Anda di halaman 1dari 4

Eriza DIL/ PDU A

SKILL LAB TERAPI INHALASI PADA DEWASA DAN ANAK Blok 16


I. PENDAHULUAN
Pada perinsipnya terapi farmakologi pada asma dibagi menjadi dua golongan yaitu obat pelega (reliever)
dan obat pengontrol (controller). Pemberian obat asma bisa dilakukan dengan cara parenteral (subkutan,
intra muskuler , intra vena), oral dan inhalasi. Pelega (reliever) merupakan pengobatan pada saat serangan,
digunakan pada semua derajat asma. Obat- obat yang termasuk dalam golongan obat pelega yaitu beta-2
agonis kerja singkat inhalasi, antikolinergik inhalasi, theofilin kerja singkat dan beta-2 agonis kerja singkat
oral. Sebagai obat pengontrol (controller) adalah steroid inhalasi dan bila perlu ditambahkan Beta- 2
agonis kerja panjang LABA (long acting beta-2 agonist) pada asma persisten ringan sampai berat. Obat-obat
yang termasuk dalam golongan obat pengontrol yaitu glukokortikosteroid inhalasi, leukotriene modifiers,
beta-2 agonis kerja lama inhalasi, theofilin, cromones, beta-2 agonis kerja panjang oral, anti IgE,
glukokortikosteroid sistemik.
Terapi inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas melalui jalan
penghisapan. Keuntungan terapi inhalasi ini adalah obat bekerja langsung pada saluran napas sehingga
memberikan efek lebih cepat untuk mengatasi serangan asma karena setelah dihisap, obat akan langsung
menuju paru-paru untuk melonggarkan saluran pernapasan yang sempit, selain itu memerlukan dosis yang
lebih rendah untuk mendapatkan efek yang sama dan efek samping obat minimal karena konsentrasi obat
yang rendah.
Ada beberapa cara dalam terapi inhalasi, yaitu penguapan (gas powered hand held nebulizer), inhaler
dosis terukur (MDI, metered dose inhaler), inhalasi dengan intermitten positive pressure breathing (IPPB),
serta pemberian melalui intubasi pada pasien yang menggunakan ventilator. Obat inhaler yaitu MDI
(Metred Dose Inhaler) diberikan dalam bentuk inhaler aerosol dengan/tanpa spacer dan bubuk halus (dry
powder inhaler) berupa diskhaler, rotahaler, dan turbohaler. Beberapa obat pelega inhalasi antara lain
combivent, bricasma. Berbagai macam obat pengontrol adalah seretide, symbicort, pulmicort dan obucort
II.

Tujuan
Tujuan umum : melatih dan mempraktekkan teknik pemberian obat inhalasi pada dewasa dan anak
III.
Learning Objective
Setelah melakukan teknik pemberian obat inhalasi mahasiswa mampu
1. Mempraktekkan/melakukan teknik pemberian obat nebulisasi yang benar
2. Mengetahui berbagai macam cara pemberian obat inhalasi
3. Mempraktekkan cara pemakaian obat inhalasi MDI (Metred Dose Inhaler), MDI dengan alat bantu
(spacer), DPI (Dry Powder Inhaler), turbuhaler
IV.

RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN


Waktu
Aktifitas Belajar Mengajar
(menit)
10 menit
Pendahuluan
30 menit
Demonstrasi
40 menit
Demonstrasi oleh instruktur, mahasiswa
melakukan simulasi secara bergantian
dengan dibimbing oleh instruktur
70 menit
Self practice, mahasiswa melakukan
sendiri secara bergantian

V. Sarana dan Alat


1. Ruang Kuliah
2. Audio Visual

Keterangan
Narasumber
Narasumber
Instruktur mahasiswa
Instruktur mahasiswa

A.

3. bahan dan alat:


nebulisasi

1. masker dan Jet/compressor nebulizer

2.nebulisasi dan tabung oksigen

B. obat nebulizer
-ipatropium
bromide,salbutamol
(combivent nebules 100 mcg)
-salbutamol nebules (ventolin nebules)
C. dispossable spuit 3 cc
D. ciran NaCl 0,9%
B. inhaler
1. Metered Dose Inhaler (MDI)
a. aerosol

b. aerosol dengan spacer

c. Dry powder inhaler (DPI)


- Accuhaler

VI.

Turbohaler

Rotahaler

Prosedur
A. Nebulisasi dengan tabung oksigen
1. Mmperkenalkan diri dan menyatakan tujuan
2. Pengenalan alat dan bahan
a. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter, humidifier
b. Masker Nebulizer
c. Obat yang akan diberikan melalui nebulizer
d. Spuit 1 cc`
e. Medikasi/obat yang diberikan
3. Persiapan
:
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Menyiapkan lingkungan yang aman untuk pasien
c. Tempatkan pasien pada posisi tegak/40-90 derajat yang memungkinkan klien ventilasidan
pergerakan diafragma maksimal
d. Mengontrol flowmeter dan humidifier pada tabung oksigen
4. Evaluasi suara napas, pulse rate, status respirasi, saturasi oksigen sebelum medikasi diberikan
5. masukkan obat ke dalam nebulizer-obat bronchodilator yang berupa cairan 0,3-0,5 ml.
6. menamambahkan /dicampur sejumlah normal saline steril sebanyak 1 ml sampai 1,5 ml kenebulizer
7. Memasang masker sesuai wajah klien
8. Instruksikan pasien untuk mengikuti prosedur dengan benar, lakukan perlahan, napas dalam dam
tahan napas saat inspirasi puncak beberapa saat
9. Menyambungkan masker nebulizer dengan tabung oksigen
6-8 liter/menit,dengan selang
penghubung, sesuaikan flow rate oksigen sampai kabut yang keluar sedikit tipis, jika terlalu kuat
arusnya obat dapat terbuang sia-sia
10. Mengontrol apakah selang dan masker berfungsi dengan baik
11. Pemberian mungkin membutuhkan waktu selama 10-15 menit
12. Mengevaluasi respon klien (pola napas)
13. Lanjutkan pengobatan sampai kabut tidak lagi diproduksi-dapat sampai 3 kali (30-45 menit)
14. Merapihkan pasien
15. Mencucitangan
B. Nebulizer
Cara penggunaan nebulizer
1. Hubungkan kabel mesin nebulizer ke stop kontak
2. Masukkan obat kedalam nebulizer
3. Hubungkan selang nebulizer dengan masker dan mesin nebulizer.
4. Tekan tombol ON pada mesin nebulizer
5. Hidupkan mesin
6. Hubungkan masker dengan pasien, dan tunggu sampai obat habisdiberikan
7. Kemudian matikan mesin dengan memencet tombol off.

VI.

Pelaksanaan

Tanggal

Waktu

Tempat

Rabu, 16 April 2013

08.00-10.30

Madang

Rabu, 16 April 2013

10.30-13.00

Bukit

VII.

Kepustakaan

1. Mangunnegoro H, Widjaya A, dkk. Asma: Pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia.


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Jakarta; 2004.
2. The Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (GINA)
2007. Available from: http://www.GINAsthma.org.
3. Barnes PJ. Asthma. In: Kasper, Braunwald, Fauci, Hauser, Longo, Jameson, eds. Harissons principles of
internal medicine, 16 ed. New York: McGraw-Hill companies inc;2005.

Clinical Examination Pocket Guide

Anda mungkin juga menyukai