Anda di halaman 1dari 17

PROTAP AFPR

KASUS INTERCOSTAL NEURITIS

OLEH :
USWATUN HASANAH
FERONIKA PRABOWO THE
HANGGRAENI DWI PB
RINI ASTRIYANI
MUH. SYAIFUL
MUH. SAWQI HASANUDDIN

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI S1 PROFESI FISIOTERAPI
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Anatomi
Tulang rusuk atau costa merupakan tulang yang berada dibagian atas dan tubuh
bagian depan. Berbentuk melengkung dan membentuk dibagian dada. Tulang rusuk
memiliki rongga – rongga yang tersusun oleh 12 tulang yang sama besarnya. Tulang rusuk
berada persis didepan jantung, paru – paru dan hati.

Rangka Thorax dibentuk oleh :


• 12 Ruas vertebra thoracal
• 12 Pasang Costae
• Costal cartilago
• Sternum

Rangka thorax ini berfungsi sebagai pembentuk rangka tubuh, tempat perlengkatan
otot, terutama otot pernafasan, dan melindungi organ viscera seperti jantung, paru-paru,
hati dll.
a. Sistem tulang

Costae terdiri dari 12 pasang, yaitu :


 1-7 costa vera, melekat pada sternum melalui costal cartilage
 8-10 costa spuria, melekat pada costa diatasnya menyatu melalui costal cartilage
 11-12 costa fluktuantes, merupakan costa melayang karena tidak melekat pada
sternum.
 Antara costa satu dengan yang lainnya mempunyai ikatan yang kuat oleh jaringan
otot, ligamen.
 Dibagian posterior costa bersendi dengan columna vertebra thoracal
(costovertebalis)
 Dibagian depan costa bersendi dengan sternum (sternocostalis)

b. Sistem otot
Intercostal Muscle Terdiri dari :
1. External Intercostal = Otot elevator costa, inspirasi
2. Internal intercostal = Otot Depresor costa, ekspirasi
3. Innermost Intercostal = Lapisan dalam otot internal intercostal

c. Sistem persarafan

 Di innervasi oleh nervus intercostalis


 Berasal dari rami anterior dari nervus spinalis thoracal dari T1-T11
 Bertanggung jawab atas sensasi di area rib cage dan abdomen
 Inflamasi atau penekanan pada nervus ini akan menyebabkan nyeri tajam (severe
pain).

B. Fisiologi
Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya:
a). Melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan.
b). Melindungi lambung, limpa dan ginjal, dan
c). Membantu pernapasan.

Fungsi tulang rusuk atau tulang dada sangatlah penting bagi tubuh kita apalagi
fungsinya adalah menjaga bagian tubuh atau organ – organ penting yang ada pada tubuh
kita terutama organ yang ada pada bagian dada seperti jantung dan juga paru – paru.
Seperti kita ketahui dua organ penting tersebut berpengaruh bagi kelangsungan hidup kita.

Selanjutnya fungsi tulang dada adalah untuk menjaga organ tubuh seperti lambung,
ginjal dan juga limpa karena tulang rusuk berbentuk keras dan juga padat. Apabila suatu
saat kita terkena benda keras atau benturan – benturan tepat dibagian organ – organ
tersebut. Maka yang melindunginya adalah tulang rusuk atau tulang dada.

Tulang rusuk juga membantu pernapasan kita. Tanpa tulang rusuk kita tidak akan
bisa bernafas dengan lancar dan juga tanpa tulang rusuk tidak ada juga pelindung untuk
organ penting yang ada pada tubuh kita. Untuk itu kita harus menjaga kesehatan tulang
rusuk kita. Jangan sampai fungsi tulang rusuk tersebut menjadi hilang.
BAB II
PATOFISIOLOGI

A. Definisi
Secara terminologi, neuritis berasal dari 2 kata, yaitu:
- Neuro berarti saraf
- itis berarti peradangan atau iritasi
Neuritis adalah inflamasi saraf yang jika melibatkan serabut penghantar nyeri akan
menimbulkan nyeri. Nyeri akan dirasakan pada daerah yang dipersarafi oleh saraf
tersebut. ( Richard E Walton)
Jadi, Neuritis interkostalis adalah peradangan saraf yang menginervasi daerah
dinding thorac sehingga menyebabkan nyeri menjalar sepanjang tulang rusuk ke depan
dada.

B. Etiologi
Penyebab terjadinya neuralgia intercostal antara lain, yaitu:
• Lesi saraf akibat trauma (fraktur rib, luka tikam)
• Kompresi atau cedera akar saraf intercostalis
• Soft tissue injury (strain muscle, spasme intercostal muscle, asthma)
• Kurva vertebra abnormal (skoliosis)
• Post surgery (thoracotomy)
• Infeksi neuropatik (herpes zoster)
• Malignancy (tumor), dll.

Semua kondisi di atas menyebabkan nyeri intercostal akibat kompresi, iritasi, atau
kerusakan pada saraf intercostalis.

C. Patomekanisme
Intercostal neuritis/neuralgia adalah suatu kondisi yang menyebabkan nyeri
sepanjang area persarafan intercostal nerves. Intercostal nerve ini terletak di antara rib
(ruang antar costa). Pada Area intercostal terdapat otot-otot intercostal dan saraf
intercostal. Intercostal nerve ini dapat mengalami kerusakan atau inflamasi yang
disebabkan oleh berbagai penyakit, gangguan dan kondisi sehingga terjadi intercostal
neuralgia. (Essentials of Physical Medicine and Rehabilitation, 2008)
Mekanisme cedera saraf ini dikaitkan dengan neural sprout (percabangan
regenerasi) setelah cedera aksonal. Pertumbuhan saraf baru mungkin menjadi pemicu
terjadinya nyeri, terutama ketika pertumbuhannya terjepit dalam scar tissue sehingga
terjadi neuroma ( tumor sarf). Mekanisme lainnya mungkin akibat kompresi atau
gangguan pada saraf sehingga timbul nyeri neuropatik.

D. Klasifikasi
Tingkat keparahan intercostal neuralgia dapat dinilai melalui derajat kerusakan yang
terjadi pada saraf intercostal.
Derajat kerusakan saraf tepi:
• Neuropraksia  kerusakan pada selubung mielin
• Aksonotmesis  kerusakan pada akson
• Neurotmesis  kerusakan total pada komponen saraf.

E. Manifestasi klinik
a. Intercostal neuritis/neuralgia bisa saja bersifat spontan dan intermitten atau bisa juga
bersifat tumpul dan konstan. Nyeri ini biasanya di deskripsikan seperti ditikam, robek,
tajam, kaku, nyeri saat ditekan, atau tersengat listrik.
b. Pada umumnya nyeri terasa seperti dada terikat ketat dan nyeri meningkat ketika
thorac melakukan gerakan, terutama ketika batuk , bersin, atau tertawa.
c. Nyeri episodik (Rasa sakit dapat datang dan pergi)
d. Perasaan geli (tingling)
e. Mati rasa (numbness), kehilangan sensasi
f. Kelumpuhan (paralysis) otot-otot sekitar
g. Kehilangan nafsu makan
h. Atrofi otot
i. Kadang-kadang ada perubahan warna dan perubahan temperatur pada kulit tersebut.
j. Pasien ini mungkin merasa sulit untuk memakai baju pada bagian yang sakit.
k. Nyeri yang bberulang pd satu atau beberapa costa.
F. Diagnosa Banding
Intercostal neuralgia
Intercostal neuralgia adalah nyeri yang terjadi akibat kerusakan saraf intercostalis yang
dirasakan sepanjang jalur distribusi saraf tersebut. Tanpa ada peradangan yang terjadi
seperti pada kasus neuritis.

G. Komplikasi
a. Intercostal neuritis/neuralgia dapat menyebabkan frozen shoulder karena pasien
membatasi gerakan tangannya untuk menghambat nyeri.
b. Intercostal neuritis/neuralgia juga dapat menyebabkan chronic pain syndrome dengan
disfungsi psikososial seperti kesulitan tidur, penurunan nafsu makan, dan penurunan
kerja libido.
BAB III
MANAJEMEN FISIOTERAPI

Data Umum
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki -laki
Agama : Islam
Umur : 57 Tahun
Alamat : Perintis
Pekerjaan : Petani
Hobi : Memancing
Berat Badan : 64 kg
Tinggi Badan : 170 cm
Vital Sign :
Suhu : 370 celcius
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Frekuensi Pernapasan : 28 kali/menit
Denyut Nadi : 75 kali/menit

C (Chief of Complaint) = Body scheme


Nyeri pada dada kanan menjalar ke tangan

H (History Taking)
• Sejak kapan anda merasakan nyerinya?
Sejak 3 minggu lalu
• Bisa bapak ceritakan proses terjadinya?
Saya kecelakaan motor mengakibatkan dada saya terbentur di batu
• Bisa bapak perlihatkan lokasi pastinya?
Di sekeliling dada
• Nyerinya di sekitar dada saja ataukah menjalar pak?
menjalar
• Bisa bapak menggambarkan rasa nyerinya (apakah tertusuk, menjalar, panas dll)?
Rasanya seperti tertusuk-tusuk dan menjalar hingga ke tangan
• Apakah nyerinya tiba - tiba muncul atau terus menerus?
Muncul timbul, kalau bergerak sedikit langsung terasa sakitnya
• Apakah ketika batuk nyerinya timbul?
Iya
• Ketika melakukan apa nyerinya meningkat?
Ketika beraktivitas, misalnya pakai baju dan batuk tadi
• Apakah bapak kesulitan ketika bernapas?
Sedikit
• Bagaimana kegiatan toilet apakah masih dibantu
Tidak, Cuma kalau mandi susah angkat timba ke atas
• Apa yang bapak lakukan saat pertama kali terkena penyakit ini? (Atensi)
Saya langsung dibawa ke dokter
• Apakah bapak diberi obat?
Iya obat pengurang nyeri
• Apakah ada perubahan setelah bapak minum obat?
Ada rasa nyerinya sedikit berkurang
• Apakah bapak sudah periksa lab dan radiologi? (Atensi)
Iya
• Dari mana bapak mengetahui fisioterapi (Atensi)
Dirujuk oleh dokter, jadi saya langsung ke sini
• Bagaimana tanggapan bapak terhadapap penyakit yang diderita bapak ini? (Body Image)
Saya sedih karena ini mengganggu, banyak aktivitas dan pekerjaan jadi
terbengkalai karena rasa sakit ini
• Apakah bapak optimis bisa sembuh? (Body Image)
Saya tidak tau, semoga bisa
• Bagaimana menurut bapak tentang penyakit ini? (persepsi)
Penyakit ini bikin sakit badan, dan mengganggu aktivitas
• Bagaimana perhatian keluarga setelah bapak menderita penyakit ini ? (Atensi)
Istri saya selalu merawat saya dengan sabar, anak anakpun begitu
• Apakah masih ada keluhan lain yang mesti saya ketahui?
Tidak

A (Asymetrical Position)
1. Inspeksi Statis (Body Language)
• Posisi berdiri/duduk : Arah depan, samping, belakang
• Raut wajah klien : meringis
• Bahu tidak simetris
• Postur cenderung miring ke kanan

2. Inspeksi Dinamis (Orientasi Tes) (Body Language)


Posisi pasien memegang dada dengan wajah meringis dan gerakan lambat, gerakan
thorac kecil, penapasan terengah - engah

3. Orientasi tes
a. Menarik napas dalam dan hembuskan meniup lilin
b. Rukuk dan sujud
c. Pasien diminta mengambil sesuatu diatas lemari
d. Pasien diminta untuk memutar badan ke arah kanan mengambil benda

4. Palpasi (Body Scheme)


Suhu : Normal
Kontur Kulit : Skin Adhesi
Oedem : -
Nyeri tekan : +

5. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar (PFGD) Aktif, pasif , TIMT Trunk (Body Scheme)

Gerakan Aktif Pasif TIMT

Fleksi Dapat digerakan, Tidak Dapat digerakan, Full Mampu


full ROM ROM

Ekstensi Dapat digerakan, Tidak Dapat digerakan, Full Mampu


full ROM ROM

Rotasi Dapat digerakan, Tidak Dapat digerakan, Full Mampu


full ROM ROM

Lateral Fleksi Dapat digerakan, Tidak Dapat digerakan, Full Mampu


full ROM ROM

R (Restrictives)
1. Range of Motion (ROM)
Terdapat limitasi ROM pada hasil pemeriksaan fungsi dasar sebelumnya.
2. Activity Daily Living (ADL)
Ada keterbatasan saat dressing, eating, selfcare
3. Pekerjaan
Mengalami keterbatasan untuk melakukan pekerjaan (sering muncul nyeri ketika sedang
bertani)
4. Rekreasi
Hobby memancing terganggu

T (Tissue Impairment and Psychological Predictive)


1. Musculotendinogen, yaitu m. Intercostal internal, m. Intercostal eksternal
2. Neurogenik, Nervus intercostalis.
3. Psikogenik, yaitu gangguan kecemasan.

S (Specific Test)
• Pengukuran Vital Sign (TD, DN, Pernafasan)
• Palpasi
• Pengukuran Lingkup Gerak Sendi (ROM)
• Pengukuran Tingkat Nyeri (VAS)
• Mobilisasi Chest
a. Lingkar thoraks
b. Pump handle movement
c. Bucked handle movement
• Tes Dermatom
• Tes Sensorik
• Tes Kekuatan Otot (MMT)
• HRS
• Tes Fleksibilitas Otot Pernafasan
• Pemeriksaan Penunjang (Radiologi dan Laboratorium)

Diagnosis Fisioterapi

Gangguan Fungsional Dada Kanan et causa Intercostal Neuritis 3 minggu yang lalu

Problem Fisioterapi
1. Problem Primer
Nyeri
2. Problem Sekunder
Gangguan Pernapasan, Muscle Spasme, Muscle Weakness, Gangguan Postur
3. Problem Kompleks
Gangguan ADL (Eating, Dressing, Self care dan Seks)

Program Fisioterapi
Tujuan Jangka Panjang :
• Memperbaiki psikologi pasien
• Menghilangkan nyeri dan spasme-adhesi
• Memperbaiki aktivitas pernapasan dan ROM serta abnormal postur
Tujuan Jangka Pendek :
• Mengembalikan aktivitas fungsional pasien

Intervensi Fisioterapi

No Problem AFPR Modalitas Terpilih Dosis


1. Body Scheme

• Nyeri • INTERFERENSI F:1x/ hari


I : 20-30mA
T: Segmental
T:10mnt
• Adhesi Kulit (sekitar dada • NMT F:1x/ hari(4-6HR)
kanan) I : 30-40 kali/ titik
T : finger friction
teknik, skin connective
tissue.
T : 60-90sec/TITIK

• Gangguan Gerak Dan Fungsi • STRETCHING, F : 1x/hari

Pernafasan (GRUP OTOT I : 8-10

RESPIRASI) HITUNGAN/2x Rep.


T : HOLD RILEKS
T : 5mnt
• BREATHING EXC. F : Tiap hari
I : 2x rep
T : Pernapasan dada,
perut, diafragma
T : 2 menit
• Muscle Weakness (m. • EXERCISE F: 1X/HARI
Pectoralis mayor dan minor, THERAPY I : 8-10 hitungan/2x
m. SCM) Rep.
T : Statik resisted dan
Isotonik Resisted Exc.
T: 5 MENIT
• Muscle Spasme (Tubuh • NMT DAN F:1x/ hari(4-6HR)
sebelah kiri pada m. Upper STRETCHING I : SETINGKAT
Trapezius, m. SCM) VAS,30-40
KALI/TITIK
T : Friction dan
stretching
T : 60-90sec/TITIK

• GANGGUAN POSTUR • KOREKSI POSTUR F: 1X/HARI


(Indikasi Skoliosis) (Bugnet Exc. ) I: 8 hitungan/ 3x rep
T: bugnet exc
T: 1 MENIT

2. Body Image F: 1x/hari


• KOMUNIKASI
I: pasien fokus
• KECEMASAN TERAPEUTIK
T: wawancara
T: 5 menit
3. Body Language
• Gangguan ADL ADL exc F : 1x/hr
(Toileting, dressing dan self I : 8x hitungan/ 3x
care) repetisi
T : PNF
T : 10 menit

4. Attention (kualitas perhatian Komter F : 1 x/hari


penderita terhadap penyakit) I : Pasien fokus
• Sangat sensitif • Sangat sensitif: T : wawancara,
Pasien diberitahu agar motivasi, nasehat
tdk terlalu menjaga T : 5 menit
posisi dadanya utk
menghindari nyeri
hingga tidak ada
gerakan, krn dpt
menyebabkan
kelemehan otot,
kontraktur otot, gg.
Pernafasan dan postur
akan abnormal

• Acuh • Acuh: F : 1 x sehari


Pasien diberitahu agar
I : Pasien fokus
penyakitnya perlu
T : wawancara,
ditangani secepat
motivasi, nasehat
mungkin, krn apabila
T : 5 menit
tidak diberi penanganan
segera maka bisa
menyebabkan
terjadinya komplikasi,
seperti arthritis, Postur
abnormal dll.
Gangguan
5 aktifitas pekerjaan Relaksasi F : 3x sehari
(body Language) I : 5-8 hitungan,
3repetisi
T : lakukan penguluran
setiap 1 jam
T : 5 menit

6 Gangguan aktifitas Terkait Hobi F : 1-2x/pekan


olahraga/rekreasi (body (Memancing) I : pt.Fokus
language) T : gerakan memancing
T : 5 menit

 Perubahan Persepsi
F : Bagaimana perasaan bpk sekarang setelah diberi penanganan fisioterapi?

P : Saya merasa sdh lebih baik dari sebelumnya, nyeri dada saya sdh tidak sakit lagi.

• Home Program (Penanaman Memori)

1. megangkat kedua lengan keatas (abd elevasi shoulder)

2. diajarkan self streching

3. pasien tetap melakukan latihan yang diajarkan oleh fts


• Frontera, Walter R, Julie K. Silver. 2008. essentials of Physical Medicine and
Rehabilitation. Philadelpia : Elsevier

• Walton, Richard E. 2001. Prinsip dan Praktek ilmu endodonsia. Jakarta : EGC

• http://www.wisegeek.com

• http://www.localhealth.com

Anda mungkin juga menyukai