Anda di halaman 1dari 10

MATERI VI

ORGANON AUDITIVA
A Annisa Ashliyatul Aziza
ANATOMI TELINGA DAN PEMERIKSAAN TELINGA
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mengetahui dan dapat menjelaskan anatomi telinga
2. Memahami fisiologi pendengaran
3. Mampu melakukan tes pendengaran
CAKUPAN MATERI
1. Anatomi Telinga
2. Fisiologi Pendengaran
3. Tes Pendengaran
a. Tes Rinne
b. Tes Weber
c. Tes Swabach

1. ANATOMI TELINGA

a.

Telinga Luar (Auris Externa)


Telinga luar terdiri dari auricula (daun telinga), meatus acusticus externus
(MAE) sampai membrane tympani (gendang telinga).
1) Auricula (daun telinga)

Auricula berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara untuk


disalurkan ke dalam MAE. Berbentuk tidak teratur, terdiri atas cartilago
dan jaringan fibrosa kecuali bagian lobulus auricularis (cuping telinga),
yang terutama terdiri atas lemak.

2) Meatus Acusticus Externus (MAE)


Liang telinga berupa saluran sempit berbentuk huruf S yang
berfungsi menghantarkan gelombang suara ke membrana tympani.
Rangka tulang rawan pada 1/3 bagian luar, sedangkan 2/3 bagian dalam
terdiri dari tulang. Panjang liang telinga 2,5-3 cm.
Di 1/3 bagian luar kulit telinga terdapat banyak banyak kelenjar
serumen (modifikasi kelenjar keringat = kelenjar serumen) dan rambut.
Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada 2/3
bagian dalam tidak dijumpai kelenjar serumen.
3) Membran Tympani

Berbentuk kerucut. Ditutupi kulit pada permukaan eksternalnya dan


lapisan membran mukosa pada permukaan internalnya.
Membran tympani memisahkan auris externa dan auris media.
Mempunyai ukuran, ketegangan dan ketebalan yang sesuai untuk vibrasi
mekanik gelombang suara.

b. Telinga Tengah (Auris Media)


Telinga tengah berbentuk kubus dengan batas-batas sebagai berikut :
Batas luar membran timpani;
Batas depan tuba eustachius;
Batas bawah vena jugularis (bulbus jugularis);
Batas belakang aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis;
Batas atas tegmen timpani (meningen/otak)
Batas dalam berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semisirkularis
horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap
bundar (round window) dan promontorium
Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang tersusun
dari luar ke dalam, yaitu maleus, inkus dan stapes. Tulang pendengaran di
dalam telinga tengah saling berhubungan. Prosesus longus maleus (tonjolan
panjang tulang meleus) melekat pada membran timpani, maleus melekat pada
inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong
yang berhubungan dengan koklea. Hubungan antar tulang-tulang pendengaran
merupakan persendian. Ketiga tulang ini berfungsi untuk menghantarkan
vibrasi dari membrana tympani menuju foramen ovale, yang memisahkan
auris media dan auris interna.
Tuba auditiva eustachii menghubungkan cavum tympani dengan
nasopharynx, berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara. Biasanya
menutup, dapat membuka pada saat menelan, menguap dan mengunyah.
Saluran ini dapat memungkinkan masuknya mikrooragnisme dari nasopharynx
ke cavum tympani sehingga menyebabkan peradangan otitis media

c. Telinga Dalam (Auris Interna)

Terdapat di dalam os temporalis, di sebelah medial auris media, berisi


cairan. Terdiri dari dua bagian yaitu:
1) Labyrinthus osseus
Berupa ruangan yang berkelok-kelok yang berisi cairan perilimfe
(mirip LCS). Terdiri dari tiga bagian :
a) Vestibulum
Bagian tengah labyrinthus osseus yang menghubungkan canalis
semicircularis dengan cochlea. Dinding lateral vestibulum terdapat
fenestra ovale dan fenestra rotundum yang berhubungan dengan auris
media.
b) Canalis semicircularis
Berupa rongga tulang, berproyeksi dari bagian posterior
vestibulum. Canalis semicircularis anterior dan posterior terletak
pada bidang vertikal, tegak lurus satu sama lain. Sedangkan canalis
semicircularis lateralis terletak horizontal dan tegak lurus terhadap
kedua lainnya.
Reseptor di canalis semicircularis ini distimulasi karena rotasi
kepala. Kombinasi vestibulum dan canalis semicircularis ini disebut
kompleks vestibular.

c) Cochlea
Terdapat 3 ruang yaitu skala vestibuli, skala media dan skala
timpani. Dasar skala vestibuli disebut membran vestibuli (membran
Reissner). Sedangkan dasar skala media adalah membran basalis,
pada membran ini terletak organ corti. Ujung atau puncak koklea
disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan
skala vestibuli.
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang
disebut membran tektoria, dan pada membran basalis melekat sel
rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis
corti, yang membentuk organ corti.
Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan
skala media berisi endolimfa. Ion dan garam yang terdapat di
perilimfa berbeda dengan endolimfa. Hal ini penting sebagai reseptor

pendengaran.
2) Labyrinthus membranaceus
Berupa tabung berongga dan kantong yang terdapat di dalam
labyrinthus osseus . Berisi cairan endolimfe (mirip cairan interselular). Di
daerah vestibulum terdiri dari dua kantong yaitu utriculus dan sacculus.

Ductus semicircularis terisi cairan endolimfe terdapat di dalam canalis


semicircularis yang terisi cairan perilimfe.
Tiap ductus semicircularis, utriculus dan sacculus mengandung
reseptor equilibrium statis (berhubungan dengan gravitasi) dan
equilibrium dinamis (berhubungan dengan gerakan kepala).

2. FISIOLOGI PENDENGRAN

Proses mendengar diawali gelombang suara yang ditangkap oleh daun


telinga. Selanjutnya diteruskan ke liang telinga dan menggetarkan gendang
telinga (membran timpani), serta tulang-tulang di telinga bagian tengah. Getaran

yang diteruskan oleh tulang stapes akan menggerakkan tingkap lonjong, sehingga
perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran kemudian diteruskan melalui
membran Reissner yang mendorong endolimfa sehingga akan menimbulkan
gerak relatif antara membran basalis dan membran tektoria.
Rangkaian di atas akan menyebabkan pelepasan ion listrik depolarisasi
sel rambut pelepasan neurotransmitter terjadi potensial aksi pada syaraf
pendengaran dilanjutkan ke korteks pendengaran di lobus temporalis.
3. TES PENDENGARAN
Dasar teori
Pada praktikum ini tes pendengaran yang dilakukan adalah Tes Penala/ Garputala.
Tes ini bertujuan untuk menilai ada tidaknya gangguan pendengaran (tuli/
hearing loss) dan membedakan tuli hantaran (tuli konduksi) dan tuli
sensorineural.
Tes Garputala didasarkan pada dua prinsip utama, yaitu :
Telinga dalam lebih sensitif terhadap hantaran suara oleh udara dibandingkan
oleh tulang.
Bila ada gangguan pada hantaran suara oleh udara, telinga yang terganggu
akan lebih sensitif terhadap hantaran oleh tulang, disebut tuli hantaran murni.

Gambar garpu tala


Tes garputala meliputi 3 tes, yaitu tes Rinne, tes Weber, tes Swabach.
a. Tes Rinne
Tujuan
Tes Rinne berguna untuk membandingkan hantaran melalui udara dan
hantaran tulang pada telinga yang diperiksa.
Alat yang dipakai
Garputala 512 Hz
Cara pemeriksaan
Garpu tala digetarkan, tangkainya diletakkan di processus mastoideus
(tonjolan tulang mastoid di belakang telinga) telinga yang akan diperiksa.
Setelah tidak terdengar suara, garpu tala dipegang di depan telinga kira-kira
2,5 cm.
Interpretasi Hasil
Tes Rinne positif
:
masih terdengar suara saat
garpu tala diletakkan di depan telinga.
Tes Rinne negatif
:
sudah tidak terdengar
suara.
b. Tes Weber
Tujuan

Tes weber dilakukan setelah tes Rinne, bertujuan untuk membandingkan


hantaran tulang telinga kiri dan kanan.
Cara pemeriksaan
Garputala yang sudah digetarkan diletakkan di tengah kepala (di vertex/
tengah dahi/ pangkal hidung.
Pasien ditanya suara terdengar sama keras atau lebih keras di satu sisi, (kiri
atau kanan).
Interpretasi hasil
Normal/ tidak ada lateralisasi : suara terdengar sama di telinga kanan dan
kiri.
Ada lateralisasi : suara terdengar lebih keras di satu sisi.
Contoh Weber lateralisasi ke kiri : terdengar lebih keras di telinga kiri.

Gambar pemeriksaan tes Rinne dan Weber


c. Tes Swabach
Tujuan
Tes Swabach bertujuan untuk membandingkan hantaran tulang orang yang
diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.
Cara pemeriksaan
Garputala yang sudah digetarkan tangkainya diletakkan pada prosessus
mastoideus pasien sampai tidak terdengar bunyi.
Kemudian tangkai penala segera dipindahkan ke prosessus mastoideus
telinga pemeriksa yang pendengarannya normal.
Lakukan untuk telinga yang lain.
Interpretasi hasil
Swabach memendek : bila pemeriksa masih dapat mendengar.
Bila pemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan diulang dengan cara
sebaliknya yaitu garpu tala diletakkan di prosessus mastoideus pemeriksa
terlebih dahulu.
Swabach memanjang : bila pasien masih dapat mendengar.
Swabach sama dengan pemeriksa : jika pasien dan pemeriksa sama-sama
dalam mendengarnya.

Interpretasi akhir hasil pemeriksaan tes garputala :


Tes
Tes
Tes
Rinn
Swabac
Hasil
Weber
e
h
Positi Tidak
Sama
Normal
f
ada
dengan
lateralis pemeriks
asi
a
Nega Lateralis Memanja tuli
tif
asi ke
ng
hantaran/
telinga
tuli
yang
konduksi
sakit
Positi Lateralis Memend tuli
f
asi ke
ek
sensorine
telinga
ural
yang
sehat
4. CONTOH SOAL
1. Cochlea (rumah siput) merupakan bagian dari telinga yang dijumpai pada
a. telinga luar
b. telinga tengah
c. telinga dalam
d. tuba catarrhalis
e. antara telinga tengah dan telinga dalam
2. Telinga luar dan telinga tengah dibatasi oleh
a. Daun telinga
b. Membrane ovale
c. Tulang Maleus
d. Membrane timpani
e. membrane tektoria
3. Urutan yang benar tulang-tulang pendengaran pada telinga tengah dari medial
ke lateral adalah
a. Maleus Incus Stapes
b. Incus Stapes Maleus
c. Stapes Incus Maleus
d. Maleus Stapes Incus
e. Incus Maleus Stapes
4. Berikut ini adalah bagian bagian dari telinga dalam, kecuali
a. Labirin
b. Cochlea
c. Organ corti
d. Membrane timpani
e. Canalis semicircularis
5. Organ telinga yng berbentuk seperti rumah siput adalah
a. Meatus acusticus eksternus

b. Tuba auditiva
c. Vestibulum
d. Auricula
e. Cochlea
6. Komponen pada struktur telinga bagian tengah pada labirintus membranosus
adalah
a. Duktus cochlearis
b. Duktus semicircularis
c. Canalis semicircularis
d. Utriculus
e. Sacculus
7. Peradangan pada meatus acusticus eksternus disebut
a. Otitis Eksterna
b. Otitis Media
c. Orchitis
d. Sinusitis
e. Keratitis
8. Saluran estachius dalam telinga berfungsi untuk menghubungkan antara
a. Bagian telinga tengah dengan rongga faring
b. Membran ovale dengan membrane sekundaria
c. Tulang-tulang pendengaran
d. Organ corti dengan perilimfa
e. Membran timpani dengan cochlea
9. Bagian telinga yang merupakan tempat terdapatnya reseptor suara adalah
a. Ampula
b. Membran timpani
c. Organ corti
d. Saluran setengah lingkaran
e. Tulang maleus
10. Yang berfungsi untuk mengubah gelombang suara menjadi gelombang
mekanik adalah
a. Membran timpani
b. Cochlea
c. Ossicula Auditiva
d. Vestibulum
e. Tuba Auditiva Eustachii
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Ajar THT FKUI. 2001.
2. Drake RL, Wayne V, Mitchell A (2009). Grays Anatomy for Student.
Amsterdam: Elsevier
3. Snell RS (2006). Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai