ISCHIALGIA
NYERI PUNGGUNG BAWAH
Disusun Oleh:
Mey Cahyani
NIM. 1710029065
Pembimbing:
dr. Yetty Octavia Hutahaean, Sp.S
1.2 Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan pembaca umumnya dan
penulis khususnya mengenai ischilagia nyeri punggung bawah mulai dari definisi,
etiologi, patogenesis, diagnosis yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang, serta penatalaksanaan, dan komplikasi yang ditimbulkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Ischiagia merupakan nyeri yang terasa sepanjang saraf ischiadicus yang
menyebabkan nyeri dari punggung sampai pada tungkai bawah baik salah satu
maupun keduanya (Rahim, 2012). Timbul akibat perangsangan serabut-serabut
sensorik yang berasal dari radiks posterior L4 sampai dengan S3 (Bickley, 2009).
Berkas saraf yang menyandang nama n. Ischiadicus ialah seberkas saraf sensorik dan
motorik yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju ke foramen
infrapiriforme dan keluar pada permukaan belakang tungkai di pertengahan lipatan
pantat. Pada apeks spasium poplitea bercabang dua yaitu n. peronius komunis dan n.
tibialis. Ditinjau dari segi anatomik, ischialgia terjadi karena perangsangan terhadap
radiks yang ikut menyusun nervus ischiadicus. Oleh karena itu, ischialgia harus
didefinisikan sebagai nyeri yang terasa sepanjang n. ischiadicus dan lanjutannya
sepanjang tungkai (Madjono & Sidarta, 2012).
b) N. Peroneus Communis
Merupakan cabang lateral dari N. Ischiadicus yang dibentuk oleh akar
saraf L4-L5 dan S1-L2. Nervus ini berjalan ke arah distal agak lateral pada
dinding lateral fossa poplitea dekat tepi medial M. Biceps femoris dengan caput
lateral M. Gastrocnemius kemudian melindungi collum fibulae pada M. Pereneus
longus. Selanjutnya akan bercabang dua, yaitu N. Peroneus superfisialis dan N.
Peroneusprofundus
2.5. Patogenesis
2.6. Klasifikasi
Dibawah ini akan diuraikan beberapa jenis ischialgia akibat berbagai lesi
iritatif:
(1) Ischialgia sebagai perwujudan lesi iritatif terhadap serabut radiks.
Lesi iritatif ini dapat berupa nukleus pulposus yang menjebol kedalam
kanalis vertebralis (HNP), osteofit pada spondilitis servikal atau spondilitis
angkilopoetika, herpes zoster ganglion spinale L.4 atau L.5 maupun S.1, adanya
tumor didalam kanalis vertebralis dan sebagainya (Madjono & Sidarta, 2012).
Pola umum ischialgia ini adalah sebagai berikut: nyeri seperti “sakit gigi”
atau nyeri nyut-nyutan seperti bisul mau pecah atau linu nyeri hebat dirasakan
bertolak dari tulang belakang sekitar daerah lumbosakral dan menalar menurut
perjalanan n.ischiadikus dan lanjutannya pada n. peroneus komunis dan n. tibialis.
makin distal nyeri makin tidak begitu hebat, namun parastesia atau hipestesia
dirasakn. Oleh karena radikslah yang terangsang, maka nyeri dan
parestesia/hipestesia sewajarnya dirasakan dikawasan radiks yang bersangkutan.
Segmentasi dermatom pada permukaan belakang tungkai tidak mudah dikenali, akan
tetapi dibagian ventral tungkai dan kaki dermatoma murni radikular L.3 L.4 L.5 dan
S.1 masih dapat dikenali. Daerah dermatomal itu disebut “autonomous sensory
zone’. Adanya parestesia/hipestesia pada daerah sensorik itu merupakan ciri pola
khusus ischialgia akibat iritasi di sekitar radiks posterior (dikenal sebagai ischialgia
diskogenik) (Madjono & Sidarta, 2012; Sidharta, 2010).
Oleh karena itu proses patologik tersebut dapat bertindak sebagai lesi iritatif
sehingga ischialgia dapat dirasakan. Sebelum ischialgia bangkit, biasnaya nyeri
primer sudah terasa. Kemudian dari lokasi nyeri primer itu bertolaklah ischialgia
akibat entrapment neuritis itu. Diagnostiknya sebagian besar ditentukan oleh
pengenalan proses patololgik primer yang menjebak n. ischiadikus. Nyeri tekan
dapat dibangkitkan dengan penekanan langsung pada sendi panggul, trokanter
mayor, tuber iskii spina ischiadika, sedangkan nyeri gerak dapat diprovokasi
dengan tindakan dari patrick dan Gaenslen (Sidartha 2010; Madjono & Sidarta,
2012).
Gambar. Tempat ischialgia bertolak menunjuk pada lokasi fokus iritatif yang
bertanggung jawab atas bangkitnya ischialgia yang bersangkutan
2.7. Tanda dan Gejala
Ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa menyebabkan
rasa seperti ditusuk jarum, atau nyeri seperti ditembak. Kekakuan kemungkinan
dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari, menaiki tangga, dan meluruskan kaki
memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan dengan menekuk punggung atau
duduk (Ngoerah & Nengah, 1995).
Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
b. Palpasi
Nyeri tekan dapat dibangkitkan pada penekanan lamina L.4 atau L.5
ataupun S.1 sesuai dengan lokasi lesi iritatif (Madjono & Sidarta, 2012).
c. Refleks
Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan Patella,
respon dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi terjadinya
lesi pada saraf spinal (Madjono & Sidarta, 2012).
1. Tes Laseque
Test Lasegue hampir selalu positif pada derajat kurang dari 70 derajat
(Madjono & Sidarta, 2012). Tes laseque untuk meregangkan nervus
ischiadicus dan radiks-radiksnya. Penderita dalam posisi lurus dan fleksi
pada sendi panggul. Pada penderita merasakan nyeri sepanjang nervus
ischiadicus maka tes positif. Dapat dinyatakan dalam derajat misalnya positif
30 derajat artinya waktu tungkai diangkat sampai 30 derajat (sudut antara
tungkai dengan bidang datar) mulai timbul rasa sakit. Apabila agak ragu-
ragu, maka pemeriksaan ini dapat dimodifikasi dengan cara kaki ditahan
dalam posisi dorso fleksi dan kemudian tungkai diangkat keatas. Dengan cara
ini nervus ischiadicus teregang lebih kuat (Harsono, 2009).
4. Tes Naffziger
Test Naffziger hampir selalu positif pada ischialgia (Madjono & Sidarta,
2012). Test Naffziger merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk
menegakkan diagnosis adanya nyeri radikular, yaitu pada pasien ischialgia
dilakukan penekanan pada kedua vena jugularis selama 1 sampai 2 menit.
Pada akhir penekanan pasien diminta mengejan sejenak. Bila nyeri radikular
timbul menjalar sesuai dengan perjalanan serabut radiks dorsalis L5-S1 yang
dibawakan nervus ischiadikus, maka test Naffziger positif dan dapat
disimpulkan bahwa ischialgia bersifat diskogenik (Sidharta, 1994).
5. Test Patrick
Test patrick dilakukan untuk membangkitkan nyeri disendi panggul yang
terkena penyakit. Dengan menempatkan tumit atau maleolus lateralis tungkai
yang terkena pada lutut yang sehat dapat dibangkitkan nyeri disendi panggul
kalau diadakan penekanan pada lutut yang difleksikan itu (Madjono &
Sidarta, 2012).
6. Test Gaenslen
Test ini digunakan untuk menentukan patologi disendi sakroiliaka,
seperti halnya dengan test kebalikan patrisck. Pasien dalam posisi telentang
dengan kedua tungkainya dilipat disendi lutut ditempatkan ditepi tempat
periksa. Untuk mempermudah pasien berbaring, pasien disuruh merangkul
kedua lututnya, kemudian pasien diminta untuk menggantungkan tungkai
yang berada didekat tepi tempat periksa. Nyeri akan terasa disendi sakroiliaka
ipsilateral pada saat tungkai itu dilepaskan untuk bergantung ditepi tempat
periksa, apabila terdapat proses patologik disendi sakroiliaka yang
bersangkutan (Madjono & Sidarta, 2012).
Pemeriksaan Penunjang
2. Myelografi
Memberikan gambaran anatomi yang detail. terutama elemen osseus
vertebra.
3. CT scan
Memberikan gambaran struktur anatomi tulang vertebra dengan baik dan
memberikan gambaran yang bagus untuk hernia diskus diskus
intervertebrata.
4. MRI
Untuk mendeteksi kelainan diskus intervertebralis, mengidentifikasi
kompresi medulla spinalis dan radiks saraf, dan mengetahui beratnya
perubahan degeneratif pada diskus intervertebrata (Jarvik, & Deyo, 2002).
2.9. Penatalaksanaan
3.1. Kesimpulan
Ischialgia adalah nyeri pada punggung bawah menjalar sampai pada tungkai
bawah baik satu maupun keduanya, timbul akibat perangsangan serabut-serabut
sensorik yang berasal dari radiks posterior L4-S3. Beberapa lokasi lesi iritatif yang
dapat membangkitkan ischialgia: Ischialgia akibat HNP di tingkat diskus
intervertebral antara L.4 – S., Ischialgia akibat “entrapment neuritis” karena
sakroilitis, bursitis m. Piriforme, neuritis primer pada perjalanan melalui permukaan
dalam dari pelvis, dan Ischialgia akibat “entrapment neuritis”, karena koksitis,
bursitis tuberiskii atau bursitis trokanterika di sekitar sendi panggul.
Beberapa jenis ischialgia akibat berbagai lesi iritatif yaitu Ischialgia sebagai
perwujudan lesi iritatif terhadap serabut radiks, Ischialgia sebagai perwujudan
“entrapment neuritis”, dan Ischialgia sebagai perwujudan neuritis primer.
Tanda dan gejala pada ischiagia biasanya adanya nyeri yang menjalar dari
punggung bawah sampai tungkai bawah, nyeri bagian posterolateral lutut, betis, dan
ibu jari kaki, sering terasa kesemutan dan terasa panas pada kaki yang sakit.
Tes-tes khusus dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan ischialgia
berupa penjepitan pada saraf ischiadicus. Tes laseque hasilnya positif . Test
Naffziger hampir selalu positif. Test patrick dilakukan untuk membangkitkan nyeri
disendi panggul yang terkena penyakit. Test gaenslen yang digunakan untuk
menentukan patologi disendi sakroiliaka
Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu dapat secara konservatif dan operatif.
Terapi operatif dilakukan apabila sering terjadi kekambuhan pada penderita
ischialgia yang sudah dilakukan terapi konservatif, program Rehabilitasi Medik tidak
dapat membantu
3.2. Saran
Mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik perlu melatih
kemampuan diagnosis khususnya anamnesis dan pemeriksaan fisik terutama
neurologis pada kasus ischialgia serta mencari gejala-gejala yang khas untuk
dapat membedakan dengan penyakit lain sehingga dapat mengenali suatu
penyakit dan memberikan terapi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Bull Eleanor and Graham Archad, 2007, Simple Guide Nyeri Punggung, Erlangga,
Jakarta.
Koes B, Tudler MW, Peul WC.2007. Diagnosis and Treatment of sciatic. British
Medical Journal, 334(7607), pp 1313-17.
Ropper AH, Samuels MA. Chapter 11. Pain in the Back, Neck, and Extremities. In:
Ropper AH, Samuels MA, eds. Adams and Victor's Principles of
Neurology. 9th ed. New York: McGraw-Hill; 2009.