Anda di halaman 1dari 22

INFEKSI SALURAN

KEMIH PADA
KEHAMILAN

Pembimbing

Dr. dr. Sarma N. Lumbanraja, Sp. OG (k)

Disusun oleh:
Fitriyani Simangunsong 100100004
Retno Nurul Mandasari 100100111
Jennie Rafdiani Telaumbanua 100100231
Binartha Utami 100100241
Dina Maulida Lubis 100100329
Nikmah Syafrani Siregar 100100358
PENDAHULUAN
ISK
Infeksi
Berbagai
Tujuan

Memahami perubahan fisiologis pada


saluran kemih selama kehamilan dan
hubungannya dengan kejadian infeksi
saluran kemih.
Memahami infeksi saluran kemih yang
terjadi selama kehamilan.
Memahami penatalaksanaan yang
tepat terhadap infeksi saluran kemih
pada kehamilan.
TINJAUAN PUSTAKA
Defenisi

Infeksi saluran kemih terdapat


mikroorganisme sedikitnya 100.000/ml
urin pada pasien yang asimtomatik
atau 100/ml urin dengan gejala piuria
(>7 sel darah putih /lpb) pada pasien
simtomatik
EPIDEMIOLOGI
Infeksi tersering pada kehamilan, >>> bakteriuri asimtomatik
Etiologi
BakteriBE.coli
Klebsiella
Staphylococcus
Enterobacter
Group
Proteus mirabilis
beta-hemolytic
pneumoniae
saprophyticus
Diagnosis

Kultur urin secara kuantitatif


merupakan satu-satunya gold standard
untuk mendiagnosis semua yang
dicurigai infeksi saluran kemih
Bakteriuria Asimtomatik

> 100.000 bakteri/mL dengan < 20 sel


darah putih, umumnya mengidikasikan
adanya bakteriuria asimtomatik
Hitung koloni > 100.000, dengan 2
atau lebih organisme, mengindikasikan
adanya kontaminasi dibandingkan
bakteriuria.
Sistitis Akut
Sebagai tambahan selain dari kultur urin,
diagnosis klinis berdasarkan gejala klinis,
seperti:
Disuria, urinary urgency and frequency
Nyeri abdomen bawah atau nyeri pada
suprapubik tanpa demam
Pyuria dan bakteriuria dapat dijumpai
Hematuria mikroskopik umum dijumpai
Terkadang hematuria gross juga dijumpai
pada sistitis hemoragik
Pyelonefritis
Pyelonefritias biasanya dijumpai pada episode
akut, lebih sering pada trimester kedua
kehamilan, nuliparitas, dan pada usia muda.
Selain dengan kultur urin, diagnosis klinis
meliputi4,6:
Riwayat klinis dan pemeriksaan maternal lengkap
Pemeriksaan janin
Kultur darah (aerob atau anaerob)
Hitung darah lengkap, fungsi renal termasuk
kretinin, urea, dan elektrolit
Urinalisis untuk proteinuria
Pyelonefritis
Gejala yang dapat timbul, berupa4,6:
Onset tiba-tiba dengan demam, menggigil,
dan nyeri pada satu atau kedua regio lumbar
Anoreksia, muntah dapat memperburuk
dehidrasi
Pireksia, panas dingin, rigor
Nyeri flank atau renal
Kadangkala dijumpai disuria, dan frekuensi
Takikardi pada fetal dapat dijumpai
Prinsip Tatalaksana

Pengobatan antibiotik secara intravena


harus dipandu oleh hasil kultur urin dan
sensitivitas
Pengobatan selama 7 hari umumnya
cukup, walaupun pengobatan
sependek mungkin lebih baik untuk
keadaan janin yang lebih baik
Meningkatkan masukan cairan
Monitor output urin
Tatalaksana
1. Bakteriuria asimtomatik
E. coli
o Cephalexin 500 mg oral dua kali sehari selama lima
hari, atau
o Nitrofurantoin 100 mg oral dua kali sehari selama
lima hari, atau
o Trimetroprim 300 mg oral dua kali sehari selama
lima hari (Hindari pada trimester pertama dan pada
wanita hamil yang mengalami defisiensi asam folat,
masukan asam folat yang rendah atau pada wanita
yang mengonsumsi antagonis asam folat), atau
o Amoksisilin+klavulanat 500+125 mg oral,dua kali
sehari selama lima hari (jika <20 minggu gestasi)
Tatalaksana
Bakteri gram negatif (Klebsiella, proteus,
enterobaktericiae, pseudomonas) 4,6
o Norfloksasin 400 mg oral dua kali sehari selama 5 hari
o Ulangi kultur urin 48 jam setelah terapi selesai
Streptokokus grup B sebagai organisme
single4,6
o Penisilin V 500 mg oral dua kali sehari selama 5 hari
o Bakteriuria GBS membutuhkan benzylpenisilin IV untuk
profilaksis saat melahirkan. Berikan benzilpenisilin IV 3 gr
dosis loading sesegera mungkin, lalu 1,2 gr setiap 4 jam
o Jika alergi penisilin, linkomisin 600mg IV setiap 8 jam,
atau azitromisin 500 mg IV sekali sehari sebagai
alternatif lain
Tatalaksana

2. Sistitis Akut
Cephalexin 500 mg oral dua kali sehari
selama 5-7 hari, atau
Nitrofurantoin 50 mg oral, setiap 6 jam
selama 5-7 hari, atau
Amoksisilin + klavulanat 500+125 mg
oral, dua kali sehari selama 5-7 hari
(jika usia gestasi < 20 minggu)
Tatalaksana
3. Pyelonefritis
o Gentamisin 5 mg/kg (maksimal dosis inisial 480 mg)
secara intravena sebagai single dosis harian selama 3
hari atau sampai hasil uji sensitivitas keluar.
DAN
o Ampisilin (atau amoksisilin) 2 gram intravena untuk
dosis inisial, lalu 1 gram intravena setiap 4 jam selama
3 hari, atau
o Cefazolin 1-2 gr secara intravena 6-8 jam selama 3
hari, atau
o Ceftriakson 1 gram secara intravena sekali sehari
selama 3 hari, atau
o Cefotaksim 1 gram secara intravena setiap 8 jam
selama 3 hari
Prognosis

Pada kebanyakan kasus bakteriuria dan


infeksi saluran kemih pada kehamilan,
prognosisnya baik. Sekuel jangka panjang
berkaitan dengan komplikasi disertai syok
sepsis, gagal nafas, dan hipoksia hipotensi
(contohnya, gangren ekstremitas)
Infeksi saluran kemih atas yang tidak
terobati berkaitan dengan berat badan lahir
rendah, prematuritas, persalinan prematur
dan kelahiran secara caesar
Komplikasi
Selulitis perinefron dan abses
Syok sepsis
Disfungsi renal (biasanya transien, tetapi sebanyak 25%
dari wanita hamil dengan pielonefritis mengalami
penurunan laju filtrasi glomerulus)
Hipoksia fetal berkaitan dengan komplikasi maternal dari
infeksi yang mengarah terjadinya hipoperfusi plasenta
Kelahiran prematur mengarah ke peningkatan morbiditas
dan mortalitas bayi
Ketuban pecah dini yang diinduksi oleh pelepasan
metalloproteinase oleh makrofag via sitokin yang akan
mendegradasi membran yang akan menyebabkan ruptur
Komplikasi yang dapat terjadi berupa
selulitis perinefron, syok sepsis, disfungsi
renal, hipoksia fetal, kelahiran prematur
dan ketuban pecah dini
Pada kebanyakan kasus, infeksi saluran
kemih pada kehamilan memiliki prognosis
yang baik.
KESIMPULAN
adanya

Anda mungkin juga menyukai