Disusun oleh :
DESTIYA ANGGREINI
17170010
2020
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah diperiksa, disetujui, dan siap untuk dipertahankan dihadapan Tim penguji
Proposal Laporan Tugas Akhir Program Studi Fisioterapi program diploma tiga
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta, pada :
Hari : Senin
Tanggal : 31 Agustus 2020
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Universitas Respati Yogyakarta kampus
II
Ruang A201
Pembimbing 1 Pembimbing 2
ii
LAPORAN TUGAS AKHIR
Disusun oleh
DESTIYA ANGGREINI
17170010
Mengetahui,
Ketua Program Studi D-3 Fisioterapi
NIK. 450714002
iii
Saya bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Destiya Anggreini
NIM : 17170010
Program Studi : Program studi Fisioterapi program diploma tiga
Judul Kasus : “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada
Kasus Carpal Tunnel Syndrome Dengan Modalitas Transcutaneous Electrical
Nerve Stimulations (Tens) Dan Infra Red (Ir) di RSU Rajawali Citra Bantul”
Diajukan untuk diuji pada hari dan tanggal :
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa di dalam Laporan
Tugas Akhir ini : (1) tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain
yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian
kalimat atau symbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran
dari penulis lain, yang saya akui sebagai tulisan saya sendiri; (2) tidak terdapat
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan kepada penulis aslinya; (3) tidak
terdapat proses rekayasa Laporan Tugas Akhir orang lain yang saya akui sebagai
karya Laporan Tugas Akhir saya.
Apabila dikemudian hari, terbukti bahwa saya melakukan plagiat pada naskah ini
baik sengaja ataupun tidak, saya menyatakan menarik Laporan Tugas Akhir yang
telah saya ajukan sebagai hasil karya saya dan berarti gelar dan ijazah yang telah
diberikan oleh Universitas Respati Yogyakrta dinyatakan BATAL dan segala
konsekuensi hukum yang ada melekat pada saya menjadi tanggung jawab
saya.
Yogyakarta,
Destiya Anggreini
KATA PENGANTAR
iv
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya
Stimulations (Tens) Dan Infra Red (Ir) di RSU Rajawali Citra Bantul”, yang
pengarahan, petunjuk, saran, serta fasilitas yang membantu hingga akhir dari
penyusunan Laporan tugas akhir ini. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan
1. Bapak Prof. Dr. dr. Santoso, MS, Sp.OK, selaku Rektor Universitas
Respati Yogyakarta
angkatan pertama
v
5. Ibu Githa Andriani, S.Si.T.,M.Kes, Selaku Pembimbing II, yang telah
Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi semua
pihak yang membantu, meskipun dalam tugas akhir ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun tetap penulis
harapkan
Penulis
vi
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS
CARPAL TUNNEL SYNDROME DENGAN MODALITAS
TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE
STIMULATIONS (TENS) DAN INFRA RED (IR) DI RSU
RAJAWALI CITRA BANTUL
INTISARI
Latar Belakang : Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan kondisi yang
mempengaruhi tangan dan jari hingga mengalami sensasi kesemutan, mati rasa, atau
nyeri akibat tekanan pada saraf median pergelangan tangan. CTS disebebkan oleh
beberapa faktor, salah satunya pekerjaan. Di Indonesia, Jakarta prevalensi CTS 20,3%.
Fisioterapi dapat menggunakan modalitas Transcutaneous Electrical Nerve Stimulations
(TENS) Dan Infra Red (IR). TENS dan IR dapat digunakan untuk menurunkan nyeri,
juga dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan fungsional. Di Rajawali Citra
Bantul banyak pekerjaan dengan menggunakan tangan dengan pergerakan yang berulang
berulang lagi, yang mempunyai resiko terjadinya CTS
Tujuan : Untuk mengetahui efektifitas pemberian Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulations (TENS) Dan Infra Red (IR) dalam mengurangi nyeri dan meningkatkan
kemampuan aktivitas fungsional.
Hasil : Setelah dilakukan 2 kali terapi didapatkan hasil penurunan nyeri. T0: nyeri diam
1, nyeri tekan 3, nyeri gerak 3, dan kemampuan fungsional 33. T2: nyeri diam 0, nyeri
tekan 2, nyeri gerak 2, dan kemampuan fungsional 12
Kesimpulan : Transcutaneous Electrical Nerve Stimulations (TENS) Dan Infra Red (IR)
dapat mengurangi nyeri, dan meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional.
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah................................................................................. 4
viii
1. Pengkajian .......................................................................................24
2. Diagnosa Fisioterapi........................................................................24
3. Teknologi Intervensi Fisioterapi......................................................28
4. Perencanaan Fisioterapi...................................................................30
5. Penatalaksanaan Fisioterapi.............................................................34
6. Edukasi............................................................................................36
7. Evaluasi...........................................................................................38
F. Evaluasi .................................................................................................44
A. Kesimpulan ........................................................................................49
B. Saran .................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
4. Status Klinis
5. Format Alat Ukur
6. Curriculum VitaeTempat Pengambilan Data
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR SINGKATAN / ISTILAH
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
wanita dan 0,6% untuk laki-laki CTS adalah jenis neuropati yang paling
sering ditemui. Syndrome CTS dapat terjadi secara unilateral 42% kasus.
1
2
Pada bagian unilateral kanan sebanyak 29% dan pada bagian unilateral kiri
62% penderita CTS pada sebuah industri pabrik saus dan kecap adalah
perempuan(Tana,2014).
dan mengetik. Penatalaksanaan CTS secara medis pada kasus ringan bisa
diobati dengan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) dan menggunakan
netral selama minimal 2 bulan, terutama pada malam hari atau selama
gerakan berulang. Pada kasus lebih lanjut dapat diterapi dengan injeksi
efektif dan gejala cukup mengganggu, maka operasi sering dianjurkan untuk
Fisioterapi untuk CTS antara lain dengan modalitas Ultra Sound, Infra Red,
Elektroterapi yang bisa digunakan pada CTS diantaranya TENS dan IR.
yang dapat di toleransi pasien (Van Middelkoop et al., 2011). TENS banyak
seperti trauma, inflamasi, cidera, dan nyeri punggung bawah. TENS juga
dapat digunakan untuk kasus nyeri yang sudah kronik dan nyeri akut pada
semua kondisi (Ayu & Yuspita, 2016). Menurut Ansori (2015). TENS dapat
Infra Red Penggunaan infra merah pada kasus CTS adalah untuk
pembuluh darah selain itu pemanasan yang ringan pada otot akan
membahagiakan seperti visi pada rumah sakit ini. Alasan penulis memilih
RSU Rajawali Citra sebagai lokasi penelitian adalah ketersediaan alat yang
di miliki rumah sakit tersebut cukup lengkap salah satunya yaitu alat IR dan
TENS, dimana alat terapi ini adalah alat terapi yang sangat mendukung
dan fungsi tangan sangat penting untuk kehidupan sehari-hari. Selain itu
tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menulis laporan tugas akhir
B. Rumusan Masalah
Tunnel Syndrome?
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
praktik.
c. Bagi Pasien
d. Bagi Fisioterapis
2 Penatalaksanaan Ultra sound, Setelah dilakukan terapi selama enam kali didapa
fisioterapi pada Carpal TENS, dan hasil penurunan nyeri pada tangan kanan nyeri d
T0: 2, menjadi T6: 1, nyeri tekan T0: 4, menjadi T
Tunnel Syndrome Terapi Latihan nyeri gerak T0: 5, menjadi T6: 4, sedangkan u
bilateral di rumkital dr. (Hold Relax). tangan kiri nyeri diam T0: 3, menjadi T6: 1, n
tekan T0: 4, menjadi T6: 1, nyeri gerak T0: 5, men
ramelan Surabaya
T6: 3. Kekuatan otot pada tangan kanan flexor w
Ansori (2015)
T0: 4, menjadi T6: 5, extensor wrist T0: 5, menjadi
5, ulnar deviasi T0: 5, menjadi T6: 5, radial deviasi
4, menjadi T6: 5, untuk tangan kiri flexor wrist T0
menjadi T6: 5, extensor wrist T0: 5, menjadi T6
ulnar deviasi T0: 4, menjadi T6: 4, radial deviasi T
menjadi T6: 4. Lingkup gerak sendi wrist kanan
S:50° - 0 - 50°, menjadi T6: S: 50° - 0 - 60°, T0: F:
- 0 - 30°, menjadi T6: F:20° - 0 - 30°, sedangkan u
tangan kiri T0: S:50° - 0 - 50°, menjadi T6: S: 50°
60°, T0: F: 20° - 0 - 30°, menjadi T6: F:20° - 0 - 30
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Kasus
1. Definisi
pergerakan dan indera perasa pada ibu jari dan tiga jari pertama selain
jari kelingking.
2. Etiologi
a. Faktor keturunan CTS bisa terjadi dan bisa dialami oleh memiliki
9
10
c. Pekerjaan
tangan.(Huldani,2013)
d. Trauma
e. Inflamasi
(Gilory J, 2009)
11
f. Usia
3. Patofisiologi
malam atau pagi hari akan berkurang setelah tangan yang terlibat
12
sementara pada aliran darah. Apabila kondisi ini terus berlanjut akan
kelamaan saraf menjadi atrofi dan digantikan oleh jaringan ikat yang
(Munir,2015)
adalah nyeri ditangan yang juga dirasakan lebih berat pada malam hari
yang tinggi. Nyeri juga akan berkurang bila penderita lebih banyak
prognosa baik. Secara umum prognosa operasi juga baik, tetapi karena
6. Penatalaksanaan CTS
a. Aspek Medis
(piridoksin).
b. Aspek Fisioterapi
14
siku.
tertekuk.
B. Anatomi Fungsional
Nervus Medianus.
Nervus medianus
a. Tulang Scapoideum
b. Tulang Lunatum
c. Tulang Triquetrum
d. Tulang Pisiforme
Tulang yang berbentuk kecil, agak bulat seperti biji kacang ini
e. Tulang Trapesium
Dabst,2015).
f. Tulang Trapezoideum
g. Tulang Capitatum
R dan R. Dabst,2015).
h. Tulang Hamatum
Gambar 2.1
2. Sendi
interphalang
Gambar 2.2
3. Otot
alat gerak aktif dan stabilisasi tulang. Ada beberapa otot-otot pada
dan fungsinnya:
19
a. M. Fleksor Carpiradialis
tangan.
MembranaInterossea.
Radii.
3) Fungsi: Abduksi dan oposisi ibu jari, Flexi sendi dasar ibu jari.
f. M. Pronator Teres
g. M. Palmaris Longus
Gambar 2.3
4. Ligamen
Gambar 2.4
5. Nervus Medianus
Berasal dari pleksus brachialis dengan dua buah caput yaitu caput
lateralis. Kedua caput tersebut bersatu pada tepi bawah otot pectoralis
minor. Jadi, serabut dalam truncus berasal dari tiga atau empat segmen
medula spinalis (C6-8, Th 1). Dalam lengan serabut saraf ini tidak
quadratus (Chusid, 1993 dalam Azkia, 2014). Apabila ada lesi yang
palmar tangan jari satu, dua, tiga, dan setengah jari empat
23
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.8
1. Anamnesis
dan keluhan yang dirasakan oleh sumber data. Anamnesis dapat dibagi
a. Anamnesis umum
1) Nama
2) Umur
3) Jenis kelamin
4) Agama
terapi.
5) Pekerjaan
pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.
6) Alamat
b. Anamnesis khusus
1) Keluhan utama
4) Riwayat pribadi
motor
5) Riwayat keluarga
penyakit tersebut.
6) Anamnesis sistem
bagian leher
2. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan darah
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi (Derajat 1) 140-159 90-99
Hipertensi (Derajat 2) >160 >100
Tabel 3.1
2016)
30
2) Denyut nadi
nadi normal.
3) Pernafasan
4) Suhu tubuh
5) Tinggi badan
6) Berat badan
penyebab CTS.
b. Inspeksi
terdiri dari:
32
diam. Pada kasus CTS dapat dilihat ekspresi pasien saat datang
ke Fisioterapis.
c. Palpasi
d. Gerak dasar
pasien.
( MMT).
minimal
maksimal
3. Pemeriksaan Spesifik
a. Nyeri
pemeriksaan baik pada keadaan diam, tekan, dan bergerak. Tes ini
Gambar 3.1
goneometer
Index
gangguan wrist dan tangan sepert CTS. Indeks ini terduru dari 10
d. Tes khusus
tersebut.
Tinel sign :
dari pasien.
pasien
4. Problematika Fisioterapi
1. Impairtment
a. Nyeri
d. Atrofi
2. Functional Limitation
menyetir.
3. Disability
individu lain. Dalam hal ini disability pasien CTS adalah keterbatasan
5. Tujuan Fisioterapi
a. Mengurangi nyeri
b. Meningkatkan LGS
6. Teknologi Intervensi
a. TENS
1) Pengertian TENS
3) Indikasi
d) Nyeri neuropati
4) Kontraindikasi
a) Kehamilan
b) Sinus karatoid
d) Kanker
5) Penerapan Elektroda
a) Di sekitar nyeri
b) Area dermatome
6) Persiapan alat ;
7) Persiapan Pasien :
akan dirasakan
c) Cek sensibilitas
( comfortable )
electrical stimulasi
8) Pelaksanaan Terapi :
hentikan pemakaian
b. IR
1) Persiapan alat ;
2) Persiapan Pasien :
dirasakan
c) Cek sensabilitas
electrical stimulasi
3) Pelaksanaan Terapi :
4) Atus intensitas
8) Rapikan alat
43
7. Evaluasi
BAB III
44
PROSES FISIOTERAPI
1. Sumber data
misalnya lewat orang atau dokumen dari rumah sakit yang dapat
2. Subjek pengamatan
mengalami sensasi kesemutan, mati rasa, atau nyeri akibat tekanan pada
3. Objek pengamatan
Hal yang diamati dan dicatat selama studi kasus adalah rekam medis
B. Pengkajian Fisioterapi
rumah sakit.
Data kasus yang ditulis merupakan data sekunder dari kasus pasien di
RSU Rajawali Citra Bantul, yang dipilih karena sesuai dengan judul
Nerve Stimulations (TENS) Dan Infra Red (IR) di RSU Rajawali Citra
Bantul.
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 45 th
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMP
a. Diagnosa Medis
c. Terapi Umum :
Fisioterapi
2. Segi Fisioterapi
a. Pemeriksaan Subyektif
1) Keluhan Utama :
tangan.
Fisioterapi.
4) Riwayat Pribadi :
tukang jahit.
5) Penyakit Penyerta :
6) Riwayat Keluarga :
Syndrome
7) Data Sosial :
48
8) Anamnesis Sistem :
b) Kardiovaskuler :
c) Respirasi :
d) Gastrointestinalis :
e) Urogenital :
f) Muskuloskeletal :
g) Nervorum :
b. Pemeriksaan Obyektif
: 21 kali /
c) Pernafasan
mnt
d) Temperatur : 36,4 c
: 59 kg
f) Berat Badan
2) Inspeksi ( Statis & Dinamis ) :
bengkak
3) Palpasi :
4) Perkusi :
Tidak dilakukan
5) Gerakan Dasar :
a) gerak Aktif
b) Gerak Pasif
Tidak Dilakukan
8) Pemeriksaan Spesifik :
Nyeri Diam 1
Nyeri Tekan 3
Nyeri Gerak 3
S: 50-0-60
51
F: 20-0-30
didepan pasien.
thumb.
c. Diagnosis Fisioterapi
1. Impairment :
2. Fungsional Limitation :
3. Disability :
1. Tujuan
a) Jangka pendek
b) Jangka panjang
2. Teknologi Intervensi
54
a) Teknologi Fisioterapi :
b) Edukasi :
3. Rencana Evaluasi
e. Penatalaksanaan Fisioterapi
1. TENS
a) Persiapan alat
alat ini
2) INFRA RED
a) Persiapan alat
menggunakan tisu
f. Evaluasi
No Problematika T0 T1 T2
1 A Nyeri Diam 1 0 0
B Nyeri Gerak 3 3 2
C Nyeri Tekan 3 2 2
2 Kemampuan Fungsional 33 23 12
1. Nyeri
nyeri tekan dan gerak pada pergelangan tangan kanan dan penurunan
berikut:
mengetahui perubahan nyeri diam, tekan dan gerak selama dua kali
terapi. Hasil evaluasi nyeri diam yang diperoleh ada perubahan dari
57
58
nyeri tekan dan gerak pada pergelangan tangan kanan dan penurunan
berikut:
Evaluasi WHDI
35
30
25
20
15
10
T0 T1 T2
Ketergantungan Ringan.
B. Pembahasan Kasus
dan IR
pasien baru pertama kali diterapi dan pasien sudah 2 tahun mengalami
keluhan ini, jadi nyeri tekan tidak ada perubahan di terapi pertama.
Hasil penelitian ini sema dengan dengan penelitian yang ditulis oleh
Ansori (2015).
frekuensi 150 hz, intensitas 150 ms dan dengan durasi 15 menit dan
kali diperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu
nyeri. Secara teori oleh peneliti sebelumnya Ansori (2015) nyeri akan
dengan waktu 4 minggu. Namun karena terapi hanya dua kali pasien
skala. Hal ini juga bisa dilihat dari situasi kondisi pasien. Pada
IR dan TENS dengan frekuensi yang rendah lebih efektif. Hal ini
fisioterapi. Hal tersebut bisa saja terjadi karena dilihat dari perkembangan
fungsional.
63
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi pasien
2. Bagi Fisioterapis
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, Y.S (2015). Karya Tulis Ilmiah Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Carpal
Tunnel Syndrome Bilateral Di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Fisher, B et. al. (2004). Diagnosis, Causation and Treatment of Carpal Tunnel
Syndrome: An Evidence-Based Assessment. A Background Paper.
Gilory J. (2009). Dasar dasar fisioterapi pada cedera olahraga. Yogyakarta : media
komunikasi olahraga
Hayes Karen, W. Hall Kathy, D. (2015). Agend Modalitas. Edisi 6. Jakarta: EGC
Jagga. (2011). Occupation and its association with Carpal Tunnel syndrome - A
Review .
Patrick & Thomas The Effect of Longitudinal Stretching of Muscles and Nerve
versus Deep Transverse Friction Massage in the Management of Patients
with Carpal Tunnel Syndrome. . Journal of Therapy and Rehabilitation,
2014, 2, 199-206.