Anda di halaman 1dari 16

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ANESTESI

JURNAL: RESEARCH ARTICLE FAKULTAS KEDOKTERAN & ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021

Efektivitas Propofol versus Deksametason untuk Pencegahan Mual


dan Muntah Pasca Operasi pada Operasi Telinga, Hidung dan
Tenggorokan di Rumah Sakit Khusus Tikur Anbessa dan Rumah Sakit
Yekatit 12th, Addis Ababa, Ethiopia

Abere Tilahun Bantie, Wosenyeleh Admasu, Sintayehu Mulugeta,


Abera Regassa Bacha, dan Desalegn Getnet Demsle

REZKY RAMADHANI SYARIF/105505408418

Pembimbing Klinik: dr. H. Zulfikar Djafar, M. Kes, Sp. An


Latar Belakang

Mual dan muntah pasca operasi (PONV) tetap menjadi masalah umum
dan tidak menyenangkan serta sangat menyusahkan setelah operasi
telinga, hidung, dan tenggorokan. Selama operasi THT, kejadian PONV
dapat berkurang secara signifikan pada pasien yang menerima
deksametason dan propofol sebagai profilaksis. Namun perbandingan
efektivitas dari kedua obat tersebut belum diteliti.

Tujuan
Membandingkan keefektifan deksametason & propofol untuk mencegah
terjadinya PONV pasca operasi THT.
PENGANTAR
Mual dan muntah pasca operasi (PNOV) merupakan kejadian umum dan mengganggu pasca
operasi telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), terutama bila tidak diberikan profilaksis.

Faktor risiko yang berkontribusi terhadap PONV


 Usia < 50 tahun
 Wanita
 Riwayat PONV sebelumnya atau mabuk pperjalanan
 Tidak merokok
 Obesitas
 Faktor terkait pembedahan & anestesi
 Kecemasan orang tua

Gejala terkait PONV


Rasa tidak enak dan tidak nyaman yang membutuhkan
pendekatan pengobatan multimodal
PENGANTAR
Pencegahan/pengobatan PONV yang tidak
Penggunaan antiemetik dapat mengurangi
memadai bisa berpotensi :
terjadinya PONV  dari 52% menjadi 30%
 Perawatan di RS yang berkepanjangan
 Pengalaman di RS yang tidak menyenangkan
 Peningkatan biaya perawatan kesehatan Antiemetik untuk menangani PONV:
 Muntah berkepanjangan, menyebabkan  Antihistamin
 Ketidakseimbangan elektrolit  Butirofenon
(hipokalsemia, hipokloremia & alkalosis metabolik  Antagonis reseptor serotonin
hiponatremia)  Kortikosteroid
 Dehidrasi  Agen anestesi
 Sindrom Mallory-Weis
 Ruptur esofagus Sebagian besar antiemetik dikaitkan
 Aspirasi dengan  sedasi, hipotensi, disforia,
 Perdarahan pasca operasi mulut kering, gelisah dan gejala
 Obstruksi jalan napas (terutama pada pasien yang ekstrapiramidal
menjalani operasi THT)
PENGANTAR
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa:

DEKSAMETASON  antiemetik yang efektif sebagai


profilaksis PONV dalam berbagai jenis pembedahan dan
dalam meningkatkan hasil pembedahan

PROPOFOL  sebagai antagonis di reseptor 5HT3,


merupakan anestesi IV total baru yang memiliki sifat
antiemetik bila diberikan dalam dosis sub-hipnotik
sebagai bagian dari terapi kombinasi.

Propofol IV dosis rendah (0,5 mg/kgBB)  efektif untuk


preventif PONV tanpa komplikasi yang signifikan.

Propofol  Masih diteliti


METODE
Persetujuan etik diperoleh dari UniUniversitas Addis Ababa, Komite Etik, dan mendapat
persetujuan etik, No-98/2010 pada 11 Desember 2018.

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

 Wanita/ pria yang akan  Pasien yang membutuhkan rawat inap


operasi THT eelektif dengan anestesi
menjalani di ICU/ventilasi mekanis
umum di RS penelitian dari  Butuh antiemetik
2 0 / 1 2/ 2 0 1 7 hingga 3 0 /0 3 / 2 0 1 8  Riwayat mual/muntah sebelumnya
 Status fisik ASA I & II  Hipotensi
 Usia 18-65  GERD

Penelitian dilakukan pada 80 pasien, dibagi ke dalam Grup A (deksametason, n = 40) dan
Grup B (propofol, n = 40) secara acak dengan metode lotre dari daftar jadwal harian
METODE

METODE





  
METODE





Insiden PONV & Penggunaan antiemetik
HASIL • Pada klp
selama periode tindak lanjut
deksametason,
pengobatan antiemetik & insiden PONV
persyaratan
secara statistik lebih rendah dibandingkan
Sosiodemografi & karakteristik Praoperatif
pasien yang terdaftar dalam klp propofol
• Mayoritas pasein ASA I (82,5%) & selama jam 2 - 2 4
perempuan (51,25%) • Kejadian keseluruhan PONV lebih tinggi
• Tidak ada perbedaan yang signifikan pada klp propofol (35%), sedangkan pada
secara statistik anatara kelompok klp deksametason 25%
deksametason & propofol dalam hal usia,
waktu asupan oral, jenis kelamin, IMT,
jenis operasi, status ASA / durasi anestesi 25

& operasi
65
Dexa (PONV)
Karakteristik Intraoperatif Dexa (no PONV)
Propofol (PONV)
Tiopenton (55%) & tramadol dan diklofenak Propofol (no
(48,75%) adalah agen analgesik induksi yang PONV)
paling umum digunakan, masing-masing, 75
tanpa perbedaan yang signifikan secara
statistik dalam variabel intraoperatif antara
kedua kelompok 35
HASIL
30.0
Derajat keparahan mual 27.50
%
• Insiden mual pada klp deksametason 25.0

secara bertahap menurun dalam interval


20.0
waktu berikutnya selama periode tindak 17.5 17.50
% %
lanjut 24 jam. 15%
(%) 15.0
• Dari semua peserta, 11(27,5%) dari yang 12.5 12.50
% %
menerima propofol  mual ringan 10%
10.0
Dibandingkan 9 (22,5%) yang menerima
deksametason 50.0
5% 5% 5% 5%
• 6 (15%) penerima propofol  mual sedang
2.5 2.5
Dibandingkan 2 (5%) yang menerima 0.0 0% 0%
deksametason 0-6 jam 6-12 jam 12-24 jam 0-24 jam

• Tak satupun dari peserta mengalami mual Mual ringan setelah pemberian dexa
parah dalam periode tindak lanjut 24 jam Mual ringan setelah pemberian propofol

secara keseluruhan Mual sedang setelah pemberian dexa


Mual sedang setelah pemberian propofol
HASIL
6

5
Efek Samping
4
Selama tindak lanjut:
• 2,5% pasien dalam klp propofol & 5% 3
dalam klp deksametason  pusing
• 3% pasien dalam klp propofol  sedasi, 2

tidak ada hipoksia & kesulitan bernapas


1
• 2,5% pasien dalam klp deksametason 
sakit kepala 0
Grup Propofol Grup Deksametason

Nyeri kepala
Pusing
Hipotensi
DISKUSI


DISKUSI


• 


KESIMPULAN

Singkatnya, deksametason menghasilkan perlindungan PONV yang lebih


baik daripada propofol di semua interval waktu. Meski demikian, ada
beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Misalnya, nilai tidak
signifikan secara statistik di sebagian besar interval waktu, yang
mungkin mencerminkan kecilnya ukuran sampel pada kedua kelompok.
Selain itu, plasebo tidak digunakan untuk memeriksa hasil pengobatan
dan tanpa pengobatan. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan
penelitian mendatang dengan ukuran sampel yang lebih besar dan
penelitian dengan kelompok plasebo. Lebih lanjut, penulis
merekomendasikan uji coba terkontrol secara acak dilakukan untuk
lebih memvalidasi temuan ini.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai