Anda di halaman 1dari 25

ANATOMI DAN FISIOLOGI SENDI LUTUT

Oleh :
dr. Muhammad Hadyan Syahputra
04122782327001

Pembimbing :
dr. Ismail Bastomi, SpOT (K) Hip and Knee, AIFO-K

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSISTAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Pelvis2.2..............................................Anatomi Sendi Sakroiliaka
2.3 Biomekanik Sendi Sakroiliaka
2.4 Cedera Pelvic Ring2.5.............................Klasifikasi Cedera Pelvic Ring2.6
Epidemiologi2.7.............................................Disrupsi Sendi Sakroiliaka2.8
Biomekanikal Fiksasi Sendi Sakroiliak2.9..............Pemeriksaan Penunjang
2.10 Metode Fiksasi Sendi Sakroilliaka
2.11 Penilaian Uji Biomedik dengan Press Test Machine
2.10 Sawbones
2.11 Kerangka Konsep
2.12 Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3.3 Definisi Operasional
3.4 Bahan Penelitian
3.5 Populasi
3.6 Besar Sampel
3.7 Cara Pengambilan Sample
3.8 Variabel Penelitian
3.9 Cara Kerja
3.10 Parameter Keberhasilan
3.11 Analisis Data
3.12 Alur Penelitian
BAB IV HASIL
4.1 Distribusi Data
4.2 Disrupsi sendi Sakroiliak
4.3 Perbandingan Stabilitas Teknik Fiksasi pada Disrupsi Sendi Sakroiliaka
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Anatomi
Sendi lutut adalah salah satu sendi yang paling kompleks dalam tubuh
manusia. Tulang femur, tibia, fibula, dan patela disatukan oleh sekelompok
ligamen yang kompleks. Ligamen ini bekerja bersama untuk memberikan
stabilitas pada sendi lutut.1 Sendi lutut terdiri dari femorotibial dan patellofemoral.
Sendi femorotibial melibatkan antara dua kondilus femur dan kondilus tibia,
sedangkan sendi patellofemoral merupakan bagian dari sendi lutut dimana pada
patella mengartikulasikan dengan permukaan anterior femur distal.1 Sendi lutut
tersusun dari bagian-bagian yang sangat kompleks yaitu tulang rawan, ligamen,
tendon, dan kartilago sebagai penyokong dari gerakan lutut.2

Gambar 1. Topografi Sendi Lutut


1.2. Osteologi
Tulang penyusun sendi lutut terdiri dari beberapa tulang. Salah satunya
tulang femur. Untuk tulang femur, pada ujung distal terdiri atas dua kondilus
besar, yakni kondilus medial dan kondilus lateral. Lekukan interkondilus
memisahkan bagian posterior dari kondilus medialis dan laterlis, bagian posterior
ini berperan dalam gerakan fleksi. Bagian anterior, terdapat alur patela sebagai
tempat patela meluncur dan berperan saat berdiri. Kedua kondilus tersebut
panjangnya tidak sama. Pada tampak depan, kondilus medial jauh lebih panjang
dari pada kondilus lateral, sehingga ketika berdiri dengan permukaan kondilus
femur dan tibia, akan terbentuk sudut valgus sekitar 10°. Perbedaan panjang
kedua kondilus tersebut berperan dalam rotasi dan mekanisme penguncian lutut.
Komponen knee joint besar karena menanggung tekanan beban yang berat dan
mempunyai regio otot yang luas.3 Fisis distal femur ini tumbuh kira-kira sebanyak
7mm/tahun.
Tulang patella merupakan tulang sesamoid terbesar dalam tubuh. Tulang ini
terdiri dari dua facets, yaitu lateral dan medial yang dipisahkan oleh central
ridge. Setiap facet dibagi menjadi facet superior, media, dan inferior. Patella
berada di lapisan retinakular dari mekanisme ekstensor yang merupakan insersi
dari tendon patella profunda pada bagian distal dan vastus intermedius pada
bagian proksimal. Tulang patella berbentuk concave pada permukaan superficial.
Patella berartikulasi dengan sulkus femoralis atau permukaan artikular anterior
distal tulang paha, yang merupakan gabungan medial dan lateral kondilus
femoralis. Cocok dengan patela, bagian lateral sulkus femoralis relatif lebih luas
dan mempunyai lateral ridge yang lebih tinggi daripada bagian medial. Topografi
ini memberikan stabilitas tulang pada sendi ketika patela menempel pada sulkus
dengan sudut kira-kira 45o saat fleksi lutut.

Gambar 2. Tulang Distal Femur dan Patella


Bagian medial proksimal tibia berpermukaan cekung, sedangkan pada
permukaan lateral berbentuk cekung, dan pada bagian posterior agak sedikit
landau dengan kemiringan 7-10o. Tulang ini terdapat tuberkel yang berada 3cm di
bawah garis sendi. Tendon patellar berinserio di tuberkel dari tulang fibula. Di
tulang ini juga terdapat Gerdy’s tubercle pada bagian proksimal yang merupakan
tempat insersi dari traktur iliotibial.
Tulang fibula merupakan tulang Panjang yang bagian proksimalnya terdiri
dari head yang merupakan insersio dari lateral collateral ligaments dan biceps
femoris. Bagian neck mempunyai sulkus yang dilalui oleh nervus peroneal yang
mana dapat terkena ketika terjadi fraktur fibula.

Gambar 3. Tulang Tibia dan Fibula penampakan Anterior dan Posterior


Gambar 4. Tulang Tibia dan Fibula penampakan Superior

1.3. Ligamen Kapsular


Secara fungsional, ligamen kapsular dibagi menjadi tiga bagian (Gambar
5). Sepertiga anterior ligamen kapsul merupakan ligamen reinakular medial dan
lateral yang berperan dalam gerakan ekstensor. Ligamen ini menempel di distal
tibia dan tanduk anterior meniskus, tetapi sebagai aponeurosis kelompok otot
quadriceps femoris, mereka tidak memiliki keterikatan femoralis yang terorganisir
Gambar 5. Ligamen kapsular sendi lutut. A. Kapsul dibagi menjadi tiga bagian pada sisi
lateral dan media. Sepertiga anterior merupakan komponen gerakan ekstensor atau sendi
patellofemoral, dan dua pertiga bagian posterior merupakan sendi tibiofemoral. B. Struktur
utama yang terlibar dalam kestabilan meniscoligamentous

Mekanisme ekstensor tendon dan kapsul terdiri dari 3 lapisan (Gambar


6A). Lapisan arciform merupakan lapisan paling luar, berupa membran
peritendon tipis yang merupakan lanjutan dari sartorial facial medial dan biceps
facia lateral kemudian melewati patella dan menyatu dengan tendon patella.
Lapisan arkus yang tipis memanjang dari sendi pada hamstring yang berperan
sebagai pasokan sinovial dan vaskularisasi. Lapisan retinakular terdiri dari terdiri
dari kapsul sepertiga anterior atau retinakulum dan ligamen iliopatellar di bagian
lateral. Lapisan ini terletak superfisial terhadap retinakulum di anterolateral lutut
(Gambar 6B). Ligamentum iliopatella mempunyai peran dalam prosedur
stabilisasi patella. Ligamen patellofemoral membentang dari titik isometrik medial
atau lateral ke bagian superior patela (Gambar 6). Ligamen ini terbentang di
sepanjang bagian distal dan dalam vastus medialis obliquus dan vastus lateralis
obliquus dan berorigo ke distal femur. Hubungan antara otot-otot ini
menggambarkan kedinamisan antar otot pada ligamen ini. Ligamen patellofemoral
lateral berjalan dari lateral proksimal epikondilus ke tendon vastus lateralis dan
berinsersio di patella. Ligamen patellofemoral medial membentang dari adductor
turbercle ke vastus medialis obliquus dan berinserio di patella. Pada sisi tibia,
ligamen patellotibial media memanjang dari inferomedial patella ke anteromedial
physeal scar dari proximal tibia.

Gambar 6. Anatomi mekanisme ekstensor. A. Jaringan ikat dari aponeurosis ini terdiri dari 3
lapisan: lapisan arciform superfisial, lapisan retinacular media, dan lapisan dalam. B. Traktus
illiotibia menerima input dinamis dari tensor facia lata dan otot gluteus maximus, yang secara
fungsional terdiri dari ligament iliopatellar, mekanisme ekstensor, traktus iliotibial, dan sendi
tibiofemoral. C. Ligamen dari lapisan retinacular. Ligamen patellofemoral medial dan patellotibial
lateral merupakan fokus dalam prosedur stabilisasi patella.
1.4. Quadriceps
Kelompok otot quadriceps terdiri dari 7 kepala diskret, membentuk unit
motor primer dari mekanisme ekstensor. Bagian terdalam dari kepala ini,
artikulasi genu (Gambar 7A), merupakan otot yang satu-satunya tidak berinsersio
langsung dengan patella dan berakhir di plika sinovial superior, bertugas
melindungi dari impingement patella dan sulkus femoralis. Vastus intermedius
berorigo pada permukaan anterior dan parallel dengan femoral shaft. Tendon
bagian distal terpisah dari tendon rektus superfisial, terdiri dari aponeurosis dan
berinsersio langsung dengan pole superior patella. Rectus femoris berparalel
dengan vastus intermedius tapi berada di lapisan retinacular, berorigo pada
anteroinferior spina iliaca dari pelvis dan menyatu dengan tendon tengah dari
quadriceps. Sebagai catatan, tendon rectus femoris terpisah secara diskret dari
tendon vastus intermedius profunda oleh bursa mencapai bagian paling distal.
Rectus femoris, bersama dengan vastus medialis obliquus, vastus medialis, vastus
lateralis, dan vastus lateralis obliquus, berakhir dengan aponeurosis yang
bergabung dengan sepertiga anterior kapsular sendi. Lapisan ini berada diatas dan
melekat pada permukaan superfisial dari patella dan berlanjut ke bagian distal dan
terdiri dari bagian tendon patella sehingga berdekatan dengan tibialis periosteum.
Otot quadriceps yang lain berinserio pada sudut axis dari femur (Gambar
7B). Vastus lateralis membentuk sekitar 50% dari sebagian besar dari kelompok
otot quadriceps. Otot ini berorigo dari anterolateral femur dan septum
intermuscular yang dimulai dari trochanter mayor proximal. Insersion kira-kira
30-40 derajat dari lateral axis femur. Vastus lateralis berjalan dengan ligamen
patellofemoral lateral seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Vastus medialis
berorigo dari anteromedial dari femur dan septum intermuscular medial sekitar 50
derajat dari medial axis femur. Vastus medialis obliquus berorigo dari turbukel
abductor dan septum intermuscular distal media pada sudut kira-kira 65 derajat
dari medial axis femur.
Gambar 7. A. Hubungan dari sendi lutut ke plika sinovial dan infrapatellar fat pad. Bursa tendon
infrapatellar dan fat pad mengisolasi tendon dari tepi articular tibia bagian bawah hingga masuk
tuberculum tibialis. B. Major head fari kelompok otot quadriceps. Massa otot yang seimbang dan
insersi dari sudut geometri memberikan pengaruh pada kestabilan patella.

1.5. Tendon Patellar


Tendon patella memanjang dari kutub inferior patella dan berinsersio pada
tubercle tibia. Bagian proksimal tuberkel dan bagian bawah tibia dipisahkan oleh
bursa tendon infrapatellar (Gambar 7A). Tendon patella terdiri dari lapisan
superfisial, yang berbatasan dengan lapisan retinakular, dan lapisan yang lebih
dalam adalah lapisan dalam mekanisme ekstensor. Pada hakikatnya tendon patela,
lapisan-lapisan ini sebagian besar melekat seperti tendon subscapularis berada
yang di kapsul anterior sendi bahu.

1.6. Struktur Synovial


1.6.1. Plica
Sisa perkembangan embriologis, sinovial plica (Gambar 7A) berkembang
secara bervariasi pada individu yang berbeda. Bentuknya dapat berkisar dari
septasi lengkap dari kantong suprapatella dari sendi yang lebih inferior, ke sebuah
pita yang memanjang dari bantalan lemak medial melalui medial gutter dan
melintasi kantong suprapatellar yang melebar ke luar lateral gutter, ke sisa
embriologis atau tidak ada sisa sama sekali. Dalam keadaan normal, plica yang
setipis tisu bisa menebal, berbekas luka, dan berkontraksi akibat cedera dan
menyebabkan ankylosis dan rasa nyeri pada tendon quadriceps.

1.6.2. Bantalan Lemak


Bantalan lemak infrapatellar normalnya terdiri dari jaringan adiposa primer
dan pembuluh darah kecil yang berasal dari konvergensi arteri geniculate inferior
lateral dan medial yang memperdarahi anterior cruciate ligament (ACL). Ini
menggantung dari superior intercondylar notch oleh lipatan sinovial tipis,
ligamen mucosum. Saat cedera, strukturnya menjadi fibrosis sehingga
menyebabkan ankylosis, nyeri saat blok ekstensi, dan kontraktur infrapatellar
pada patela dan tendon patela.

1.7. Sendi Tibiofemoral


Stabilitas dinamis melibatkan otot-otot yang bekerja pada sendi lutut. Otot
quadriceps berperan sebagai decelerator eksrentrik utama dari lutut dan bertindak
sebagai antagonis dinamis terhadap ACL yang intak dan dapat mengurangi
subluksasi posterior jika terjadi cedera pada posterior cruciate ligament (PCL).
Otot hamstring lateral dan medial berfungsi sebagai antagonis pada PCL yang
intak untuk mengurangi subluksasi anterior, tapi juga bisa mengencangkan
ligament melalui insersi ke medial dan lateral ligament kapsular. Gerakan ini
mengeliminasi setiap kelemahan yang ada dan meningkatkan beban permukaan
sendi. Dengan cara ini, otot juga menambah kestabilan. Mirip dengan iliotibial
band dan kepala gastrocnemius head menambah stabilitas yang berasal dari
ligament kapsuler. Stabilitas statis merupakan kombinasi dari ligamen
tibiofemoral, meniskus, topografi permukaan artikular, dan beban pada
permukaan artikular ini. Ligamen dan meniskus paling bisa direkonstruksi; oleh
karena itu, penting untuk bisa mengenali dan mengkategorikan pola cedera pada
ligamen, sehingga algoritma pengobatan dapat dibuat, diuji, dan diterapkan pada
praktik klinis.
1.8. Osseous Anatomy
Bagian lateral kompartemen sendi lutut dikategorikan sebagai sendi
radiocapitellar, sedangkan bagian medial kompartemen dianalogikan sebagai
artikulasi olecranon-trochlear. Jadi, kondilus femoralis medial dan plateau tibialis
medial lebih Panjang atau berbentuk telur dibandingkan kompartemen lateral.
Permukaan articular dari plateau tibialis media berbentuk cekung, sedangkan
bagian lateral berbentuk cembung di bagian anteroposterior (Gambar 8A dan
8B). Topografi ini menjelaskan apa yang disebut mekanisme sekrup, atau rotasi
internal, pada tulang paha yang tefiksasi tibia saat lutut ekstensi. Tahanan beban
terjadi tidak hanya terpusat pada medial dan lateral pada plateaus tibialis tetapi
juga di cephalad-sloping medial dan lateral tibial eminence (Gambar 8C), seperti
penunggang kuda menanggung beban di pelana.

Gambar 8. Topografi tulang dari: A. tibial plateau, B. kondilus femur yang memberikan
kestabilan pada artikulasi tibiofemoral, C. Tekanan beban terjadi pada tibial eminences dan central
plateaus.

1.9. Meniskus
Berdasarkan anatominya yang kompleks, meniscus memiliki fungsi yang
beragam dalam proses biomekanik, seperti menahan beban, membentuk area
kontak, memandu rotasi, dan menstabilkan translasi. Meniskus medial lebih lebar
dan lebih tipis daripada meniskus lateral. Permukaan meniscus semakin lebar pada
intercondular notch dan rekatif datar. Meniskus berlabuh di regio posterior sentral
dari interkondilar tulang belakang dekat fovea centralis dan anterior menuju
ligament intermeniskus anterior lurus melintang hingga menyatu dengan
serpertiga tengah lateral ligamen kapsuler. Di sekeliling pinggirannya, meniskus
berlabuh melalui segmen meniscotibial ligamen kapsuler ke tepi artikular tibialis
kira-kira 5 mm kearah distal dari tepi artikular (Gambar 9A).

Gambar 9. Hubungan antara ligamen kapsular (sisi medial) dan meniscus. A. sepertiga tengah
ligamen kapuslat dibagi menjadi meniscofemoral (MF) proksimal yang lebih panjang dari
epikondilus medial ke meniskus dan segmen meniscotibial (MT) yang lebih pendek. TC = ligamen
kolateral tibialis. Fungsi perluasan meniskokapsular dari sudut posteromedial ditambah dengan
semimembranosus. B. Femur in place. POL=posterior oblique ligament. C. Posisi relaksasi dari
lutu (femur dihilangkan). Kontraksi dari semimembranosus (tanda panah) meretraksi bagian
posterior dari meniskus media dan mengikat kapsul sehingga meningkatkan tekanan pada sendi.

Meniskus lateral lebih berbentuk piring dan melengkung, dengan topografi


cembung dari pada lateral tibial plateau, pada penampang terlihat lebih berbentuk
segitiga dibandingkan meniskus medial yang berbentuk baji. Bentuk ini
menimbulkan apa yang disebut bowtie (dasi kupu-kupu) pada meniskus lateral
pada potongan sagital dari pemindaian pemeriksaan MRI. Perlekatan anterosentral
menyatu dengan insersio dari ACL. Di bagian posterior, ia berlabuh pada tibialis
lateral eminence band dan juga melalui ligamen Wrisberg dan Humphry.
Peripheral attachment sejajar dengan meniscus medial. Namun, di persimpangan
dua pertiga anterior dan sepertiga posterior, peripheral attachment terganggu oleh
popliteal hiatus.

1.10 Ligamen Kapsular


Sepertiga tengah, lateral, dan posterior dari ligamen kapsuler membentuk
ligamen tibiofemoral statis. Ligamen kapsuler berperan dalam stabilitas
tibiofemoral. Secara fungsional, sudut posteromedial atau posterolateral lutut
bertindak sebagai large aponeurotic expansion dari hamstring medial atau lateral.
Perluasan ini mencakup otot perut hingga (dan termasuk) meniskus (Gambar 9B,
C). Perluasan ini terjadi di seluruh sudut posteromedial atau posterolateral dan
bersatu dengan kapsul posterior kontralateral dan sepertiga tengah distal ligamen
kapsuler. Secara bersamaan struktur ini menutupi dan menopang kondilus
femoralis posterior yang mengakomodasi peningkatan volume pada ekstensi lutut
dan penurunan volume pada fleksi lutut. Demikian, kantong aponeurotik ini
mampu mencegah subluksasi posterior dari kondilus femoralis pada tibialis
plateaus, yang tentu saja menyertai translasi anterior tibia ke tulang paha. Istilah
kompleks unit ligamen-muskulotendinosa meniskokapsular, diciptakan oleh Terry
dan Hughston yang menggambarkan anatomi fungsionalnya secara tepat.

1.10.1 Sisi Medial


Sartorial fascia pada sisi medial lutut merupakan lapisan yang paling
superfisial. Fasia ini merupakan perpanjangan aponeurotik dari tendon sartorius
dan menyatu ke dalam fasia vastus medialis obliquus dan anterior medial
retinaculum, berlanjut melalui bagian depan lutut sebagai mekanisme ekstensor
dari lapisan arciform (Gambar 10A). Di lapisan sepertiga tengah merupakan
ltibial collateral ligament. Tibial collateral ligament berorigo dari epikondilus
medial dan memanjang ke arah distal dan berinsersio pada tibia profunda ke
pinggir anterior dari sartorius dan jauh ke dalam pes anserinus (Gambar 10B).

Gambar 10. Anatomi dari kapsul medial dan struktur yang terlibat. A. Anatomi superfisial. B.
bagian dalam struktur kapsula ke sartorial fascia (sepertiga media ligament kapsular bagian dalam
dari tibial collateral ligament, tidak terlihat digambar ini). C. Hubungan antara struktur kapsular
posteromedial dan semimembranosus dari kapsula posterior. D. 5 arms dari insesrti
semimembranosus.
Sepertiga medial ligament kapsular juga berorigin dari epikondilus medial,
tetap di dalam tibialis collateral ligament mempunyai kapsular untuk perlekatan
sepertiga tengah medial dari meniskus medial. Ia berinsersi tepat di pinggir distal
artikular. Segmen meniscofemoral dari ligamen kapsuler meluas dari tulangnya
berorigo ke meniskus dan segmen meniscotibial memanjang dari meniskus hingga
berinsersi di tibia (Gambar 9A). Panjang segmen meniscotibial pada sepertiga
bagian tengah kapsul hanya kira-kira 5mm, atau dalam istilah bedah, terdapat
ruang dari meniskus ke insersio ligament yang cukup untuk mengakomodasi
volume dari ujung hemostat. Jika ada ruang kosong yang lebih besar, diasumsikan
terjadi robekan pada tibial. Penggunaan istilah medial collateral ligament ini tidak
mendeskripsikan secara spesifik ligament dan tidak ada dalam nomina anatomica.
Sayangnya, istilah ini umum digunakan untuk menggambarkan semua lihamen
kapsuler di sudut posteromedial.
Pada sisi medial, sepertiga posterior kapsul terdapat 2 ligamen kapsuler
yang berorigo dari adductor turbercle (Gambar 10C). Oblique popliteal ligament
berjalan miring dan posterior melintasi permukaan poplitea dari kapsul posterior
dan menjadi konfluen dengan medial aponeurotik ekstensi dari posterior arcuate
ligament. Selain itu, origo dari tuberkulum adduktor, yaitu posterior oblique
ligamen berorigo tepat di anterior dari oblique popliteal ligament dan memanjang
ke arah distal sepanjang sepertiga medial ligament kapsular. Posterior oblique
ligament juga mempunya tempat perlengketan untuk posterior horn dari meniskus
medial. Insersio sepertiga medial ligamen kapsuler berada di tibia bagian distal
dari pinggir artikulasi. Hughston dan Eilers mempelajari anatomi dan fungsi dari
posterior oblique ligament dan menetapkan bahwa immobilisasi lutut pada posisi
fleksi dengan sudut 60O merupakan posisi ideal untuk penyembuhan optimal. Pada
pengobatan konservatif cedera ligamen medial, immobilisasi lutut pada posisi
fleksi dengan sudut 60O memungkinkan ligament pulih tanpa memberi tekanan
berlebihan. Tegangan yang berlebihan dapat menyebabkan ligament merenggang
dan menjadi kendur. Hughston dan Eilers juga menjelaskan 3 lengan terpisah dari
posterior oblique ligament: lengan kapsuler, tibialis, dan lengan superfisial.
Semimembranosus merupakan motor dinamis untuk sudut posteromedial
(Gambar 10D). Insersionya terdiri dari 5 lengan: (1) lengan anterior, lengan
tibialis atau pars refleksa, yang berjalan ke distal dan anterior dan berinsersio ke
kondilus tibialis pada ligamen kolateral tibialis; (2) lengan langsung, yang
berinsersio ke tuberkulum tibialis posterior; (3) lengan posterior, yang membentuk
batas inferior dari posterior oblique ligament; (4) lengan kapsuler, yang
berkonfluen dengan posterior obliques ligament dan proksimal dari oblique
poplitea ligament membentuk batas dari medial gastrocnemius bursa; dan (5)
lengan inferior, yang berjalan langsung ke arah distal dan membentuk perlekatan
yang luas sepanjang sudut posterior dari tibia proksimal yang menyatu dengan
fasia poplitea.

1.10.2. Sisi Anterolateral


Lapisan paling superfisial pada lateral lutut berisi iliotibial band dan bagian
yang lebih posterior berupa fasia bisep. Iliotibial band menerima otot dinamis ke
arah proksimal dari otot tensor fascia lata dan mempunyai 2 divisi fungsional:
ligamen iliopatellar, merupakan komponen fungsional dari mekanisme ekstensor,
dan traktus iliotibial, yang merupakan komponen fungsional dari sendi
tibiofemoral (Gambar 6B). Pembagian fungsional ini terjadi dekat septum
intermuskular dengan traktus iliotibial sekitar 2cm dari iliotibial band posterior
(Gambar 11A). Di bagian distal, traktus iliotibial mempunyai aponeurotis
profunda yang melebar -lapisan tengah, lapisan dalam, dan kapsulosa (Gambar
11B). Lapisan kapsulo-osseus sebagian menyatu dengan ligamen fabellofibular
dan berasal dari linea aspera distal, atau berinsersio dari septum intermuskular.
Lapisan ini membungkus kearah anterior dan distal dan berinsersio pada
tuberkulum tibialis lateral (Gerdy). Robekan dari serat-serat ini mengakibatkan
pergesaran dari pivot.
Bagian yang lebih distal pada sisi anterolateral adalah insersi dari
aponeurotik dari otot biceps femoris. Otot bisep femoris memiliki 2 kepala
(Gambar 12A). Kepala yang panjang berorigo dari pelvis dan kepala pendek
berorigo pada posterior dari femur distal dan distal septum intermuskular distal.
Kepala pendek bisep femoris mempunyai 6 lengan diujungnya, 3 di antaranya
mempunyai fungsi klinis secara signifikan (Gambar 12B). Lengan kapsular
melekat dengan kapsul posterolateral, fabella, dan kompleks gastrocnemius
lateral. Lengan langsung melekat dengan fibular tebat di sebelah lateral dari
styloid fibula dan ke medial dari kepala panjang. Lengan anterior berinsersio ke
tibia tepat di lateral tuberkulum tibialis (Gerdy) dan berperan saat terjadi fraktur
avulsi lateral (tanda Segond, atau tanda kapsuler lateral). Kepala panjang dari
biceps femoris memiliki 2 lengan—lengan langsung yang berinsersio pada fibula
tepat di anterior dan berinsersio pada kepala pendek bisep dan lengan anterior
berinsersio lagi ke tibia lateral tepat dibagian distal le kepala pendek dari otot
biceps (Gambar 12C). Bursa kecil memisahkan distal biceps tendon dari fibular
collateral ligament dan berinsersio pada fibula.
Gambar 11. A dan B. Lapisan dalam dari traktus iliotibial. Robekan dari lapisan dalam ini ke
lapisan superfisial membuat subluksasi anterolateral rotasi dari lateral tibia plateau pada fibula.
Ruptur ini terjadi akibat pergesaran pivot.
Gambar 12. A. Otot biceps femoris mempunyai 2 kepala, kepala yang panjang berorigo di pelvis
dan kepala pendek berorigo dari posterior distal femur dan distal septum intermuscular. B.Kepala
pendek mempunya 3 lengan yang mempunyai makna klinis: lengan langsung, lengan anterior, dan
lengan kapsular. C. Kepala panjang mempunya 2 lengan: lengan langsung dan lengan anterior.

1.10.3. Sisi Posterolateral


Sepertiga lateral kapsular ligament terletak disebelah dalam dari traktur
iliotibial dan ligament iliopatellar di sepertiga dari kapsul lateral, Berorigo di
epikondilus lateral dan mempunyai perlekatan untuk meniskus lateral. Insersio ini
tepat di sebelah distal dari margin artikular pada tibia lateral (Gambar 13A).
Tendon popliteal dan fibular collateral ligament berada dalam sepertiga
medial ligament kapsul dan berorigo dan berinsersio dari epikondilus lateral.
Tendon popliteal berorigo di anterior fibular collateral ligament; berjalan ke arah
posterior dan distal fibular collateral ligament dan melewati poplitea hiatus dari
meniskus lateral dan menyatu dengan otot poplitea. Fibular collateral ligament
berjalan ke arah distal dan berinsersio tepat di anterior dari lateral fibular head.
Otot poplitea berorigo dari proximal posterior fibula melewati secara oblique dan
proximal menuju insersionya (Gambar 13B). Perlekatan dari lateral meniskus
melalui anteroinferior, posterosuperior, dan fasikula meniskus poplitea
posteroinferior.
Popliteal fibular ligament berorigin pada poplitea-musculotendinous
junction dan berjalan ke arah distal ke bagian medial styloid fibular (Gambar
13C). Ligamentum fabellofibular berorigo dari lateral dari tulang atau kartilago
fabella dan berinsersio pada lateral dari ujung styloid fibular tepat di lateral dan
mungkin juga di distal popliteal fibular ligament (Gambar 13D).
Gambar 13. Struktur kapsular lateral. A. Sepertiga tengah lateral ligament kapsular. B. Hubungan
antara popliteus, ligament arcuate, meniskus lateral, lateral meniscofemoral ligaments dari
Wrisberg and Humphry. C. Ligament fabellofibular yang berorigo dari bagian lateral tulang atau
kartilago fabella dan berinsersio dari lateral ujung styloid fibular tepat di lateral dan distal popliteal
fibular ligament. D. Popliteal fibular ligament berorigo pada popliteal musculotendinous junction
dan berjalan kearah distal menuju bagian medial styloid fibular.

Ligamentum arkuata melampaui sudut posterolateral dengan fungsi dan


morfologi yang mirip dengan posterior oblique dan pblique popliteal ligaments
dari sisi medial. Bagian lateralnya, atau fibular, berbatasan dengan sepertiga edial
dari lateral kapsular ligament. ligamen kapsuler pertengahan ketiga lateral; sisi
medial atau tibialis, sebagian terletak di bagian dalam kepala gastrocnemius
lateral; dan di sisi posterior, sebagian menyatu dengan kepala otot gastrocnemius
bagian, melengkung melintasi permukaan poplitea dari kapsul menyatu dengan
oblique popliteal ligament (Gambar 13B).
Fibular collateral ligament, popliteus, kepala otot gastrocnemius sebelah
lateral, dan ligament arkuata, secara kolektif disebut dengan kompleks arkuata.

1.11 Cruciate Ligaments


1.11.1. Anterior Cruciate Ligaments
ACL berorigo dalam permukaan posterolateral intercondylar notch dan
berjalan kearah distal dan anterior untuk berinsersio pada intercondylar eminence.
ACL mempunyai 2 bundel—anteromedial dan posterolateral— meskipun ada
beberapa kontroversi mengenai adanya bundel intermediate. Ada beberapa derajat
ketegangan bundel ini berdasarkan sudut fleksi, dimana bundel anteromedial lebih
tegang saat ekstensi dan posterolateral lebih tegang saat fleksi. Selanjutnya,
bundel yang berbentuk spiral, membentang dari lateral ke media, sehingga
membungkus dirinya sendiri dan semakin tegang saat tibia rotasi internal. Saat
ekstensi penuh, permukaan anterior ACL terletak berlawanan dengan
intercondylar membantu ligamen dalam mencegah hiperekstensi. Selain itu, ACL
juga sering dianggap sebagai resisting anterior translation, meskipun secara
biomekanik posisi terbaik
yaitu pada posisi fleksi sekitar 20 derajat. Selain itu, ACL memandu rotasi tibia
selama screw-home mechanism saat lutut diekstensi. Dan juga mentranslasi rotasi
aksial tibialis. Pasokan darah ke ACL datang melalui anastomosis dari medial dan
lateral inferior arteri genikulatum melalui bantalan lemak dan bagian tengah arteri
genikulatum yang bercabang dari kapsul posterior. Saat terjadinya robeknya ACL,
suplai darah biasanya terganggu secara permanen, yang menjelaskan mengapa
prognosis robekan ACL buruk, bedah rekonstruksi lebih baik dibandingkan repair.

1.11.2. Posterior Cruciate Ligament


PCL berorigo pada permukaan medial intercondylar notch memanjang
kearah distal dan berinsersio pada tibia proksimal di fovea sentralis. Dengan
demikian, insersionya di anterior ke posterior extent dari kondilus femoralis dan
tibialis dan sejajar dengan korteks posterior tulang femur dan tibia. Bagian
proksimalnya juga berinsersio dengan axis epikondilar dari tulang femur dan
untuk tujuan praktis,
mewakili pusat rotasi aksial dari lutut. PCL memiliki 2 bundel—posteromedial
dan anterolateral. Bundel posteromedial lebih tegang saat ekstensi, dan bundel
anterolateral lebih kencang saat fleksi. Rotasi internal tibia tidak hanya akan
membungkusnya bundel pada dirinya sendiri, seperti yang terjadi pada tes laci
anteroposterior 90O dalam rotasi internal sebagai tes PCL, tetapi juga ACL.
Ligamen dari Wrisberg dan Humphry, berorigo di posterior dari meniskus lateral,
melalui ke arah posterior dan interior dengan PCL tulang femur. Saat ekstensi
penuh, PCL merupakan restraint primer dari translasi atau rotasi koronal (stres
abduksi atau adduksi). Berbeda dengan ACL, karena hubungannya dengan kapsul
posterior, darah pasokan tidak hilang secara permanen saat terjadinya robekan
PCL. Dengan demikian, perbaikan primer pada cedera ini dapat dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai