Prolaps Uteri
Pembimbing :
Pendamping :
Penyusun :
2019-2020
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Laporan Kasus : Prolaps Uteri. Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka
Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) di bagian Obsgyn, Kalimantan Selatan.
Mengetahui :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat, penulis telah berhasil menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Prolaps Uteri”.
Penulisan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dokter
Internship. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak dalam penulisan ini, sangatlah tidak mudah. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada dr. Iskandar Musgamy Sp.OG yang selalu
Tulisan responsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan kerendahan hati,
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
2
DAFTAR ISI
SIMPULAN…….………………………………………………………………….. 29
3
BAB I
STATUS PASIEN
A. Identitas
B. Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan benjolan keluar dari alat kelamin sejak 2 bulan terakhir. Benjolan sebesar
telur ayam, benjolan muncul perlahan. Keluar cairan (+) setiap bergerak, warna keputihan, kental, darah
(-). Terasa tidak nyaman saat berjalan (+), nyeri (-). Benjolan dapat dimasukkan ke dalam kelamin, namun
keluar lagi. Nyeri pinggang dan punggung (-). Nafsu makan menurun, BB turun dari 50 kg sekarang 40 kg.
Pasien datang sendiri dengan keluhan nyeri kepala belakang sejak 1 hari SMRS. Pusing (+), nyeri ulu hati (+),
pandangan mata kabur (-), sesak (-), mual (-), muntah (-). Pasien tidak mengeluhkan keluar air-air maupun
darah. Pasien juga tidak merasakan nyeri perut tembus ke belakang. Pasien rutin kontrol di poli kandungan
RSUD Kotabaru, terdiagnosis hipertensi dalam kehamilan sejak pertama kali ANC di bulan pertama dan dapat
Riwayat persalinan: 1 kali dibidan, lahir normal, bayi cukup bulan, BBL 2500 gram dan jenis kelamin
perempuan
1
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat Haid :
Riwayat Perkawinan :
Perkawinan 1 kali
Riwayat KB :
Tidak memakai KB
Riwayat Obstetri :
Tempat Anak
No. bersalin/ Tahun Kehamilan Jenis Persalinan
penolong Sex Berat Keadaan
C. Status Generalis
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,0o C
BB : 40 kg
TB : 153 cm
2
Kepala dan leher
- Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, edema palpebra -/-, pupil isokor,
- Telinga : Bentuk normal, tidak ada cairan yang keluar dari telinga, tidak ada gangguan
pendengaran
- Hidung : Bentuk normal, tidak tampak deviasi septum, tidak ada sekret, tidak ada epistaksis,
- Leher : Tidak ada kaku kuduk, tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid,
Thorax
- Paru : Inspeksi : bentuk normal, gerak napas simetris dan ICS tidak melebar
Abdomen
Distensi (-)
Atas : Edema (-), gerak normal, parese (-), nyeri gerak (-)
Bawah : Edema (-), gerak normal, parese (-), nyeri gerak (-)
D. STATUS OBSTETRIK
Palpasi : TFU = 20 cm
Presentasi kepala
TBJ : 1240 gr
3
His : -
E. Pemeriksaan Penunjang
G. Penatalaksanaan
4
• Pasang 02
• Drip MgSO4 sesuai protap
• IVFD D5 500cc/24 jam
• Po. Nifedipin 3x10 mg
• Po. Metildopa 3x250 mg
• Pematangan paru
• R/ terminasi dan rujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin
• Cek DL,UL,USG.
• Pasang DC menetap.
• Monitor : Keluhan/VS/His/tanda impending eklampsia
H. Follow Up
Tanggal
Follow up S O A P
5
BAB I
PENDAHULUAN
kualitas hidup yang sebabkan dari gejala akibat dari penekanan dan
ketidaknyamanan dari prolaps uteri tersebut.1 Prolaps uteri merupakan salah satu dari
prolaps organ pelvis dan menjadi kasus nomor dua tersering setelah cystourethrocele
(bladder and urethral prolapse).2 Prolaps uterus dapat disebabkan karena kelemahan
Prolapsus organ genitalia masih menjadi masalah kesehatan pada wanita yang
insidennya mencapai 40% pada wanita usia diatas 50 tahun.4 Frekuensi prolapsus
Obstetrique Geneva insidesnya 5,7% dan pada priode yang sama di Hambrug 5,4%,
Roma 6,4%. Dilaporkan di Mesir, India, dan Jepang kejadiannya cukup tinggi
lanjut.5
1. Uterus
Uterus pada orang dewasa berbentuk seperti buah advokat atau buah peer
yang sedikit gepeng. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar 5,25 cm dan tebal
2,5 cm. Uterus terdiri atas korpus uteri (2/3 bagian atas) dan serviks uteri (1/3 bagian
bawah). Bagian atas uterus disebut fundus uteri, di situ tuba Fallopii kanan dan kiri
masuk ke uterus.5
6
Gambar 1. Anatomi organ genitlia interna pada wanita.6
7
Uterus pada wanita dewasa umumnya terletak di sumbu tulang panggul
dalam anteversiofleksio (serviks ke depan atas) dan membentuk sudut dengan vagina
sedang korpus uteri mengarah ke depan dan membentuk sudut 120 o-130o dengan
serviks uteri. Di Indonesia uterus sering ditemukan dalam retrofleksio (korpus uteri
8
2. Jaringan Penunjang Genitalia Interna pada Wanita
sehingga bagian depannya setinggi simfisis pubis dan bagian belakang setinggi
ligamentum yang terpenting untuk mencegah agar uterus tidak turun. Ligamentum
ini terdiri atas jaringan ikat tebal, berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah
lateral ke dinding pelvis. Ditemukan banyak pembuluh darah, antara lain arteri dan
vena uterina.5
yang juga menahan uterus agar tidak banyak bergerak, berjalan melengkung dari
bagian belakang serviks kiri dan kanan melalui dinding rektum ke arah os sakrum
menahan uterus dalam posisi antefleksi, dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan
berjalan dari uterus ke arah lateral dan tidak banyak mengandung jaringan ikat,
sebetulnya ligamentum ini adalah bagian dari peritoneum viserale yang meliputi
uterus, kedua tuba dan berbentuk sebagai lipatan. Dibagian lateral dan belakang
9
saluran-saluran limfe, arteri dan vena ovarika. Sebagai alat penunjang ligamentum
yang berjalan dari sudut kiri dan kanan belakang fundus uterus ke ovarium.
Ligamentum ini berasal dari gubernakulum; jadi asalnya sama dengan ligamentum
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
diakibatkan oleh kegagalan atau kelemahan dari ligamentum dan jaringan penyokong
(fasia).1,8
2.2 Etiologi
Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan
penyulit, merupakan penyebab prolapsus uteri dan memperburuk prolaps yang sudah
ada. Faktor-faktor lain adalah tarikan pada janin pada pembukaan belum lengkap,
prasat Crede yang berlebihan untuk mengeluarkan plasenta dan sebagainya. Jadi,
tidaklah mengherankan bila prolapsus genitalia terjadi segera sesudah partus atau
dalam masa nifas. Asites dan tumor-tumor di daerah pelvis mempermudah terjadinya
prolapsus uteri. Bila prolapsus uteri dijumpai pada nulipara, faktor penyebabnya
antara ahli ginekologi. Friedman dan Little (1961) mengemukakan beberapa macam
A. Prolapsus uteri tingkat I, dimana serviks uteri turun sampai introitus vaginae;
Prolapsus uteri tingkat II, dimana serviks menonjol keluar dari introitus vaginae;
Prolapsus uteri tingkat III, seluruh uterus keluar dari vagina, prolapsus ini juga
11
B. Prolapsus uteri tingkat I, serviks masih berada di dalam vagina; Prolapsus uteri
tingkat III, serviks keluar dari introitus vaginae sedang pada prosidensia uteri,
12
C. Prolapsus uteri tingkat I, serviks mencapai introitus vaginae; Prolapsus uteri
tingkat II, uterus keluar dari introitus kurang dari ½ bagian; Prolapsus uteri
tingkat III, uterus keluar dari introitus vaginae lebih dari ½ bagian.5
tingkat II, serviks terdapat antara prosessus spinosus dan introitus vaginae;
1. Multiparitas
Persalinan pervaginam adalah yang paling sering dikutip sebagai faktor risiko
untuk prolaps uteri. Tidak ada kesepakatan apakah itu kehamilan atau kelahiran itu
wanita untuk prolaps uteri. Studi Organ Penyokong Panggul (POSST), peningkatan
paritas dikaitkan dengan peningkatan kejadian prolaps. Risiko prolaps organ pelvis
meningkat 1,2 kali pada persalinan pervaginam. Studi kohort yang dilakukan di
Oxford pada 17.000 wanita untuk membandingkan wanita nulipara dengan wanita
yang telah mengalami dua kali melahirkan, mengalami peningkatan delapan kali
2. Usia
prolaps organ pelvis. Studi POSST ada 100-persen peningkatan risiko prolaps untuk
setiap dekade kehidupan. Wanita berusia 20 sampai 59 tahun, kejadian prolaps organ
pelvis berlipat ganda dengan setiap dekade. Seperti risiko prolaps organ pelvis
13
lainnya, penuaan adalah proses yang kompleks. Peningkatan insiden mungkin akibat
14
3. Penyakit jaringan ikat
prolaps organ pelvis. Sebuah studi seri kasus kecil, sepertiga dari wanita dengan
sindrom Marfan dan tiga perempat dari wanita dengan sindrom Ehlers-Danlos
4. Ras
beberapa penelitian. Perempuan kulit hitam dan Asia menunjukkan risiko terendah,
kandungan kolagen telah dibuktikan antara ras, perbedaan ras di tulang panggul juga
mungkin memainkan peran. Misalnya, perempuan kulit hitam lebih sering memiliki
lengkungan kemaluan sempit dan panggul android atau antropoid. Bentuk-bentuk ini
dalam patogenesis prolas organ pelvis. Kondisi ini dapat sebabkan oleh obesitas,
sembelit kronis, batuk kronis, dan angkat berat berulang-ulang. Sejumlah penelitian
urin. Hubungan dengan perkembangan prolaps organ pelvis kurang jelas. Berkenaan
yang terlibat dengan angkat berat berulang berada pada peningkatan risiko untuk
menjalani intervensi bedah untuk prolaps, dengan rasio odds 1,6. Merokok dan
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) juga telah terlibat dalam pengembangan
prolaps organ pelvis, meskipun sedikit data mendukung hubungan ini. Batuk kronis
15
Beberapa percaya bahwa senyawa kimia dalam tembakau yang dihirup dapat
16
2.5 Patofisiologi Prolaps Uteri
membentuk dasar pelvis. Prolaps uteri terjadi ketika dasar pelvis yaitu otot dan
mereka tidak sanggup untuk menyokong organ pelvis sehingga uterus dan organ
pelvis lainnya jatuh ke introitus vaginae. Prolaps bisa saja terjadi secara tidak
komplet atau pada beberapa kasus yang berat, terjadi prolaps yang komplet sehingga
17
Gambar 04. Anatomi daras panggul.[8]
yang satu dengan prolaps yang cukup berat tidak mempunyai keluhan apapun,
eksterna.2 Rasa sakit di panggul dan pinggang (backache). Biasanya jika penderita
18
‒ Pengeluaran serviks uteri dari vulva mengganggu penderita waktu
berjalan dan bekerja. Gesekan portio uteri oleh celana menimbulkan lecet
19
Leukorea karena kongesti pembuluh darah di daerah serviks dan karena
2.7 Diagnosis
1. Anamnesis
mudah dapat menegakkan diagnosis prolapsus genitalis. Pasien dengan prolaps uteri
biasanya mengeluhkan adanya benjolan yang keluar dari alat kelaminnya. [5] Pasien
biasanya mengeluhkan yaitu rasa berat pada atau rasa tertekan pada pelvis. Pada saat
duduk pasien meraskan ada benjolan seperti ada bola atau kadang-kadang keluar dari
vagina. Nyeri pada pelvis, abdomen atau pinggang. Nyeri pada saat berhubungan.
1. Pemeriksaan Fisik
mengejan dan ditentukan dengan pemeriksaan dengan jari, apakah portio uteri pada
posisi normal atau portio telah sampai introitus vagina atau apakah serviks uteri
sudah keluar dari vagina. Penderita berbaring dalam posisi litotomi, ditentukan pula
panjangnya serviks uteri. Serviks uteri yang lebih panjang dari ukuran normal
himen.
Stadium III: Sebagian besar portio distal mengalami prolasp > 1 cm dibawah
20
Gambar 5. Prolaps uteri
21
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
(Pap smear sitologi) atau biopsi dapat diindikasikan pada kasus yang jarang
Pemeriksaan USG
kelainan-kelainan lain.2
1. Observasi
prolaps tetap dalam stadium I merupakan pilihan yang lebih tepat. Beberapa wanita
mungkin lebih memilih untuk mengobservasi lanjutan dari prolaps. Mereka juga
harus memeriksakan diri secara berkala untuk mencari perkembangan gejala baru
atau gangguan (seperti buang air kecil atau buang air besar terhambat, erosi vagina).8
22
2. Terapi Konservatif
Latihan ini sangat berguna pada prolaps ringan, terutama yang terjadi
bahwa latiahan otot dasar panggul tidak bukti ilmiah yang mendukung.
menghentikkanya.5,8,9
Pemasangan pessarium
ialah bahwa alat tersebut membuat tekanan pada dinding vagina bagian atas,
sehingga bagian dari vagina tersebut besereta uterus tidak dapat turun dan
melewati vagina bagian bawah. Pessarium yang paling baik untuk prolaps
genitalia ialah pessarium cincin, terbuat dari plastik. Jika dasar panggul
Sebagai pedoman untuk mencari ukuran yang cocok, diukur dengan jari jarak
antara forniks vagina dengan pinggir atas introitus vagina, ukuran tersebut
23
Pessarium diberi zat pelicin dan dimasukkan miring sedikit kedalam vagina.
mengalami kesukaran.
24
disuruh batuk atau mengejan. Jika pessarium tidak keluar, penderita
diteruskan.
‒ Kehamilan.
25
Gambar 6. Jenis-jenis pessarium. A. Cube pessary. B. Gehrung pessary. C. Hodge
pessary.9
26
Gambar 7. Tempat pemasangan cicin pessarium.12
27
Gambar 8. Cara pemasangan pessarium (A,B dan C) dan cara melepaskannya (D).9
3. Terapi Bedah
pembedahan untuk prolaps uteri, prolaps vagina perlu ditangani pula. Terdapat
prolaps vagina yang membutuhkan pembedahan, padahal tidak ada prolaps uteri atau
prolaps uteri yang ada belum perlu dioperasi. Di Inggris dan Wales pada tahun 2005-
2006, 22.274 operasi dilakukan untuk prolaps vagina. Beberapa literatur melaporkan
bahwa dari operasi prolaps rahim, disertai dengan perbaikan prolaps vagina pada
waktu yang sama. Indikasi untuk melakukan operasi pada prolaps uteri tergantung
dari beberapa faktor, seperti umur penderita, keinginan untuk masih mendapat anak
atau untuk mempertahankan uterus, tingkat prolaps, dan adanya keluhan. Macam-
28
Ventrofiksasi
Wanita yang masih tergolong muda dan masih menginginkan anak, dilakukan
Operasi Manchester
servikalis pada persalinan. Bagian yang penting dari operasi Manchester ialah
Histerektomi vagina
Operasi ini tepat untuk dilakukan untuk prolaps uterus dalam tingkat lanjut
dan pada wanita yang telah menopause. Setelah uterus diangkat, puncak
vagina digantungkan pada ligamentum rotundum kanan dan kiri, atas pada
operasi belum baik untuk wanita tua yang seksualnya tidak aktif lagi dapat
29
dinding vagina belakang sehingga lumen vagian tertutup dan uterus terletak
di atas vagina. Operasi ini tidak memperbaiki sistokel dan retrokel sehingga
30
2.9 Komplikasi Prolaps Uteri
Kreatinisasi mukosa vagina dan portio uteri. Prosidensia uteri disertai
dengan keluarnya dinding vagina (inversio) karena itu mukosa vagina dan
dengan paha dan pakaian dalam hal itu dapat menyebabkan luka, radang dan
lanjur.5
Hipertrofi serviks uteri dan elangasio kolli. Jika serviks uteri turun ke
dalam vagina sedangkan jaringan penahan dan penyokong uterus masih kuat,
atau sama sekali keluar dari vagina, tidak mudah terjadi kehamilan.5
2.10 Prognosis
Sebagian besar wanita (lebih dari 40%) yang mempunyai prolaps derajat
awal biasanya timbul gejala minimal atau tidak terdapat gejala sama sekali. Latihan
otot dasar panggul dapat membantu atau mencegah perburukan prolaps derajat awal.1
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
penyokong (fasia).
2. Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan
sudah ada.
3. Prolapsus uteri tingkat I yaitu serviks uteri turun sampai introitus vaginae;
Prolapsus uteri tingkat II yaitu serviks menonjol keluar dari introitus vaginae;
Prolapsus uteri tingkat III yaitu seluruh uterus keluar dari vagina dan
4. Gejala yang sering mucul adalah perasaan adanya suatu benda yang
pembedahan.
Dengan kerendahan hati, penulis sadar bahwa dalam artikel ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca, diharapkan demi kesempurnaan karya tulis dimasa-masa yang akan datang.
32
Arif Heru. Prolapsus Uteri. [Refrat Ginekologi]. 2013 | 18
KKS Obstetri dan Ginokologi RSUD Bangkinang – Kampar
33
DAFTAR PUSTAKA
34
8. Doshani A, Teo R, Mayne CJ, Tincello DG. Uterine Prolapse. Clinical
Review 2007. [database on the NCBI]. [cited on September 23, 2013];
335:819-823. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
PMC2034734/pdf/bmj-335-7624-cr-00819.pdf.
9. Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD,
Cunningham FG. Williams Gynecology. The McGraw-Hill Companies. 2008.
11. Vita DD, Giordano S. Two Succesful Natural Pregnancies in a Patient with
Severe Uterine Prolapse: A Case Report. J Med Case Report 2011. [database
on the NCBI]. [cite on September 28, 2013]. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3180421/.
35