Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 6

DIARE
SKENARIO 3
TUTOR: dr.H.QAYYIM MUNARKA,M.Kes

NAMA MAHASISWA :

SRI AYU LESTARI WULANDARI SULASTRIANI HANAFING


RIFAD ABIGAIL NURUL QALBI
USAMAH BIN ISMAN RINA MUTMAINNAH RUSLI
A. MUT'MAINNAH WA ODE RANIYATI
MUHAMMAD RISQULLAH AMMAR MAFTUHA AL HUMAERAH
ULINNUHA FITRINNISA PRISMADANI FEBY FADILAH HAKIM
BASO FARIHAL FARHAN MUHAMMAD NIZAR IRSYA
Skenario 3

Anak laki-laki berumur 7 tahun dibawa ke Puskesmas


Biringkanaya karena sering mengeluh sakit perut
terutama disekitar pusar,pernah muntah,dan berak
encer dan sedikit-sedikit.Penderita juga tidak nyenyak
tidur,sering gatal didaerah anus,kurang napsu
makan.Berat badan 13 kg,suhu 36 derajat celcius.
• Identifikasi aspek sentralnya (misal bagian tubuh, saluran, organ,
atau fungsi tubuh apa yang terganggu)
• Informasi lain apa yang perlu diperoleh dari riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk memperoleh
gambaran jelas tentang kondisi pasien?
• Cari hubungan antara data tersebut dengan langkah 1.
• Usahakan memperoleh hubungan sebab-akibat dari temuan di
atas. Faktor risiko apa yang penting?
• Buat daftar hipotesis dan urutkan berdasarkan
tingkat kemungkinannya.
• Pertimbangkan informasi apa lagi yang harus diperoleh
untuk menegakkan etiologi dan mekanisme pasti.
Kata kunci
1. Laki-laki umur 7 tahun
2. Muntah
3. Berak encer dan sedikit-sedikit
4. Sakit perut terutama di daerah pusar
5. Gatal didaerah anus
6. Kurang napsu makan
7. Berat badan 13 Kg
8. Suhu tubuh 36 derajat celcius
9. Tidur tidak nyenyak
PERTANYAAN
• Anatomi fisiologi sistem gastrointestinal?
• Bagaimana patomekanisme muntah, berak encer, ?
• Apa faktor resiko terkait skenario?
• Bagaimana Hipotesis yang terkait skenario?
Aspek Sentral FISIOLOGI ANATOMI SISTEM GASTROINTESTINAL:

Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam tubuh melalui


mulut

Mastikasi adalah fenomena yang melibatkan otot-otot rahang

Deglutisi adalah proses menelan makanan ke kerongkongan

EGESTI adalah Proses pengubahan makanan menjadi molekul


sederhan

Absorbsi adalah proses penyerapan zat makanan

Digesti adalah proses pemecahan makanan menjadi molekul


yang mudah diserap tubuh

Gerak Peristaltik adalah gerakan yang dihasilkan oleh kontraksi


otot usus 

Defekasi ialah proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan


atau juga zat yang tidak mengalami proses pencernaan,
zat tersebut berupa feses yang dikeluarkan melalui anus.
Informasi Dari Skenario
1. Laki-laki umur 7 tahun
2. Muntah
3. Berak encer dan sedikit-sedikit
4. Sakit perut terutama di daerah pusar
5. Gatal didaerah anus
6. Kurang napsu makan
7. Berat badan 13 Kg
8. Suhu tubuh 36 derajat celcius
9. Tidur tidak nyenyak
DIARE
Diare adalah peningkatan massa, frekuensi atau fluiditas tinja, ciri
khasnya berupa volume tinja lebih dari 200 ml per hari

ETIOLOGI

BAKTERI VIRUS PARASIT NON-INFEKSI


(shigella,salmonela,E.coli) (rotavirus,adenovirus, (protozoa,entamoeba, (malabsorpsi,alergi,
astrovirus11) balantidium coli) keracunan makanan)

Buku ajar patologi robins edisi 10


Hubungan Antara Data Dan Aspek Sentral

1. PATOMEKANISME MUNTAH
2. PATOMEKANISME BERAK ENCER
3. PATOMEKANISME PENURUNAN BERAT BADAN
4. PATOMEKANISME GATAL DI DAERAH ANUS
5. PATOMEKANISME SAKIT PERUT
6. PATOMEKANISME TIDUR TIDAK NYENYAK
PATOMEKANISME MUNTAH

CTZ
Stimulu Saraf
Medulla
s Afferen
Oblongata

Menekan
Kontraksi
Tekanan rongga Inspirasi dalam
Diafragma
intraabdomen abdomen
menekan ke
dan penutupaan
meningkat secara glotis
lambung
bersamaan

Viscera Isi lambung terdorong


abdomen Lambung keatas melalui stingfer
bergerak ke melemas dan esofagus yang
atas melemas

Muntah

Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Ed.VI hal 659


Patomekanisme berak encer

invasif

Dinding usus necrosis, ulserasi Lendir, darah


EIEC, salmonella, shigella, E. histolitika

Non invasif

toxin Aktivitas sel meningkat Cl, sekresi, Na, K, air, HCO3


Patomekanisme penurunan berat badan

Bakteri Pertahanan tubuh


Makanan atau air yang Masuk ke saluran
Virus memproduksi HCL
terkontaminasi cerna
jamur

Gangguan rasa
Mual/muntah
nyaman

Nafsu makan menurun

Kebutuhan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh
Gatal daerah anus
• Infeksi cacing
Infeksi cacing
(enterobius)
Bermigrasi ke
anus

Bertelur pada
malam hari

Pruritus lokal
Patomekanisme Sakit Perut
Reseptor rasa sakit (serabut saraf C) pada Serabut C akan bersamaan saraf simpatis ke
traktus digestivus akan menyebarkan rasa pre dan para vertebra untuk memasuki
sakit akar dorsa ganglia

Cerebri Thalamus Impuls aferen

Nyeri
(akibat regangan atau akibat penurunan ambang
batas nyeri pada jar. yang meradang)
Patomeknisme tidur tidak nyenyak
Infeksi cacing

Malam hari cacing bermigrasi ke Cacing dewasa gravid akan


anus bertelur

Pruritus ani

Tidur terganggu
Faktor Resiko

FAKTOR FAKTOR
LINGKUNGAN RIWAYAT ALERGI
DALAM
KELUARGA

FAKTOR FAKTOR
POLA HIDUP LINGKUNGAN
FAKTOR
PENDIDIKAN
HIPOTESIS

PENYEBAB INFEKSI GEJALA

CACING • Gatal disekitar dubur terutama pada malam hari pada saat cacing betina meletakkan telurnya
• Gelisah dan sukar tidur.

BAKTERI Mual,muntah,demam,feses berlendir & berdarah (biasanya terjadi pada infeksi invasif)

VIRUS Dehidrasi,biasanya pada anak-anak tidak terdapat gejala

ALERGI Mual,muntah,nyeri perut,gatal pada mulut


Anamnesis tambahan
• Berapa lama diare?
• Berapa kali diare dalam sehari?
• Konsistensi tinja?
• Di sertai lendir atau tidak?
• Berdarah atau tidak?
• Frekuensi dan volume muntah?
• Ada tidaknya keluarga yang mengalami keluhan yang sama?
• Apa makanan yang dimakan sebelumnya?
Pemeriksaan tambahan
TES DARAH RUTIN TES ANALISI TINJA

Menemukan adanya cacing dewasa ataupun telur enterobius vermicularis.


Cacing dewasa
a. Makroskopis
1-2 jam setelah anak tidur di malam hari, cacing dewasa aktif bergerak.
b. Mikroskopis
Cacing dicuci dalam larutan NaCl agak panas kemudian dikocok agar lemas dan di
periksa dalam keadaan segar atau diawetkan.
Telur cacing
telur berdinding tebal, bentuk seperti “base ball” dengan salah satu sisi merata.
Ukuran rata-rata 55x26 mikron.
METODE PEMERIKSAAN TELUR DENGAN ANAL SWAB

• Anal swab adalah suatu alat dari batang gelas atau


spatel lidah yang pada ujungnya didekatkan scoth
adhesive tape.
• Bila adhesive tape ditempelkan di daerah sekitar anus,
telur cacing akan menempel pada perekatnya.
Kemudian adhesive tape diratakan pada kaca benda dan
dibubuhi oleh sedikit tuluol untuk pemeriksaan
mikroskopik.
INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN

• Apabila terdeteksi adanya telur cacing Enterobius Vermicularis


yang menempel pada perekat adhesive tape setelah dilakukan
pemeriksaan mikroskopik dengan teknik anal swab.
• Ditemukan adanya cacing Enterobiasis Vermicularis di daerah
perianal yang bergerak pada malam hari ataupun pada feces.
REFERENSI
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009
• Buku Ajar Patologi Dasar, Robins edisi 10
• Atlas anatomi netter edisi 6
• infeksibakteri:https://www.researchgate.net/publication/42321299_Diare_Akut_Dis
ebabkan_Bakteri
• Infeksivirus:https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/6534992ca733a
93f253e189f1c466fb3.pdf
• nfeksi Cacing:Alfarisi,Salman.TODDLER WITH ENTEROBIASIS.Lampung.2015
• Sumber: Lubis, Siska Mayasari. Enterobiasis pada Anak. Departemen Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan. 2008
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai