Anda di halaman 1dari 17

Sakit Perut pada Bayi dan Anak

Namira Ayu Natasya


140100216

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK

MEDAN

2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang mahakuasa, atas segala limpah dan
rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus yang berjudul Nyeri Perut pada Bayi dan Anak.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca, sehingga makalah inidapat di sempurnakan lagi
pada masa yang akan datang.

Sejujurnya penulis menyatakan bahwa selesainya masalah ini tentu saja


tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu.Mudahmudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk khalayak luas.

Medan, 4 Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Tujuan Makalah........................................................................................ 1

1.3. Manfaat Makalah ..................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3

2.1. Definisi ..................................................................................................... 3

2.2. Epdemiologi ............................................................................................. 3

2.3. Etiologi ..................................................................................................... 5

2.4. Patofisiologi .............................................................................................. 5

2.5 Diagnosis ................................................................................................... 6

2.6 Diagnosa Banding ..................................................................................... 7


2.7 Tatalaksana ........................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 11

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


2.1 Diagnosis banding nyeri perut dan manifestasi
klinis

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nyeri perut adalah keluhan umum pada masa kanak-kanak, dan itu
dapat disebabkan oleh berbagai kondisi bedah dan non-bedah yang
mendasarinya. Kondisi non-bedah yang paling umum adalah gastroenteritis,
sedangkan kondisi bedah yang paling umum adalah radang usus buntu.
Nyeri perut pada anak bervariasi berdasarkan usia, gejala yang terkait, dan
lokasi nyeri. Meskipun sakit perut akut biasanya jinak dan sembuh sendiri,
ada kondisi yang jarang tetapi mengancam jiwa yang membutuhkan
perawatan segera. Pengambilan riwayat yang teliti dan pemeriksaan fisik
sangat penting untuk menentukan penyebab sakit perut akut dan untuk
mengidentifikasi anak-anak dengan kondisi bedah seperti usus buntu. 1,8
Tidak semua sakit perut berpangkal dari lesi yang ada di dalam
abdomen, tetapi mungkin juga berasal dari daerah di luar abdomen. Bila
keluhan ini diperiksa pada dokter, ternyata hanya kurang lebih 10% dari
keluhan tersebut yang memerluka tindakan pembedahan. Secara individual
setiap anak memiliki toleransi yang berbeda terhadap rasa nyeri abdomen
ini, karena itu nyeri abdomen harus ditanggapi walaupun penyebab yang
pasti sulit diketahui.2
Sakit perut yang berulang sering terjadi pada anak. Anak
perempuan cenderung lebih sering menderita sakit ini dibandingkan anak
laki-laki. Delapan puluh persen kasus sakit perut berulang disebabkan
kelainan fungsional saluran cerna. Dan sekitar 5–15,6% sakit perut berulang
disebabkan oleh kelainan organik. Pada anak dibawah 4 tahun sebagian
besar penyebabnya adalah organik, sedangkan pada anak yang lebih besar
kelainan fungsional saluran cerna merupakan penyebab terbanyak.2

1
Seorang anak kadang-kadang tidak hanya mengalami satu kali sakit
perut, tetapi berulang kali. Seorang anak mengalami serangan sakit perut
berulang jika sekurang-kurangnya mendapat serangan tiga kali dalam waktu
3 bulan. Di Inggris sakit perut berulang merupakan keluhan yang umum
ditemukan. Insidennya 1 dari 9 anak usia sekolah, dan ini merupakan
masalah sulit dalam diagnosis dan terapi. Apley (1962) mendapat kelainan
organis pada 5% kasus sakit perut berulang, sedangkan Gomez dan Dally
(1977) mendapat 15,6%.2
Walaupun sebagian besar kunjungan darurat dengan nyeri perut akut
merupakan kasus yang dapat sembuh sendiri atau sembuh dengan
pengobatan biasa, etiologi bedah dapat terjadi hingga 20% .3 Dalam kasus
nontraumatik dari perut akut di bawah 1 tahun, bedah yang paling umum
etiologi dilaporkan mengalami hernia inguinalis yang ditahan (45,1%),
diikuti oleh intususepsi (41,9%). Etiologi ini jarang terjadi pada anak usia
sekolah dan remaja. Pada anak-anak di atas 1 tahun, penyebab paling umum
dari diagnosis bedah akut telah dilaporkan adalah appendicitis akut (64,0%),
hernia yang dipenjara (7,5%), trauma (16,3%), intususepsi (6,3%), obstruksi
usus ( 1,3%), dan torsi ovarium (1,3%) .4 Berdasarkan laporan patologi dari
spesimen resected, 15,6% pasien dengan apendisitis datang dengan
appendicitis dini, 64,1% dengan perubahan supuratif atau gangren, dan
20,3% dengan apendisitis perforasi.3
1.2 Tujuan Penulisan
Untuk menguraikan teori-teori mengenai muntah pada bayi dan anak mulai
dari definisi hingga tatalaksananya. Penyusunan laporan kasus ini sekaligus
2 untuk memenuhi persyaratan pelaksanaan kegiatan Program Pendidikan
Profesi Dokter (P3D) di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2
1.3 Manfaat Penulisan
Tulisan ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan serta
pemahaman penulis dan pembaca, khususnya peserta P3D untuk lebih
mengenal dan memahami muntah pada bayi dan anak mengenai penegakan
diagnosis serta tatalaksana yang sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter
Indonesia.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan di antara dada dan region
inguinalis. Nyeri perut bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala dari
suatu penyakit. Nyeri akut abdomen didefinisikan sebagai serangan nyeri
perut berat dan persisten, yang terjadi tiba-tiba serta membutuhkan tindakan
bedah untuk mengatasi penyebabnya. Appley mendefinisikan sakit perut
berulang sebagai serangan sakit perut yang berlangsung minimal 3 kali
selama paling sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dan
mengganggu aktivitas sehari-hari.4
2.2 Epidemiologi
Sakit perut berulang biasanya terjadi 10% sampai 15% pada anak
usia sekolah, dengan usia puncak 10 tahun sampai 12 tahun. Sakit perut
berulang jarang pada anak kurang dari lima tahun. Pada studi 1 000 anak
usia sekolah, insiden SPB sampai usia sembilan tahun sama pada laki-laki
dan perempuan, dimana setelah usia sembilan tahun insiden SPB meningkat
pada jenis kelamin perempuan, dengan ratio perempuan dibanding laki-laki
1.5:1.4
2.3 Etiologi

Kasus bedah dan non-bedah dapat menyebabkan nyeri perut pada


anak. Berikut adalah diskusi singkat dari penyebab tersering nyeri perut
pada anak yang mengancam jiwa. Penyebab yang mengancam jiwa
diantaranya adalah pendarahan, obstruksi, atau perforasi dari saluran cerna
atau organ abdominal.1

Penyebab umum dari perut rasa sakit termasuk gastroenteritis, sembelit,


penyakit virus sistemik, infeksi di luar saluran pencernaan traktus (mis.,

4
faringitis streptokokus, lepneumonia lobaris, dan infeksi saluran kemih),
mesenterika limfadenitis, dan kolik infantil.1
1. Apendisitis Akut
Apendisitis akut adalah operasi yang paling umum penyebab sakit perut
akut pada anak-anak [4,7]. Biasanya, anak-anak dengan radang usus buntu hadir
dengan sakit visceral, samar, tidak terlokalisir, periumbilikalis. Dalam 6 hingga
48 jam, rasa sakit menjadi parietal peritoneum atasnya menjadi meradang. Itu
rasa sakit memanifestasikan dirinya sebagai rasa sakit yang terlokalisir dengan
baik di dalam kuadran kanan bawah. Namun, beberapa karakteristik ini
manifestasi sering tidak ada, khususnya pada anak-anak muda [8]. Karena itu,
dokter harus mempertimbangkan diagnosis apendisitis dalam semua kasus anak
yang sebelumnya sehat yang memiliki a riwayat sakit perut dan muntah, dengan
atau tanpa demam atau nyeri perut fokal1
2. Trauma perut
Trauma perut dapat menyebabkan perdarahan atau laserasi organ padat,
perforasi usus, iskemia organ dari cedera vaskular, dan intramural hematoma.
Trauma perut tumpul lebih sering terjadidari penetrasi cedera. Mekanisme khas
Trauma termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh bawah, dan pelecehan
anak1
3. Obstruksi usus
Obstruksi usus dapat menghasilkan karakteristik nyeri kram. Gambaran klinis ini
biasanya terkait dengan kondisi intra-abdominal yang serius yang membutuhkan
diagnosis dan perawatan segera. Penyebab obstruksi usus termasuk intususepsi,
malrotasi dengan volvulus midgut, enterokolitis nekrotikans, hernia inguinalis yang
dipenjara, dan pasca operasi adhesi1

4. Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah kondisi medis yang paling umum nyeri perut pada anak-anak.
Anak-anak dengan gastroenteritis akut dapat mengembangkan demam, parah kram

5
nyeri perut, dan perut difus kelembutan sebelum diare dimulai. Virus termasuk
rotavirus, virus Norwalk, adenovirus, dan enterovirus adalah penyebab paling
sering. Bakteri dan parasit juga dapat menyebabkan sakit perut akut anak-anak1
5. Sembelit
Anak-anak dengan konstipasi sering mengalami impaksi tinja dan nyeri
perut bagian bawah yang parah. Sembelit kemungkinan terjadi pada anak-anak
dengan setidaknya dua karakteristik berikut: kurang dari tiga mingguan,
inkontinensia tinja, tinja besar teraba di dubur atau melalui dinding perut, retensi
postur, atau buang air besar yang menyakitkan.1
2.4 Patofisiologi

Secara klinis, nyeri perut termasuk dalam tiga kategori: nyeri visceral
(splanknik), nyeri parietal (somatik), dan nyeri yang dirujuk. 1
Nyeri visceral terjadi ketika rangsangan berbahaya mempengaruhi viskus,
seperti lambung atau usus. Ketegangan, peregangan, dan iskemia merangsang serat
nyeri visceral. Kemacetan dan peradangan jaringan cenderung membuat ujung saraf
peka dan menurunkan ambang batas untuk rangsangan. Karena serat nyeri visceral
adalah bilateral dan unmyelinated dan memasuki sumsum tulang belakang pada
berbagai tingkatan, nyeri visceral biasanya tumpul, tidak terlokalisir, dan terasa di
garis tengah. Nyeri dari struktur foregut (mis., Kerongkongan bagian bawah,
lambung) umumnya dirasakan di epigastrium. Struktur midgut (mis., Usus halus)
menyebabkan nyeri periumbilikal, dan struktur hindgut (mis. Usus besar)
menyebabkan nyeri perut bagian bawah. 1
Nyeri parietal timbul dari stimulasi berbahaya dari peritoneum parietal.
Nyeri akibat iskemia, peradangan, atau peregangan parietal peritoneum ditularkan
melalui serat aferen myelinasi ke ganglia akar dorsal spesifik pada sisi yang sama
dan pada tingkat dermatomal yang sama dengan asal mula nyeri. Nyeri parietal
biasanya tajam, intens, diskrit, dan terlokalisasi, dan batuk atau gerakan dapat
memperburuknya.Nyeri yang dirujuk memiliki banyak karakteristik nyeri parietal

6
tetapi dirasakan di daerah terpencil yang disuplai oleh dermatom yang sama dengan
organ yang sakit. Ini merupakan hasil dari jalur pusat bersama untuk neuron aferen
dari situs yang berbeda. Contoh klasik adalah pasien dengan pneumonia yang
mengalami sakit perut karena distribusi dermatom T9 dibagi oleh paru-paru dan
perut.1
2.5 Diagnosis
 Anamnesa
Rincian penting dari riwayat termasuk gejala pola awitan, perkembangan,
lokasi, intensitas, karakter, faktor pencetus dan menghilangkan perut rasa sakit, dan
gejala yang terkait. Usia pasien merupakan faktor kunci dalam evaluasi nyeri perut
akut. Anamnesis penting lainnya variabel historis termasuk trauma perut baru-baru
ini, operasi perut sebelumnya.. Rasa sakit hilang setelah buang air besar
menunjukkan masalah pada usus, dan peningkatan rasa sakit setelah muntah dapat
terjadi dengan kondisi yang dilokalkan ke usus kecil. Setiap bayi dan anak-anak yang
mengalami muntah berat harus dianggap memiliki obstruksi usus. 5
 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang cermat sangat penting untuk akurasi diagnosis pada
anak-anak dengan perut akut rasa sakit. Pemeriksaan genitalia eksterna, testis, anus,
dan rektum harus dimasukkan sebagai bagian dari evaluasi untuk sakit perut. Selain
itu, pemeriksaan panggul penting dalam remaja wanita yang aktif secara
seksual. Penampilan umum: Anak-anak dengan iritasi peritoneum tetap diam atau
melawan gerakan, sementara pasien dengan posisi nyeri visceral sering berubah,
sering menggeliat dengan ketidaknyamanan. Tanda vital: Tanda vital bermanfaat
dalam menilai hipovolemia dan memberikan petunjuk yang bermanfaat untuk
diagnosis. Demam menunjukkan infeksi atau peradangan yang mendasarinya
termasuk gastroenteritis akut, pneumonia, pielonefritis, atau abses intraabdomen.
Tachypnea mungkin mengindikasikan pneumonia. Takikardia dan hipotensi
menyarankan hipovolemia atau kehilangan volume ruang ketiga. Pemeriksaan perut:

7
Dokter penilai harus meraba perut dengan lembut area kelembutan maksimal. Dokter
harus melakukan upaya untuk menentukan derajat perut kelembutan, lokasi, rebound
kelembutan, kekakuan, distensi, massa, atau organomegali. Pemeriksaan dubur
memberikan informasi bermanfaat tentang sphincter ani, adanya massa, feses,
hematochezia, atau melena.5
 Pemeriksaan Penunjang

Studi laboratorium khusus dan evaluasi radiologi sangat membantu untuk


menilai penyebab dan untuk membuat diagnosis yang akurat. Pemeriksaan darah
lengkap mencakup jumlah sel darah lengkap dan urinalisis umumnya diindikasikan
pada semua pasien dengan nyeri abdominal akut. Pengukuran glukosa dan elektrolit
serum membantu dalam mengevaluasi status hidrasi pasien dan keseimbangan
asam-basa. Tes kehamilan harus dilakukan pada gadis-gadis postmenarcheal.
Radiografi perut polos sangat membantu jika usus dicurigai adanya obstruksi atau
perforasi. Radiografi toraks dapat membantu menyingkirkan pneumonia. Di bagian
gawat darurat, ultrasonografi dan computed tomography banyak digunakan untuk
mengidentifikasi penyebab sakit perut. USG adalah modalitas pencitraan yang
disukai untuk evaluasi awal dari banyak kemungkinan penyebab pediatrik sakit
perut karena tidak invasif, bebas radiasi,dan modalitas yang lebih murah.5,9

8
2.6 Diagnosa Banding
Tabel 2.1 Diagnosis banding nyeri perut dan manifestasi klinis6
Diagnosis Tanda dan gejala yang berhubungan dengan nyeri perut

Gastroenteritis • Muntah
• Diare (juga dapat terjadi pada kondisi lain, misalnya
intususepsi, panggul
radang usus buntu, abses panggul dan penyakit radang
usus)

Obstruksi usus • Muntah bernoda empedu


Intususepsi atau • Nyeri perut kolik
volvulus • Tidak adanya tinja / kembung normal
• Distensi perut
• Bunyi usus meningkat
• Usus usus yang tampak buncit
• Peristaltik yang terlihat
• Bekas luka
• Pembengkakan di lokasi lubang hernia dan genitalia
eksterna
• Kotoran yang mengandung darah bercampur lendir

Diare infektif  Darah bercampur dengan feses


 Tanyakan riwayat bepergian sebelumnya dan riwayat
penggunaan antibiotik sebelumnya
Pneaumonia lobus • Demam
bawah • Batuk
• Takipnea
• Desaturasi

Keracunan Tanyakan tentang riwayat kemungkinan menelan dan apa


obat dan agen toksik lainnya
tersedia di rumah
Penyakit kuning Hepatitis dapat muncul dengan rasa sakit karena
pembengkakan hati

Infeksi Saluran Analisis urin rutin untuk anak-anak yang mengalami


Kemih nyeri perut

Peritonitis • Penolakan / ketidakmampuan untuk berjalan


• Berjalan lambat / membungkuk ke depan
• Nyeri saat batuk atau tersentak

9
• Berbaring tanpa bergerak
• Dinding perut menurun / tidak ada

Konstipasi • Aktivitas usus yang jarang


• Angin dan tinja berbau busuk
• Perut kembung yang berlebihan
• Tekstur tinja tidak teratur
• Melewati tinja besar yang sekali-sekali atau pelet kecil
yang sering
• Menahan atau berusaha keras untuk menghentikan
buang air besar
• Mengotori atau meluap
• Distensi perut
• Nafsu makan yang buruk
• Kekurangan energi
• Suasana hati yang tidak bahagia, marah atau mudah
tersinggung dan malaise pada umumnya

Jika pasien post- perempuan • Sarankan tes kehamilan


pubertas • Pertimbangkan kehamilan ektopik, penyakit radang
panggul, atau PMS lainnya.
• Mittelschmerz
• Torsi ovarium
• Penyakit radang panggul
• selaput dara imperforata dengan hydrometrocolpos

2.7 Tatalaksana
Tujuan pengobatan ialah memberikan rasa aman serta edukasi kepada
penderita dan keluarga sehingga kehidupan keluarga normal kembali, dapat
mengatasi rasa sakit sehingga efeknya terhadap aktivitas sehari-hari seminimal
mungkin.1

Perawatan harus diarahkan pada penyebab yang mendasari nyeri perut.


Pada keadaan yang mendesak, intervensi dan manajemen diperlukan untuk anak-
anak yang merintih dan tampak kesakitan, memiliki tanda-tanda obstruksi usus dan
bukti peritoneal gangguan. Langkah-langkah resusitasi awal termasuk pemberian
obat anti nyeri, koreksi hipoksemia, penggantian intravaskular, kehilangan volume,

10
dan koreksi kelainan metabolisme. Dekompresi lambung menggunakan tabung
nasogastrik mungkin diperlukan jika ada obstruksi usus. Antibiotik intravena
empiris sering diindikasikan ketika ada kecurigaan klinis infeksi intra-abdominal
yang serius. Apalagi memadai analgesik harus diberikan kepada pasien dengan rasa
sakit yang parah, sebaiknya sebelum dilakukan evaluasi bedah.1,10
Berikut merupakan beberapa obat yang sering digunakan:
a. H2 blockers
Dapat diberikan pada dispepsia fungsional. Sebuah penelitian acak
terkontrol buta-ganda 25 anak nyeri abdomen mendapatkan hanya sedikit
manfaat famotidin dibandingkan plasebo, namun penelitian tersebut bersifat
heterogen. Pasien dyspepsia menunjukkan perbaikan signifi kan setelah
pemakaian H2 bloker.10 Dosis famotidin 0,5 mg/kgBB/dosis diberikan dua
kali sehari.23
b. Laksan
Diberikan pada anak konstipasi, disertai diet tinggi serat serta toilet
training. Obat yang dapat digunakan di antaranya electrolyte-free
polyethilen glycol (PEG) oral (1-1,5g/kg/hari) selama 3 hari, laktulosa (1-3
ml/kg/hari dibagi 2 dosis, dan bisacodyl untuk anak lebih dari 2 tahun (0,5-
1 gr suppositoria, dosis tunggal)
c. Antibiotik
Penyebab nyeri perut berulang yang cukup sering pada anak adalah infeksi
H. pylori. Terapi infeksi H.pylori yang ideal harus mempunyai angka
eradikasi >80% tanpa efek samping berat dan resistensi bakteri. Untuk
eradikasi, dibutuhkan kombinasi antisekresi asam lambung dan dua
antimikroba (klaritromisin dan amoxicillin atau metronidazol) selama 7-14
hari. Angka eradikasi yang dapat dicapai dengan terapi kombinasi ini
berkisar 80-86%. Meta analisis penelitian di Eropa mendapatkan bahwa
terapi selama 10 hari tidak lebih baik dibandingkan terapi 7 hari.

11
DAFTAR PUSTAKA
1. Kim JS. Acute abdominal pain in children. Pediatr Gastroenterol
Hepatol Nutr. 2013;16(4):219-24.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3915729/
2. A.A.M, Wiryati, I. K. N, Aryasa, dan S. Sudaryat, 2007. Sakit Perut
Akut pada Anak. Dalam: Suraatmaja, sudaryat, ed. Kapita Selekta
Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto, 189-203.
3. Hijaz NM, Friesen CA. Managing acute abdominal pain in pediatric
patients: current perspectives. Pediatric Health Med Ther. 2017;8:83-
91. Published 2017 Jun 29. doi:10.2147/PHMT.S120156
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5774593/
4. Brahmana, ST, 2011, Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Nyeri
Perut pada Anak di Kompleks Perumahan Pusat Penelitian Kelapa
Sawit Medan pada Tahun 2010, Universitas Sumatera Utara, Medan
5. Carin E, Reust MD. Acute Abdominal Pain in Children. Am Fam
Physicians. 2016 May 15;93(10):830-837
6. Birmingham Children’s Hospital NHS Foundation Trust, 2016.
Paediatric Clinical Assessment Tools For Abdominal Pain [Diakses: 4
Januari 2019] Available at: www.bch.nhs.uk
7. Jurnalis YD, Fitria L. Sakit Perut Berulang Pada Anak. Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang,
Sumatera Barat, Indonesia. CDK-219/ vol. 41 no. 8, th. 2014
8. Quek SH. Recurrent abdominal pain in children: a clinical
approach. Singapore Med J. 2015;56(3):125-8; quiz 132.
9. Bufler P, Gross M, Uhlig HH. Recurrent abdominal pain in
childhood. Dtsch Arztebl Int. 2011;108(17):295-304.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3103980/

12
10. NSW MINISTRY OF HEALTH, 2013. Infants and Children: Acute
Management of Abdominal Pain [Diakses: 4 Januari 2019]
https://www.health.nsw.gov.au

13

Anda mungkin juga menyukai