Anda di halaman 1dari 27

ANKILOSTOMIASIS

NOVAN ARYANDI
1010070100 201

PEMBIMBING :
dr. IGM Afridoni, Sp.A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD SOLOK 2016
Ancylostoma duodenale

ANKILO
STOMIASIS

Necator americanus
EPIDEMIOLOGI
Ditemukan di daerah tropis dan
subtropics seperti Asia dan Afrika.

FAKTOR PENYEBAB :
Adanya sumber infeksi yang adekuat di dalam
populasi
Kebiasaan buang air besar yang jelek, yang
mana tinja yang mengandung telur cacing
tambang ikut mencemari tanah.
Kondisi setempat yang menguntungkan untuk
dapat terjadinya perkembangan telur menjadi
larva
Kesempatan larva berkontak dengan manusia
N. americanus A. duodenale

Cacing jantan Sedikit lebih besar dari


berukuran 5-11 mm x N.americanus
0,3-0,45 mm dan Dapat menghasilkan
cacing betina 9-13 mm 10.000-25.000
x 0,35-0,6 mm telur/hari
Dapat menghasilkan Ukuran telur 56-60
10.000-20.000 mm x 36-40 mm
telur/hari
Ukuran telur 64-76
mm x 36-40 mm
MANIFESTASI KLINIS
Migrasi Larva
Sewaktu menembus kulit, bakteri piogenik dapat

terikut masuk pada saat larva menembus kulit,


menimbulkan rasa gatal pada kulit (ground itch).
Sewaktu larva melewati paru, dapat terjadi

pneumonitis, tetapi tidak sesering oleh Ascaris


lumbricoides

CACING DEWASA
Gangguan gastro-intestinal yaitu anoreksia, mual,
muntah, diare, penurunan berat badan, nyeri pada
daerah sekitar duodenum, jejunum dan ileum.
Pada pemeriksaan laboratorium, umumnya dijumpai
anemia hipokrom mikrositik.
Pada anak, dijumpai adanya korelasi positif antara
infeksi sedang dan berat dengan tingkat kecerdasan
anak.
Pemeriksaan Penunjang
eosinofilia(1.000-4.000
sel/ml)

feses normal

infiltrat patchy pada foto


toraks

peningkatan kadar IgE


Ditemukannya telur
cacing tambang di
dalam tinja pasien.
Selain tinja, larva
DIAGNOSIS juga bisa ditemukan
dalam sputum.
Kadang-kadang
terdapat darah
dalam tinja.
Teknik Pemeriksaan Tinja
Pemeriksaan Sediaan langsung

Tehnik Pengapungan Dengan NaCl jenuh.

Pemeriksaan Tinja Menurut Kato

Tehnik Biakan dengan Arang

Tehnik Menghitung Telur Cara Stool

Tehnik pengendapan Sederhana


Teknik Pemeriksaan Tinja
Tehnik biakan Menurut Harada Morn

Tehnik Pengapungan Dengan Pemusingan


dengan ZnSO4

Tehnik Pengapungan dengan Gula


I A
E M TU
AN BE
AB YA RK
EB N UL
NY AIN OS
PE L I S
DD

PENYEBAB GANGGUAN
GASTROINTESTINAL LAIINYA
PENATALAKSAAN
PERAWATAN UMUM :
Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung

zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan,


ayam, hati dan telur) dan bahan makanan nabati
(sayuran bewarna hijau tua, kacang-kacangan,
tempe).
Mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang

banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun


singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas)
untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
Suplemen preparat besi diperlukan oleh pasien

dengan gejala klinis yang berat, terutama bila


ditemukan bersama-sama dengan anemia. Dapat
diberikan preparat besi oral, Sulfas ferosus 3 x 200
mg (1 tablet) untuk orang dewasa atau 10
mg/kgBB/kali untuk anak5
PENATALAKSAAN
PENGOBATAN :
Creeping Eruption : Krioterapi dengan liquid

nitrogen atau kloretilen spray, tiabendazol topical


selama 1 minggu. Couland dkk (1982) mengobati
18 cutaneous laeva migrans dengan albendazol
400 mg selama 5 hari berturut-turut,
mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.1
Pengobatan terhadap cacing dewasa :

dibangsal anak RS. Pirngadi Medan, pengobatan


pirantel pamoat dosis 10 mg/kgBB diberikan pada
pagi harinya diikuti dengan pemberian
mebendazol 100 mg dua kali sehari selama 3 hari
berturut-turut. Hasil pengobatan ini sangat
memuaskan, terutama bila dijumpai adanya
infeksi campuran dengan cacing lain.
PENATALAKSAAN
Obat-obat lain yang dapat digunakan :
Pirantel-Pamoat, dosis tunggal 10 mg/kgBB
Mebendazol 100 mg dua kali sehari selama

3 hari berturut-turut
Albendazol, pada anak usia diatas 2 tahun

dapat diberikan 400 mg (2 tablet) atau


setara dengan 20 ml suspense, sedangkan
pada anak yang kecil lebih diberikan dengan
dosis separuhnya, dilaporkan hasil cukup
memuaskan.
PENATALAKSAAN
Terapi Penunjang
Pemberian makanan yang bergizi dan

preparat besi dapat mencegah


terjadinya anemia.
Pada keadaan anemia yang berat (Hb<5
g/dL), preparat besi diberikan sebelum
dimulai pengobatan dengan obat cacing.
Besi elementer diberikan secara oral
dengan dosis 2 mg/kgBB tiga kali sehari
sampai tanda-tanda anemia hilang.
Pemeberantasan

sumber infeksi
PENCEGAHAN pada populasi
Perbaikan sanitasi

dan kebersihan
pribadi/lingkungan
Mencegah

terjadinya kontak
dengan larva
Komplikasi
Anemia Berat

Dermatitis

Defisiensi besi

Gagal jantung

Gangguan pertumbuhan dan


perkembangan mental
PROGNOSIS

Prognosis dari penyakit ankilostomiasis


adalah baik, walaupun pasien datang
dengan komplikasi ankilostoma dapat
disembuhkan asalkan dengan
pengobatan yang adekuat
ILUSTRASI KASUS

Nama :R
No. MR : 123456
Umur : 4 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Ampang Kualo

Seorang pasien laki-laki berumur 4 tahun,


dengan berat badan 12,5 kg, datang ke
Poliklinik Anak RSUD Solok dibawa oleh ibunya
pada tanggal 9 Januari 2015.
Anamnesa
Keluhan utama : Berak encer sejak 5 hari yllSMRS
Riwayat penyakit sekarang :
Berak encer sejak 5 hari yll SMRS, berak tidak
berdarah dan tidak berlendir, frekuensi 3-4x/hari,
volume gelas tiap berak.
Demam sejak 5 hari yll SMRS, demam tidak begitu
tinggi, hilang timbul, tidak sertai mengigil, tidak
disertai kejang.
Tidak nafsu makan sejak 4 hari yll SMRS
Mual(+) sejak 4 hari yll, tidak disertai muntah
Sakit perut sejak 6 hari yll.
Penurunan berat badan disangkal.
Ibu pasien mengaku menemukan cacing pada tinja
pasien.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien belum pernah menderita penyakit
seperti ini sebelumnya.

Riwayat Keluarga :
Saudara pasien juga menderita penyakit yang
sama.

Riwayat Kebiasaan :
Pasien suka main tanah di sekitar rumah
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : composmentis cooperative
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 121 x/menit
Nafas : 25 x/menit
Suhu : 37,9oC
BB : 12,5 kg

Kepala
Ukuran : normocephal
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera tidak ikterik.
Telinga : tidak ada kelainan
Hidung : tidak ada kelainan
Mulut : mukosa bibir dan mulut basah, tonsil T1-
T1
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
Thorak
Paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan dalam keadaan
statis dan dinamis
Palpasi : taktil fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : vesikuler, rhonki -/- , wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di sejajar linea mid
clavikularis sinistra RIC V, thril tidak ada
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1 & S2 Reguler, S3 (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, distensi (-), tidak ikterik
Palpasi : hepar tidak teraba, lien tidak teraba,
nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus ada 5 x/menit

Ekstremitas
Atas : akral hangat, reflek fisiologis ++/++ ,
reflek patologis --/--
Bawah : akral hangat, tidak tampak edema,
reflek fisiologi ++/++ ,
reflek patologis --/--

Genitalia : tidak terdapat kelainan


Pemeriksaan penunjang
Darah rutin
Hb : 13.2 gr%

Ht : 40 %

Leukosit : 9.800 / mm3

Trombosit : 173.000 / mm3

Pemeriksaan Tinja : Ditemukan telur


Anchylostoma duodenale.

Diagnosis kerja : Ankilostomiasis


Terapi
Diatetik :
Mengkonsumsi makanan mengandung tinggi zat besi,
seperti daging, ikan, dll.
Mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah yang
mengandung vit C
Farmakologi :
Pirantel-Pamoat 125 mg 1x1 (po)
Mebendazol 2x100 mg selama 3 hari (po)
Paracetamol tablet 125 mg 3x1 k/p (po)
Edukasi :
Pemeberantasan sumber infeksi
Perbaikan sanitasi dan kebersihan pribadi/lingkungan
Mencegah terjadinya kontak dengan tanah
DAFTAR PUSTAKA

Poorwo
Poorwo Soedarmo,
Soedarmo, Sumarmo,dkk.
Sumarmo,dkk. 2010.
2010. Buku
Buku Ajar
Ajar Infeksi
Infeksi && Pediatri
Pediatri Tropis
Tropis Edisi
Edisi
Kedua.
Kedua. Jakarta:
Jakarta: IDAI
IDAI

Prem,
Prem, Daniel.
Daniel. 2012.
2012. Ankilostomiasis
Ankilostomiasis (Penyakit
(Penyakit Cacing
Cacing Tambang),
Tambang),
http://catatandokmud.blogspot.co.id/2012/07/ankilostomiasis-penyakit-cacing-tamba
http://catatandokmud.blogspot.co.id/2012/07/ankilostomiasis-penyakit-cacing-tamba
ng.html
ng.html
Diakses
Diakses pada
pada 8 8 Januari
Januari 2016
2016

Firdaus.
Firdaus. 2010.
2010. Ankilostomiasis,https://www.scribd.com/doc/119426575/
Ankilostomiasis,https://www.scribd.com/doc/119426575/
Ankilostomiasis
Ankilostomiasis Diakses
Diakses pada
pada 8
8 Januari
Januari 2016
2016

Gracia,
Gracia, Lynne
Lynne S,S, Bruckner,
Bruckner, David
David A.
A. 1996.
1996. Diagnostik
Diagnostik Parasitologi
Parasitologi Kedokteran.
Kedokteran. Jakarta
Jakarta
:: EGC
EGC

Gandahusada
Gandahusada srisasi,
srisasi, dkk.
dkk. Parasitologi
Parasitologi Kedokteran:
Kedokteran: Edisi
Edisi ketiga.
ketiga. Jakarta.
Jakarta.

Onggowaluyo,
Onggowaluyo, jangkung
jangkung samidjo.,
samidjo., 2002.
2002. Parasitologi
Parasitologi Medik
Medik II helmintologi,
helmintologi, Buku
Buku
kedokteran EGC, Jakarta
kedokteran EGC, Jakarta

Margono,
Margono, S.S.,
S.S., 2012.
2012. Epidemiologi
Epidemiologi Soil
Soil Transmitted
Transmitted Helmints
Helmints dalam
dalam Srisasi
Srisasi G.,
G., Herry
Herry
D.I., Wita P editors Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Gaya
D.I., Wita P editors Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Gaya Baru Baru

Pohan,
Pohan, H.T.,
H.T., 2009.
2009. Penyakit
Penyakit Cacing
Cacing yang
yang Ditularkan
Ditularkan Melalui
Melalui Tanah.
Tanah. Dalam
Dalam Aru
Aru W.S.,
W.S.,
Bambang
Bambang S., S., Idrus
Idrus A.,
A., Marcellus
Marcellus S.K.,
S.K., Siti
Siti S.
S. Buku
Buku Ajar
Ajar Ilmu
Ilmu Penyakit
Penyakit Dalam
Dalam Edisi
Edisi
Kelima. Jakarta: Interna Publishing. Hal: 2940-2941
Kelima. Jakarta: Interna Publishing. Hal: 2940-2941

Rasmaliah,
Rasmaliah, 2004.
2004. Anemia
Anemia Kurang
Kurang Besi
Besi Dalam
Dalam Hubungannya
Hubungannya Dengan
Dengan Infeksi
Infeksi Cacing
Cacing
Pada
Pada Ibu Hamil. Fakultas Kesehatan Masyarakat: Universitas Sumatra Utara. USU
Ibu Hamil. Fakultas Kesehatan Masyarakat: Universitas Sumatra Utara. USU
Digital
Digital Library.
Library.

Sumanto,
Sumanto, D.,D., 2010.
2010. Faktor
Faktor Resiko
Resiko Infeksi
Infeksi Cacing
Cacing Tambang
Tambang PadaPada Anak
Anak Sekolah.
Sekolah. Tesis
Tesis
Program Studi Magister Epidemiologi Paska Sarjana Universitas
Program Studi Magister Epidemiologi Paska Sarjana Universitas Diponegoro: Diponegoro:
Semarang

Anda mungkin juga menyukai