Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS 3

SINDROM NEFROTIK RELAPS


Disusun oleh
Vina Devi Octaviany
1610221078
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. I
Umur : 2 tahun 10 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jorogenen 1/3 samban
bawen
Tanggal masuk RS : 30 Januari 2017
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Bengkak diseluruh tubuh (mata, badan, kaki)
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang melalui poli Anak RSUD ambarawa dengan keluhan


Bengkak diseluruh tubuh sejak 1 minggu yang lalu, bengkaknya dimulai
dari wajah kemudian seluruh tubuh (kaki, perut, mata)
Pasien mengalami demam sejak 1 bulan yang lalu, demam naik turun, naik
saat malam hari dan turun saat pagi hari
Pasien juga merasakan mual (+) tetapi tidak muntah
batuk (+), pilek (+) kurang lebih 5 hari SMRS
nafsu makan menurun
BAK jarang, belum BAB sejak hari minggu
ANAMNESIS

RIWAYAT PENGOBATAN
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Pasien belum berobat untuk
Sebelumnya pasien sudah mengobati keluhannya saat ini,
Kakek pasien memiliki riwayat pernah dirawat dengan keluhan namun bulan yang lalu pasien
ginjal dan saat ini sudah yang sama kurang lebih bulan di rawat inap di RSUD
meninggal dunia. yang lalu ambarawa dengan diagnosis
Sindrom Nefrotik.
Riwayat tumbuh kembang
Riwayat Imunisasi
Riwayat makanan
Genogram
PEMERIKSAAN FISIK
(Ruang Anggrek 4 Januari 2017)
Tanda Vital
Kesadaran : Compos Mentis
/GCS 15
Heart rate : 96x/menit DIAGNOSIS
Respiration rate : 30x/menit SEMENTARA
Suhu : 36,8 C Sindrom nefrotik
Antropometri relaps
ISPA
BB : 10 kg
TB : 82 cm
LK : 46 cm
Lila : 18 cm
LP : 51 cm DIAGNOSIS BANDING
LD : 50 cm 1. Sindrom Nefrotik
2. Glomerulonefritis Akut
3. ISPA
Status generalis
Kepala : mesosefal
Kulit : sianosis (-), ptekie (-), laserasi (-), Trauma (-)
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Udem palpebra (+/+)
Telinga : sekret (-/-), eritema (-/-), mebran timpani intak
Hidung : septum deviasi (-), sekret (+), mukosa
hiperemis (+)
Thoraks
Pulmo : simetris ka-ki, retraksi (-), sonor (+), vocal
Fremitus (+/+), whezing (-/-), rhonki (-/-)
Cor : ictus cordis tidak terlihat, batas jantung dalam
Batas normal, ictus cordis tidak kuat angkat,
S1 S2 reguler (+), S3 (-), S4 (-), gallop (-),
Mur-mur (-)
Abdomen : cembung , lesi (-), bising usus (+) normal,
timpani (+), edema (+) , Nyeri tekan (-), supel (+)
Ekstremitas : ptekie (-/-/-/-), akral hangat (+), CRT <2 detik,
Edema (+/+/+/+)
Kesan : Gizi kurang dan kurus
Pemeriksaan penunjang
Rontgen Thorax
Cor : bentuk dan letak normal CTR 38%
Pulmo : corakan meningkat, tak tampak
bercak
Tak tampak penebalan hilus
Kedua sinus lancip
Kesan : bentuk dan letak jantung normal,
pulmo tak tampak infiltrat
DIAGNOSA AKHIR
Sindrom Nefrotik Relaps disertai dengan ISPA

PENATALAKSAAN
Infus RL 5 tpm
Furosemid 2 x 5 mg
Cetrizin 1 x 2,5 mg
Isoniazid
Prednison 2-1-1
Amoxicilin 3 x 150 mg
Transfusi albumin 5 mg
Follow up
Follow up

Selama dirawat di rs
Kesimpulan : selama 10 hari pasien
mengalami perbaikan
TINJAUAN PUSTAKA
SINDROM NEFROTIK
Definisi
Sindrom nefrotik (SN) adalah keadaan klinis
yang ditandai dengan gejala:
Proteinuria masif (>40 mg/m2 LPB/jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg
atau dipstik 2+)
Hipoalbuminemia < 2,5 g/dL
Edema
Hiperkolesterolemia > 200 mg/dL.
Epidemiologi
Insidens sebagian besar (74%) dijumpai pada
usia 2-7 tahun.
Insidens di Indonesia diperkirakan 6 kasus per-
tahun tiap 100.000 anak kurang dari 14 tahun.
Rasio laki-laki ; perempuan= 2:1
ETIOLOGI

Sindrom nefrotik
primer
ETIOLOGI
Sindrom nefrotik
sekunder
Klasifikasi
Berdasarkan patologi anatomi sindrom nefrotik
primer terdiri :
Minimal Changes Nephrotic Syndrome (MCNS)
Focal Segmental Glomerulosclerosis (FSGS)
Mesangial Proliferative Diffuse (MPD)
Membranoploriferative Glomerulonephritis
(MPGN)
Membranous Nephropathy (MN)
Batasan sindrom nefrotik
Manifestasi Klinis
Proteinuria
Edema
Edema dapat bervariasi dari bentuk ringan sampai
berat (anasarka). Edema biasanya lunak dan cekung
bila ditekan (pitting), dan umumnya ditemukan
disekitar mata (periorbital) dan berlanjut ke abdomen
daerah genitalia dan ekstremitas bawah
Asites atau efusi pleura
Anoreksia
Iritabel
Nyeri perut ,diare
Pemeriksaan penunjang
Urinalisis
Protein urin kuantitatif
Darah rutin
Albumin
Kreatinin, ureum
Kolesterol
Tatalaksana
Terapi suportif
Diet
Diuretik
Batasan Intake Cairan Peroral
Prognosis
Prognosis pasien dengan sindrom nefrotik tergantung dari tipe
histopatologinya. Pasien dengan Focal Segmental Glomerulosclerosis
(FSGS) memiliki resiko lebih tinggi untuk terjadinya End Stage Renal
Disease (58,6%) dibanding dengan pasien dengan Diffuse Mesangial
Proliferasion (DMP) sebanyak 50% dan Minimal Change Disease (MCD)
sebanyak 4,9%.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai