Anda di halaman 1dari 30

PENATALAKSANAAN FT

TERHADAP KASUS LOW


BACK PAIN
PUTU ARY SARASDIANTHI
INTRODUCTI
ON
Low Back Pain atau Nyeri punggung bawah adalah
suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan di daerah antara vertebra torakal 12
sampai dengan bagian bawah pinggul. Yang timbul
akibat adanya potensi kerusakan ataupun adanya
kerusakan jaringan antara lain : dermis pembuluh
darah, facia muskulus, tendon, cartilago, tulang
ligament, intra artikuler meniscus, bursa
Low back pain digambarkan sebagai nyeri yang
dirasakan pada daerah punggung bawah, dapat
merupakan nyeri lokal (inflamasi) maupun nyeri
radikuler atau bisa keduanya. Nyeri yang berasal dari
daerah punggung bawah dapat berujuk ke daerah lain
ataupun sebaliknya yang berasal dari daerah lain
dirasakan pada daerah punggung bawah (Fujastawan,
2020).
Tanda dan gejala
01 Nyeri pada lumbal hingga menjalar ke belakang paha dan adanya kekuan.

Pseudoradicular pain dan referrend pain cenderung berhubungan dengan area


dermatome.
02
03 Parasthesia, seperti kesemutan atau kebas.

Spasme otot paralumbal yang dapat menyebabkan keterbatasan


lingkup gerak sendi.
04
05 Kelemahan otot, umumnya pada abdominal dan otot gluteal

Perubahan pustur 06
07 Hasil X-ray atau foto rontgent yang menunjukan terjadi penurunan ketebalan
diskus dan adanya osteofit pada tepi corpus dan facet.
ETIOLOGI

Kondisi LBP dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya


faktor individu dan pekerjaan. Kedua faktor tersebut akan
berkontribusi terhadap kemungkinan seseorang bisa menderita
LBP. Contoh dari faktor individu yang dimaksud adalah usia, jenis
kelamin, Indeks Massa Tubuh (IMT), Riwayat Pendidikan,
kebiasaan merokok, aktivitas fisik, dan Riwayat trauma.
Berdasarkan WHO tahun 2013, penderita LBP tertinggi berada
diusia 40-44 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki atau
perempuan memiliki resiko LBP lebih tinggi dibandingkan
dengan laki-laki, hal tersebut dikarenakan pada perempuan
mengalami proses menopause yang dapat mengakibatkan
penurunan hormone estrogen sehingga kepadatan tulang
berkuran dan memungkinkan terjadinya LBP.
patofisiologi
Adanya perubahan struktur-struktur jaringan
yang sering terlibat dalam nyeri punggung
bawah atau low back pain antara lain otot,
tendon, diskus, ligamen dan sendi pada
vertebra lumbal sehingga struktur tersebut
sering mengalami inflamasi atau cidera pada
kondisi dibawah tekanan mekanik atau
gerakan. 
STATUS
KLINIS
ASSESSMENT FISIOTERAPI
16 NOVEMBER 2022

IDENTITAS PASIEN o Diagnosa medis


Low back pain
o Catatan Klinis

o Nama : Ny. IY Foto Rotgen

o Umur o Rujukan Dokter


: 58 tahun
o Agama : Islam Pasien merukapan rujukan dari dokter Orthopedi
kepada dokter rehab medik untuk diberikan
o Jenis Kelamin : Perempuan intervensi fisioterapi.
o Pekerjaan : IRT
o Alamat : Sidoarjo
DATA MEDIS RS

7
Foto Rotgen : 16 July 2022
Ket
 Aligament baik
 Trabekulasi tulang baik
 Osteofit L , 2,3,4
 Padikel & spatium
intervetebralis baik.
SEGI FISIOTERAPI

Keluhan Utama: Px datang dengan mengeluhkan adanya nyeri dibagian punggung


bawah

Keluhan Riwayat Penyakit Sekarang: Sejak 2 tahun yang lalu px mengalami jatuh
duduk saat selsai mengikuti pengajian keluarga, kemudian besok harinya px merasa
adanya rasa tidak nyaman pada punggungnya, kemudian px meminum obat Alpentin
selama 2 minggu dan rasa sakit berkurang, sampai akhirnya saya merasa hari makin
hari merasakan nyeri yang bertambah walaupun sudah mengkonsumi obat, kemudian
px melakukan cekup ke dokter orthopedi kemudian setelah itu melakukan foto rotgen
dan hasil foto rotgen baik dan dokter mengatakan bahwa px adanya trauma jatuh dan
kemudian px di rujuk ke dokter rehab untuk mendapatkan terapi fisioterapi

Riwayat Penyakit Dahulu: Hipertensi

Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada


Pemeriksaan fisioterapi

Pemeriksaan Fisioterapi (Umum)


Pemeriksaan Tanda: 150
o Tekanan Darah Vital
/ 80 mmHg o Inspeksi Statis
o Denyut Nadi : 89 kali per menit • Px datang dengan keadaan memakai korset
o Pernapasan : 18 kali per menit o Inspeksi dinamis
o Temperatur : 36 oC • Tampak pasien saat melakukan gerakan berpindah
o Tinggi Badan : 155 CM dari duduk ke berdiri dan sebaliknya sangat
berhati-hati.
o Berat Badan : 70 Kg
o Palpasi
 Adanya spasme pada otot paralumbal, adanya
suhu local pada daerah punggung bawah
Pemeriksaan Gerak Dasar
Joint Test : Patric (-) dan Bragard (-)

Pemeriksaan Gerak Dasar (Aktif, Pasif, Isometrik)

a. Aktif
Fleksi trunk : Nyeri, ROM terbatas
Ekstensi trunk : Nyeri, ROM terbatas
Lateral Fleksi : Nyeri, ROM terbatas

b. Pasif
Fleksi trunk : Nyeri, ROM terbatas
Ekstensi trunk : Nyeri, ROM terbatas
Lateral Fleksi : Nyeri, ROM terbatas
Pemeriksaan Nyeri (VAS) Lingkup gerak sendi (Goniometer)
Nyeri diam : 3 S : 30° – 0° – 50°
Nyeri gerak : 7 F : 30° – 0° – 30°
Nyeri tekan : 4
LGS Trunk dengan pita ukur
Posisi normal : 44cm
Pemeriksaan kekuatan Otot Fleksi : 46cm
(MMT) Ekstensi : 37cm
Fleksor Trunk : Nilai 4 Side Fleksi Dextra : 45cm
Ekstensor Trunk : Nilai 4 Side Fleksi Sinistra : 46cm
TEST FUNGSIONAL
Oswesry Low Back Pain Disability Questioner
Hasil : 24 (total Skor)
24 x 100 : 24 % (Sedang)
“ px keterbatasan dalam
melakukan aktivitas”
Click icon to add picture

Ha : Low Patoligi serius / Red


Ganti hipotesis
Back Pain Flag ?

TDK TDK
Tes gerak aktif : Nyeri dan
Nyeri pada Nyeri pada saat fleksi
Adanya Spasme gerak terbatas
punggung trunk dan ekstensi YA
YA YA otot paralumbal Tes gerak pasif : Nyeri
belakang trunk
dan gerak terbatas
YA

Intervensi & Edukasi


o Tens
Impairment Joint Play Movement
• Nyeri Penunjang
o US Low Back Nyeri dan Terbatas X-RAY
o • Spasme otot
William Exercise
Paralumbal Pain Ekstensi > Fleksi
o Bridging
• Keterbatasan LGS

Px mampu duduk dan Algoritma


berdiri tanpa adanya
rasa sakit / nyeri
KODE DAN KETERANGAN PEMERIKSAAN ICF
Body Function : b710 mobility of joint function

Activity and Participation : d4501 walking long distance

Environmental Factor : e310 immediate family

Body Structure : s7610 muscle of trunk


DIAGNOSA FISIOTERAPI

FUCTIONAL DISABILITY
IMPAIRMENT LIMITATION
 Adanya Nyeri
 Adanya keterbatasan LGS Pasien tidak mampu berdiri
 Adanya Spasme Otot paralumbal dan duduk dalam jangka
Tidak Ada
waktu yang lama

17
PROGRAM FISIOTERAPI
Tujuan Jangka Pendek : mengurangi nyeri, mengurangi spasme otot paralumbal,
dan meningkatkan LGS trunk

Tujuan Jangka Panjang : mengoptimalkan kapasitas fisik dan kemampuan


fungsional pasien, sehingga bisa menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan

Terknologi Intervensi Fisioterapi


Electrical Stimulation : untuk mengurangi Nyeri
Ultra Sound : untuk mengurangi spasme otot paralumbal dan nyeri
William Flexion Exercise (Single knee to chest dan double knee to chest) : untuk
mengurangi nyeri dengan memperkuat otot-otot yang memfleksikan abdominal dan
gluteus maksimus dan meregangkan kelompok otot ekstensor
Bridging : meningkatkan kekuatan otot perut dan gluteus serta stabilisasi otot-otot
paralumbal
RENCANA
EVALUASI PROGNOSIS

1. Evaluasi Nyeri dengan VAS Tindakan/intervensi fisioterapi berfungsi untuk


2. Evaluasi Lingkup Gerak sendi dengan mengurangi gejala keparahan atau mempertahankan
serta meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional
Goniometer
sesuai dengan toleransi/kondisi pasien. Pasien dengan
3. Evaluasi Kekuatan Otot dengan MMT nama NY. IY yang berusia 58 tahun dengan Low Back
4. Evaluasi antropometri dengan pita Pain memiliki prognosis yang baik pada hidup, aktivitas
ukur fungsional, kosmetik, dan kesembuhannya.
PELAKSANAAN TERAPI
ELECTRICAL STIMULATION

Persiapan Pasien : Tidur tengkurap dengan tungkai lurus


Persiapan Terapis : Berasa disamping kanan pasien terapis menjelaskan tujuan
dari terapis dan efek yang dirasakan penempatan pad area yang nyeri di lumbal
Pelaksanaa Terapi : F : 2x seminggu
I : toleransi px
T : 10 menit
T : 4 pad
Cont..

• Ultrasound Diathermy
Persiapan Pasien : px tidur tengkurap dengan tungkai lurus
Pelaksanaan : Terapis menghidupkan alat, oleskan gel pada
area bahu kiri, atur FITT, gosok area shoulder sinistra
menggunakan transducer secara circular atau longitudinal
Pelaksanaan terapi : F : 3 MHz
I : 1.8 W/Cm2
T : 5 menit
T : Continuous
William Flexion Exercise
a. Single knee to chest
Posisi Gerakan : pasien dalam posisi tidur terlentang, pasien diminta untuk
memfleksikan satu lutut kearah dada sejauh mungkin, kemudian kedua
tangan mencapai paha belakang dan menarik lututnya ke dada. Pada
waktu bersamaan angkat kepala hingga dagu menyentuh dada dan bahu
lepas dari matras, tahan 5 detik. Latihan diulangi pada tungkai yang lain,
latihan dilakukan sebanyak 10 kali.

B. Double knee to chest


Posisi Gerakan : pasien dalam posisi tidur terlentang, pasien diminta untuk
memfleksikan kedua lutut kearah dada sejauh mungkin, kemudian kedua
tangan mencapai paha belakang dan menarik lututnya ke dada. Pada waktu
bersamaan angkat kepala hingga dagu menyentuh dada dan bahu lepas
dari matras, tahan 5 detik. Latihan diulangi dan dilakukan sebanyak 10
kali.
BRIDGING

Posisi Gerakan : Pasien terlentang dengan menekuk kedua lutut


lalu fisioterapi memberikan aba-aba untuk mengangkat panggul
ke atas tahan 5-10 detik lalu kembali ke posisi awal diulangi
sebanyak 6 kali
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

Evaluasi Nyeri (VAS) Evaluasi kekuatan Otot


(MMT)
T1 (16/11/2022)
Nyeri diam : 3 T1 (16/11/2022)
Nyeri gerak : 7 Fleksor Trunk :4
Nyeri tekan : 4 Ekstensor Trunk :4

T2 (18/11/2022)
Nyeri diam : 2 T2 (18/11/2022)
Nyeri gerak : 6 Fleksor Trunk :4
Nyeri tekan : 3 Ekstensor Trunk :4
Evaluasi Lingkup gerak sendi
(Goniometer)
Evaluasi LGS Trunk dengan pita ukur
T1 (16/11/2022)
S : 30° – 0° – 50° T1 (16/11/2022)
F : 30° – 0° – 30° Fleksi : 46cm
Ekstensi : 37cm
T2(18/11/2022) Side Fleksi Dextra : 45cm
S : 35° – 0° – 55° Side Fleksi Sinistra : 46cm
F : 35° – 0° – 35°
T2 (18/11/2022)
Fleksi : 48cm
Ekstensi : 38cm
Side Fleksi Dextra : 43cm
Side Fleksi Sinistra : 44cm
HOMEPROGRAM

1. William Flexion Exercise


2. Bridging

EDUKASI

1. Pasien dianjurkan untuk tidak mengangkat beban berat


2. Pasien dianjurkan untuk melakukan latihan homeprogram
secara rutin
HASIL TERAPI AKHIR
Pasien atas nama Ny. IY umur 58 tahun dengan diagnosa Low Back Pain
(LBP) setelah mendapat tindakan fisioterapi selama 2x dengan modalitas
Ultra Sound, Electrical stimulation, william flexion exercise (single knee to
chest dan double knee to chest), dan latihan bridging didapatkan hasil yang
cukup baik berupa berkurangnya nyeri, spasme, meningkatnya kekuatan otot
dan LGS yang meningkat walaupun belum maksimal.
JURNAL YANG DI GUNAKAN
JURNAL PEMBANDING
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai