Anda di halaman 1dari 19

Gangguan Aktivitas Fungsional Knee

Pain with Hipomobile Knee et causa


Osteoarthritis Knee Bilateral
Juniati Sabang
Mighrani
Nurisya
Rini
Wa Ode Ananda
Yesi Aprianti
Defenisi Ostheoarthritis
Ostheoarthriris,berasal dari
bahasa Yunani

Osteo (Tulang)

Artho (sendi)

Itis (Inflamasi)

Osteoarthritis ialah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai oleh adanya kelainan pada
tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya. Tulang rawan (kartilago) adalah
bagian dari sendi yang melapisi ujung dari tulang, untuk memudahkan pergerakan d ari
sendi. Kelainan pada kartilago akan berakibat tulang bergesekan satu sama lain, sehingga
timbul gejala kekakuan, nyeri dan pembatasan gerak pada sendi
Anatomi Biomekanik
Tibiofemoral joint dibentuk oleh 2 condylus femur yang konveks dan 2 dataran tibia yang konkaf.
Tibiofemoral joint merupakan modified hinge joint yang memiliki 2 axis gerak. Condylus medial
femur lebih panjang daripada condylus lateral femur sehingga memberikan kontribusi terhadap
mekanisme penguncian di knee. Diantara kedua permukaan sendi terdapat 2 meniskus yaitu
Tibiofemolar meniskus medial dan meniskus lateral. Kedua meniskus dapat memperbaiki kongreunitas
joint permukaan sendi. Dibagian dorsal knee terdapat fossa poplitea yang dibentuk oleh tendon otot
biceps femoris, tendon otot semimembranosus semitendinosus, dan 2 caput gastrocnemius.
Sendi
Patellofemoral Patellofemoral joint dibentuk oleh os patella yang bersendi dengan sulcus intercondylaris
joint (trochlear groove) pada bagian anterior dari distal femur. Permukaan sendinya dilapisi oleh
cartilago hyaline yang halus. Patella melekat pada bagian anterior kapsul sendi dan
dihubungkan ke tibia melalui ligament patellaris. Banyak bursa yang mengelilingi patella yaitu
bursa prepatellaris, infrapatellaris, dan suprapatellaris. Ligamen yang memperkuat patellofemoral
joint adalah ligament patellaris

Otot quadriceps Otot popliteus: otot ini


femoris: terdiri atas 4 Otot hamstring: menopang kapsul
otot yaitu rectus terdiri atas 3 otot sendi bagian posterior
Otot femoris, vastus yaitu biceps femoris, dan bekerja untuk
medialis, vastus semitendinosus dan melepaskan
lateralis dan vastus semimembranosus. penguncian pada
intermedius. knee.

Otot gastrocnemius: otot ini juga Grup otot pes anserinus yaitu
berfungsi sebagai fleksor knee, otot sartorius, gracilis dan
tetapi fungsi utamanya adalah semitendinosus. Kelompok
saat knee menumpu berat badan otot ini memberikan stabilitas
maka otot gastrocnemius medial knee joint dan
menopang kapsul bagian mempengaruhi rotasi tibia
posterior melawan gaya dalam closed kinematic chain
hiperekstensi knee.
Kinematika Knee Joint

Endorotasi knee: pada


akhir internal rotasi, Fleksi knee: pada akhir
fleksi, ligament patellaris
ligament collateral lateral
terulur (tegang) yang
menjadi tegang/terulur disertai dengan tendon
dan ligament cruciatum quadriceps femoris.
saling terpisah.

Ekstensi knee: pada akhir


Eksorotasi knee: pada ekstensi, ligament collateral
akhir eksorotasi, ligament lateral dan medial menjadi
tegang, dan ligament
collateral medial menjadi cruciatum ikut tegang.
tegang dan ligament Sedangkan pada hiperekstensi,
cruciatum saling ligament popliteal menjadi
bersilangan. tegang untuk memproteksi
knee joint.
Etiologi

Ostheoarthritis

OA Primer OA Sekunder

1.Tidak diketahui penyebabnya


1.Adanya malaligment seperti genu valgus dan varus
2.Diduga akibat perubahan intrinsic dalam
dapat memicu berkembangnya Osteoarthritis Knee
jaringan itu sendiri
dan lebih rentan pada genu varus.
3.Usia : merupakan faktor risiko paling umum
Sebagian besar berawal dari perubahan 2.mekanik
pada OA. Proses penuaan meningkatkan
sendi.
kerentanan sendi melalui berbagai
3. Berat badan berlebihan dapat memicu
mekanisme.
berkembangnya osteoarthritis knee yang lebih
4. Jenis kelamin
banyak terjadi pada perempuan daripada laki-laki
5. Faktor herediter juga berperan pada
berhubungan dengan varus deformitas.
timbulnya osteoartritis.
Patofiologi
Disebabkan karena penuaan sendi secara fisiologis, sehingga sering kali disebut dengan penyakit sendi degeneratf. Akan tetapi, banyak
faktor yang berperan dalam terjadinya OA, seperti trauma, penggunaan berlebihan/overuse, faktor genetik, obesitas, perubahan hormon,
dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut memberikan beban pada sendi sehingga menyebabkan terganggunya homeostatis dari sintesi-
degradasi sendi dan perubahan morfologi berupa kerusakan tulang rawan,pembentukan osteofit, sklerosis subkondral, dan kista subkondral

Grade III : Celah Grade IV : Osteofit


Grade II : Osteofit sudah sendi sudah sudah makin
Grade I : Belum terjadi
Grade 0 : mulai nampak dan menyempit,osteo membesar,celah
kallgren dan penyempitan pada celah sendi sudah tidak
Normal/ tidak sudah terjadi fit semakin
lawrence, secara sendi dan kemungkinan Nampak,hypertrop
ada OA penyempitan pada banyak dan
radiologis belum nampak osteofit hy tulang sudah
celah sendi. sudah terjadi
osteoarthritis knee semakin besar dan
di klasifikasikan hypertropi tulang sudah terjadi
menjadi : pembentuk sendi deformitas.
Gejala Klinis

Nyeri Pembesaran Sendi (Deformitas)


Gejala rasa nyeri ini biasanya bersumber dari Deformitas dapat terjadi pada sendi secara
adanya inflamasi sinovium karena adanya iritasi signifikan, yang ditandai dengan adanya
dari osteofit yang tumbuh akibat adanya fraktur pembesaran tulang pembentuk sendi dan
subkondral pada tepi tulang pembentuk sendi biasanya terjadi genu valgus atau genu varus

Kekakuan pada pagi hari


Krepitasi
Pada beberapa pasien osteoarthritis knee, kaku
Gejala sendi dapat timbul setelah immobilitas, seperti
Krepitasi biasa ditemukan pada kondisi
osteoarthritis knee saat knee joint digerakkan
duduk dikursi atau mobil dalam waktu cukup
secara berulang kali.
lama atau setelah bangun tidur

Perubahan gaya berjalan


Hambatan gerak sendi Perubahan pola berjalan terjadi akibat
Hambatan gerak pada osteoarthritis knee perubahan mekanik knee joint, yang ditandai
disebabkan oleh nyeri dan inflamasi, atau dengan ketidakseimbangan kerja otot, adanya
deformitas. nyeri saat berdiri dan berjalan dan perubahan
alignment knee joint.
Tinjauan Tentang Assesment dan Pengukuran Fisioterapi
Range of Motion (ROM
MMT (Manual Muscle Testing)
Palpasi Range Of Motion (ROM) adalah
Tes kekuatan otot digunakan untuk
gerak penuh yang dapat dilakukan.
.Palpasi dapat menemukan berbagai menetukan fungsi capability dari
Range Of Motion (ROM) yang dapat
kelainan yang tidak tampak dari luar suatu otot atau sekelompok otot
diukur dengan goniometer dan di
juga berguna untuk menegaskan dalam menyiapkan gerakan serta
catat dalam derajat adalah lingkup
terjadi kelainan pada organ tertentu kemampuannya sebagai stabilitator
otot yang berhubungan dengan
aktif dan support
ekskursi otot fungsional

Western Ontario And Mcmaster


Universities Osteoarthritis Index
Ballottement test (Womac)
untuk mengetahui adanya cairan Visual Analogue Scale (VAS) Indeks WOMAC (Western Ontario and
pada kantong suprapatellar di sendi Universitas McMaster) digunakan
lutut. untuk menilai pasien dengan
osteoarthritis pinggul atau lutut
menggunakan 24 parameter

Tes Laci Sorong (Shif Anterior dan


Posterior) Patellar Aprehension Test
unutk mengetahui adanya untuk mendeteksi nyeri/instability
hipermobilitas dan untuk mengetahui yang bersumber dari patella femoral
stabilitas ligament cruciatum anterior articulation
dan posterior.

Valgus Test Varus Test


untuk menilai integritas ligament untuk menilai integritas ligament
collateral medial (LCM) collateral latral (LCL)
Teknik pemeriksaan Teknik pemeriksaan
Tinjauan Intervensi Fisioterapi
• Short Wave Diathermy merupakan aplikasi energi elektromagnetik dengan frekuensi tinggi yang terutama
digunakan untuk membangkitkan panas dalam jaringan tubuh. Diathermy juga dapat digunakan untuk
SWD (Short Wave
Diathermy)
menghasilkan efek-efek nonthermal.

• TENS merupakan modalitas elektroterapi yang mengubah arus listrik menjadi stimulasi terapeutik. Arus tersebut
mengaktivasi serabut saraf Aβ untuk menginhibisi neuron nosiseptif di cornu posterior medulla spinalis sehingga
TENS menghasilkan efek analgesik

• Terapi latihan adalah salah satu modalitas fisioterapi dengan menggunakan gerak tubuh baik
secara aktif maupun pasif untuk pemeliharaan dan perbaikan kekuatan, ketahanan dan kemampuan
Exercise Therapy kardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas, stabilitas, rileksasi, koordinasi, keseimbangan dan kemampuan fungsional.

• Manual therapy yang diberikan yaitu traksi, Traksi adalah suatu bentuk mobilisasi berupa tarikan yang membuat
kedua permukaan sendi saling menjauh, dalam hal ini traksi sendi tibofemoral adalah traksi ke arah distal searah
Manual Therapy sumbu longitudinal tulang tibia.

• Fungsi utama dari tapping ini adalah untuk memberikan elastisitas lebih kuat bagi otot-otot yang terasa kejang dan
juga melindungi serta mendukung otot. Beberapa orang juga menggunakan untuk mencegah kemungkinan
Kinesio Tapping terjadinya cedera karena kelelahan dan kejang pada otot.
Proses Fisioterapi
 Identitas Umum Pasien

Nama : Ny. DS

Umur : 48 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl. Abdul Kadir

 Anamnesis Khusus

Keluhan utama : Nyeri lutut


Lokasi keluhan : Lutut kanan dan kiri
Kapan terjadi : ±1 bulan yang lalu pasien merasakn nyeri pada lututnya
Riwayat trauma : Ada
Penyakit penyerta : Asam Urat dan kolesterol
Aktivitas yang memperberat keluhan : Berjalan lama dan berjongkok
Aktivitas yang memperingan keluhan : Istirahat
Riwayat Perjalanan Penyakit : ±1 bulan yang lalu pasien merasakan nyeri pada kedua lututnya secara tiba-tiba. Pasien
juga merasakan nyeri pada fossa poplitea. Pasien mengatakan dulu pernah jatuh dari motor. Saat bangun pagi pasien merasakan
nyeri dan kaku pada lutut kanan. Saat ini pasien kesulitan pada saat posisi jongkok ke berdiri dan naik turun tangga.
 Pemeriksaan Vital Sign

Tekanan darah : 140/90mmHg

Denyut nadi : 60 kali/menit

Frekuensi pernapasan : 18 kali/menit

Inspeksi/Observasi

1. Statis :

a.Posisi berdiri tidak normal (penumpuan berat badan cenderung ke satu sisi)

b. Berat badan berlebih

2. Dinamis :

a.Cara berjalan pasien tidak normal

Orientasi tes

Squad and bounching test : pasien sulit melakukan, ada nyeri pada kedua lutut
 Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
1. Gerak Aktif

Regio Gerakan Hasil Keterbatasan

Fleksi Tidak nyeri Tidak terbatas


Knee
Ekstensi Tidak nyeri Tidak terbatas

1. Gerak Pasif

Regio Gerakan Hasil Keterbatasan Endfeel

Fleksi Tidak nyeri Tidak terbatas Firm endfeel

Ekstensi Tidak nyeri Tidak terbatas Firm endfeel

Knee
Elastic
Eksorotasi Tidak nyeri Tidak terbatas
endfeel

Elastic
Endorotasi Tidak nyeri Tidak terbatas
endfeel
 Pemeriksaan Spesifik Dan Pengukuran Fisioterapi
1. Palpasi
• Suhu normal
• Nyeri tekan pada fossa poplitea dan sisi medial knee
• Spasme otot gastrocnemius
2. Pengukuran nyeri (VAS) :
• Nyeri gerak : 6 (nyeri sedang)
• Nyeri tekan : 5 (nyeri sedang)
3. Pengukuran ROM
• Hasil : ROM Normal
4. MMT
Gerakan Dextra Sinistra

M. Hamstring 4 5

M. Quadriceps femoris 4 5
4. Ballotement Test
• Tujuan : untuk megetahui adanya cairan pada lutut

• Hasil : negatif
f. Joint Play Movement Test
a. Medial - lateral glide patella : ada krepitasi, hypomobile
b. Cranial – caudal glide patella : hypomobile
c. Traksi tibia : dalam batas normal
7. Tes Stabilitas Sendi
a. Laci sorong (shif anterior dan posterior)
 Tujuan: untuk mengetahui adanya ruptur pada ligament cruciatum anterior dan posterior
 Hasil : negative
b) Patellar Apprehension
 Tujuan : untuk mendeteksi nyeri/instability yang bersumber dari patella femoral articulation
 Hasil : negatif
8. Indeks WOMAC (The Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis Index)
 Instruksi : Silahkan pilih setiap kategori sesuai dengan skala kesulitan yang dirasakan dalam
akivitas : 0 = None, 1 = Slight/ringan, 2 = Moderate/sedang, 3 = Very/berat, 4 =
Extremely/sangat berat
Total score: 38 × 100 % = 39.5 %
96
Interpretasi nilai WOMAC
Mendekati Nilai 0% : normal
Mendekati Nilai 100 % : disabilitas
 Diagnosa Dan Problematik Fisioterapi
1. Diagnosa
“Gangguan Aktivitas Fungsional Knee Pain with Hipomobile Knee et causa Osteoarthritis Knee
Bilateral”
2. Pomblematika Fisioterapi
 Impairment (Body structure and function)
• Nyeri kedua lutut
• Nyeri tekan pada fossa poplitea dan sisi medial knee
• Spasme otot gastrocnemius
 Activity Limitation
• Gangguan ADL walking
• Kesulitan naik dan turun tangga
• Kesulitan berjongkok
 Participation Restrriction
• Terhambat dalam melakukan aktivitas harian/ADL serta terhambat dalam rekreasi dan hambatan dalam
beribadah
 Rencana Intervensi Fisioterapi
1. Rencana jangka pendek
• Menurunkan tingkat nyeri
• Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot
2. Rencana jangka panjang
• Untuk mengembalikan ke mampuan fungsional pasien tanpa adanya hambatan
 Program Intervensi Fisioterapi
1. SWD

Tujuan : Memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa sakit, mengurangi spasme otot, membantu
meningkatkan kelenturan jaringan lunak, mempercepat penyembuhan radang.

2. TENS

Tujuan : Untuk mengurangi nyeri

Jenis arus : Asymetrical


Frequensi : 100 Hz
Intensitas : 32.5 mA
AMF : 60 Hz
Time : 10 menit

3. Muscle settting exercise

Tujuan : Memelihara fungsi Otot

4. Strengthening otot quadriceps dan hamstring

Tujuan : Memelihara dan mempertahankan kekuatan otot tungkai

5. Traksi

Tujuan : Untuk mengurangi kekauan sendi dan meningkatkan ROM sendi

6. Contract Relax

Tujuan : Rileksasi otot yang spasme/thigt (gastrocnemius)

6. Tapping
 Evaluasi Fisioterapi (Follow-Up)
1. Sesaat
 Pada saat terapi dilakukan, pasien nampak merasakan sakit. Setelah dilakukan terapi, nyeri
yang dirasakan pasien berkurang.
2. Berkala
 Pasien yang bernama Ny. DS dengan kondisi Osteoartritis Knee Bilateral setelah mendapatkan
penanganan fisioterapi beberapa kali, hasil yang didapatkan yaitu adanya penurunan nyeri
pada lutut, peningkatan kekuatan otot, sudah bisa berjongkok dan pada saat berjalan pasien
tidak terlalu merasa nyeri.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai