1. Kode pasien:
2. Tanggal stroke:
3. Tanggal mulai program Rehabilitasi:
4. Tanggal assessment:
5. Fisioterapis:
6. Tanggal selesai program Rehabilitasi:
7. Fisioterapis:
8. Tipe stroke: Perdarahan Infark Perdarahan Subaraknoid
9. Lokasi stroke Kortek Subkortek Batang otak Otak kecil Lainnya
Keterangan:
10. Gangguan motorik: Kanan Kiri Bilateral Tak ada
11. AMTS: /10 atau MMSE: /30
12. Riwayat penyakit dahulu: Pernah stroke TIA Lainnya
Keterangan:
13. Riwayat rawat inap yang terkait:
14. Mobilitas sebelum stroke: Terbatas Ya Tidak
Terbatas oleh:
15. Nilai ambulasi fungsional sebelum stroke:
Alat bantu jalan sebelum stroke: Tak ada sps 4ps walker Lainnya:_____
16. Fungsi AGA sebelum stroke: Terbatas Ya Tidak
17. Tindakan medis:
18. Gangguan berbahasa/komunikasi Ekspresif Reseptif Tak ada
19. Defisit lapang pandang: Ya Tidak
Keterangan:
20. Situasi sosial: Rumah sendirian Rumah dgn org lain Mandiri Tergantung Panti jompo Lainnya
Sebelum stroke:
Setelah rehab:
Keterangan:
21. Neglect: Mulai Rehab Selesai rehab
Neglect fungsional Y/T/Tak bisa .
Neglect sensasi AGA Y/T/Tak bisa
Tes “Line bisection” Skor/Tak bisa
22. Fungsional
Tonus
Skala Ashworth
Keterangan
24. Proprioseptif sisi sakit
Lainnya: Lainnya:
26. Keseimbangan
LIST PROBLEM:
d. Step test
Tipe pengukuran : pengukuran kecepatan saat bergerak dinamis naik turun satu trap dengan satu
kaki
Alat yang dibutuhkan : stopwatch, blok setinggi 7,5 cm
Waktu tes: 30 detik
Prosedur tes :
Pasien berdiri tegak tak tersangga, sepatu dilepas, kedua kaki sejajar berjarak 5 cm di belakang blok.
Fisioterapis berdiri di salah satu sisi pasien dengan satu kaki diletakkan di atas blok untuk stabilisasi
blok. Pasien dipersilahkan memilih kaki yang mana yang menapak ke atas blok dan kaki yang
menyangga berat badan. Pasien diajarkan bahwa kaki harus menapak sempurna pada blok dan
kembali pada tempat semula juga dengan sempurna dan ini dilakukan secepat mungkin. Tes dimulai
saat pasien menyatakan siap dengan aba-aba “mulai” dan stopwatch dihidupakan. Jumlah step
dihitung 1 kali jika pasien menapak pada blok dan kembali ke tempat semula. Tes diakhiri saat
stopwatch menunjukkan waktu 15 detik dengan aba-aba "stop" dan dicatat jumlah step yang
dilakukan pasien. Prosedur yang sama diulangi pada kaki satunya.
Skor normal: Usia 73 tahun rata-rata 17 kali tiap 15 detik.
Reliabilitas Retes ICC>0,90 pada subyek orang tua sehat dan ICC>0,88 pada pasien stroke (Hill K,
1996).
Validitas mempunyai korelasi yang signifikan dengan tes meraih (reach test), kecepatan langkah dan
lebar langkah saat jalan dan menunjukkan perkembangan pasien stroke signifikan (Hill K, 1997).
Keunggulan dan kelemahan:
- Cepat, sederhana dan peralatan minimal
- Terlihat sensitif untuk gangguan keseimbangan ringan-sedang
- Kurang sensitif untuk menilai penyebab gangguan keseimbangan pada penderita Parkinson.
Fungsi lengan dan tangan terutama adalah untuk berinteraksi dengan lingkungan (Carr & Shepherd,
1998). Fungsi ini merupakan satu unit koordinasi (Ada etal, 1994) tidak hanya pada lengan itu
sendiri tapi juga melibatkan tubuh (postural) yang membutuhkan integrasi sensorik (visual,
vestibular dan somatosensorik) dan motorik (hogan & Winters, 1990). Bahkan fungsi tangan
dikatakan sebagai membutuhkan koordinasi atau ketrampilan tingkat tinggi (deksteritas).
Pada penderita stroke fungsi lengan dan tangan pada sisi yang lemah sering kali terganggu dan
biasanya merupakan gejala sisa (sequel) yang paling nyata.
Pemeriksaan global (global measure) disebut juga pemeriksaan fungsional (functional assessment)
atau pemeriksaan aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL evaluation). Tes ini sering dilakukan oleh
OT, tapi dilakukan juga oleh dokter, perawat atau fisioterapis atau oleh team rehabilitasi bersama-
sama, untuk menilai tingkat ketergantungan atau kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
Ini menjadi penting karena tujuan akhir dari rehabililtasi (misalnya stroke) adalah pasien bisa
melakukan AKS-nya, jadi merupakan komponen yang vital terutama dalam "discharge planning"
dari unit rehabilitasi.
a. Indeks Barthel
Tipe pengukuran : Mengukur kemampuan aktivitas fungsional
Alat yang dibutuhkan: Tidak dibutuhkan peralatan khusus
Waktu tes: 20 menit
Prosedur tes
1. Pemeliharaan kesehatan diri 0-5
2. Mandi 0-5
3. Makan 0 - 10
4. Toilet (BAK & BAB) 0 - 10
5. Naik/turun tangga (trap) 0 - 10
6. Berpakaian 0 - 10
7. Kontrol BAB 0 - 10
8. Kontrol BAK 0 - 10
9. Ambulasi 0 - 15
Kursi roda 0 - 5 (bila pasien ambulasi dengan kursi roda)
10. Transfer kursi/bed 0 - 15
Skor normal 100
Reliabilitas retes tinggi untuk pasien stroke (Shah S, 1989)
Validitas menunjukkan korelasi saat masuk dan keluar RS pada penderita stroke (Shah S, 1989)
Keunggulan dan kelemahan :
- sangat lazim dipakai (meski versinya banyak)
- dipakai secara luas oleh berbagai disiplin ilmu
- nilai kadang tidak menggambarkan kemampuan riil (skor tinggi tapi mempunyai disabilitas atau
handicap sedang)
b. Indeks Katz
Tipe pengukuran: aktivitas fungsional
Alat yang dibutuhkan : tidak diperlukan alat khusus (observasi)
Komponen tes: ada 6 sub tes, masing-masing digolongkan sebagai mandiri tergantung
Dengan penggolongan nilai total, A - G.
Prosedur tes
Pasien dinilai saat melakukan aktivitas di bawah ini:
1. Mandi
2. Berpakaian
3. Toileting
4. Transfer
5. Kontrol BAK dan BAB
6. Makan
Penilaian
A. Mandiri
B. Mandiri, kecuali 1 fungsi
C. Mandiri, kecuali mandi dan 1 fungsi lain
D. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan 1 fungsi lain
E. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, toileting dan 1 fungsi lain
F. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, toileting, transfer dan 1 fungsi lain
G. Tergantung
Skor normal A (mandiri)
Reliabilitas dan validitas dilaporkan bagus dan berkorelasi secara signifikan dengan tes fungsional
lainnya.
Keunggulan dan kelemahan hampir sama dengan tes fungsional lainnya, hanya untuk indeks Katz
dinyatakan kurang sensitif.
Pemeriksaan Tonus: Skala Ashworth yang dimodifikasi
Skor 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah
Skor maksimal 10.