ dalam dengan organ-organ dalam lainnya

Penghubung organ dalam dengan jaringan penunjang tubuh

Penghubung jaringan penunjang tubuh dengan jaringan penunjang tubuh lainnya.

Hubungan ini terbentuk menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang beraksi bersamaan terhadap
rangsangan yang berperan dalam pertahanan tubuh. Akan tetapi, jika ada penyakit masuk ke dalam meridian,
maka meridian bisa menjadi jalur penyakit untuk menyebar dalam tubuh, karena itu kita harus merangsang titiktitik pada meridian untuk mengusir penyakit.

Macam Meridian
Ada 12 meridian utama yang menghubungkan organ tubuh kita
1. Meridian Paru (di jalurnya ada 11 pasang titik akupunktur)
2. Meridian Usus Besar (di jalurnya ada 20 pasang titik akupunktur))
3. Meridian Lembung (di jalurnya ada 45 pasang titik akupunktur))
4. Meridian Limpa (di jalurnya ada 21 pasang titik akupunktur))
5. Meridian Jantung (di jalurnya ada 9 pasang titik akupunktur))
6. Meridian Usus Kecil (di jalurnya ada 19 pasang titik akupunktur))
7. Meridian Kandung Kemih (di jalurnya ada 67 pasang titik akupunktur))
8. Meridian Ginjal (di jalurnya ada 27 pasang titik akupunktur))
9. Meridian Selaput Jantung (di jalurnya ada 9 pasang titik akupunktur))
10. Meridian Tri Pemanas (di jalurnya ada 23 pasang titik akupunktur))
11. Meridian Empedu (di jalurnya ada 44 pasang titik akupunktur))
12. Meridian Hati (di jalurnya ada 14 pasang titik akupunktur))
Meridian lainnya antara lain:
1. Meridian Ren (di jalurnya ada 24 titik akupunktur)
2. Meridian Du (di jalurnya ada 28 titik akupunktur)

RAHASIA TUJUH KETUKAN


Apa yang dibahas disini adalah sebagian
dari apa yang sudah dijelaskan dan
dipakai di buku Finding You, dengan
penulis Dewi Kumara.
Tujuh ketukan yang dimaksud disini
adalah 7 titik lokasi di tubuh kita, yang
diketuk ringan 7 ketukan pada setiap titik,
yang dilakukan melalui 7 langkah/tahap
prosedur.
Sedangkan 7 titik lokasi di tubuh ini

adalah sebagian dari 12 titik di tubuh yang


mesti di ketuk2 dalam upaya
menghilangkan energi atau emosi negatif
di dalam tubuh, yang diyakini merupakan sumber dari segala permasalahan,
termasuk penyakit yang kita alami. Dan metode pengetukan titik2 di tubuh kita ini
dikenal dengan nama EFT (Emotional Freedom Technique).
Apa itu EFT (Emotional Freedom Technique) ?
Pada dasarnya, EFT bersumber dari konsep akupuntur, dimana tubuh kita,
selain jalur saraf dan jalur pembuluh darah seperti yang kita kenal di ilmu
anatomi, ada juga jalur yang disebut jalur energi meridian. Ada 364 titik yang
melalui jalur meridian ini, yang dikenal sebagai titik2 akupunktur, yang
berhubungan dengan seluruh organ-organ tubuh kita. Diyakini dengan
menusukkan jarum halus pada titik-titik tersebut akan membebaskan energi
meridian negatif yang tersumbat di daerah tersebut, yang otomatis juga akan
memperbaiki atau menyembuhkan organ2 yang berhubungan dengan titik-titik
meridian tersebut. Jadi intinya, dalam konsep akupunktur, gejala sakit yang kita
alami adalah akibat dari ketidakseimbangan dan tidak lancarnya aliran energi
meridian tersebut. Sehingga dengan membebaskan atau melancarkan
sumbatan energi pada titik-titik meridian tersebut, diharapkan memperbaiki dan
menyembuhkan penyakit atau masalah organ2 tubuh yang terkait.
Nah konsep inilah yang dianut dalam EFT, dimana Gary Craig, orang yang
dianggap penemu EFT, meringkas 364 titik tersebut menjadi 12 titik saja, dan
cukup dengan diketuk2 ringan 7 ketukan. Gary Graig membuktikan, dengan
teknik EFT ini, sangat banyak hal-hal yang kita alami sebagai sakit, baik sakit
fisik, psikosomatis, maupun psikis, yang bisa disembuhkan dengan melakukan
EFT ini.
Bagaimana melakukan EFT ?
Teknik EFT dilakukan dengan cara mengetuk-ngetukan dua jari kita (telunjuk dan
jari tengah) sebanyak 7 ketukan, pada titik-titik yang sudah ditentukan di tubuh
kita. Dimanakah titik titik tersebut ? Lihat gambar di bawah ini.
Tujuh Titik tersebut adalah :

1.
2.
3.
4.

Pangkal alis sebelah dalam


Tulang di sisi luar mata
Tulang di bawah mata
Di bawah hidung

5. Di antara mulut dan dagu


6. Awal tulang selangka bagian dalam
7. Titik lembut kira-kira 10 cm di bawah ketiak ( Linea axilaris anterior, sejajar
papilla mama )
Dan
8. jung ibu jari
9. Ujung jari telunjuk
10. Ujung jari tengah.
11. Ujung jari kelingking
12. Titik di bagian pinggir telapak tangan, yang biasa disebut titik karate atau
karate chop.
Langkah-langkah menerapkan EFT sangatlah mudah dan kita bisa mencobanya
sendiri dalam beberapa menit saja untuk menyingkirkan apa yang saat ini
sedang mengganggu kita. Kita hanya perlu mengetahui masalah/sakit kita,
kemudian sambil mengucapkan dan tetap fokus dengan masalah/sakit tersebut,
kita mengetuk2 ringan titik2 EFT tersebut. Selanjutnya, ketekunan kita yang akan
sangat menentukan tingkat kemahiran kita dalam menerapkan teknik ini. Saya
tidak tahu apakah kita tergolong orang yang tekun dan memperhatikan diri kita
sendiri atau tidak, semua tergantung kita. Tetapi, EFT merupakan teknik yang
menakjubkan dan ia lebih menakjubkan jika dibarengi dengan kesungguhan dan
ketekunan kita dan kesediaan kita meluangkan waktu beberapa menit sehari
untuk menggunakannya.
Dewi Kumara, dalam contoh-contoh penggunaan di dalam bukunya : Finding
You, menggunakan 7 langkah/tahap dalam melakukan EFT ini, yang disebut
sebagai prosedur singkat EFT, yang dibarengi dengan pengetukan ringan 7
ketukan pada masing-masing titik dari 7 titik yang telah ditetapkan.
Adapun prosedur singkat EFT 7 langkah ini adalah :
Langkah 1
Sebutkan, definisikan masalah/sakit yang kita hadapi, lebih baik
jika bisa spesifik. Misalnya : Nyeri kepala.
Langkah 2
- Tentukan derajat/tingkat kesulitan masalah/sakit ini menurut
penilaian subjektif kita [skala 010, 0 = tidak ada kesulitan, 10 = paling sulit].
Misal dalam hal ini nyeri kepala, maka skala 0 = tidak nyeri, dan skala 10 =
sangat nyeri.
Langkah 3
Sambil mengetuk-ngetuk titik karate (karate chop) di tangan kita
atau mengusap-usap titik nyeri (sore spot) di dada bagian jantung kita,
ucapkan: Meskipun Saya mempunyai [masalah/sakit ini], saya menerima diri
saya dengan tulus dan apa adanya, dan berserah kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Ucapkan tiga kali dengan cukup keras sehingga diri kita sendiri
mendengarnya. Sebagai contoh: Meskipun saya merasakan nyeri sekali di
kepala saya, saya menerima diri saya dengan tulus dan apa adanya, dan
berserah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Langkah 4
Dengan menggunakan dua jari, ketuk-ketuklah setiap titik dengan
cukup cepat kira-kira 7 kali ketukan. Mulailah dari titik 1 (pangkal alis) dan
berakhir pada titik 7 (sedikit di bawah ketiak). Sambil mengetuk-ngetuk setiap
titik tersebut, ucapkan terus kalimat yang sudah kita ulang sebelumnya. Lakukan
beberapa putaran yang melalui tujuh titik tersebut, minimal 3 putaran, yang akan
membantu kita untuk tetap fokus pada masalah/sakit kita.
Langkah 5
Tarik nafas dalam-dalam.
Langkah 6
Periksa derajat masalah/sakit kita. Jika kita rasakan sudah ada
kemajuan yang berarti, meskipun masih ada problem yang tersisa, ulangi
prosedur kita dengan menambahkan kata masih. Pernyataannya : Meskipun
saya masih tersisa rasa nyeri di kepala saya, saya menerima diri saya dengan
tulus dan apa adanya, dan berserah kepada Tuhan Yang Maha Esa ..
Teruskan sampai derajat kesulitan kita menjadi 0 (nyeri kita hilang sama sekali).

Kata atau frase kunci yang bisa kita sebutkan untuk tiap titik: masih tersisa rasa
nyeri di kepala.
Langkah 7
Jika tidak ada perkembangan sama sekali (derajat kesulitan tetap
tinggi), atau hanya turun di angka tertentu (misalnya 3) dan tidak bisa mencapai
0, biasanya ada emosi negatif yang mendasari masalah tersebut. Periksalah
emosi negatif yang menjadi akar masalah kita, dan singkirkan hal itu dengan
prosedur yang serupa.
Lalu, Dimana Sebenarnya Letak Rahasia nya ?
Pengalaman penulis dalam buku Finding You, kunci dari keberhasilan teknik EFT
ini adalah pada seberapa spesifik kita bisa merumuskan masalah/sakit kita,
yang mencerminkan kemampuan kita dalam mencari akar masalahnya, yaitu
emosi negatif yang kita rasakan. Semakin jelas dan spesifik masalah/sakit yang
bisa kita rumuskan, berarti semakin jelas dan spesifik energi/emosi negatif yang
mendasarinya, berarti juga semakin mudah untuk di tangani dengan EFT.
Dan juga, semakin mampu kita berserah kepada Tuhan yang Maha Esa,
semakin rela kita menerima apa adanya, maka semakin tinggi keberhasilan EFT
ini.
Apakah kita percaya teknik EFT ini ? Semuanya tergantung kita, kembali
kepada diri kita masing-masing. Kita sendiri yang menentukan. Tentu saja kita
tidak bisa melihat dan membuktikan hasilnya tanpa mencoba. Cobalah pada
semua hal/permasalahan yang kita hadapi, dan lihat hasilnya..
Lalu, misalnya, dengan atau tanpa alasan apapun, tetap saja masalah/sakit yang
kita hadapi tidak berkurang, atau tidak bermakna perubahannya, adakah hal lain
yang bisa kita lakukan ?
Temukan jawabannya di buku Finding You..
Dengan cara yang sangat sederhana, ya benar, SANGAT sederhana..
Hasilnya, kadang tidak hanya perbaikan atau kesembuhan yang bisa kita
dapatkan, namun keajaiban..
Semua berasal dari anda, diri anda.
Agus Suarsana
www.FindingYou.web.id

Ilmuwan Korea Temukan Saluran Meridian


by : Indospiritual
Kategori : Kesehatan

Sekelompok tim peneliti meridian Korea yang dipimpin oleh


Profesor Soh Kwang-Sup dari University of Seoul pada tanggal
19 Oktober 2011 yang lalu menggelar konferensi hasil riset,
mengumumkan bahwa tim tersebut telah menemukan adanya
saluran meridian yang sangat halus yang menghubungkan
antara otak besar kelinci dengan syaraf tulang belakangnya, dan
berhasil mendapatkan sebuah foto meridian setelah melalui
proses penampakan warna dengan kromosom.
Jika hasil riset ini berhasil disahkan, maka akan menjadi simbol
"terlihatnya" meridian untuk kali pertama oleh manusia, yang dulunya hanya bisa dibuktikan keberadaannya
dengan berbagai macam peralatan secara tidak langsung.
Menurut pemberitaan situs Minghui.org, Profesor Soh Kwang-Sup yang juga merupakan ketua The Advanced
Institutes of Convergence Technology, telah melakukan penelitian tentang meridian selama belasan tahun.
Meridian yang ditemukan oleh timnya diberi nama dalam bahasa Inggris, Primo. Dalam konferensi itu mereka
memperlihatkan foto riset meridian, dalam foto tersebut meridian merupakan saluran halus yang transparan dan
sangat halus, yang tidak terlihat jika tidak ada pewarnaan.
Teknik penampakan warna meridian dikembangkan oleh Profesor Soh Kwang-Sup beserta rekan risetnya Doktor
Lee Byung-Cheon dengan menggunakan Trypan-Blue. Mereka menggunakan teknik pewarnaan dan partikel

fluorescent yang sangat kecil untuk menampakkan penyebaran meridian. Mereka menemukan bahwa meridian
merupakan saluran penghubung utama pada proses peralihan sel kanker, lalu memaparkan penemuan ini di forum
akademis internasional. Saat ini kalangan kedokteran umumnya berpendapat bahwa proses peralihan sel kanker
hanya melalui saluran darah dan saluran limpa saja.
Hasil penelitian Soh Kwang-Sup saat ini hanya mampu menampakkan foto dari sebagian meridian saja, belum
dapat mengamati penyebaran jaringan seluruh meridian di seluruh tubuh. Namun mereka dengan yakin berujar,
"Pasti akan dapat mengembangkan sejumlah antibodi, metode pewarnaan baru, metode pemotretan baru, dan
cepat atau lambat akan dapat membuktikan keberadaan sistem jaringan meridian tersebut."
Dalam ilmu kedokteran Tiongkok kuno, dikenal adanya sistem sirkulasi meridian di dalam tubuh manusia, yang
menghubungkan organ dalam tubuh dengan lengan dan kaki, dan mengedarkan energi berupa Qi (baca: chi) serta
darah, yang terbagi menjadi saluran besar yang dinamakan meridian dan saluran bercabang yang dinamakan
Vena. Kehidupan manusia tergantung pada gizi dan terjaganya darah dan Qi. Saat meridian tidak lancar, maka
akan timbul penyakit pada manusia.
Namun ilmu otopsi yang meneliti mayat tidak dapat menemukan keberadaan meridian, yang terlihat hanya
struktur saluran darah dan limpa. Hal inilah yang menyebabkan banyak dokter barat yang menyangkal
keilmiahan ilmu kedokteran tradisional Tiongkok, karena teori kedokteran Tiongkok kuno berlandaskan pada
ilmu meridian ini, sehingga jika meridian ini tidak ada, bukankah berarti ilmu kedokteran tradisional Tiongkok
adalah sesuatu yang tidak memiliki dasar dan sumber apa pun?
Namun seiring dengan perkembangan electronic bio-engineering Barat, ilmuwan Barat mulai memanfaatkan alat
elektronik tersebut untuk membantu mata manusia dalam menemukan banyak fenomena ajaib pada titik
akupunktur, dan baru menyadari keunggulan ilmu kedokteran tradisional Tiongkok.
Titik akupunktur adalah titik unik yang berada pada saluran penghubung pada sistem meridian, pengumpulan,
dan penyaluran Qi dan darah melalui titik akupuntur ini memiliki reaksi tertentu, yang merupakan titik reaksi
berbagai jenis penyakit, sekaligus juga merupakan titik stimulasi pada ilmu tusuk jarum dan pijat refleksi pada
terapan pengobatan medis. Umumnya manusia normal memiliki 26 buah saluran meridian, dan 741 titik
akupunktur yang sering ditemui.
Seorang insinyur dari Uni Soviet, S.V. Kirlian, pada 1939 untuk kali pertama membuktikan eksistensi meridian
dengan sebuah alat. Mereka menggunakan teknik fotografi medan radiasi frekuensi tinggi untuk memotret
berbagai bagian pada tubuh manusia, dan mendapati bahwa pada sejumlah bagian tubuh manusia memancarkan
sinar yang luar biasa kuat. Mereka menggambarkan kembali bagian-bagian tersebut, dan mendapatinya persis
sama dengan 741 titik akupuntur seperti yang disebutkan pada teori meridian dalam ilmu kedokteran tradisional
Tiongkok. Hal ini sempat mengguncang dunia ilmu pengetahuan waktu itu, selanjutnya berbagai negara turut
mulai mengembangkan penelitian dalam bidang ini.
Pada 1998, Fudan University, Shanghai menemukan adanya korespondensi antara titik akupuntur pada meridian
dengan struktur tissue konektif yang sangat dalam, yang kaya akan elemen logam seperti kalsium, fosfor,
potassium dan lain-lain, terutama kandungan kalsium di dalamnya mencapai lebih dari 40 kali lipat bahkan 100
kali lipat daripada bagian-bagian yang bukan merupakan titik akupunktur, padahal ion kalsium adalah media
penghantar paling penting di dalam tubuh manusia. Mereka juga menemukan korespondensi antara mekanisme
membran interoseus dengan meridian, mirip sekali dengan struktur kolagen bundle pada fiber optic.
Pada 2005, Ding Guanghong dan tim dari Fudan University, Shanghai menemukan bahwa penyebaran vascular
kapiler pada manusia umumnya tidak beraturan, namun vascular kapiler di sekitar titik akupuntur terlihat sejajar
dengan arah meridian, saat terjadi perbedaan tekanan pada titik akupuntur yang berdekat-an, di dalam meridian
akan terbentuk aliran cairan membrane atau jaringan di antara jalur kapiler.
Kini di seluruh dunia terdapat banyak instansi yang secara khusus meneliti keberadaan meridian. Diyakini akan
ada lebih banyak lagi temuan teknologi yang bakal melengkapi kekurangan pemahaman manusia di bidang ini.
Kesimpulan : dengan adanya penemuan-penemuan ini terbukti sudah bahwa sesuatu yang metafisik dan selalu
dibilang hoax oleh orang-orang skeptis perlahan tapi pasti akan terbukti bahwa hal yang metafisik bisa terbukti.
Tidak menutup kemungkinan di masa mendatang ilmuwan mampu membuat peralatan yang mampu mendeteksi
keberadaan mahluk astral.

Emosi dan Masa Depan Anda

Pernahkah Anda mendengar seseorang menderita penyakit maag karena stress? Hmmm tentu sering bukan.
Pernahkah Anda berpikir mengapa orang stress kok bisa sakit maag? Bukankah stress itu terjadinya di pikiran
dan penyakit maag itu menyerang lambung organ fisik?
Atau mungkin pernahkah Anda ingin menceritakan sesuatu yang sangat berat kepada seseorang yang sangat
dekat dengan Anda? Bagian tubuh manakah yang akan merasa tidak nyaman saat hendak mengatakan hal itu
pada orang lain? Ya betul bagian di perut dan ulu hati terasa seperti ingin meledak bukan? Mengapa itu bisa
terjadi?
Pada jaman dahulu para tabib di Cina telah menemukan suatu teknik pengobatan yang sekarang kita kenal
dengan nama akupuntur. Mereka menemukan bahwa di permukaan kulit kita tersembunyi berbagai titik syaraf
yang memiliki hubungan dengan organ tertentu di tubuh kita. Mereka berhasil menyembuhkan penyakit klien
dengan menusukkan jarum pada titik-titik di permukaan kulit yang disebut titik meridian. Apa yang dilakukan
para ahli akupunktur itu sebenarnya adalah membebaskan sumbatan energi pada titik-titik meridian itu sehingga
sistem energi dan metabolisme menuju organ tersebut menjadi lancar.
Nah sekarang pernahkah Anda terpikir apakah yang bisa menyebabkan sumbatan pada titik-titik meridian kita
sehingga organ fisik yang berhungan dengan titik itu terganggu? Ada dua hal yang menyebabkan sumbatan pada
titik meridian kita. yang pertama adalah makanan. Makanan yang kita makan bisa menyebabkan sumbatan kecil
namun terus menerus pada titik meridian kita. Jika pola makan kita tak kunjung membaik maka akhirnya organ
yang bersangkutan akan terganggu. Yang kedua adalah emosi. Emosi adalah sebuah kekuatan dahsyat yang
sangat berpengaruh pada sistem meridian manusia. Berikut adalah daftar emosi dan pengaruhnya terhadap titik
meridian yang berhubungan dengan organ-organ di tubuh kita :
Nama emosi
Kemarahan
Kesedihan mendalam
Depresi
Trauma mendalam
Kecemasan
Kekhawatiran akan masa depan
Ketakutan
Rasa bersalah
Perasaan mudah tersinggung
Malu
Perasaan iri

Titik meridian / organ yang terpengaruh


Jantung, hati, empedu
Paru-paru
Tiroid
Kandung kencing
Lambung
Limpa
Ginjal
Usus besar
Usus kecil
Pembuluh darah
Organ sex

Setelah melihat daftar di atas masihkah kita ingin tetap memiliki emosi negatif dan pemikiran negatif tentang diri
sendiri dan orang lain? Bagaimanakah menghilangkan emosi negatif itu? Saya sedang menuliskan sebuah buku
yang berjudul The Secret of Instant Change yang akan terbit dalam waktu dekat. Buku ini akan membahas
seluk beluk mendetail tentang negatif core belief dan bagaimana mengatasinya sehingga kita bisa melaju
mengejar impian kita dengan beban yang jauh lebih ringan atau bahkan tanpa beban sama sekali. Buku ini adalah
kristalisasi pengalaman melakukan praktek konseling dan terapi bersama klien dewasa dan anak-anak sejak 1995
yang diperkuat dengan berbagai riset literatur dalam dunia psikologi barat modern. Informasi lebih lanjut tentang
buku The Secret of Instant Change dapat Anda peroleh di situs ini.

Anda mungkin juga menyukai