Anda di halaman 1dari 43

INVAGINASI

INTUSUSEPSI

OKY FERNANDO MANURUNG 130100149


FARISA 130100055
SABRINA DWI PUTRI 130100059
JOHANNES KEVIN R.S 130100285
MUHELEE MURUGAN 130100468

RSU Haji Medan


DEFINISI

 Proses di mana segmen intestin masuk ke dalam bagian


lumen usus → obstruksi pada saluran cerna (prolapsus suatu
bagian usus ke dalam lumen bagian yang tepat berdekatan)
 Intususeptum : Bagian usus yang masuk
 Intususipiens : Bagian yang menerima
intususeptum.
 Invaginasi disebut juga intususepsi.
EPIDEMIOLOGI
 Ileo-colica 75%, ileoileocolica 15%, lain-lain 10%, paling
jarang tipe appendicalcolica

 Banyak pada usia 2-12 bulan, dan lebih banyak pada anak
lelaki (3 : 1).

 Prevalensi penyakit diperkirakan 1 - 2 penderita di antara


1000 kelahiran hidup.

 Invaginasi pada umur 2 tahun ke atas, biasanya bersama-


sama divertikel Meckel, polip, hemangioma dan
limfosarkoma.

 Infeksi parasit sering juga menyertai invaginasi anak


besar.
ETIOLOGI

 Pada anak tidak dapat ditentukan atau disebut juga


invaginasi primer.
 Faktor presipitasi invaginasi pada anak : infeksi
virus (rotavirus) dan pertumbuhan tumor
intestinum.
 Rotavirus → infeksi → hipertrofi Payer’s patch di
ileum → merangsang peristaltik usus sebagai
upaya mengeluarkan massa tersebut → invaginasi.
 Adenovirus (50% kasus invaginasi)
KLASIFIKASI

 Invaginasi diklasifikasikan menjadi 4 kategori


berdasarkan lokasi terjadinya :
a. Entero-enterika : usus halus masuk ke dalam usus
halus
b. Colo-kolika : kolon masuk ke dalam kolon
c. Ileo-colica : ileum terminal yang masuk ke dalam
kolon asendens
d. Ileosekal : ileum terminal masuk ke dalam sekum di
mana lokus minorisnya adalah katup ileosekal.
Gambar Invaginasi ileo-ileal
Gambar Invaginasi ileosekal
Gambar Invaginasi ileokolika
DIAGNOSIS
Klinis & Pemeriksaan Fisik
 Bayi dalam keadaan sehat, gizi baik.
 Mungkin beberapa hari sebelumnya menderita infeksi
saluran pernafasan atau diare.
 Bayi tiba-tiba menangis seperti menahan sakit untuk
beberapa menit kemudian diam, main atau tidur
kembali.
 Sering disertai muntah berupa minuman/makanan
yang masuk
 Distensi perut
 Caecum teraba kosong (Signe de Dance)
DIAGNOSIS

TRIAS

 Nyeri perut bersifat kolik (ditandai dengan Sudden


Crying)
 Teraba massa di perut (Banana like mass/ Sausage
like mass)
 BAB lendir darah (Red Currant Jelly Stool)
DIAGNOSIS

Digital Rectal Examination


 Tonus sphincter ani melemah
 Invaginasi dapat diraba berupa massa seperti portio
 Bila jari ditarik dapat dijumpai Red Currant Jelly Stool
Red Currant jelly stool
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Radiologi
 Foto Polos Abdomen 3 Posisi
1. Tanda-tanda obstruksi dengan gambaran Air
Fluid Level
2. Distribusi udara dalam usus tidak merata
DIAGNOSIS

Air Fluid Level


DIAGNOSIS

Pemeriksaan Radiologi
 Barium Enema
1. Untuk diagnostik dan teraputik
2. Dapat ditemukan Coilspring/Meniscus Sign
DIAGNOSIS

Meniscus Sign
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Radiologi
 Ultrasonography (USG)
1. Dapat ditemukan Target Sign atau Pseudo
Kidney Appearance
DIAGNOSIS

Target Sign Pseudo Kidney Appearance


TATA LAKSANA

 Pertolongan kurang dari 24 jam dari serangan


pertama → prognosis yang lebih baik
1. Reduksi dengan barium enema
2. Reduksi dengan operasi

 Sebelum dilakukan tindakan reduksi :


1. Dipuasakan
2. Resusitasi cairan
3. Dekompressi dengan pemasangan NGT
4. Antibiotika (dengan indikasi)
5. Analgetik (dengan indikasi)
TATA LAKSANA

