Hanny Mutiarayni B 1710211065 Tutorial C2 Definisi
■ Dys (bad) pepsis (digestion)
■ Kumpulan dari beberapa gejala yang terjadi pada abdomen bagian atas atau upper GI tract ( ■ Gangguan kekuatan atau fungsi pencernaan biasanya digunakan untuk perasaan tidak nyaman di epigastrium setelah makan (Dorland edisi 29) Klasifikasi
■ Dispepsia ulcer/organik penyebab nya sudah jelas (ulkus peptikum, GERD)
■ Dispepsia non ulcer/fungsional penyebabnya tidak jelas – Epigastric pain – Postprandial distress Epidemiologi ■ Prevalensi dispepsia fungsional negara Asia prevalensi cukup tinggi Cina 69%(782org), Hongkong 43%(1353) ■ Indonesia RS. Cipto 44%(dr 52) dispepsia fungsional ■ Asia, fungsional umur muda ■ Presentase dispepsia karena kelainan organik sekitar 25%-33% dan 67%-75% tanpa penyebab yang jelas (Brun & Kuo, 2010) ■ Gx dispepsia (perempuan>laki-laki) Etiologi ■ Helicobacter pylori (duodenal&gastric ulcer>>) ■ NSAID ■ ZollingerEllison syndrome and Crohn’s disease of the upper GI tract (<1%) ■ Faktor psikologis ■ Fungsional Patofisiologi 1. Ulcer & non ulcer epigastric pain Normal, gastric mucosa me pertahanan untuk menciptakan gradien pH antara lumen lambung & mukosa epitelial sel Helicobacter pylori peningkatan massa parietal cells acid gastric >> masuk ke duodenal bulb metaplasia kolonisasi H. pylori promotes focal ulceration gastric ulceration NSAID inhibisi lokal PG akt neutrofil & mengubah integritas vaskular endotel pe< mekanisme pertahanan ulserasi 2. Postprandial distress 1. Abnormal pain 2. Gastric motilitas tidak dik. Gejala Klinis 1. Dengan keluhan seperti ulkus – Nyeri epigastrium terlokalisasi – Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida – Nyeri saat lapar – Nyeri episodik 2. Dengan gejala dismotilitas – Mudah kenyang – Perut cepat penuh ktk makan – Perasaan tidak nyaman bertambah saat makan – Bengkak perut atas 3. Keluhan non spesifik ■ Dispepsia fungsional ROME III 2006 (gejala sekurang skurangnya 1x/mgg selama min 2 bulan – Nyeri persisten atau berulang atau tidak nyaman pada perut bag atas (diatas umbilikus) – Nyeri tidak hilang dengan defekasi atau tidak berhubungan dengan perubahan frekuensj BAB atau konsistensj feses – Tdk ada kelainan organik Pemeriksaan ■ Px fisik : Untuk Identifikasi kelainan intraabdomen atau intralumen yang padat ■ Px laboratorium : – Infeksi (leukositosis) – Pankreatitis (amilase, lipase) – Tumor marker CEA(Ca Kolon) CA19-9(Ca Pankreas) – Curiga dispepsia ulkus pH lambung – Px tinja cair/berlemak malabsorbsi ■ Radiologi : Barium Enema : jk kesulitan nelen, muntag, penurunan BB ■ Endoskopi : dianjurkan jika ada alarm symptom. – Ident denganakirat adanya kelainan struktural atau organik Intra lumen saliran cerna atas, ada tukak/ulkus – Keperluan biopsi : H. pylori Tata Laksana ■ Jaga pola makan! ■ Pengobatan : – Antasida – Antagonis H2 Reseptor – PPI – Sitoprotektif – Golongan prokinetik Prognosis
■ Ad Bonam Referensi
■ Hawkey, C. (2012). Textbook of clinical gastroenterology and hepatology. 2nd
ed. Chichester, West Sussex: Wiley-Blackwell. ■ Longo, D., Fauci, A., Fauci, A., Langford, C. and Harrison, T. (2013). Harrison's Gastroenterology and Hepatology, 2e. 2nd ed. Blacklick: McGraw-Hill Publishing. ■ W. Sudoyo, A., Alwi, I. and Setiati, S. (2019). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. Jakarta: Internal Publishing. ■ Digilib.unila.ac.id ■ Repositoryusu.ac.id