Anda di halaman 1dari 32

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Laporan Kasus

Kejang
Demam

Sulastriani Hanafing, S.Ked


Sulastriani
(105505404519)
(105505404519)

Pembimbing : dr. Syamsul Nur. Sp.A., M.Kes


PENDAHULUAN
Kejang Demam (KD) merupakan kelainan neurologis yang paling sering
dijumpai pada anak-anak. Terutama terjadi pada anak-anak antara enam bulan-
lima tahun. Dari penelitian didapatkan bahwa sekitar 2,2%-5% anak pernah
mengalami kejang demam sebelum mereka mencapai usia 5 tahun.
Angka kejadian KD bervariasi di berbagai negara. Daerah Eropa Barat dan
Amerika tercatat 2-4% angka kejadian KD per tahunnya. Sedangkan di India
sebesar 5- 10% dan di Jepang 8,8%. Hampir 80% kasus adalah kejang demam
sederhana.
Laporan Kasus
Identitas Pasien

Nama : Aisyah Kirana W


Tanggal lahir : 16 Juni 2019
Umur : 1 tahun 9 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pakkingkingan
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Ruangan : Perawatan Asoka lt. 1 RSUD Syekh Yusuf Gowa
Tanggal masuk : 24 Maret 2021
Tanggal pemeriksaan : 25 Maret 2021
Anamnesis
 Keluhan utama : Kejang disertai demam

 Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dengan keluhan kejang yang dialami
sebanyak dua kali. Sebelumnya demam yang sudah berlangsung selama 5 hari naik
turun, lalu pada subuh hari pasien demam tinggi. Kejang pertama dialami selama
kurang dari 5 menit pukul 11.00. kemudian kejang kedua terjadi sekitar pukul 15.00,
tidak ada keluar busa dari mulut dan pasien sadar setelah kejang. Pasien kemudian
dibawa ke IGD RSUD Syekh Yusuf dengan keluhan demam dan diberikan
penanganan IVFD RL dan injeksi PCT 130 mg/iv/kp. Nafsu makan menurun, malas
minum, BAB encer dan BAK dalam batas normal.
Anamnesis
 Riwayat penyakit dahulu : Riwayat trauma

Riwayat kehamilan dan persalinan


Riwayat antenatal : ANC teratur ke bidan dan dokter kandungan. Sakit sewaktu
hamil disangkal oleh ibu pasien.

Riwayat Natal : SC
Berat badan lahir : 2,8 kg
Panjang badan lahir : 50 cm
Penolong : Dokter
Tempat : Rumah sakit
Anamnesis
Riwayat perkembangan Riwayat Keluarga :
Tiarap : tidak ingat Ibu pasien pernah menderita penyakit yang
Merangkak : tidak ingat sama.
Duduk : tidak ingat
Berdiri : tidak ingat
Berjalan : tidak ingat

Riwayat imunisasi
BCG : 1 kali (umur 1 bulan)
Polio : 4 kali (umur 2, 3, 4, dan 5 bulan)
Hepatitis : 4 kali (umur 0, 2, 4, dan 6bulan)
DPT : 3 kali (umur 2, 3, dan 4 bulan)
Campak : 1 kali (umur 9 bulan)
Pemeriksaan Fisik
Berat badan : 13 kg
○ Status presentasi
Panjang badan : 97 cm
Keadaan umum : tampak sakit sedang
● BB/TB : Gizi baik
GCS : E4M6V5
● BB/U : Berat badan sesuai dengan Umur
Kesadaran : compos mentis
● TB/U : Perawakan tinggi
○ Tanda vital Kulit : warna kecoklatan
Suhu : 39,9 oC Sianosis : tidak ada
HR : 102 x/menit Hemangiom : tidak ada
RR : 22 x/menit Turgor : baik

SpO2 : 99 % Kelembaban : cukup


Pemeriksaan Fisik
○ Mata
○ Kepala
Palpebra : edema (-/-)
Bentuk : normochepal
Alis & bulu mata : tidak mudah dicabut
UUB : datar, sudah menutup
Konjungtiva : tidak anemis
UUK : datar, sudah menutup
Sklera : tidak ikterik
Rambut :
Pupil : diameter 3mm/3mm
Warna : hitam
Simetris : isokor
Tebal/tipis : tebal
Refleks cahaya : +/+
Alopesia : tidak ada
Kornea : jernih
Pemeriksaan Fisik
○ Lidah
○ Telinga
Bentuk : normal
Bentuk : simetris
Pucat : tidak pucat
Sekret : tidak ada
Tremor : tidak tremor
Serumen : minimal
Kotor : tidak kotor
Nyeri : tidak ada
o Hidung Warna : kemerahan
o Faring
Bentuk : simetris
Hiperemis : tidak ada
Epistaksis : tidak ada
Edema : tidak ada
Sekret : tidak ada
○ Mulut Membran/pseudomembran : tidak ada
○ Tonsil
Bibir : Sianosis (-)
Warna : kemerahan
Gigi : normal
Pembesaran : tidak ada
Gusi : perdarahan (-)
Abses : tidak ada
Membran/pseudomembran : tidak ada
Pemeriksaan Fisik
○Leher ○ Paru-paru

Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran Palpasi

Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran Fremitus : dalam batas normal

Kaku kuduk : tidak ada Nyeri tekan : (-)

Massa : tidak ada Perkusi


o Thorax Paru : sonor dextra sinistra
Inspeksi Batas paru depan kanan : ICS VI dextra
Bentuk : simetris antara kiri dan kanan Batas paru belakang kanan : vertebra thoracalis IX dextra
Buah dada : simetris posterior
Retraksi : tidak ada Batas paru belakang kiri : vertebra thorakalis X sinistra
Dispnea : tidak ada posterior
Auskultasi
Bunyi pernapasan : vesikuler
Bunyi tambahan : wheezing (-/-), ronchi (-/-)
Pemeriksaan Fisik
○ Jantung o Alat kelamin : Kelainan genital tidak ada
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak o Anus rectum : tidak dilakukan pemeriksaan
o Punggung
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Palpasi : nyeri tekan (-), teraba massa (-)
Perkusi : pekak, batas jantung dbn
Perkusi : nyeri ketok (-)
Auskultasi : bunyi jantung I/II murni regular,
Auskultasi : vesikuler, wheezing (-/-),
bising (-)
○ Abdomen ronchi (-/-)
Ekstremitas : akral hangat, edema
Inspeksi : cembung, ikut gerak napas
pretibial (-/-)
Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-)
Perkusi : timpani, Shiftimg dullness (-)
kembung (+)
Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan 24/03/2021 Nilai Rujukan

WBC 10,2 x 103 /uL 4,0 - 1,0 x 103 /uL


RBC 3,85 x 106 /uL 4,0 – 6,20 x 106 /uL
HGB 10,6 g/dl 11,0 – 17,0 g/dl
HCT 30,8 % 35,0 – 55,0 %
MCV 80.0 fL 80.0 – 100,0 fL
MCH 27,5 pg 26,0 – 34,0 pg
MCHC 34 g/dL 31,0 – 35,5 g/dL
Platelet 296 x 103 /uL 1,5 - 400 x 103 /uL
Neutrofil 82,4 % 50,0 – 80,0 %
GDS 214 mg/dL <140 mg/dL
Diagnosis Kerja

Kejang
Demam+
Hiperglikemi
a
Follow up
Follow up
Follow up
Kejang
Demam

1 2 3 4
Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38 0C)
yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Kejang demam terjadi pada 2 - 4% anak berumur 6
bulan – 5 tahun.
Epidemiologi
Hampir 3 % dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah menderita
kejang demam. Kejang demam sangat tergantung kepada umur, 85%
kejang pertama sebelum umur 4 tahun, terbanyak diantara 17-23 bulan

Kejadian kejang demam ada kaitannya dengan faktor genetik. Anak


dengan kejang demam 25 – 40 % mempunyai riwayat keluarga dengan
kejang demam.
Klasifikasi
Klinis KD KD
Sederhana Kompleks
Durasi <15 menit >15 menit
Tipe Kejang Umum Umum/fokal
Berulang dalam 1 episode 1 kali >1 kali
Defisit neurologis - +/-
Riwayat keluarga kejang demam +/- +/-
Riwayat keluarga kejang tanpa +/- +/-
demam - -
Abnormalitas neurologis
sebelumnya
Patofisiologi
Demam

Metabolisme Kebutuhan O2
basal meningkat
meningkat

Perubahan keseimbangan
(membrane sel neuron)

Difusi melalui Lepas muatan


Kejang membran listrik
Langkah Diagnostik
Anamnesis

Adanya kejang, kesadaran, lama kejang, suhu sebelum/saat kejang,


frekuensi, pasca kejang.

Riwayat perkembangan, kejang demam dalam keluarga, epilepsy dalam


keluarga
Langkah Diagnostik
Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan Laboratorium
- Pungsi Lumbal
- Elektroensefalografi
- Pencitraan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Pemberian obat pada saat demam
Jenis antikonvulsan untuk pengobatan rumat
Antipiretik
Pemberian obat fenobarbital atau asam valproate
Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-
15mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari. Dosis
ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.

Antikonvulsan
Pemakaian diazepam oral dosis 0,3mg/kg
setiap 8 jam, diazepam rektal dosis 0,5mg/kg
setiap 8 jam pada suhu >38,5 ‘C
Prognosis

Quo ad vitam : Dubia Ad Bonam


Quo Ad functionam : Dubia Ad Bonam
Quo Ad Sanactionam : Dubia Ad Bonam
Diskusi
Pasien atas nama AK masuk rumah sakit dengan keluhan kejang. Dimana
sebelumnya pasien demam sudah 5 hari yang lalu. Pasien datang dengan
keluhan kejang yang dialami sebanyak dua kali. Kejang pertama dialami saat di
rumah sekitar pukul 11.00 yang terjadi selama kurang dari 5 menit, sebelumnya
ibu pasien meninggalkan anaknya di sofa dan saat kejang terjadi ibu mendapati
anaknya berpindah ke lantai. kemudian kejang kedua terjadi sekitar pukul 15.00,
tidak ada keluar busa dari mulut dan pasien sadar setelah kejang. Pasien
kemudian dibawa ke IGD RSUD Syekh Yusuf dengan keluhan demam, suhu
39,9’C. dan diberikan penanganan IVFD RL dan injeksi PCT 130 mg/iv/kp. Nafsu
makan dan minum kurang. BAB encer dan BAK dalam batas normal.
Diskusi
diagnosis Kejang Demam Kompleks e.c enteritis pada seorang anak laki-laki
berusia 1 tahun 3 bulan atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Pada kasus ini demam terjadi karena adanya infeksi
bakteri pada usus. Penatalaksanaan Kejang Demam dengan memberikan
oksigen, cairan intravena untuk memenuhi kebutuhan elektrolit, serta kalori yang
seimbang sebagai terapi supportif, serta pemberian antipiretik dan antikonvulsan
sebagai terapi medikamentosa. Dengan penatalaksanaan yang cepat dan tepat
maka prognosis akan lebih baik.
Kesimpulan

Kejang demam adalah kejang yang terkait dengan demam dan usia,
serta tidak didapatkan infeksi intrakranial ataupun kelainan lain di otak.
Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas 38’C rektal atau di atas
37,5’C aksila. Pendapat para ahli terbanyak kejang demam terjadi pada
waktu anak berusia antara 5 bulan sampai 5 tahun.
Lampiran
Lampiran
Lampiran
THANK
YOU!
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai