2. Tujuan
• Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang
• Menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat (populasi) atau
• Menghilangkan penyakit tertentu dari dunia
Macam Kekebalan (Cara
didapat)
1. Aktif
• Dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan dengan Ag melalui
imunisasi
• Ex : imunisasi aktif, terpajan secara alamiah dengan Ag
• Imun memori sehingga berlangsung lama
2. Pasif
• Diperoleh dari luar tubuh
• Ex : Imunisasi pasif pada janin yang diterima dari ibu melalui
plasenta
• Tidak berlangsung lama
RESPON IMUN
1. PRIMER
• Terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan
antigen
• Terbentuk antibodi Ig M
2. SEKUNDER
• Terjadi setelah terpajan ulang dengan antigen
yang sama
• Terbentuk antibodi Ig G
KEBERHASILAN IMUNISASI
1. Status imun penjamu
2. Faktor genetik penjamu
3. Kualitas dan kuantitas vaksin
4. Cara pemberian
5. Dosis pemberian
6. Frekuensi pemberian
7. Ajuvan yang digunakan
8. Jenis vaksin : vaksin hidup
1. Imunisasi Aktif
• Definisi: pemberian antigen pada inang untuk
menginduksi pembentukan antibodi dan imunitas
seluler.
• Bahan: Imunoglobulin
• Sasaran :
1.Individu yang tidak mampu membentuk antibodi
(janin/bayi)
2.Pencegahan penyakit ketika waktu tidak memungkinkan
imunisasi aktif (misal: pasca paparan)
3.Terapi penyakit tertentu yang secara normal dicegah
dengan imunisasi (misal: tetanus) Human Rabies
Immune Globulin
4.Terapi dalam kondisi imunisasi aktif tidak tersedia atau
tidak dapat dilaksanakan (misal: tergigit ular)
JENIS VAKSIN
Pengenceran
•Vaksin kering yang beku harus diencerkan dengan pelarut khusus
•Digunakan dalam periode waktu tertentu, mis vaksin campak yg
telah diencerkan cepat berubah warna pada suhu kamar.
Pembersihan Kulit
Tempat suntikan harus dibersiihkan (antiseptik)
Pemberian Suntikan
Sebagian besar secara Intradermal (IM) atau Sub Kutan (SK) dalam
kecuali OPV per oral dan BCG secara intradermal
Petugas harus menguasai teknik dasar
Perlu diperhatikan pada anak sebelum imunisasi
• Pernah mengalami kejadian ikutan yg berat
• Alergi terhadap bahan dalam vaksin
• Sedang terapi steroid, radioterapi/kemoterapi
• Menderita sakit yg menurunkan imunitas
• Tinggal serumah dg org lain yg imunitasnya turun atau dalam
terapi yg menurunkan imun
• Bulan lalu mendapat vaksin virus hidup (campak, poliomielitis,
rubela)
• Pada 3 bln lalu mendapat imunoglobulin/ transfusi darah
Pemberian Paracetamol sesudah imunisasi
• Mengurangi ketidaknyamanan pasca imunisasi
• Dosis 15 mg/kgbb kepada bayi/anak, 3-4 X/hr
Reaksi KIPI
Reaksi lokal di tempat suntikan atau reaksi umum
Derajat ringan selama 1-2 hari
Lokal: kemerahan, gatal, nyeri kompres hangat teraba benjolan
kecil agak keras beberapa minggu atau lebih tidak perlu tindakan
Vaksin BCG
•2-6 mgg dapat timbul papulasemakin besar ulserasi selama 2-
4 bulan sembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut.
•Bila ulkus keluar cairan kompres antiseptik
•Bila cairan tambah banyak, koreng semakin besar ditambah
pembesaran kelenjar regional (aksila) dibawa ke dokter
Vaksin Hepatitis B
•Jarang terjadi, demam yg agak tinggi
•Lokal seperti pada umumnya (sementara)
Vaksin DPT
•Demam tinggi, rewel
•Lokal seperti pada umumnya
Vaksin DT
•Lokal seperti pada umumnya
Vaksin Polio oral
• Sangat jarang terjadi reaksi KIPI
• Apabila dosis terlalu tinggi ulkus yang timbul lebih besar, namun
apabila penyuntikan terlalu dalam parut yg terjadi tertarik ke
dalam
• BCG jangan diberikan pada bayi atau anak dengan imunodefisiensi, mis
HIV, gizi buruk dan lain-lain
Vaksinasi Hepatitis B
• Imunisasi Pasif
Pemberian imunoglobulin (sebelum/sesudah)
Misal: IG/ISG (Immune Serum Globulin) atau
HBIG (Hepatitis B Immune Globulin)
Indikasi utama:
-Paparan darah yg mgandung HbsAg
-Paparan seksual dgn pengidap HbsAg (+)
-Paparan perinatal, ibu HbsAg(+), <48 jam
Dosis:
• Kecelakaan jarum suntik: 0,06ml/kg,maks 5 ml, IM, harus diberikan dlm
jangka 24 jam, diulang 1 bulan kemudian.
• 3 jenis :
-Berasal dari plasma
-Dibuat dengan tehnik rekombinan (rek.genetik)
-Polipeptida
• Vaksin yang beredar beserta dosis:
• Hevac-B (Aventis Pasteur), dws 5 ug,
anak 2,5 ug, pada ibu HbeAg (+) dosis 2 X
• Hepaccine (Cheil Sugar), dws: 3 ug,
anak 1,5 ug.
• B-Hepavac II (MSD), dws: 10 ug, anak 5 ug.
• Hepa-B (Korean green Cross), dws; 20 ug, anak 10 ug.
• Engerix-B (GSK), dws 20 ug, anak 10 ug.
Kontra Indikasi
Belum ada, terkecuali ibu hamil
• Dosis DPT/DT 0,5 ml, IM baik untuk imunisasi dasar dan ulangan.
VAKSIN VIRUS POLIO ORAL
• Virus hidup tetapi sudah dilemahkan.
• Virus polio tipe 1, 2, 3
• Digunakan scr rutin sjk bayi lahir dg dosis 2 tts per oral.
• Virus ini menempatkan diri di usus dan memacu pembentukan antibodi
dlm darah, maupun epitel usus sebagai pertahanan lokal.
• Penerima vaksin terlindungi setelah dosis tunggal pertama, tiga dosis
berikutnya memberikan imunitas jangka lama (3 tipe)
• harus disimpan tertutup pada suhu 2-8o C
• Vaksin sangat stabil, akan kehilangan potensi bila dibuka krn
perubahan PH setelah terpapar dengan udara.
• Dapat disimpan pada 20o C. Dicairkan dg cara ditempatkan antara
dua telapak tgn, dijaga agar tidak berubah warna (merah muda-
oranye muda) sbg indikator PH
• Imunisasi dasar (polio 0, 1, 2, 3) diberikan 2 tetes per oral dengan
interval tidak kurang dari 4 minggu.
• Indikasi kontra
Penyakit akut/demam > 38,5oC, muntah/ diare
Terapi KS, imunosupresif, radiasi, keganasan
ibu hamil < 4 bln, bersama vaksin tifoid oral,
• Reaksi KIPI :
Biasanya terjadi pada imunisasi ulangan.
Dapat berupa demam >39,5 oC pada hari ke 5-6 berlangsung 2 hari.
Ruam pada hari ke 7-10, berlangsung 2-4 hari
• Campak diberikan pada umur 9 bln, dgn dosis 0,5 ml SK dalam/ IM.
Diulang usia 5-7 tahun.
• Diulang juga, bila:
-imunisasinya pada usia < 1 thn
-terjadi KLB (diberikan pada SD, SMP, SMA)
-imunisasinya vaksin inaktif, imunoglobulin
-catatan imunisasi tidak ada