Anda di halaman 1dari 4

2.7.

Indikasi dan kontraindikasi terapi operatif dalam penatalaksanaan pasien


2.7.1. Indikasi dari bedah laparatomi
a. Trauma abdomen (tumpul atau tajam)
Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap
struktur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang
diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk.1
Dibedakan atas 2 jenis yaitu :
1) Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam
rongga peritonium) yang disebabkan oleh : luka tusuk, luka
tembak.1
2) Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam
rongga peritoneum) yang dapat disebabkan oleh pukulan,
benturan, ledakan, deselerasi, kompresi atau sabuk pengaman
(sit-belt).1
b. Peritonitis
Peritonitis adalah inflamasi peritoneum lapisan membrane
serosa rongga abdomen, yang diklasifikasikan atas primer, sekunder
dan tersier. Peritonitis primer dapat disebabkan oleh spontaneous
bacterial peritonitis (SBP) akibat penyakit hepar kronis. Peritonitis
sekunder disebabkan oleh perforasi appendicitis, perforasi gaster dan
penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon (paling sering kolon
sigmoid), sementara proses pembedahan merupakan penyebab
peritonitis tersier.1
c. Sumbatan pada usus halus dan besar (Obstruksi)
Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan
(apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus.
Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma
dan perkembangannya lambat. Sebagian dasar dari obstruksi
justru mengenai usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan
keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan
pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Penyebabnya
dapat berupa perlengketan (lengkung usus menjadi melekat pada
area yang sembuh secara lambat atau pada jaringan parut setelah
pembedahan abdomen),Intusepsi (salah satu bagian dari usus
menyusup kedalam bagian lain yang ada dibawahnya akibat
penyempitan lumen usus), Volvulus (usus besar yang mempunyai
mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan demikian menimbulkan
penyumbatan dengan menutupnya gelungan usus yang terjadi amat
distensi), hernia (protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus
atau dinding dan otot abdomen), dan tumor (tumor yang ada dalam
dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus
menyebabkan tekanan pada dinding usus).1
d. Apendisitis mengacu pada radang apendiks
Suatu tambahan seperti kantong yang tak berfungsi terletak
pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum
dari apendisitis adalah obstruksi lumen oleh fases yang akhirnya
merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkan
inflamasi.1
1) Tumor abdomen
2) Pancreatitis (inflammation of the pancreas)
3) Abscesses (a localized area of infection)
4) Adhesions (bands of scar tissue that form after trauma or surgery)
5) Diverticulitis (inflammation of sac-like structures in the walls of 
the intestines)
6) Intestinal perforation
7) Ectopic pregnancy (pregnancy occurring outside of the uterus)
8) Foreign bodies (e.g., a bullet in a gunshot victim)
9) Internal bleeding
2.7.2. Kontraindikasi bedah laparaskopi meliputi :
a) Obstruksi usus
b) Ileus
c) Peritonitis
d) Perdarahan intraperitoneal
e) Hernia diafragmatika
f) Penyakit kardiorespirasi

Tiga kontraindikasi pertama berhubungan dengan perforasi.


Walaupun peritonitis difusa merupakan kontraindikasi, tetapi
laparaskopi berguna pada diagnosis PID dan abses tuboovarial. Juga
berguna pada kehamilan ektopik dengan tanda vital yang stabil
dimana gambarannya menyerupai peritonitis. Pada hernia diafragma
dikhawatirkan akan mengalami eksaserbasi akut karena
pneumoperitoneum yang mengelevasi diafragma. Pada penyakit
kardiovaskuler yang berat, akibat posisi Trendelenburg terjadi
penurunan venous return karena kompresi gas pada pembuluh darah
besar.2
Referensi:

1. Damian G Glancy. Obstruksi usus. Elsevier Ltd. 2019: 47p


2. Dictara Alvin Ahmad, Angraini Dian Isti, Musabiq Sofyan. Efektivitas
nutrisis adekuat dalam penyembuhan luka pasca laparatomi. Fakultas
kedokteran Lampung. 2018;7 (2): 249-256p

Anda mungkin juga menyukai