OLEH :
D.IV FISIOTERAPI
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Salewangang Maros mulai tanggal 12 November sampai dengan 8 Desember 2018 dengan
judul kasus “Penatalaksanaan Fisioterapi pada Hipomobile with Knee Pain Sinistra et
causa Osteoarthritis Knee “ telah disetujui oleh Pembimbing Lahan (Clinical Instructor)
NIP. NIP.
BAB I
PENDAHULUAN
Osteoarthritis (OA) adalah suatu proses degenerasi pada tulang rawan sendi yang
banyak di derita pada orang tua yang jumlah kejadiannya cenderung meningkat seiring
dengan bertambahnya usia harapan hidup penduduk dan penyakit ini sering menyerang
sendi lutut (knee joint). Orang yang mengalami osteoarthritis biasanya sulit untuk
Osteoarthritis mempengaruhi sendi dengan prevalensi 60% pada pria dan 70% pada
di Amerika Serikat memiliki prevalensi OA yang lebih tinggi dibandingkan dengan Eropa,
dimana OA pada knee dan tangan lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki
meskipun rasionya bervariasi antara 1,5 dan 4,0 diantara beberapa penelitian. Kemudian,
prevalensi OA knee dengan gejala nyeri lutut umumnya terjadi pada usia dewasa yaitu
sekitar usia 40 tahun dengan persentase antara 20% dan 28%, dimana sekitar 50% pasien
based ditemukan sekitar 18,1% pada usia 55 tahun keatas yang datang berkunjung ke lahan
Hal ini berdasarkan hasil penelitian tentang problem yang sering tejadi pada OA knee.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Struktur Anatomi
Knee joint adalah salah satu sendi kompleks dalam tubuh manusia.
Femur, tibia, fibula, dan patella disatukan menjadi satu kelompok yang
1. Tibiofemoal Joint
fibrocartilagionus.
Pada region knee sisi medial terdapat pes anserine yang dibentuk
femur dan dibawah condyles medial tibia serta melekat kuat pada
meniscus medialis.
2. Patellofemoral joint
menempel pada bagian anterior kapsul sendi dan dihubungkan ke tibia oleh
terjadi gerakan slide, dimana saat fleksi, patella slide ke arah caudal dan saat
inferior patella dengan tuberositas tibia. Ligamen ini berjalan didepan patella
nemius.
D. Bagian lateral diperkuat oleh otot tensor fascia latae & iliotibial band
Gambar 2.3. Otot pembentuk knee joint.
b) Osteokinematika
1. Tibiofemoral joint
knee.
Otot yang bekerja pada gerakan fleksi knee adalah group otot
sedangkan otot yang bekerja pada gerakan extensi knee adalah group
posisi knee fleksi karena pada posisi fleksi knee ligamen cruciatum
pada gerakan exorotasi knee yang dibantu oleh otot biceps femoris.
Pada tibiofemoral joint dapat terjadi gerak valgus dan varus knee
locking/screw-home (penguncian).
Dalam closed kinematik chain, pada saat knee tidak terkunci maka
2. Patellofemoral joint
fleksi patella akan slide kearah caudal, dan pada saat extensi maka
patella akan slide ke cranial atau kembali ke posisi awal. Jika gerakan
ekstensi knee.
(sudut Q). Q angle adalah sudut yang dibentuk oleh 2 garis yang saling
retinaculum lateral.
Pada sisi medial patella diperkuat oleh tarikan aktif dari otot
1. Peningkatan sudut Q ; akibat genu valgus, pronasi kaki, pelvis yang lebar,
dengan patella.
3. Lemahnya kapsular retinaculum medial atau otot vastus medialis yang oblique :
a. Otot vastus medialis mengalami kelemahan akibat disuse atau terinhibisi karena
b. Adanya muscle imbalance dari kontraksi otot antara vastus medialis dan vastus
lateralis.
patella.
Patella akan mengalami kompresi pada saat closed kinematik chain dengan
berbagai aktivitas. Kompresi pada bagian posterior patella melawan femur dapat
meningkat dengan tajam pada sudut 30o fleksi knee. Mendekati 30o fleksi knee,
kompressi pada patella sekitar besarnya berat tubuh. Jika derajatnya meningkat (>
30o) seperti pada aktivitas naik turun tangga maka kompresi pada patella terjadi
sekitar 3 x berat tubuh. Kompresi pada patella menjadi 8 x berat tubuh selama
c) Arthrokinematika
a) Tibiofemoral joint
angularnya.
angularnya.
Tabel 2.1.
condylus femur
Fleksi Posterior
Ekstensi Anterior
Tabel 2.2.
Fleksi Anterior
Ekstensi Posterior
Gambar 2.6. Arthrokinematika condylus femur terhadap dataran tibia
b) Patellofemoral joint
menghasilkan gerak slide saat terjadi fleksi – ekstensi knee. Selain itu,
dapat dilakukan gerak slide secara pasif pada patella yaitu medial slide
dan lateral slide untuk melihat keutuhan cartilago sendi dan mobilitas
patella.
(2) PATOLOGI
a. Definisi
yang ditandai dengan hilangnya dan erosi cartilago knee joint serta
b. Etiologi
sekunder.
1) Osteoarthritis Primer
Hal ini disebabkan oleh perubahan intrinsik dari jaringan sendi itu sendiri.
klasik dan umumnya terjadi pada wanita pascamenopause yang secara khas
tetapi setiap orang yang tinggal di daerah dingin sering mengalami nyeri
2) Osteoarthritis Sekunder
riwayat cedera atau fraktur sebelumnya pada sendi tertentu. Trauma ringan
osteoarthritis, elbow dan shoulder pada operator bor juga memiliki risiko
di beberapa sendi yang menumpu berat badan namun tidak terjadi pada
wanita obesitas.
a. Nyeri
rasa nyeri ini biasanya bersumber dari sinovium karena adanya inflamasi,
syaraf, kapsul sendi karena adanya distensi dan instabilitas, serta otot dan
arthritis rheumatoid yang terjadi lebih lama dan spasme otot pada daerah
terganggu adalah sumber nyeri. Pada beberapa pasien kaku pagi dapat
timbul setelah imobilitas, seperti duduk di korsi atau mobil dalam waktu
lokasi dan beratnya kelainan sendi yang terkena. Gangguan ini biasanya
nyeri.
menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan) secara pelan-
pelan membesar.
e. Krepitasi
c. Grade 2 : terdapat osteofit yang jelas tetapi tepi celah sendi baik dan
d. Patofisiologi
rawan sendi.
Perubahan dari proteoglikan menyebabkan tingginya resistensi dari tulang
rawan untuk menahan kekuatan tekanan dari dalam sendi . Hilangnya tulang
rawan akan menyebabkan penyempitan rongga sendi. Pada tepi sendi akan
timbul respons terhadap tulang rawan yang rusak dengan pembentukan osteofit.
meluas dari pinggir sendi sepanjang garis permukaan sendi. Adanya pengikisan
dan padat (eburnasi). Pada akhirnya rawan sendi menjadi aus, rusak dan
deformitas.
1. Palpasi
perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan.
ukuran, rasa nyeri tekan dan kelainan dari lutut. Dengan kata lain bahwa palpasi
Teknik Pemeriksaan :
2. Pastikan pasien dalam keadaan rilek dengan posisi yang nyaman untuk
ringan dan sebentar-sebentar pada daerah knee dan otot disekitarnya seperti
2. Ballottement test
sendi lutut.
Teknik pemeriksaan :
satu tangan dansementara itu dengan jari-jari tangan lainnya patella ditekan
ke bawah. Dalam keadaan normal patella itu tidak dapat ditekan kebawah :
dia sudah terletak di atas kedua condylus dari femur. Bila ada (banyak)
Interpretasi : Patella seperti terangkat berarti positif ada kelebihan cairan pada
knee.
Teknik Pelaksanaan :
a) Posisi pasien supine lying dengan fleksi knee 90˚ dan stabilisasi kaki
terdapat nyeri dan hipermobilitas saat didorong ke posterior maka positis tes
4. Valgus test
Teknik pemeriksaan :
a) Posisi pasien supine lying dengan tungkai yang akan diperiksa berada
b) Salah satu tangan terapis berada disisi lateral knee sebagai stabilisator dan
pasien, dan lakukan tes yang sama pada tungkai yang satunya.
Interpretasi : jika terdapat nyeri pada bagian medial knee dan/atau terjadi
peningkatan valgus berarti positif tes mengindikasi laksiti atau tear pada
5. Varus test
Teknik pemeriksaan :
a) Posisi pasien supine lying dengan tungkai yang akan diperiksa berada
d) Salah satu tangan terapis berada disisi medial knee sebagai stabilisator dan
knee pasien, dan lakukan tes yang sama pada tungkai yang satunya.
Interpretasi : jika terdapat nyeri pada bagian lateral knee dan/atau terjadi
peningkatan valgus berarti positif tes mengindikasi laksiti atau tear pada
articulation.
Teknik pemeriksaan :
b) Praktikkan meletakkan kedua thumb pada sisi medial patella dan kedua jari
c) Lalu praktikkan secara pasif menggeser dan menekan patella pasien kearah
femoral articulation.
Teknik pelaksanaan :
dengan ibu jari dan jari telunjuk kedua tangan untuk memfiksasi apex dan
Teknik pelaksanaan :
b) Terapis meletakkan tangan kanan pada dorsum kaki kanan pasien dan
tibia pasien.
Interpretasi : jika lutut kanan dan kiri sama berarti tidak ada kelainan pada
Teknik pelaksanaan :
b) Terapis meletakkan satu tangan dibagian superior pole patella dan tangan
chondromalacia patella.
Definisi : VAS adalah alat ukur lainnya yang digunakan untuk memeriksa
intensitas nyeri dan secara khusus meliputi panjang 10cm garis, dengan setiap
ujungnya ditandai dengan level intensitas nyeri (ujung kiri diberi tanda “no
pain” dan ujung kanan diberi tanda “bad pain” (nyeri hebat). Dengan kategori
yang mewakili keadaan nyeri yang dirasakan pasien saat ini, dalam 24 jam
terakhir.
Interpretasi :
0 = tidak nyeri
ekstensor knee dan gerakan fleksi knee untuk mengetahui kekuatan otot
Interpretasi :
N0 Nilai keterangan
1. 0 Tidak ada kontraksi dan tidak ada gerakan
2. 1 ada kontraksi otot namun tidak ada gerakan
3. 2 Ada kontraksi dan ada gerakan
4. 3 Ada kontraksi, ada gerakan, mampu
melawan gravitasi, full ROM.
5. 4 Ada kontraksi, ada gerakan, mampu
melawan gravitasi, full ROM, dan mampu
melawan tahanan minimal.
6. 5 Mampu melawan tahanan maksimal.
Tujuan : untuk mengetahui derajat LGS pada suatu sendi yang dapat
dilakukan pasien.
Teknik pelaksanaan :
a) Untuk fleksi knee, pasien berbaring terlentang diatas bed dengan knee
b) Untuk ekstensi knee, pasien berbaring tengkurap diatas bed dengan knee
Osteoarthritis Index)
: Silahkan pilih setiap kategori sesuai dengan skala kesulitan yang dirasakan
Nyeri 1. Berjalan 0 1 2 3 4
2. Menaiki tangga 0 1 2 3 4
4. Istirahat 0 1 2 3 4
5. Berdiri statis 0 1 2 3 4
4. Berdiri 0 1 2 3 4
5. Membungkuk ke lantai 0 1 2 3 4
8. Pergi berbelanja 0 1 2 3 4
14. Duduk 0 1 2 3 4
Total score :
suatu cara penggunaan energi listrik guna merangsang sistem saraf melalui
permukaan kulit dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri.
Tujuan : Memeilhara fisiologis otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi fungsi
otot, modulasi nyeri tingkat sensorik, spinal dan supraspinal, menambah Range
Indikasi :
1. Keluhan nyeri misalnya dalam otot, tendon, ligamen, kapsul dan saraf.
Tennis elbow)
3. Oedema
B. Static Kontraksi
Definisi : static kontraksi dalah bentuk latihan statik dimana otot yang dilatih
tidak mengalami perubahan panjang dan tanpa ada pergerakan dari sendi.
Sehingga latihan akan menyebabkan ketegangan (tension) otot bertambah dan
Kekuatan otot sangat begantung pada diameter otot tersebut. Latihan yang
dari latihan static kontraksi ini adalah serabut otot akan meningkat massanya
dan meningkatkan diameter otot. Peningkatan jumlah serabut otot dan diameter
C. Terapi Latihan
menggunakan gerak tubuh baik secara aktif maupun pasif untuk pemeliharaan,
fungsional.
gerak sendi.
Indikasi :
a) Nyeri
tonus otot.
yang dipilih untuk kasus osteoarthritis knee adalah Free active movement,
E. Cold Pack
Definisi : Cold pack adalah gel beku yang digunakan fisioterapi untuk
dan bursitis.
Indikasi :
f) Keluhan nyeri misalnya dalam otot, tendon, ligamen, kapsul dan saraf.
g) hypertonus
h) Kelemahan otot.
i) Arthrosis, spondylosis
j) Atrophy
Sifat pulsa dari arus interferensi adalah sinusoidal biphasic simetris sehingga
yang lebih dalam disbanding dengan arus dyadinamis serta tidak mengiritasi
dalam kulit.
dipancarkan. Area ini dipasang suatu reflektor yang dibungkus dengan bahan
Efek terapeutik MWD ialah dapat menghasilkan efek thermal pada jaringan
konektif sendi knee. Peningkatan suhu jaringan pada kapsul-ligamen knee joint
sendi.
pada tuberositas tibia dengan gerak fisiologis sendi knee yang merupakan
bagian dari osteokinematika sendi yang dilakukan secara aktif maupun pasif.
mengoreksi posisi tibia dalam sendi knee. Efek mekanikal dari MWM dapat
I. Stabilisasi Exercise
Stabilisasi exercise open chain adalah gerakan yang terjadi pada suatu
rangkaian gerakan bebas. Dan Stabilisasi exercise closed chain adalah gerakan
yang terjad pada rangkaian tertutup dimana gerakan tubuh lebih pada segmen
distal tertentu.
Efek terapeutik yang dihasilkan adalah stabilisasi exercise open chain dapat
memperbaiki kinerja otot quadriceps dan hamstring secara simultan, adanya re-
kekuatan otot quadriceps dan hamstring. Dan stabilisasi exercise closed chain
dapat meransang proprioceptive sendi dan otot quadriceps dan hamstring. Hal