Anda di halaman 1dari 37

TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH TERAPI


AKUPUNKTUR DENGAN TERAPI AKUPUNKTUR
DIKOMBINASI DENGAN LATIHAN FISIK TERHADAP
KELUHAN DISABILITY DAN NYERI BAHU DI KLINIK
LABORATORIUM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
LAYANAN AKUPUNKTUR (LP3A) SURABAYA TAHUN
2017 - 2018
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Disabilitas dan nyeri bahu ditandai dengan menurunnya gerak bahu
& rasa nyeri disebabkan rotator cuff, adhesive capsulitis dan kerusakan
serabut kolagen.
Secara nasional, 10 kabupaten dengan prevalensi penyakit sendi
tertinggi.
Pada latihan pendulum dapat membantu mengurangi kekakuan sendi,
mencegah adhesive dan kontraktur serta meningkatkan dan
penyembuhan.
Studi Ko Sun menyimpulkan bahwa akupunktur disertai latihan bahu
lebih efektif.
PENDAHULUAN

 Identifikasi masalah

1. Prevalensi Nasional penyakit sendi yang cukup banyak


2. Prevalensi nyeri sendi termasuk dalam lima besar penyakit terbanyak
di Klinik Labaratorium Penelitian dan Pengembangan Pelayanan
Akupunktur (LP3A) Surabaya.
3. Terapi akupunktur dengan latihan fisik tidak pernah dilakukan pada
kasus nyeri sendi pada pasien di Klinik Laboratorium Penelitian dan
Pengembangan Akupunktur (LP3A) Surabaya.
PENDAHULUAN

 Batasan Masalah
Penusukkan titik akupunktur LI 4 hegu, LI 15 jianyu, SJ 5 waiguan, SI
9 jianzhen, TE 14 jianliao, dengan terapi akupunktur dikombinasi
Standing Pendulum Exercise.

 Rumusan Masalah
Bagaimanakah perbandingan pengaruh terapi akupunktur dengan
akupunktur dikombinasi Standing Pendulum Exercise terhadap keluhan
disabilitas dan nyeri bahu di Klinik Labaratorium Penelitian dan
Pengembangan Pelayanan Akupunktur (LP3A) Surabaya ?
TUJUAN UMUM

 Mengetahui perbandingan antara pengaruh terapi akupunktur


dengan akupunktur dikombinasi Standing Pendulum Exercise
terhadap keluhan disabilitas dan nyeri bahu di klinik Laboratorium
Penelitian dan Pengembangan Layanan Akupunktur (LP3A)
Surabaya Tahun 2017 – 2018.
TUJUAN KHUSUS
1. Mengidentifikasi karakteristik penderita : segi usia, jenis kelamin,
jenis pekerjaan.
2. Mengetahui pengaruh sebelum di terapi akupunktur dan akupunktur
dikombinasi Standing Pendulum Exercise pada pasien disabilitas
dan nyeri bahu.
3. Mengetahui pengaruh sesudah di terapi akupunktur dan akupunktur
dikombinasi Standing Pendulum Exercise pada pasien disabilitas
dan nyeri bahu.
4. Membandingkan hasil terapi akupunktur dan terapi akupunktur
dikombinasi Standing Pendulum Exercise sebelum dan sesudah di
terapi.
MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Peneliti
Mengetahui manfaat terapi menggunakan akupunktur dan
akupunktur dikombinasi Standing Pendulum Exercise terhadap keluhan
disabilitas dan nyeri bahu.
2. Bagi Institusi
Hasil penelitian dapat bermanfaat untuk menambah referensi
penelitian Ilmiah yang bermanfaat bagi Akademi Akupunktur Surabaya.
3. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan pengetahuan mengenai nyeri bahu dan
pengobatan terapi akupunktur.
TINJAUAN PUSTAKA

III.1. Anatomi Bahu


III.2. Etiologi
III.3. Patofisiologi Nyeri Bahu
III.4. Pemeriksaan untuk Nyeri Bahu
III.4.1. Gejala Klinis
III.4.2. Pemriksaan Penunjang
III.5. Terapi Nyeri Bahu
III.5.1. Terapi Secara Umum
III.5.2 Standing Pendulim Exercis
III.6. Evaluasi Nyeri Bahu
III.7. Etiologi Nyeri Bahu Menurut Akupunktur
III.8. Terapi Akupunktur untuk Nyeri Bahu
KERANGKA KONSEP
HIPOTESIS

