Blok IKD-III
Ilmu Saraf
Grup Tutor A5
Fasilitator
Fakultas Kedokteran
2020/21
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan hasil
Laporan Tutorial blok IKD 3 ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dalam penyusunan laporan tutorial blok IKD 3 ini, penulis menyadari sepenuhnya
banyak terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa tanpa adanya
bimbingan dan bantuan dari semua pihak tidaklah mungkin hasil laporan tutorial blok IKD
3ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
1. Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikanlaporan dengan baik.
2. dr. Suryati Sinurat, MKM, AIFO-K. Selaku dosen atas segala masukkan,
bimbingan dan
kesabaran dalam menghadapi segala keterbatasan penulis.
Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada penulis,
mendapatkan balasan dari Tuhan, serta Laporan Tutorial blok IKD 3 ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya.
2
Skenario:
Sewaktu dilakukan anamnesa, diperoleh informasi bahwa pasien mengalami lemah badan
sebelah kiri sudah sejak 6 bulan yang lalu. Kelumpuhan dialami os secara tiba-tiba saat os
bangun tidur.
Keluhan tambahan: disisi yang sama dengan kelemahan os mengalami rasa panas seperti
kena cabai yang tidak berkurang dengan obat-obatan. Rasa panas ini sangat mengganggu os
sehingga os sulit tidur.
Riwayat penyakit terdahulu : Hipertensi lebih kurang 5 tahun dan tidak teratur minum obat.
Os juga seorang perokok dan gaya hidup tidak sehat.
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan Neurologi :
33322
3
I.Klarifikasi Masalah
1. Hemipase
3. Hipertensi
III.Analisa Masalah
2.Parase Nervus
3.Gaya hidup tidak sehat dan tidak teratur minum obat hipertensi
IV.Kerangka Konsep
♂ 52 Tahun
Sensorium:compos mentis
Keluhan Riwayat tekanan darah 150/90 Parase nervus
utama penyakit mmHg
dahulu HR/Pols: 72x/mnt,regular
lemah respiratory rate:dalam
sebelah batas normal.
Hipertensi
kiri dan gaya
dan rasa hidup tidak
panas sehat
Kelumpuhan
4
V.Learning Objective
4. Defenisi Stroke
6. Jenis-jenis Stroke
8. Tatalaksana Stroke
1. Hemiperase
Perlu diingat bahwa hemiparesis berbeda dengan lumpuh, karena ini hanya kelemahan
bukan kelumpuhan (plegia). Hemiparesis juga sering disebut hemiparese.1
Upper Motor Neuron (UMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari korteks
motorik serebri atau batang otak yang seluruhnya (dengan serat saraf-sarafnya ada di dalam
sistem saraf pusat. Lower motor neuron (LMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal
dari sistem saraf pusat tetapi serat-serat sarafnya keluar dari sistem saraf pusat dan
membentuk sistem saraf tepi dan berakhir di otot rangka.1
5
VII. Pembahasan Learning Objective
Otot berperan penting dalam mengendalikan setiap gerakan tubuh manusia. Dalam
menggerakkan tubuh, otot bekerja sama dengan tulang, saraf, dan jaringan penghubung
antara otot, saraf, dan tulang. Ketika salah satu jaringan tersebut mengalami gangguan, maka
kelumpuhan dapat terjadi.1
6
2.5 Nervus Trigeminus (N.V):
7
- Cara Pemeriksaan : Menyentuh faring posterior, pasien menelan saliva, disuruh
mengucap ah. . .
- Cara pemeriksaan : Suruh pasien untuk menggerakkan bahu dan lakukan tahanan
sambil pasien melawan tahanan tersebut.
- Cara Pemeriksaan : pasien disuruh menjulurkan lidah dan menggerakkan dari sisi
ke sisi
Stroke iskemik yang disebabkan karena emboli pada umumnya memiliki gambaran
klinis yang sama dengan stroke iskemik karena trombosis. Yang menjadi pembeda disini
adalah asal dari sumber iskemik tersebut. Stroke embolik berkembang setelah oklusi arteri
oleh emboli yang terbentuk di luar otak. Secara umum embolus yang menyebabkan stroke
adalah jantung setelah infark miokardium atau fibrilasi atrium, dan embolus yang merusak
arteri karotis komunis atau aorta. Patofisiologi stroke emboli sama dengan stroke iskemik
karena trombosis. Dimana terjadi infark karena kurangnya suplai darah ke otak. Untuk
penatalaksanaan stroke iskemik yang disebabkan oleh emboli memiliki penatalaksanaan yang
sama dengan stroke iskemik akibat trombosis, yaitu dapat diberikan trombolitik, antiplatelet
dan antihipertensi bila diperlukan. Sumber embolisasi dapat terletak di arteria karotis atau
vertebralis akan tetapi dapat juga di jantung dan sistem vaskuler sistemik. Embolus yang
dilepaskan oleh arteria karotis atau vertebralis, dapat berasal dari “plaque athersclerotique”
yang berulserasi atau dari trombus yang melekat pada intima arteri akibat trauma tumpul
pada daerah leher.3
8
Stroke hemoragik memiliki tingkat insiden lebih kecil daripada stroke iskemik. Stroke
hemoragik terjadi apabila pembuluh darah di otak pecah sehingga menyebabkan iskemia
(penurunan aliran) dan hipoksia di sebelah hilir. Penyebab stroke hemoragik adalah
hipertensi, pecahnya aneurisma, atau malformasi arterivenosa (hubungan yang abnormal).
Hemoragik dalam otak secara signifikasn meningkatkan tekanan intrakranial, yang
memperburuk cedera otak yang dihasilkannya. Stroke hemoragik diklasifikasikan menjadi 2
yaitu: (1) Perdarahan intraserebral (PIS) yaitu perdarahan primer yang berasal dari pembuluh
darah parenkim otak; (2) Perdarahan subaraknoid (PSA) yaitu keadaan terdapatnya atau
masuknya darah ke dalam ruangan subaraknoid karena pecahnya aneurisma, AVM, atau
sekunder dari PIS. Gejala klinis antara keduanya berbeda (Tabel 4). CT scan merupakan alat
diagnostik utama pada stroke hemoragik.3
(Dewanto G, Suwono WJ, Riyanto B, Turana Y. Panduan praktis diagnosis dan tatalaksana
penyakit saraf. Jakarta: EGC; 2009.h.29.)
Tumor otak merupakan kondisi yang ditandai dengan tumbuhnya sel-sel abnormal di
dalam atau di sekitar otak. Sel-sel abnormal itu tumbuh tak wajar dan tidak terkendali.
Namun, tumor di dalam otak ini tidak selalu berubah menjadi tumor ganas atau kanker.
9
Tingkatan tumor otak terbagi dari tingkat 1-4. pengelompokkannya berdasarkan perilaku
tumor tersebut. Misalnya, dinilai dari kecepatan pertumbuhan dan cara penyebarannya. Untuk
tingkat 1 dan 2, tumor otak tergolong jinak, dan tidak berpotensi menjadi ganas.
Sementara itu pada tingkat 3 dan 4 berbeda lagi. Di tingkat ini, tumor biasanya berpotensi
menjadi kanker. Oleh sebab itu, kondisi ini sering disebut sebagai tumor otak ganas atau
kanker otak.4
4. Defenisi Stroke
Stroke adalah penyakit serebrovaskular mangacu pada setiap gangguan neurologic mendadak
yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak.
Stroke diklasifikasikan menjadi dua kategori utama, yaitu stroke iskemik dan stroke
hemoragik. Stroke iskemik disebabkan oleh sumbatan pada pembuluh darah, dibagi dua,
akibat trombotik dan embolik. Sedangkan stroke hemoragik disebabkan perdarahan, baik
perdarahan intraserebral maupun subarachnoid.5
Sumber : http://www.heartandstroke.com/
b. Pengurangan 02
10
c. Kegagalan energi
b. Spreading depression
Tahap 3 : Inflamasi
Tahap 4 : Apoptosis
Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan
kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Kemudian stroke menjadi
bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak
yang mati (stroke in evolution).
Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil,
dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa perbaikan.
Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena. Membaca isyarat
stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala stroke. Manifestasi klinis
berdasarkan lokasi lesinya:3,6
11
(ketidakmampuan mengenali wajah) timbul akibat infark pada korteks
temporooksipitalis inferior
4. Korteks : Gejala terlokalisasi, mengenai daerah lawan dari letak lesi, hilangnya
sensasi kortikal (stereonogsis, diskriminasi 2 titik), kurang perhatian terhadap
rangasang sensorik
5. Kapsula : Lebih luas, sensasi primer menghilang, bicara dan penglihatan mungkin
terganggu.
6. Batang otak : menyebabkan gangguan saraf kranial seperti diplopia, dan vertigo ;
gangguan serebelar seperti ataksia atau hilang keseimbangan; penurunan kesadaran.
7. Infark lakunar merupakan merupakan infark kecil dengan klinis gangguan murni
motorik atau sensorik tanpa gangguan fungsi luhur (afasia).
6. Jenis-jenis Stroke
1. Stroke iskemik
b. Trombosis Serebri
c. Emboli Serebri
2. Stroke hemoragik
a. Perdarahan Intraserebral
b. Perdarahan Subarakhnoid
1. TIA
2. Stroke in evolution
12
3. Completed Stroke
1. Tipe Karotis
2. Tipe Vetebrobasiler
Hal pertama yang perlu dipastikan dalam pemeriksaan fisik adalah memastikan apakah
pasien sakit ringan atau berat. Selain itu perlu juga dilihat jalan napas pasien dimana jalan
napas pasien harus stabil dan terjaga. Mungkin posisi perlu diubah menjadi posisi pemulihan
atau intubasi. Beri oksigen dan pastikan pernapasan serta sirkulasi dipertahankan. Periksa
pula tingkat kesadaran pasien dengan menggunakan Skor Koma Glasgow (Tabel 2).
13
Nilailah juga bicara. Periksa pemahaman pasien akan perintah dan dengarkan saat pasien
berbicara. Jika tampak ada kesulitan, minta pasien menyebut nama obyek tertentu. Minta
pasien mengulangi suatu frase yang diucapkan. Adakah diatria dan disfasia ( reseptif atau
ekspresif).
Nilai postur pasien, apakah pasien normal, hemiplegik, desebrasi atau dekortikasi.
Lakukan pemeriksaan fisik neurologis lengkap. Khususnya adakah defisit neurologis fokal
(misal kelemahan di satu sisi). Periksa tonus otot pasien. Tonus otot pasien bisa normal atau
sedikit melemah pada awal stroke atau baru sembuh dari stroke akibat lesi neuron motorik
atas (upper motor neuron, UMN), tetapi biasanya tonus akan meningkat sampai tingkat
abnormal.
Apakah kekuatan berkurang, jika ya, adakah distribusi piramidalis yaitu pada lengan
fleksor lebih kuat sedangkan pada tungkai ekstensor yang lebih kuat. Periksa pula adakah
gangguan koordinasi, adakah tanda – tanda lesi serebelar. Periksa pula adakah ada tanda
neurologis menunjukkan lesi pada bagian SSP tertentu atau gangguan suplai arteri tertentu.
Nilai derajat diabilitas dengan Indeks Barthel untuk aktivitas Harian (Tabel 3).5
(Gleadle J. At a
glance: anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
Jakarta: Erlangga;
2007.h.177.)
14
Pemeriksaan arteri karotis dan bruit juga perlu dilakukan. Periksa apakah terjadi
peningkatan pulsasi arteri karotis eksterna pada wajah sesisi dengan kelemahan (arteria
temporalis superfisialis, arteria angularis, arteria pada kening/ alis), yang menunjukkan
adanya suatu sirkulasi kolateral di sekitar arteria karotis interna yang mengalami
penyumbatan.7
8. Tatalaksana Stroke
Pasien dengan disabilitas neurologis yang signifikan harus dirawat, terutama di unit
spesialistik. CT scan segera dapat membedakan lesi stroke iskemik atau hemoragik. Berikan
perawatan umum untuk mempertahankan kenyamanan dan jalan napas yang adekuat.
Pastikan pasien bisa menelan dengan aman dan jaga agar pasien tetap mendapat hidrasi dan
nutrisi. Menelan harus dinilai (perhatikan saat pasien mencoba untuk minum), dan jika
terdapat kesulitan, cairan harus diberikan melalui intravena. Pemakaian kateter menetap
hanya pada keadaan khusus seperti kesadaran menurun, demensia.
Pada stroke iskemik dapat diberikan aspirin 300 mg per hari. Selain itu dapat pula
diberikan kombinasi dipiridamol dan aspirin yang terbukti lebih efektif daripada pemberian
aspirin tunggal. Dosis dipiridamol yang dipakai adalah 25 mg dua kali sehari, dan
ditingkatkan bertahap (selama 7-14 hari) hingga 200 mg dua kali sehari. Monoterapi dengan
klopidogrel 75 mg perhari diberikan bila pasien tidak dapat mentoleransi aspirin.6,3,8
15
2. Berikan obat neuroprotektif. Mencegah perburukan neurologis yang berhubungan
dengan stroke yang masih berkembang dengan obat neuroprotector yaitu citicoline
dan methylcobalamine.
3. Kendalikan hipertensi yang umum dijumpai pada stroke iskemik: tekanan darah
sistolik > 180 mmHg harus diturunkan sampai 150-180 mmHg dengan labetalol
20 mg iv dalam 2 menit, ulangi 40-80 mg iv dalam interval 10 menit sampai
tekanan yang diinginkan atau golongan ACE inhibitor (misalnya: kaptopril 12,5-
25 mg, 2-3 kali/hari) atau golongan antagonis kalsium (misalnya: nifedipin oral 4
kali 10 mg atau nicardipin iv 5 mg/hr, dan titrasi 2,5 mg/jam tiap 5-15 menit).3
4. Antikoagulan
Warfarin dan heparin sering digunakan pada TIA dan stroke yang mengancam. Suatu
fakta yang jelas adalah antikoagulan tidak banyak artinya bilamana stroke telah terjadi, baik
apakah stroke itu berupa infark lakuner. Keadaan yang memerlukan penggunaan heparin
adalah trombosis arteri basilaris.
16
9. Edukasi pada pasien Stroke
VII. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan uraian diatas mengenai skenario dapat ditarik kesimpulan
bahwa pasien menderita Stroke Iskemik Akut (Non-Hemoragic) dan berdasarkan hasil
pemeriksaan neurologi parase N.VII dan N.XII dapat disimpulkan kelebih spesifik bahwa
pasien terkena Stroke Hemisferik.
17
VIII.Daftar Pustaka
1. Yadav RK, et al. 2016. Efficacy of modified constraint induced movement therapy in the
treatment of hemiparetic upper limb in stroke patients: A randomized study.
2. Evelyn C. Pearce. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.2009.h.91-3.
3. Aziz, Faisal M.D. Rethinking The Six Weeks Waiting Approach To Carotid Intervention
After Ischemic Stroke . The Internet Journal of Surgery. 2009 Volume 11 Number 1.
Department of General Surgery. New York Medical College. [Online]. Available from:
http://www.ispub.com/journal/the_internet_journal_of_surgery/volume_11_number_1/arti
cle/rethinking_the_six_weeks_waiting_approach_to_carotid_intervention_after_ischemic_
stroke.html
4. Dewanto G, Suwono WJ, Riyanto B, Turana Y. Panduan praktis diagnosis dan tatalaksana
penyakit saraf. Jakarta: EGC; 2009.h.34.77.
5. Gleadle J. At a glance: Anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2007.h.176-7.
6. Ginsberg L. Lecture notes: neurologi. Edisi 8. Jakarta: Erlangga; 2008.h.91-5.106-
111.133.
7. Barnett, Henry dkk. Drugs and Surgery in the Prevention of Ischemic Stroke. [Online].
Available from: http://content.nejm.org/cgi/content/full/332/4/238/journal
8. Hassmann KA. Stroke Ischemic. [Online]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/793904-followup
18