Reduksi dengan barium enema


 Berfungsi sebagai diagnostik dan terapi
 Barium enema dapat diberikan bila tidak
dijumpai kontra indikasi seperti :
- Adanya tanda obstruksi usus yang jelas baik
secara klinis maupun pada foto abdomen
- Dijumpai tanda – tanda peritonitis
- Gejala invaginasi sudah lewat dari 24 jam
- Dijumpai tanda – tanda dehidrasi berat
- Usia penderita diatas 2 tahun
TATA LAKSANA

Teknik diagnostik
1. Kateter yang telah diolesi pelicin
dimasukkan ke rektum dan difiksasi dengan
plester
2. Melalui kateter bubur barium dialirkan dari
kontainer yang terletak 3 kaki di atas meja
penderita dan aliran bubur barium dideteksi
dengan alat floroskopi sampai meniskus
intussusepsi dapat diidentifikasi dan dibuat
foto.
TATA LAKSANA
Reduksi dengan operasi
A. Memperbaiki keadaan umum

 Perfusi jaringan telah baik→produksi urine sekitar 0,5 – 1 cc/kg

BB/jam.

 HR < 120 x/menit

 RR tidak > 40 x/menit

 Akral yang tadinya dingin dan lembab telah berubah menjadi

hangat dan kering

 Turgor kulit mulai membaik

 Suhu tidak > 38o C.


 Usaha memperbaiki keadaan umum adalah :
1. Pemberian cairan dan elektrolit untuk
rehidrasi (resusitasi).
2. Tindakan dekompresi abdomen dengan
pemasangan sonde lambung.
B. Tindakan untuk mereposisi usus
Reposisi manual dengan cara “milking” dilakukan
dengan halus dan sabar
 Insisi operasi untuk tindakan ini dilakukan secara
transversal (melintang)
 Pada anak – anak < 2 tahun : insisi transversal
supraumbilikal
 Insisi transversal infraumbilikal : lebih mudah untuk
eksplorasi malrotasi usus, mereduksi invaginasi dan
tindakan apendektomi bila dibutuhkan.
 Setelah usus direseksi → anastomosis ”end to end”,
apabila hal ini memungkinkan, bila tidak mungkin
maka dilakukan “exteriorisasi” atau enterostomi.
PERAWATAN PASCA OPERASI
 Nasogastric tube berguna sebagai dekompresi pada
saluran cerna selama 1 – 2 hari dan penderita tetap
dengan infus.
 Intestine membaik apabila :
- Menghilangnya cairan kehijauan dari nasogastric
tube.
- Abdomen menjadi lunak, tidak distensi.
- Dapat juga didapati peningkatan suhu tubuh pasca
operasi yang akan turun secara perlahan.
Prognosis

 ditentukan oleh cepatnya pertolongan yang


diberikan

 pertolongan <24 jam dari serangan pertama 


prognosis yang lebih baik.

 Angka kematian setelah terapi berkisar 1-3%.

 Dapat terjadi relaps invaginasi, yaitu -/+ 5% setelah


reposisi barium dan -/+ 3% pada operasi tanpa
reseksi usus.
LAPORAN KASUS
 Nama :F
 Umur : 6 bulan
 Jenis Kelamin : laki-laki
 Berat Badan : 8,5 kg
 Alamat : Padang Bulan
 Agama : Islam
 Suku : Batak
 No RM : 36 76 29
ANAMNESIS
 Keluhan Utama: Perut membesar sejak 2 hari SMRS

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluh perut mebesar sejak 2 hari SMRS. Perut
menjadi besar dan keras secara perlahan. 2 hari SMRS, BAB pasien
berupa darah merah, tanpa ampas, dengan lendir. Pasien tidak
mengejan saat BAB, dan tidak rewel saat BAB.

Sebelumnya, 10 hari SMRS, BAB cair dengan sedikit ampas


tanpa darah dan tanpa lendir, 6-7 kali per hari sekitar setengah gelas
aqua. Pasien demam. Pasien kemudian dipijatkan ke tukang pijat
selama 5 hari berturut-turut. Pasien juga diberi makan pisang kerok.

5 hari SMRS, demam (-), BAB hanya 1 kali dalam 3 hari. Pasien
kentut, sekitar 3-5 kali dalam sehari. Kentut dan BAB terakhir adalah
2 hari SMRS.
Pasien muntah sejak 2 hari SMRS. Muntah setiap
kali diberi makanan. Muntah pertama berwarna hijau,
yang kedua berwarna kuning, dan selanjutnya
muntahan yang keluar sesuai dengan minuman yang
dikonsumsi. Muntahan terkadang memancar keluar,
didahului oleh mual. Pasien tidak langsung muntah
setelah makan.

Pasien rewel sejak sekitar seminggu SMRS. Pasien


sering menangis tiba-tiba dan tangisan tidak berhenti
setelah diberi susu. Semakin lama pasien semakin
sering menagis, dan sejak 2 hari SMRS tangisan lemah
dan terus menerus. Pasien masih mau minum.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Diare (+) 2 kali, saat usia 4 bulan dan saat 10 hari SMRS
Batuk pilek 3 kali, saat usia 2, 4, dan 5 bulan.

 Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini.
Tidak ada keuarga yang cacat sejak lahir.

 Riwayat Pengobatan
10 hari SMRS pasien diberi obat oleh tukang pijat, obat
berupa puyer yang jika dilarutkan berwarna putih,
dikonsumsi 3 kali sehari.
 Riwayat Kehamilan
Pasien merupakan anak dari kehamilan pertama, dari
ibu berusia 20 tahun dan tidak ada riwayat keguguran
sebelumnya. Selama hamil, ibu rutin memeriksakan
kehamilannya ke bidan. Selama hamil ibu tidak pernah
sakit dan tidak pernah minum jamu.

 Riwayat kelahiran
Bayi lahir spontan di rumah ditolong oleh dukun, pada
usia kehamilan sekitar 9 bulan. BAB hijau keluar
beberapa jam setelah lahir. Disusul dengan BAK. Tali
pusat dirawat oleh dukun, bayi tidak kuning, dan tidak
mendapat imunisasi. Bayi juga tidak disuntik vitamin
K di kaki kirinya.
 Riwayat Makanan
Umur 0-1 bulan : ASI
Umur 1 bulan – 3 bulan : ASI, bubur SUN diencerkan
Umur 3 bulan – 5 bulan : ASI, bubur SUN, air sari jeruk
Umur 5 bulan – 6 bulan : ASI, nasi lumat dan pisang 1-2x
sehari.

 Pertumbuhan
Anak ditimbang tiap 3 bulan sekali di posyandu, berat badan
pasien selalu naik tiap bulannya.
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : lemah


 Kesadaran : Composmentis
 Vital sign:
 HR : 124 x/menit, RR : 36 x/menit, Temp: 36,8˚C

 Status generalis:
 Kepala:
Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Hidung : sekret (-), perdarahan (-)
Telinga : sekret (-), perdarahan (-)
Mulut : dalam batas normal
 Leher:
KGB : tidak ada pembesaran
Tiroid : tidak ada pembesaran
PEMERIKSAAN FISIK

 Thoraks:
 Cor : dalam batas normal
 Pulmo: dalam batas normal

 Abdomen:
I: Distended, darm contour (-), darm steivung (-)
A: Bising usus (-), methalic sound (-)
P: hipertimpani
P: distended, H/L tidak ada nyeri tekan, turgor kulit 2 detik

 Ekstremitas:
Akral hangat (+), Oedem (-)
PEMERIKSAAN FISIK

 Rectal Touche:
 TSA dalam batas normal
 Pseudoporsio negative
 Mukosa licin
 Massa negative
 Ampula recti kolaps
 Feses positif bercampur darah
 Saat jari dilepas, feses muncrat keluar bercampur darah, lendir, dan
gelembung udara (currant jelly stool)
 Foto BOF : Hearing bone appearance

44
 FOTO LLD 23 okt 2011: tanda air step ladder (+)

45
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan

Hematologi
Hemoglobin (HGB) 9,1 g/dL 10,3-17,9
Leukosit (WBC) 56.000/ μL 5.000 – 19.500
Hematokrit 29 % 31 – 59
Trombosit (PLT) 56,000/μL 229.000 - 553.000
KGD Sewaktu 193 mg/dL 40 – 60

Elektrolit

Natrium 127,1 mEq/L 135-155

Kalium 3,81 mEq/L 3,6-5,5

Klorida 95,9 mEq/L 96-106

Ginjal

BUN 10 mg/dL 6-20

Ureum 21 mg/dL 10-50

Creatinin 0,6 mg/dL 0,7-1,3

Hati

Albumin 2,9 mg/dL 3,5-5,0

Faal Hemostasis

PT 12,7 14,5

aPTT 36,1 32,5


 ASSESMENT
 Diagnosis primer :Ileus obstruktif e.c. suspek invaginasi dd volvulus

 PLANNING
- laparotomi eksplorasi
49

Anda mungkin juga menyukai