Anda di halaman 1dari 8

http://permatacahyanti.blogspot.co.id/2014/05/patella.

html

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Patella


2.1.1 Anatomi Patella
Gambar 2.1 Anatomi Patella
Dilihat dari Depan
Patela atau tempurung lutut adalah tulang baji atau tulang sesamoid yang berkembang dalam
tendon otot kwadrisep extensor berfungsi meluruskan (ekstensi) lutut. Apex patella meruncing
kebawah. Permukaan anterior dari tulang ialah kasar, permukaan posteriornya halus dan bersendi
dengan permukaan pateler dari ujung bawah femur. Letaknya di depan sendi lutut, tetapi tidak
ikut serta di dalamnya.
Sendi lutut merupakan persendian yang paling besar pada tubuh manusia. Sendi ini terletak
pada kaki yaitu antara tungkai atas dan tungkai bawah. Pada dasarnya sendi lutut ini terdiri dari
dua articulatio condylaris diantara condylus femoris medialis dan lateralis dan condylus tibiae
yang terkait dan sebuah sendi pelana, diantara patella dan fascies patellaris femoris.

Gambar 2.2 Sendi Lutut

Dipotong Melintang
Secara umum sendi lutut termasuk kedalam golongan sendi engsel, tetapi sebenarnya terdiri
dari dua bagian sendi yang kompleks yaitu :
1. Condyloid articulatio diantara dua femoral condylus dan meniscus dan
berhubungan dengan condylus tibiae
2. Satu articulatio jenis partial arthrodial diantara permukaan dorsal dari patella
dan femur.
Pada bagian atas sendi lutut terdapat condylus femoris yang berbentuk bulat, pada bagian
bawah terdapat condylus tibiae dan cartilago semilunaris. Pada bagian bawah terdapat articulatio
antara ujung bawah femur dengan patella. Fascies articularis femoris, tibiae, dan patella diliputi
oleh cartilago hyaline. Fascies articularis condylus medialis dan lateralis tibiae di klinik sering
disebut sebagai plateau tibialis medialis dan lateralis.
Ligamentum pada sendi lutut:

Gambar 2.3 Ligamentum pada Patella


Sebelah kanan dilihat dari samping dan sebelah kiri dilihat dari depan

a. Ligamentum Extracapsular

Gambar 2.4 Ligamentum pada patella


Dipotong melintang
1. Ligamentum Patellae
Melekat (diatas) pada tepi bawah patella dan pada bagian bawah melekat pada tuberositas
tibiae. Ligamentum patellae ini sebenarnya merupakan lanjutan dari bagian pusat tendon
bersama m. quadriceps femoris. Dipisahkan dari membran synovial sendi oleh bantalan lemak
intra patella dan dipisahkan dari tibia oleh sebuah bursa yang kecil. Bursa infra patellaris
superficialis memisahkan ligamentum ini dari kulit.
2. Ligamentum Collaterale Fibulare
Ligamentum ini menyerupai tali dan melekat di bagian atas pada condylus lateralis dan
dibagian bawah melekat pada capitulum fibulae. Ligamentum ini dipisahkan dari capsul sendi
melalui jaringan lemak dan tendon m. popliteus. Dan juga dipisahkan dari meniscus lateralis
melalui bursa m. poplitei.
3. Ligamentum Collaterale Tibiae
Ligamentum ini berbentuk seperti pita pipih yang melebar dan melekat dibagian atas pada
condylus medialis femoris dan pada bagian bawah melekat pada margo infraglenoidalis tibiae.
Ligamentum ini menembus dinding capsul sendi dan sebagian melekat pada meniscus medialis.
Di bagian bawah pada margo infraglenoidalis, ligamentum ini menutupi tendon m.
semimembranosus dan a. inferior medialis genu.

4. Ligamentum Popliteum Obliquum


Merupakan ligamentum yang kuat, terletak pada bagian posterior dari sendi lutut, letaknya
membentang secara oblique ke medial dan bawah. Sebagian dari ligamentum ini berjalan
menurun pada dinding capsul dan fascia m. popliteus dan sebagian lagi membelok ke atas
menutupi tendon m. semimembranosus.
5. Ligamentum Transversum Genu
Ligamentum ini terletak membentang paling depan pada dua meniscus, terdiri dari jaringan
connective, kadang- kadang ligamentum ini tertinggal dalam perkembangannya, sehingga sering
tidak dijumpai pada sebagian orang.

b. Ligamentum Intra Capsular


Ligamentum cruciata adalah dua ligamentum intra capsular yang sangat kuat, saling
menyilang didalam rongga sendi. Ligamentum ini terdiri dari dua bagian yaitu posterior dan
anterior sesuai dengan perlekatannya pada tibiae. Ligamentum ini penting karena merupakan
pengikat utama antara femur dan tibiae.
1. Ligamentum Cruciata Anterior
Ligamentum ini melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan berjalan kearah atas,
kebelakang dan lateral untuk melekat pada bagian posterior permukaan medial condylus lateralis
femoris. Ligamentum ini akan mengendur bila lutut ditekuk dan akan menegang bila lutut
diluruskan sempurna. Ligamentum cruciatum anterior berfungsi untuk mencegah femur bergeser
ke posterior terhadap tibiae. Bila sendi lutut berada dalam keadaan fleksi ligamentum cruciatum
anterior akan mencegah tibiae tertarik ke posterior.
2. Ligamentum Cruciatum Posterior
Ligamentum cruciatum posterior melekat pada area intercondylaris posterior dan berjalan
kearah atas , depan dan medial, untuk dilekatkan pada bagian anterior permukaan lateral
condylus medialis femoris. Serat-serat anterior akan mengendur bila lutut sedang ekstensi,
namun akan menjadi tegang bila sendi lutut dalam keadaan fleksi. Serat-serat posterior akan
menjadi tegang dalam keadaan ekstensi. Ligamentum cruciatum posterior berfungsi untuk
mencegah femur ke anterior terhadap tibiae. Bila sendi lutut dalam keadaan fleksi, ligamentum
cruciatum posterior akan mencegah tibiae tertarik ke anterior.

2.1.2 Fisiologi Patella


Fungsi patella di samping sebagai perekatan otot-otot atau tendon adalah sebagai pengungkit
sendi lutut. Pada posisi flexi lutut 90 derajat, kedudukan patella di antara kedua condylus femur
dan saat extensi maka patella terletak pada permukaan anterior femur (Syaifuddin, 1997).

2.2 Hubungan Patella dengan Kebidanan


Pada pembahasan ini hubungan patella dengan kebidanan adalah pada fungsi pemeriksaan
refleks patella. Apabila refleks patela bernilai positif/baik maka menunjukkan sistem saraf di
area ekstremitas bawah termasuk baik. Jika pada ibu hamil reaksinya negatif kemungkinan ibu
hamil tersebut mengalami kekurangan vitamin B1. Selain itu ketiadaan atau penurunan refleks
patella dikenal juga sebagai tanda westphal. Tanda westphal menunjukkan bahwa ada masalah di
saraf tulang belakang pasien atau saraf perifer. Pemeriksaan medis ini tidak berkaitan dengan
sifat dan sikap seseorang namun lebih kepada profil kesehatan.
Pada kehamilan fungsi dari pemeriksaan patella adalah untuk menilai apakah ibu hamil
tersebut mengalami defisiensi Vit. B1 atau memang ada masalah dalam sistem persyarafannya.
Jika dihubungkan dengan nantinya saat persalinan, ibu hamil yang refleks patellanya negatif
pada pasien preeklampsia/eklampsia tidak dapat diberikan MgS04 pada pemberian ke-2, karena
syarat dari pemberian ke-2 dilihat dari refleks patela. Jika refleks negatif, ada kemungkinan ibu
mengalami keracunan MgS04.

2.3 Refleks Patella


2.3.1 Refleks Patella
Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute
lengkung refleks. Lengkung refleks adalah proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu.
Komponen-komponen yang dilalui refleks adalah sebagai berikut:
1. Reseptor rangsangan sensoris : ujung distal dendrit yang menerima stimulus
peka terhadap suatu rangsangan misalnya kulit.
nsoris) : melintas sepanjang neuron sensorik sampai ke medula spinalis yang dapat menghantarkan
impuls menuju ke susunan saraf pusat.
orik) : melintas sepanjang akson neuron motorik sampai ke efektor yang akan merespon impuls eferen
menghantarkan impuls ke perifer sehingga menghasilkan aksi yang khas.
: dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos kelenjar yang merespons, merupakan
tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau kelenjar.

Refleks patela (tempurung lutut) adalah refleks sistem saraf berupa refleks kontraksi otot di
sekitar patela sehingga kaki akan terlihat seperti menendang . Refleks patela disebut juga dengan
Knee Pess refleks (KPR). Refleks patela merupakan refleks tendon dalam dan juga merupakan
refleks monosynaptic karena hanya satu sinaps yang menyeberang untuk melengkapi sirkuit
yang memicu refleks yaitu ketika area di bawah tempurung lutut dipukul dengan palu refleks,
otot paha depan di paha berkontraksi, dan menyebabkan kaki menendang keluar. Respon
ini tidak melibatkan otak , hanya sumsum tulang belakang.

2.3.2 Mekanisme Refleks Patella


Rangsangan (ketukan pada patellae) Impuls reseptor neuron sensorik/afferent (neuron
Femoris) medulla spinalis neuron asosiasi/perantaraneuron motorik (neuron
Femoris) efektor (neuron Quadratus femoris)gerakan.
Prosedur respons refleks sering dikelaskan dengan nilai 0 sampai 4+.
a) 4+ : hiperaktif dengan klonus terus menerus
b) 3+ : hiperaktif
c) 2+ : normal
d) 1+ : hipoaktif
e) 0 : tidak ada refleks
Gambar 2.5 Mekanisme Refleks pada Petella

2.4 Gangguan pada Patella


Pada dasarnya, reflek patella adalah tes untuk melihat bagaimana respon sensorik ke
penyadapan oleh palu tendon. Tujuan utama dari pengujian adalah untuk menganalisis
apakah sistem saraf dalam kondisi yang baik atau tidak. Sederhananya, tenaga kesehatan akan
melakukan reflek patella pada klien jika refleks tidak sampai untuk menandai atau tidak ada
sama sekali, ini disebut sebagai tanda Westphal. Sebaliknya, jika ada beberapa osilasi dalam
menanggapi reflek patella yang diberikan, ini bisa menandakan adanya penyakit serebelar. Itu
semua terjadi karena lengkung refleks dari stimulus untuk respon. Sebuah lengkung refleks
adalah jalur saraf yang menengahi tindakan refleks. Dalam refleks patella, akar saraf adalah
pembawa impuls oleh motor neuron sepanjang akson nya.
1. Patella Chondromalacia
Merupakan kerusakan pada tulang rawan di bawah tempurung lutut. Patella Chondromalcia
dikenal dengan syndrome sakit patella femoral. Gejala yang paling umum adalah nyeri lutut yang
meningkat ketika berjalan naik atau turun tangga. Perawatan secara sederhana seperti istirahat
dan penerapan es dapat meringankannyeri, tapi terkadang terapi fisik atau operasi diperlukan
untuk meringankan rasa sakit patellafemoral.
2. Patella Tendinitis, cidera Tendon akibat sering melompat.
Merupakan cidera pada tendon yang menghubungkan tempurung lutut (patella) ke tulang
kering. Tendon patella berperan penting untuk menggerakkan otot otot kaki dengan cara
membantu otot meregangkan lutut.
Penyebab Tendinitis Patella adalah cidera yang sangat umum terjadi ketika tendon patella
mendapatkan tekanan secara berulang ulang. Sedikit tekanan akan merobek tendon yang dapat
diperbaiki oleh tubuh, tetapi ketika robekan bertambah banyak akan menyebabkan rasa sakit dari
peradangan dan melemahnya tendon. Saat itu kerusakan tendon akan terus berlanjut selama lebih
dari beberapa minggu dan disebut Tendinopathy. Gejalanya adalah nyeri. Rasa sakit biasanya
berasal dari tendon patella tempurung litut (patella) dan perlekatan tendon dengan tulang kering
(tibia).
3. Habitual Patellar Dislacation
Merupakan tempurung lutut yang mudah terlepas pada gerakan tertentu yang dapat diatasi
dengan penguatan otot bahkan pembedahan.
4. Arthritis
Merupakan penyakit degenerative pada lutut dikarenakan kerusakan tulang rawan sendi.
Pada stadium awal penderita mengeluh kaku sendi di pagi hari lama lama disertai rasa nyeri di
lutut terutama bila jongkok berdiri atau naik turun tangga dan diakhiri dengan nyeri permanen
dan gerakan sendi yang sangat terbatas yang kadang memaksa penderita untuk tidak berjalan lagi
walau kondisi tubuh masih cukup sehat. Osteoporosis tidak menimbulkan nyeri lutut sehingga
nyeri lutut tidak bisa diatasi dengan kalsium.
Penyebab Arthritis digolongkan dalam 2 kelompok besar yaitu:
a. Primer, karena aus atau gugusnya tulang rawan sendi.
b. Sekunder, karena penyebab yang lain seperti cidera waktu muda yang tidak segera diatasi.
Baik primer ataupun sekunder kerusakan yang terjadi sama yaitu rusaknya permukaan sendi,
pada stadium awal pengobatan dapat berupa obat obatan, suntik sendi, fisioterapi, olah raga
low impact dan arthroscopy surgery. Pada stadium yang lebih lanjut diperlukan tindakan
pembedahan yang lebih kompleks yaitu operasi pelapisan permukaan sendi buatan yang dikenal
dengan istilah arthropllasty atau total knee replancement, tindakan ini bisa menuntaskan rasa
kaku, nyeri hambatan gerak dan meluruskan tulang lutut yang sudah bengkok.
5. Dislokasi Patella Traumatik Primer Abstrak
Merupakan dislokasi yang terjadi saat pertama kali, didefinisikan sebagai suatu cirri klinis
yang biasanya disebabkan oleh gangguan traumatic pada struktur peripatellar medial yang
sebelumnyabtidak mengalami cidera.
Salah satu gejala yang berhubungan dengan dislokasi patella traumatic yang akut dan primer
adealah hematrthrosis pada lutut yang disebabkan oleh rupturnya bagian medial dar`i patella.
Fleksi lutut dan valgus telah diketahui sebagai mekanisme cidera dari dislokasi patella.

2.5 Fraktur Patella


2.5.1 Pengertian
Terdapat beberapa pengertian mengenai fraktur, sebagaimana yang dikemukakan para ahli
melalui berbagai literature.
Menurut FKUI (2000), fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang,
sedangkan menurut Boenges, ME., Moorhouse, MF dan Geissler, AC (2000) fraktur adalah
pemisahan atau patahnya tulang. Back dan Marassarin (1993) berpendapat bahwa fraktur adalah
terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan.
`Sedangkan menurut anatominya, patella adalah tempurung lutut. Dari pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa fraktur patella merupakan suatu gangguan integritas tulang yang
ditandai dengan rusaknya atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dikarenakan tekanan yang
berlebihan yang terjadi pada tempurung lutut pada kaki kanan.

2.5.2 Patofisiologi Fraktur Patela


1. Trauma langsung/Direct
a. Disebabkan karena penderita jatuh dalam posisi lutut flexi dimana patella terbentur dengan
lantai.
b. Karena diatas patella hanya terdapat subcutis dan kutis, sehingga dengan benturan tersebut
tulang patella mudah patah.
c. Biasanya jenis patahnya comminutiva (stelata), pada jenis patah ini biasanya medial dan
lateral quadrisep expansion tidak ikut robek, hal ini menyebabkan penderita masih dapat
melakukan extensi lutut melawan gravitasi.
2. Trauma tak langsung/Indirect
a. Karena tarikan yang sangat kuat dan otot kuadrisep yang membentuk musculotendineus
melekat pada patella, sering terjadi pada penderita yang jatuh dengan tungkai bawah menyentuh
tanah terlebih dahulu dan otot quadrisep kontraksi secara keras untuk mempertahanakan
kestabilan lutut.
b. Biasanya garis patahnya transversal avulse ujung atas atau ujung bawah dan patella.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Patela atau tempurung lutut adalah tulang baji atau tulang sesamoid yang berkembang dalam
tendon otot kwadrisep extensor berfungsi meluruskan (ekstensi) lutut. Apex patella meruncing
kebawah. Permukaan anterior dari tulang ialah kasar, permukaan posteriornya halus dan bersendi
dengan permukaan pateler dari ujung bawah femur. Letaknya di depan sendi lutut, tetapi tidak
ikut serta di dalamnya.Sendi lutut ini terdiri dari dua articulatio condylaris diantara condylus
femoris medialis dan lateralis dan condylus tibiae yang terkait dan sebuah sendi pelana, diantara
patella dan fascies patellaris femoris.
Pada kehamilan fungsi dari pemeriksaan patella adalah untuk menilai apakah ibu hamil
tersebut mengalami defisiensi Vit. B1 atau memang ada masalah dalam sistem persyarafannya.
Jika dihubungkan dengan nantinya saat persalinan, ibu hamil yang refleks patellanya negatif
pada pasien preeklampsia/eklampsia tidak dapat diberikan MgS04 pada pemberian ke-2, karena
syarat dari pemberian ke-2 dilihat dari refleks patela. Jika refleks negatif, ada kemungkinan ibu
mengalami keracunan MgS04.

3.2 Saran
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kekurangan untuk itu kami sebagai penyusun
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah ini menjadi lebih baik dan bisa
bermanfaat bagi kita semua.
Untuk tenaga medis khususnya bidan hendaknya kita selalu memahami dan menerapkan
aplikasi dari ilmu anatomi fisiologi yang berhubungan dengan kebidanan, sehingga dalam
praktiknya nanti kita dapat memberikan pelayanan kebidanan yang bermutu dan sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Basmajian, John V.____. Anatomi Klinik. Jakarta: Binarupa Aksara

C. Pearce Evelyn. 2010. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama

Jeco Ali. 2008. Fraktur Patella. http://alijeco.blogspot.com/2008/05/fraktur-patella.html


di unduh pada tanggal 04 April 2014 pukul 11:34 WIB

Merry. 2012. Pemeriksaan Refleks Patella. http://merry-


creations.blogspot.com/2012/02/pemeriksaan-refleks-patela.html di unduh pada tanggal 05 April
2014

Nasih Aret. 2013. Anatomi Fisiologi Knee Joint.http://aretnasih.blogspot.com/2013/11/anatomi-


fisiologi-knee-joint.html di unduh pada tanggal 06 April 2014 pukul 13:56 WIB

Anda mungkin juga menyukai