Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

“PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS


ISCHIALGIA DEXTRA”

Disusun Oleh :

YUSUF ZULFIKAR PERMANA

2010306034

PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

“PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS


ISCHIALGIA DEXTRA”

MAKALAH NEUROMUSCULAR

Disusun oleh :
Yusuf Zulfikar Permana
2010306034

Telah Memenuhi Persyaratan dan disetujui


Program Studi Profesi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Menyetujui

Clinical Educator

Ftr. Setyawan, AIFO

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kasus…………………………………………………………….. 1
B. Eiologi…………………………………………………………………….. 1
C. Patofisiologi Kasus………………………………………………………... 2
D. Tanda dan Gejala Kasus…………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Underlying Proccess Kasus ………………………………..…………….. 3
B. Diagnosis Fisioterapi …………………………………………………….. 4
C. Rencana Fisioterapi ……………..…………………………………...…... 4
D. Intervensi Fisioterapi …………………………………………………….. 4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ………...………………………………………………...…… 5
D. Saran ……………………………………………………............................ 5
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Ischialgia adalah kondisi dimana ada rasa sakit, rasa lemah, rasa
panas, dan kesemutan di sepanjang kaki bagian belakang (sepanjang
persyarafan Ischiadicus) yang disebabkan oleh kompresi atau kecelakaan.
Ischialgia memiliki banyak istilah seperti Lumbosacral Radiculer Syndrome,
nyeri pada akar syaraf, dan penjepitan akar syaraf. Ischialgia biasanya terkait
dengan faktor usia dan riwayat trauma. Pada kondisi ini terdapat adanya
keluhan nyeri, keterbatasan LGS, dan penurunan kekuatan otot (Wibowo,
2013).
Ischialgia menyerang nervus Ischiadicus yang berasal dari radiks
posterior L4-S3. Ischialgia menimbulkan nyeri sepanjang distribusi sensorik
nervus Ischiadicus. Oleh karena itu, nyeri yang dialami sering muncul pada
bagian posterior paha dan lateral tungkai. Ischialgia dapat disebabkan oleh
prolapse discus intervertebralis dengan tekanan pada satu atau dua akar
nervus spinalis lumbalis bawah dan nervus sacralis, tekanan pada plexus
sacralis atau nervus ischiadicus oleh tumor intrapelvis, peradangan pada
nervus ischiadicus atau ramus terminalisnya (Snell, 2014).

B. Etiologi

1
Ischialgia ini terjadi karena n. Ischiadicus terperangkap oleh proses
patologis yang terjadi di berbagai jaringan yang dilewatinya. Jaringan
tersebut antara lain: (1) Pleksus lumbosakralis yang diinfiltrasi oleh sel-sel
sarcoma reproperitonial, karsinoma uteri dan ovarii, (2) Garis persendian
sakroiliaka dimana bagian-bagian dari pleksus lumbosakralis sedang
membentuk n. Ischiadikus mengalami proses radang (sakrolitis), (3) Bursitis
di sekitar trochantor mayor femoris, (4) Bursitis pada bursa m. piriformis (5)
Adanya metatasis karsinoma prostat di tuber ischii.

C. Patofisiologi

Menurut Sidharta (1999) dalam Sanjaya (2014), vertebra manusia


terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan koksigis. Nervus
ischiadicus adalah berkas saraf yang meninggalkan pleksus lumbosakralis
dan menuju foramen infrapiriformis dan keluar pada permukaan tungkai di
pertengahan lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea nervus ischiadicus
bercabang menjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan nervus tibialis.

2
Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal
dari radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi pada
setiap bagian nervus ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang
tungkai.

D. Tanda dan Gejala Kasus

Gejala yang khas ischialgia adanya rasa nyeri yang menjalar dari
bawah pinggang sampai kaki, distribusi nyeri sesuai dengan perjalanan N.
Ischiadicus. Ada nyeri tekan pada daerah lumbo sakral seperti daerah
tuberositas Ischiadicus major, gluteus maksimus, kadang sepanjang bagian
belakang tungkai atas di bawah maleolus medialis, sepanjang tendon achilos
dan pada bagian telapak kaki (Chusid, 1993).
Spasme Pada ischialgia sering juga dijumpai adanya spasme pada
otot-otot paravertebra lumbal, gluteus, gastrocnemius dan hamstringnya.Oleh
karena nyeri sehingga otot-otot tidak mampu bekerja secara maksimal.

3
4
BAB II
PROSES FISIOTERAPI

A. UNDERLYING PROCESS

Trauma / Jatuh

Anulus Fibrosus robek

Nucleus Pulposus bergeser kearah


anterior lateral dextra

HNP

Penekanan saraf ischiadicus

- Nyeri Tekan
-Nyeri Menjalar dari lumbal sampai telapak kaki
- Keterbatasan ROM
- Penurunan MMT karena nyeri
- Perubahan sensasi
- Gangguan Fungsional

Pemeriksaan penunjang: Test Spesifik : SLR/Laseque,


CT-scan, MRI Bragard, Neri, Patrick contra
Patrick, Cek Sensibilitas

Ischialgia Dextra

Intervensi : ES, IR, SLR/Laseque,


Bragard, Neri, Patrick contra Patrick

Mengurangi nyeri, meningkatkan


ROM dan MMT

Tujuan jangka pendek: Tujuan jangka panjang:


mengurangi keluhan Meningkatkan aktivitas
fungsional dan kualitas hidup

Jangka Pendek : 5 Jangka Panjang :

Keluhan berkurang Penurunan Keluhan Penurunan Keluhan


Meningkatkan aktivitas fungsional dan kualitas
hidup
A.
B. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment (body structure& body function)
Spasme otot pirimiformis, nyeri tekan pinggang dan nyeri gerak saat
berjalan, keterbatasan LGS aktif, penurunan kekuatan otot

2. Functional Limitation
Pasien tidak mampu beraktivitas seperti duduk lama,berdiri lama dan
berjalan lama

3. Participation Restriction
Pasien belum mampu bekerja dan kembali ke sosialnya

C. RENCANA FISIOTERAPI
1. Tujuan Jangka Pendek
Menurunkan Spasme otot pirimiformis, menurunkan nyeri tekan
pinggang dan nyeri gerak saat berjalan, meningkatkan LGS aktif,
meningkatkan kekuatan otot
2. Tujuan Jangka Panjang
Mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien
secara mandiri

D. INTERVENSI FISIOTERAPI
1. Infra Red
Sinar infra merah adalah pancaran gelombang elektromagnetik
dengan panjang gelombang 7.700– 4 juta Amstrong. Pemberian IR
bertujuan untuk meningkatkan metabolisme, vasodilatasi pembuluh darah
dan mengurangi nyeri diberikan selama 15 menit dengan jarak 15 cm
(Usman, 2012).
2. TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation)
Dalam penurunan nyeri melalui mekanisme segmental, TENS akan
menghasilkan efek analgesia dengan jalan mengaktifasi serabut A beta
yang akan menghibisi neuron nosiseptif di kornu dorsalis medulla
spinalis, yang mengacu pada teori gerbang kontrol bahwa gerbang terdiri
dari sel internunsia yang bersifat inhibisi yang dikenal sebagai substansia
gelatinosa dan yang terletak di kornu posterior dan sel T yang merelai
informasi dari pusat yang lebih tinggi, dengan intensitas 1 mA atau
sampai timbul kontaksi dan frekuensi 80-100 Hz dalam waktu 15 menit
(Parjoto, 2006).
3. William Flexion Exercise
Dirancang untuk mengurangi nyeri pinggang dengan memperkuat
otototot yang memfleksikan lumbosacral spine, terutama otot abdominal
dan gluteus maximus, meregangkan kelompok extensor punggung bawah,
serta meningkatkan LGS (Luklukaningsih, 2009).

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ischialgia adalah kondisi dimana ada rasa sakit, rasa lemah, rasa
panas, dan kesemutan di sepanjang kaki bagian belakang (sepanjang
persyarafan Ischiadicus) yang disebabkan oleh kompresi atau kecelakaan.
Ischialgia memiliki banyak istilah seperti Lumbosacral Radiculer Syndrome,
nyeri pada akar syaraf, dan penjepitan akar syaraf. Ischialgia biasanya terkait
dengan faktor usia dan riwayat trauma. Pada kondisi ini terdapat adanya
keluhan nyeri, keterbatasan LGS, dan penurunan kekuatan otot. Bisa
diberikan itervensi fisioterapi berupa IR, TENS dan willian flexion exercise.
B. SARAN

1. Bagi Penulis

Dapat mengaplikasikan wawasan & pemahaman mengenai


Ischialgia untuk mengetahui pencegahan dan penanggulangan kepada
lingkungan penulis.

2. Bagi pasien

disarankan agar pasien dapat bekerja sama dengan baik dengan


fisioterapis selama pemberian terapi berlangsung, pasien diharapkan
mengulangi kembali latihan di rumah seperti yang sudah diajarkan oleh
fisioterapis.

7
DAFTAR PUSTAKA

Kisner, C. 2007. Therapeutic Exercise Foundations and Techniques. Fifth Edition.


Philadelphia: F.A Davis Company.

Koes, B. 2007. Diagnosis and Treatment of Sciatica. Netherlands: Department of


General Practice, Erasmus MC, University Medical Center Rotterdam.

Luklukaningsih, Z. 2009. Anatomi, Fisiologi dan Fisioterapi. Yogyakarta: Nuha


Medika

Parjoto, S. 2006. Terapi Listrik untuk Modulasi Nyeri. Semarang: Ikatan Fisioterapi
Indonesia Cabang Semarang.

Permenkes RI. 2013. Undang-undang Republik Indonesia No.80 tentang


Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Fisioterapis. Jakarta: Permenkes RI

Sanjaya, A. 2014. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Ischialgia Sinistra Post


Fraktur Kompresi Vl 4 – Vl 5 Di RSUD Sukoharjo. Surakarta : Program Studi
Diploma III Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta

Snell, S.R. 2014. Anatomi Klinis Berdasarkan Region. Dialihbahasakan oleh


Huriawati Hartanto. Jakarta: EGC

Usman. 2012. Materi Infra Merah, (online), (http: // www. fisiousman. Net /2012/
04/ materi – infra -merah.html). Diakses pada tanggal 20 Juni 2016.

Wibowo, D. 2013. Anatomi Fungsional Elementer dan Penyakit yang Menyertainya.


Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, anggota IKAPI

Anda mungkin juga menyukai