Anda di halaman 1dari 10

HYPERTENSIVE HEART DISEASE

 Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang


mengancam jiwa, seperti gagal ginjal, pendarahan cerebral
akibat rupture aneurisma, dan gagal jantung.
 Salah satu Gejala klinis yang khas pada gagal jantung adalah
paroxysmal nocturnal dyspnea, yang disebabkan karena
terjadinya edema pulmonum akibat gagal jantung kiri.
 Oleh karena itu, adanya edema pulmonum dapat dijadikan
sebagai suatu marker yang ditemukan saat otopsi jenazah yang
meninggal pada kasus Hypertensive heart disease (HHD)
Patofisiologi HHD menyebabkan
kematian
 Karena ada keterkaitan antara hipertensi dengan pembentukan thrombus pada a. coronaria (yang
menjadi penyebab Acute Coronary Syndrome), maka dua kondisi tersebut sering ditemukan pada
kasus mati mendadak (sudden death).
 Sehingga menjadi cukup sulit untuk membedakan penyebab kematian apakah karena hipertensi atau
karena obstruksi coroner.
 Kematian yang murni akibat hypertensive heart disease adalah bila tidak ditemukan gejala dan
tanda klinis dari penyakit jantung koroner sebelumya.
 Ketika ventrikel kiri harus bekerja ekstra karena peningkatan tekanan pada systemic vascular
resistance, maka otot jantung akan mengalami hipertrofi .Serat – serat otot jantung bertambah
panjang dan tebal, sehingga menyebabkan massa ventrikel bertambah (Hipertrofi konsentrik) akibat
hipertensi. Tahap selanjutnya dari hipertrofi, otot jantung akan mengalami dilatasi, yang
menyebabkan ketidak mampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh karena otot
jantung yang telah mengalami dilatasi dan fibrosis (Gagal jantung kiri)
 Berat normal jantung adalah 360-380 gram, sedangkan pada kasus HHD beratnya dapat mencapai
500-700 gram.
 Gambaran edema pulmonum juga dapat ditemukan pada kasus gagal
jantung sebagai gambaran berupa cairan yang keluar pada saat
dilakukan irisan pada paru paru. Edema pulmonum terjadi karena
tahap perkembangan dari gagal jantung kiri (reverse backward
failure).
 Karena terjadi peningkatan resistensi pada arteri pulmonal
(Hipertensi pulmonal), maka dapat terjadi gagal jantung kanan
akibat hipertrofi ventrikel kanan yang dapat berlanjut menjadi
dilatasi
 Hipertensi kronis dapat menjadi penyebab mati mendadak, apabila
ditemukan hipertrofi konsentrik dari miokard, tanpa disertai
adanya penyakit katup jantung atau kardiomiopati, dan disertai
adanya perubahan karakteristik dari pembuluh darah dan organ
(seperti ginjal)
 Pada HHD, arteri koronaria bisa saja tidak mengalami kelainan.
Namun otot jantung yang mengalami hipertrofi membutuhkan
demand yang lebih tinggi, sehingga terjadi ketidak seimbangan
supply and demand pada miokard.
 Karena tidak adanya sumbatan pada arteri koronaria, sehingga
lesi yang dihasilkan adalah diffuse dan akan terjadi ischemic
dan nekrosis pada bagian media dan bagian dalam dari
myokard.
 Hal ini akan menyebabkan otot jantung mengalami nekrosis dan
menimbulkan terjadinya gagal jantung.
Sudden death in aortic valve disease

 Penyakit katup aorta yang sering menyebabkan kematian


mendadak adalah stenosis katup aorta. Penyebab
tersering adalah karena proses degenerative, yang
disebut sebagai idiopathic calcific aortic stenosis dan
sering ditemukan pada lansia.
 Aortic stenosis akibat Penyakit Jantung Rematik selalu
menyerang katup mitral terlebih dahulu, sehingga lesi
pada katup aorta yang bersifat soliter bukanlah akibat
penyakit jantung rematik melainkan akibat proses
degeneratif
Patofisiologi Kalsifikasi Katup Aorta

 Pada kasus kalsifikasi katup aorta, katup mengalami penebalan dan


menjadi kaku, disertai dengan adanya fusi dari commisura. Pada
tahap selanjutnya, seluruh permukaaan katup menjadi tertutup
dengan massa putih seperti kapur dengan lumen yang sangat sempit,
menjadi sulit untuk dikenali kembali.
 Pada kasus aorta stenosis, aliran darah dari ventrikel kiri menuju
aorta menjadi tidak lancar, sehingga otot jantung akan mengalami
hipertrofi, sebagai mekanisme kompensasi untuk mengejeksikan
stroke volume dalam jumlah yang cukup, untuk dapat melewati
orifisium aorta yang telah menyempit
 Apabila aorta stenosis diserta aorta regurgitasi, maka kerja ventrikel
kiri harus lebih ekstra untuk memompa darah yang mengalami
refluks.
Patofisiologi kematian pada Kelainan
Katup Aorta
1. Efek dari stenosis aorta yang berat dalam kaitannya dengan kematian
mendadak adalah akibat dilatasi ventrikel kiri dengan ukuran yang lebih
besar daripada yang terlihat pada HHD. Berat jantung dapat mencapai
800g - 1000g.
2. Efek lainnya dari katup yang menyempit adalah perfusi yang menuju
arteri coronaria yang berkurang. Hal ini akibat tekanan diastolik pada
aorta proksimal yang memberikan supply pada a. coronaria menjadi
berkurang akibat lumen yang menyempit.
3. Kombinasi dari ventrikel kiri yang membesar dan aliran coronaria yang
tidak lancar dapat diperparah dengan sering timbulnya aterosklerosis pada
a. coroner, sehingga memperparah kerusakan dari miokard
 Pria lansia merupakan korban tersering dari
penyakit katup aorta.
 Lesi pada katup jantung lainnya yang mampu
menyebabkan sudden death, paling sering adalah
akibat penyakit jantung yang bersifat kronik,
seperti Gagal Jantung Kongestif.

Anda mungkin juga menyukai