Anda di halaman 1dari 7

Diare

A. Diare Akut
Definisi
Diare adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat
kandungan air dalam tinja melebihi normal (10 ml/Kg BB/hari) dengan
peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung
kurang dari 14 hari. Pola defekasi neonatus dan bayi hingga usia 4 – 6 bulan yang
defekasi >3 kali/hari dan konsistensinya cair atau lembek masih dianggap normal
selama tumbuh kembangnya baik.

B. Etiologi
1. Infeksi : virus (rotavirus, adenovirus, norwalk), bakteri (Shigella sp,
Salmonella sp, E coli, Vibrio sp), parasit (protozoa, E hystolyca, G. Lamblia,
balantidium coli, Cacing : Ascaris sp, Trichuris sp, Strongyloides sp, jamur :
Candida sp), infeksi ekstra usus (otitis media akut, infeksi saluran kemih,
pnemonia). Terbanyak disebabkan rotavirus (20-40%)
2. Alergi makanan : alergi susu sapi, protein kedelai, alergi multipel
3. Malabsorpsi karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak dan protein.
4. Keracunan makanan (misalnya makanan kaleng akibat Botulinum sp).
5. Lain-lain. Obat-obatan ( antibiotik atau obat lainnya), kelainan anatomi.
Pertimbangkan apakah diare termasuk primer (infeksi pada saluran cerna) atau
sekunder (gejala ikutan) dari penyakit sistemik seperti bronkopnemonia,
ensefalitis dan sebagainya.

C. Klasifikasi Diare pada anak berdasarkan derajat Dehidrasi

Klasifikasi Tanda dan gejala


Dehidrasi berat Dua atau lebih tanda berikut :
(kehilangan cairan>10% berat badan) -Kondisi umum lemah, letargis/tidak sadar
-ubun-ubun besar, mata sangat cekung
-malas minum/tidak dapat minum
-cubitan perut kembali sangat lambatr (>=2 detik)

Dehidrasi ringan sedang Dua atau lebih tanda berikut :


Kehilangan cairan 5-10% berat badan -Rewel, gelisah cengeng
-ubun-ubun besar, mata sedikit cekung
-tampak kehausan ,minum lahap
-cubitan perut kembali lambat
Tanpa dehidrasi Tidak ada cukup tanda untuk diklasifikasikan ke
Kehilangan cairan <5% berat badan dua kriteria di atas

D. Tata Laksana
Pada prinsipnya ada lima pilar tata laksana diare menurut WHO:
1. Rehidrasi
2. Dukungan nutrisi
3. Pemeberian antibiotik sesuai indikasi
4. Pemberian zink
5. Edukasi pada orang tua

E. Berikut alur tata laksana diare sesuai derajat dehidrasinya


- Diare akut dehidrasi berat
 Rehidrasi intravena 100 cc/kgBB cairan ringer laktat atau ringer asetat (jika tidak
ada gunakan salin normal) dengan ketentuan berikut :

Pertama, berikan Selanjutnya 70 cc/KgBB


30 cc/kgBB dalam dalam
Umur < 12 bulan I jam 5 jam
Umur >=12 bulan 30 menit 2 ½ jam

Diikuti rehidrasi oral jika sudah dapat minum, dimulai 5 cc/kgBB/jam selama
proses rehidrasi.
 Periksa kembali status hidrasi anak setiap 15 -30 menit, klasifikasikan ulang
derajat dehidrasi setelah 3 jam (untuk anak) atau 6 jam (untuk bayi). Tata laksana
selanjutnya diberikan sesuai derajat dehidrasi tersebut.
 Jika tidak ada fasilitas intravena, pasang pipa nasogastrik dan beri 20 cc /Kg
BB/jam selama 6 jamm atau rujuk segera ke rumah sakit.

- Diare akut Dehidrasi Ringan-Sedang


 Pasien dipantau di puskesmas /rumah sakit
 Berikan larutan oralit dalam waktu 3jam pertama sebanyak 75 cc/kg/BB. Ajarkan
ibu memberi oralit sedikit-sedikit tapi sering (small but frequent) dengan sendok
teh, cangkir, mangkok, atau gelas. Bila anak muntah tunggu 10 menit lalu
lanjutkan dengan lebih lambat.
 Lanjutkan pemberian ASI
 Periksa kembali dan klasifikasikan ulang setelah 3 jam

- Diare akut tanpa dehidrasi


Dapat dilakukan terapi rawat jalan dengan empat aturan perawatan di rumah
sebagai berikut ( juga berlaku untuk diare dengan dehidrasi setelah perawatan):
 Beri cairan tambahan seperti ASI, yang lebih sering dan lama. Jika anak tidak
memperoleh ASI ekslusif, berikan oralit, air matang atau cairan makanan (kuah
sayur, air tajin).
 Pada kasus diare dengan dehidrasi berikan 5 bungkus oralit (@200 cc) berikan
100cc tiap kali BAB
 Beri tablet zink selama 10-14 hari yaitu ½ tablet (10 mg)/ hari untuk anak usia<6
bulan dan 1 tablet (20 mg/hari) untuk anak usia >6 bulan. Zink bermanfaat untuk
menurunkan frekuensi BAB dan memperbaiki volume tinja, mengurangi lama
diare,serta menurunkan kejadian diare pada bulan-bulan berikutnya.
 Beri makanan segera setelah anak dapat makan. Lanjutkan pemeberian makan
atau ASI dengan pola sedikit tapi sering (sekitar 6 kali/hari).
 Edukasi kapan harus kembali (Jika keadaan anak memburuk, tidak dapat/malas
minum, timbul demam, timbul darah dalam tinja, tidak membaik setelah 5 hari).

Terapi Lainnya :
 Antibiotik tidak digunakan secara rutin dan hanya bermanfaat pada anak dengan
diare berdarah (disentri), suspek kolera dan infeksi berat lain yang tidak
berhubungan saluran pencernaan. Penggunaan antibiotik tidak rasional akan
mengganggu keseimbangan flora usus sehingga memperpanjang diare menjadi
persisten, mempersulit penyembuhan, dan meningkatkan kemungkinan penularan.
Selain itu juga menyebabkan resistensi kuman terhadap antibioti.
 Obat anti protozoa jarang digunakan
 Obat-obatan anti diare tidak boleh diberikan pada anak karena tidak mencegah
dehidrasi maupun meningkatkan atatus gizi anak, namun memiliki efek samping
berbahaya hingga fatal.
 Probiotik dapat bermanfaat mempersingkat lama diare pada anak dan mencegah
diare pada bayi
 Vaksin rotavirus menimbulkan imunogenitas yang baik pada anak dan efek
samping yang rendah. Diberikan sebelum usia 6 bulan dalam 2-3 kali pemberian
dengan interval 4-6 minggu.

F. Langkah promotif/preventif
1. ASI tetap diberikan
2. Menjaga kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan
3. Menjaga kebersihan lingkungan , BAB di jamban
4. Imunisasi campak
5. Memberikan makanan penyapihan yang benar
6. Peneydiaan air minum bersih serta
7. Makanan yang selalu dimasak secara adekuat

G. Komplikasi
Dehidrasi, gangguan elektrolit, penurunan berat badan, gagal tumbuh,
diare yang lebih berat dan sering terjadi.

H. Diare Persisten
Diare persisten adalah diare akut dengan atau tanpa disertai darah dan
berlanjut sampai 14 hari atau lebih.

I. Faktor resiko
Usia <6 bulan, lahir prematur, kondisi malnutrisi, tidak mendapat ASI, penyakit
komorbid dan anemia.

J. Etiologi
Untuk mengetahui etiologi diare persisten perlu ditentukan apakah diare tergolong
osmotik atau sekretorik. Misalnya dengan memuasakan pasien selama 24 jam.
Pada diare osmotik diare akan berkurang atau berhenti. Demikian sebaliknya
untuk diare sekretorik.
 Diare osmotik : intoleransi laktosa sekunder. Cow’s milk protein sensitive
enterophathy (CMPSE) sindrom malabsorpsi
 Diare sekretorik. Bacterial overgrowth, antibiotic-induced infeksi persisten
(Shigella sp, Crypto sporidium sp E.coli serta infeksi virus, jamur dan parasit).
Setiap anak dengan diare persisten perlu diperiksa kemungkinan infeksi di luar
usus seperti pnemonia, sepsis, infeksi saluran kencing, sariawan mulut dan otitis
media.

K. Diagnosis
Diare persisten memiliki tanda dan gejala yang serupa dengan diare akut.
Namun karena diare versifat berlanjut, maka perlu dilakukan identifikasi etiologi
yang mendasar.

L. Tata laksana
 Terapi cairan sesuai derajat dehidrasi (seperti klasifikasi pada diare akut).
Atasi kelainan asam basa dan gangguan elektrolit jika terjadi.
 Pemberian diet sesuai usia dan status gizi. Pada perawatan di rumah sakit,
setidaknya diberikan 110 kal/kgBB/hari. ASI tidak dihentikan.
 Suplementasi makronutrien zink selama 10 hari untuk regenerasi mukosa usus
dengan dosis sebgai berikut :
-anak usia <6 bulan : 10 mg atau ½ tablet perhari
-anak usia >=6 bulan : 20 mg atau 1 tablet perhari
 Tata laksana spesifik sesuai dengan etiologi yang mendasari :
o Kasus infeksi antibiotik sesuai hasil identifikasi bakteri penyebab. Berikan
metronidazol 50mg/kg PO dbagi 3 dosis selama 5 hari untuk kasus
amubiasis dan giardiasis atau metronidazol 30mg/khBB dibagi 3 dosis
untuk untuk kasus clostridium difficile. Pada kasus infeksi klebsiela sp
atau E,coli patogen, berikan antibiotik sesuai hasil uji sensivisitas.
o Kasus intolresansi lakstosa: berikan formula /diet bebas laktosa
o Kasus alergi susu sapi : teruskan ASI dnan hindari makana dari susu sapi
o Kasus malabsorpsi : berikan makanan atau formula elemental secara oral
atau parenteral
o Kasus antibiotic induce : berikan antibiotik dan probiotik selama 7-10 hari
o Evaluasi keberhasilan pengobatan asupan

M. Saran
Agar terhindar dari diare lakukan hal berikut :
 Cuci tangan dengan air sabun dan air hangat sebelum makan, setelah
memegang daging mentah, setelah menggunakan toilet dan setelah memegang
binatang peliharaan
 Jauhi makanan dan minuman yang kebersihannya diragukan
 Menjaga kebersihan dapur dan kamar mandi
 Menkonsumsi makan dengan melihat label makanan
 Makan makanan yang dimasak dari bahan yang segar

N. Diare menurut akupunktur


Etiologi dan patogenesis
Penyakit ini melibatkan limpa, lambung, usus, ginjal dan liver. Disfungsi
organ menyebabkan kegagalan usus kecil menerima makanan dan kegagalan usus
besar dalam transportasi, menuju ke usus. Patogenesisnya adalah lembab ekses
dan disfungsi limpa lambung. Hal ini karena invasi faktor patogen eksogen, diet
yang tidak tepat dan gangguan emosi.

O. Differensiasi Syndrome
1. Lembab dingin : onset akut, tinja jernih, lembek berair dengan nyeri abdomen
parah dan borborigmus, nyeri abdomen ringan dengan defekasi, takut dingin,
nafsu makan buruk, selaput lidah putih berminyak, nadi lembut.
2. Panas lembab : BAB mendesak dengan nyeri abdomen parah, tinja lengket
kuning-kecokelatan dengan bau yang tidak sedap, sensasi terbakar di anus,
demam, nyeri abdomen berkurang dengan defekasi, selaput lidah kuning
berminyak, nadi cepat lembut.
3. Retensi makanan : tinja lembek, sering dengan bau busuk setelah diet yang tidak
tepat, nyeri abdomen berkurang dengan defekasi, sendawa dengan bau busuk,
regurgitasi asam, nafsu makan buruk, selaput lidah berminyak tebal keruh dan
nadi licin
4. Stagnasi Qi liver : diare berulang yang menyakitkan dipicu oleh ketegangan
emosi, lidah merah, selaput putih tipis, dan nadi wiry
5. Defisiensi Qi limpa : Tinja lembek berisi makanan tidak tercerna, peningkatan
frekwensi buang air besar dengan diet yang tidak tepat, kelelahan, lidah pucat
dengan selaput putih tipis, nadi seperti benang
6. Defisiensi Yang ginjal : Diare sebelum fajar yang berisi makanan tidak tercerna,
sakit perut dingin, tungkai dingin, lidah pucat dengan selaput putih, nadi dalam
dan seperti benang
P. Terapi
1. Prinsip terapi
- Lembab dingin, defisiensi qi limpa, defisiensi yang ginjal : baik penusukan
maupun moksibusi dipilih untuk menguatkan limpa dan ginjal, mengurangi
lembab. Metode penguatan diterapkan dalam pola defisiensi. Metode
pelemahan diterapkan dalam pola ekses.
- Stagnasi qi liver, retensi makanan dan lembab panas. Penusukan dipilih
dengan metode pelemahan untuk menenangkan liver.

2. Pengobatan
Titik Mu depan, Shu belakang dan He Sea bawah dari usus besar dipilih sebagai
titik utama. CV 8 (Shenque), ST25 (Tianshu), BL 25 (Dachangshu), ST37
(Shangjuxu), Sanyinjiao (SP6).

3. Penjelasan
BL 25 Dachangshu, titik back-shu dan ST 25 Tianshu, titik Mu dari usus besar
digunakan dalam kombinasi pengobatan. ST 37 Shangjuxu, titik He Sea bawah
usus besar, dipilih untuk meregulasi lambung dan usus. CV 8 Shenque di moksa
untuk menghangatkan Yang. SP 6 digunakan untuk menguatkan limpa, dan
menghilangkan lembab.

4. Modifikasi
- Lembab dingin : BL 20 Pishu dan SP 9 Yinlingquan untuk menguatkan limpa
dan menghilangkan lembab
- Lembab panas : LI 4 Hequ dan ST 39 Xiajuxu untuk menghilangkan panas
dan lembab
- Retensi makanan : CV 12 Zhongwan dan CV 11 Jianli untuk mengurangi
retensi makanan dan menghilangkan stagnasi.
- Stagnasi Qi liver : LR 14 Qimen dan LR 3 Taichong untuk menenangkan Qi
- Defisiensi Qi limpa : BL 20 pishu dan ST 36 zusanli untuk menguatkan limpa
- Qi limpa collaps : GV 20 untuk mengangkat Yang limpa
- Defisiensi Yang ginjal : BL 23 Shensu, GV 4 mingmen, CV 4 Guanyuan untuk
menghangatkan ginjal.
Daftar Pustaka
1. Kapita selekta kedokteran, edisi IV, Essentials medicine
2. Acupuncture Therapeutics, International Acupuncture textbooks

Anda mungkin juga menyukai