Pengaruh terapi akupunktur dikombinasi Standing


Pendulum Exercise lebih banyak mengurangi keluhan nyeri
bahu dibandingkan terapi akupunktur tubuh terhadap
keluhan disability dan nyeri bahu di Klinik Labaratorium
Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Akupunktur
(LP3A) Surabaya.
JENIS DAN DESAIN PENELITIAN

Jenis Eksperimental Kuasi/Semu, dengan desain Non


Randomized Pre Post Test Control Group Desaign.
Menggunakan 2 subyek serta melakukan pengukuran
sebelum dan sesudah perlakuan.
POPULASI DAN SAMPEL

 Di Klinik LP3A Surabaya yang mengalami keluhan nyeri


bahu sejumlah 331.
 Sampel penelitian 14 responden dibagi 2 kelompok yaitu
kontrol 7 responden dan perlakuan 7 responden.
KRITERIA INKLUSI
1. Responden dengan keluhan nyeri pada bahu
2. Responden yang mempunyai skor minimal 7 poin pada
penilaian obyektif
3. Responden yang mempunyai skor kurang dari 65 poin
pada penilaian obyektif
4. Responden yang memberikan izin dan bersedia
mengikuti terapi akupunktur
5. Responden dengan tidak ada gangguan komunikasi
KRITERIA EKSKLUSI
1. Responden dengan adanya infeksi atau luka pada bagian
tubuh yang akan ditusuk.
2. Responden yang mengalami pembengkakan dan
kemerahan pada daerah bahu
3. Responden yang pernah di diagnosa saraf kejepit pada
daerah leher.
4. Responden yang tidak bersedia menjadi responden
penelitian
LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

 Lokasi di Klinik LP3A Surabaya.


 Di mulai pada bulan September 2017 hingga Agustus 2018.
 Pengambilan data primer dan perlakuan bulan Januari 2018
VARIABEL DAN HUBUNGAN VARIABEL

1. Variabel Bebas (Variable Independent)


Akupunktur dan akupunktur dengan Standing Pendulum Exercise.
2. Variabel Terikat (Variable Dependent)
Perubahan skala nyeri.
3.
Akupunktur dan akupunktur
dengan Standing Pendulum Skala disability & nyeri
Exercise
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
No. Variabel Definisi Operasional Alat ukur Kriteria Skala
1 Umur Lamanya hidup dalam KTP a. ≤ 49 Nominal
tahun yang di hitung b. 50 – 60
sejak lahirkan. c. ≥ 61
2 Jenis Identitas responden yg KTP a. Laki – laki Nominal
Kelamin dapat digunakan untuk b. perempuan
membedakan laki – laki
dan perempuan
3 Hegu Terletak os metakarpalis - - Nominal
II pertengahan tepi radial
os metakarpalis II.
Penusukan tegak lurus 1
cun.
4 Waiguan Terletak pada dua cun - - Nominal
proksimal Yangchi (TE
4) antara os radius dan
os ulna.
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kriteria Skala
5 Jianyu Terletak ditengah origo - - Nominal
m. deltoideus, pada
lekuk kecil antara
acromion os clavicula
dan tuberculum majus os
humeri.
6 Jianliao Terletak pada dua cun - - Nominal
lateral Jianyu, pada
lekuk kecil antara
acromion os clavicula
dan tuberculum majus os
humeri
7 Jianzhen 1 cun kranial dari plika - - Nominal
axilaris dorsalis.
8 Nyeri bahu Gangguan pada satu atau CSS Total skor : Rasio
kedua sisi bahu terutama penilaian
yang terkait dengan subyektif +
sendi bahu, tendon dan obyektif
otot yang melekat serta
tulang belikat
TEHNIK, INSTRUMEN PENGUMPULAN,
DAN ANALISA DATA
 Pengumpulan data primer dengan menggunakan kuesioner CSS
 Edit data
 Kode data :
a. Usia
b. jenis kelamin
 Penilaian CSS
1. subyektif
2. obyektif
 Skor data
Total skor subyektif + obyektif
 Analisa data
KERANGKA KERJA PENELITIAN
HASIL PENELITIAN

Umur
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
≤ 49 50 - 60 ≥ 61
Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan
Jenis Kelamin
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Kontrol Perlakuan
Kelompok
Laki - Laki Perempuan
Pekerjaan
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Swasta IRT Lainnya
Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan
Pengobatan
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Minum obat Tidak di obati Lainnya
Kelompok Kontro Kelompok Perlakuan
Akupunktur Tubuh

35

30
29

25
20
20

15
10
10

0
Subyekti 0 Subyektif 1 Subyektif 2
50
44
45
40
33
35
30
24
25
20
15
10
5
0
Obyektif 0 Obyektif 1 Obyektif 2
Akupunktur dengan Pendulum
35
31
30

25
20
20
15
15

10

0
Subyektif 0 Subyektif 1 Subyektif
50
45
45
40
34
35 31
30
25
20
15
10
5
0
Obyektif 0 Obyektif 1 Obyektif 2
Akupunktur Tubuh
72

52

30

CSS 0 CSS 1 CSS 2


Akupunktur Tubuh Dan Standing
Pendulum Exercise
72

53
45

CSS 0 CSS 1 CSS 2


Rata - Rata
80
70
60
50
40
30
20
10
0
CSS 0 CSS 1 CSS 2
Akupunktur Tubuh
Akupunktur Tubuh dan Standing Pendulum Exercise
PEMBAHASAN

VII.1 Karakteristik Responden

 Sebagian besar berusia 50 – 60 tahaun, seiring bertambahnya usia


menyebabkan tulang rawan di daerah persendian semakin menipis
serta sendi menjadi kaku.

 Sebagian besar lebih banyak jenis kelamin perempuan, karena


setelah mengalami menopause, hormon estrogen pada wanita
berkurang, fungsi hormon estrogen sangat penting untuk menjaga
elastisitas jaringan di dalam tubuh termasuk pada sendi.
VII.2 Perbandingan Keluhan Disabilitas dan Nyeri Bahu Sebelum dan
Sesudah Terapi Akupunktur Tubuh

 Berdasarkan grafik akupunktur tubuh, sebelum diterapi dengan rata – rata


CSS 0 sebesar 30, stelah 4 kali terapi dengan rata – rata CSS 1 sebesar
52, dan setelah 8 kali terapi dengan rata – rata CSS 2 sebesar 72.

 Akupunktur dapat mengurangi disabilitas dan nyeri bahu.

 Secara tradisional , penusukkan pada titik hegu, waiguan, jianyu, jianlio,


jianzhen dapat melancarkan stagnasi qi dan darah pada bahu.

 Penusukkan area lokal menimbulkan trauma kecil, memproduksi


bradikinin dan prostaglandin yang mengaktivasi membran sel.
VII.3 Perbandingan Keluhan Disabilitas dan Nyeri Bahu Sebelum dan
Sesudah Terapi Akupunktur Tubuh dengan Standing Pendulum
Exercise

 Berdasarkan grafik akupunktur tubuh dengan standing pendulum


exercise, sebelum diterapi dengan rata – rata CSS 0 sebesar 45, setelah 4
kali terapi dengan rata – rata sebesar 53, setelah 8 kali terapi dengan rata
– rata sebesar 72.

 Akpunktur dengan standing pendulum exercise dapat mengurangi


disabilitas dan nyeri bahu.

 latihan pendulum dapat membantu mengurangi kekakuan sendi dan


meningkatkan sirkulasi serta penyembuhan.
VII.4 Perbandingan Pengaruh Sebelum dan Sesudah Terapi
Akupunktur Tubuh dan Terapi Akupunktur Tubuh dengan
Standing Pendulum Exercise

 Berdasarkan grafik rata – rata menunjukkan adanya kenaikkan skor


Constans Shoulder Score, namun pada terapi akupunktur tubuh lebih
banyak mengurangi keluhan disabilitas dan nyeri bahu.

 Terapi akupunktur tubuh lebih banyak mengurangi disabilitas dan nyeri


bahu

 Banyak rensponden yang mengalami kesulitan melakukan latihan


pendulum.
KESIMPULAN

1. Berdasarkan dari analisa data yang mengalami disabilitas dan


nyeri bahu terjadi pada usia 50 – 60 tahun, dan sering terjadi
pada jenis kelamin perempuan.

2. Akupunktur tubuh lebih banyak mengurangi keluhan disabilitas


dan nyeri bahu setelah empat kali terapi.

3. Setelah 8 kali terapi didapatkan hasil yang sama.


SARAN

1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya setelah di terapi dilakukan


pengukuran agar bisa mengetahui tindakan selanjutnya.

2. Untuk penelitian lebih lanjut dapat ditambahkan dengan latihan fisik


yang lainnya yang sekiranya mudah dilakukan oleh responden.

3. Untuk penelitian selanjutnya jumlah responden harus lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai