Anda di halaman 1dari 63

Presentasi Kasus

Pembimbing :
Dr. Yulia Hermawati, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH JAKARTA
RUMAH SAKIT ISLAM CEMPAKA PUTIH
2017
LAPORAN KASUS
Keluhan Utama
BAB cair sekitar 5 kali sehari

Riwayat Penyakit Sekarang

Pada 2 hari SMRS pasien mengalami BAB cair berwarna kuning,


berampas, tanpa darah, tanpa lendir, tanpa warna kehitaman, dan tidak
berbau asam atau busuk sebanyak 5 kali per hari dengan jumlah gelas tiap
BAB dan tidak disertai dengan keluhan lain. Pada 1 hari SMRS pasien BAB
sebanyak 8 kali cair dan tidak berampas disertai dengan muncul demam
pada pasien yang mendadak tetapi suhu tidak pernah diukur,
2 hari SMRS 1 hari SMRS MRS

BAB cair BAB cair BAB cair


sebanyak 5 sebanyak 8 sebanyak 5
kali kali kali
Berwarna Berwarna Berwarna
kuning kuning kuning
Berampas Tidak Tidak
berampas berampas
Demam Pilek
Rewel Keluhan
haus yang sama
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat makan sembarangan : disangkal
Riwayat ganti susu : susu
formula+ASI susu soya
Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
Riwayat dirawat sebelumnya : Peradangan
diteggorokan
Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan
Riwayat sakit serupa di keluarga : disangkal
Riwayat sakit serupa di lingkungan sekitar : disangkal
Sumber air minum : PDAM
Riwayat minum isi ulang untuk susu : (+)
Riwayat Kehamilan
Riwayat pemeriksaan kehamilan teratur di bidan. Pemeriksaan ANC:

trimester I: satu kali/bulan,

trimester II: dua kali/bulan,

trimester III: setiap 2 minggu sekali.

Tidak didapatkan adanya keluhan selama kehamilan. Selama hamil ibu


hanya mengkonsumsi vitamin dan tablet besi.

Riwayat Kelahiran
Pasien lahir di bidan dengan berat badan lahir 3000 gram dan
panjang 51 cm, lahir spontan, langsung menangis kuat segera setelah
lahir, usia kehamilan 38 minggu.
Riwayat Postnatal
Pasien tidak rutin ke posyandu tiap bulan untuk menimbang badan
dan mendapat imunisasi.

Riwayat Imunisasi

Jenis 0 I II III IV
Hepatitis B 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan
Polio 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan
BCG 1 bulan
DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan
Campak 9 bulan

Kesan : imunisasi dasar tidak lengkap


Kepala
mesochepal, LK 42,5 cm, UUB cekung (+), rambut hitam, sukar dicabut

Mata
palpebra edema (-/-), mata cekung (+/+), air mata (+/+) sedikit menurun,
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (2mm/2mm), reflek cahaya
(+/+)
Hidung
napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis(-/-)

Telinga
sekret (-/-), tragus pain (-/-), normotia

Mulut
mukosa basah (+), sianosis (-), gusi berdarah (-)
Tenggorok
uvula di tengah, mukosa faring hiperemis(-), tonsil T1-T1

Leher
trakea di tengah, kelenjar getah bening tidak membesar, JVP tidak
meningkat
Thorax
Bentuk : normochest, retraksi (-), gerakan simetris kanan kiri

Pulmo
Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru
Batas paru-hepar : SIC V kanan
Batas paru-lambung : SIC VI kiri
Redup relatif : SIC V kanan
Redup absolut : SIC VI kanan (hepar)
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Cor
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Kiri atas : SIC II LPSS
Kiri bawah : SIC IV LMCS
Kanan atas : SIC II LPSD
Kanan bawah : SIC IV LPSD
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas nomal, regular,
bising (-)
Abdomen

Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, spasme (-)


Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba,
massa abdomen (-).

Anorektal

hiperemis (-)

Ekstremitas

CRT= 2 detik, ADP teraba kuat


Akral hangat - - oedema - -
- - - -
Status Gizi
,
= x100%= 78 (gizi kurang)
,

= x 100%= 91 ( gizi baik)

,
= x 100% = 94 (gizi baik)
,
Kesan: gizi kurang
, ,
= x 100%= = x 100%= 91 ( = x 100% = 94
, ,
78 (gizi kurang) gizi baik) (gizi baik)

BB : 6,4 kg
TB : 63 cm
U : 7 bulan
Normocephal
Pemeriksaan 13/11/17 Satuan Rujukan

HEMATOLOGI RUTIN

Hemoglobin 9,0 g/dl 10,8-12,8

Hematokrit 29 % 36-44

Leukosit 13,7 ribu/ul 6,0-17,0

Eritrosit 4,04 juta/ul 4,0-5,3

Trombosit 454 ribu/ul 229 450

INDEX ERITROSIT

MCV 72 /um 80,0- 96,0

MCH 22 Pg 21,0 31,0

MCHC 31 g/dl 30,0 36,0


Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan
sedang e/c virus
Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan
sedang e/c bakteri
Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan
sedang e/c intoleransi laktosa
BAB cair 2x dengan air lebih banyak dari ampas, berwarna
kuning, lendir (+), darah (-), muntah (-), BAK (+), makan (+),
minum (+)

Nadi: 104x/menit, RR: 24x/menit, Suhu: 36,3 C

UUB cekung (-), Mata cekung (-/-), air mata berkurang (-/-),
BU (+) normal, Capillary Refill Time < 2 detik
Assesment:
1. Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang e/c virus
(terhidrasi)
2. Gizi kurang dan anemia.
DIARE

BAB cair / setengah cair


(setengah padat), >3x per hari,
kandungan air tinja > dapat/tanpa disertai
biasanya > 200 g atau lendir & darah
200 ml/24 jam.

onset gejalanya tiba-tiba


Diare akut Durasi < 14 hari,

Diare kronik Durasi > 14 hari


Lingkungan:
kebersihan
lingkungan &
perorangan
Perilaku Gizi: tidak diberikannya
masyarakat makanan tambahan
meskipun anak telah
berusia 4-6 bulan
Faktor
pengaruh
kejadian
diare: Kependudukan:
Keadaan insiden diare > pd
sosial penduduk perkotaan
ekonomi padat & miskin /
Pendidikan: kumuh.
pengetahuan
ibu ttg
masalah
kesehatan.
Virus: Astroviruses, Caliciviruses, Norovirus, Enteric
adenoviruses, Rotavirus, Cytomegalovirus, Herpes
simplex viruses.

Bakteri: Aeromonas, Bacillus cereus, Campylobacter


jejuni, Clostridium perfringens, Clostridium difficile,
Escherichia coli, Plesiomonas shigelloides, Salmonella,
Diare infeksi Shigella, Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae 01 and
0139, Vibrio parahaemolyticus, Yersinia enterocolitica.

Parasit: Balantidium coli, Blastocystis hominis,


Cryptosporidium parvum, Cyclospora cayetanensis,
Encephalitozoon intestinalis, Entamoeba histolytica,
Enterocytozoon bieneusi, Giardia lamblia, Isospora belli,
Strongyloides stercoralis, Trichuris trichiura.
Defek Anatomik
Malrotasi, duplikasi intestinal, penyakit Hirschsprung, impaksi fecal,
sindrom usus pendek, atrofi microvillus, striktur.
Malabsorpsi
Defisiensi disakaridase, malabsorsi glucose-galactose, insuffisiensi
pancreas, fibrosis kistik, Sindrom Shwachman, penurunan garam
empedu intraluminal, cholestasis, Penyakit Hartnup,
abetalipoproteinemia, Penyakit Celiac.
Endokrinopati
Thyrotoxicosis,Penyakit Addison,Sindrom Adrenogenital.
Diare non infeksi Keracunan
Logam berat, Scombroid, Ciguatera, jamur.
Neoplasma
Neuroblastomas, Ganglioneuromas, Pheokromocytomas, Karsinoid,
Sindrom Zollinger-Ellison, Sindrom vasoaktif invasif intestinal.
Lain-Lain
Infeksi Nongastrointestinal, Alergi susu, Penyakit Crohn (regional
enteritis), Familial Dysautonomia, Penyakit defisiensi Immune,
Protein-Losing Enteropati, Kolitis Ulseratif , Enteropatika
Acrodermatitis, Penyalahgunaan Laxative, Gangguan Motilitas,
Pellagra (kekurangan vitamin B kompleks).
Diare Akut Infeksi (scr klinis &
patofisiologis)
diare inflamasi Diare non inflamasi
Ada invasi bakteri & sitotoksin di kolon diare disebabkan enterotoksin diare cair
sindroma disentri dg diare+lendir +darah. dg volume besar tanpa lendir dan darah.
Gejala klinis yg menyertai keluhan Keluhan abdomen minimal atau tidak ada
abdomen seperti mulas sampai nyeri sama sekali, namun gejala dan tanda
seperti kolik, mual, muntah, demam, dehidrasi cepat timbul, terutama pada
tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi. kasus yang tidak mendapat cairan
Pada pemeriksaan tinja rutin makroskopis: pengganti.
lendir dan/atau darah; mikroskopis: sel Pemeriksaan tinja rutin : tidak ditemukan
leukosit polimorfonuklear.diare non leukosit.
inflamasi
Diare (mekanisme terjadinya):

Diare osmotik Diare sekretorik Diare eksudatif Diare krn gangguan


Terjadi bila ada bahan Terjadi bila ada gangguan inflamasi kerusakan motilitas
transport elektrolit
yg tidak dapat diserap (absorbsi berkurang mukosa (usus halus gangguan motilitas
meningkatkan ataupun sekresi meningkat). maupun usus besar). inflamasi &
osmolalitas dalam Akibat toksin yang Inflamasi dan eksudasi mengeluarkan toksin yg
lumen yg menarik air dikeluarkan bakteri terjadi akibat infeksi menyebabkan iare.
dari plasma sehingga misalnya toksin kolera atau bakteri atau bersifat Infeksi bakteri invansif
terjadi diare. pengaruh garam empedu, non infeksi seperti perdarahan / adanya
asam lemak rantai pendek,
Contoh: malabsorbsi atau laksantif non osmotik. gluten sensitive leukosit damam
karbohidrat akibat \ enteropathy,
defisiensi laktase atau gastrin vasoactive intestinal inflamatory bowel
akibat garam polypeptide (VIP) juga disease (IBD) atau
magnesium. dapat menyebabkan diare akibat radiasi.
sekretorik.
Penempelan di mukosa. Toksin sekresi.
Bakteri menempel mukosa untuk menghindarkan diri dari Misalnya E. coli enterotoksigenik, V. cholerae dan beberapa
penyapuan. Juga berhubungan dg perubahan epitel usus bakteri lain mengeluarkan toksin yg hambat fungsi sel epitel.
pengurangan kapasitas penyerapan / menyebabkan sekresi Toksin mengurangi absorbsi natrium melalui vili dan mungkin
cairan. meningkatkan sekresi chlorida ari kripta, sekresi air &
Penempelan melalui pili atau fimbria yg melekat pada elektrolit.
reseptor di permukaan usus.
Hal tsb terjadi pada E. coli enterotoksigenik dan V. Cholera.

Invasi mukosa.
Shigella, C. Jejuni, E. coli enteroinvasife dan Salmonella
diare berdarah melalui invasi dan perusakan sel epitel
mukosa.
Itu terjadi sebagian besar di colon dan bagian distal ileum.
Invasi mungkin diikuti pembentukan mikroabses dan ulkus
superfisial sel darah merah dan sel darah putih atau terlihat
adanya darah dalam tinja.
Toksin menyebabkan kerusakan jaringan dan kemungkinan
juga sekresi air dan elektrolit dari mukosa.
1.Brown KH. Diarrhea and Malnutrition. Prosiding simposium: nutrition and
infection, prologue and progress since 1968; Am Soc for Nutr Sci: January 2003.
2.Harohalli R S, Donna G G. Malnutrition. eMedicine 2009. Didapat dari:
URL:http://emedicine.medscape.com/article/985140-overview.
3.Buku ajar ilmu kesehatan fk ui .Tjokronegoro Arjatmo, Utama
Hendra.Balai penerbit FK UI Jakarta. 2002 hal 164-172.
Anemia dalam kehamilan yang paling sering ialah anemia akibat
kekurangan zat besi. Kekurangan ini disebabkan karena kurang
ANEMIA ZAT BESI masuknya unsur zat besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi, dan
penggunaan terlalu banyaknya zat besi.

ANAMIA Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena


MEGALOBLASTIK defisiensi asam folat.

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang


ANEMIA kurang mampu membuat sel-sel darah merah. Dimana etiologinya
HIPOPLASTIK belum diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar rontgen, racun
dan obat-obatan.

ANEMIA Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah


HEMOLITIK berlangsung lebih cepat, yaitu penyakit malaria.
Perdarahan akut
ANEMIA NORMOSITIK Anemia hemolitik
NORMOKROM Kegagalan sumsum tulang

Anemia megaloblastic akibat :


ANEMIA MAKROSITIK Defisiensi B12
NORMOKROM Defisiensi asam folat

Anemia defisiensi besi


Anemia penyakit kronik
ANEMIA MIKROSITIK Anemia sideroblastic
HIPOKROM Thalassemia
Intoksikasi timah hitam
tipe klinis diare
Diare cair akut Diare akut Diare persisten Diare dg
(termasuk dengan (berlangsung malnutisi berat
kolera) beberapa pendarahan selama 14 hari (marasmus atau
jam sampai (disentri) atau lebih) kwashiorkor)
dengan bahaya utamanya Bahaya utamanya bahaya utamanya
beberapa hari. adl kerusakan usus, adl malnutrisi dan infeksi sistemik
sepsis, dan infeksi non intestinal berat, dehidrasi,
perlu diwaspadai malnutrisi serta berat serta dehidrasi. gagal jantung, dan
bahaya dehidrasi, dehidrasi. defisiensi mineral
juga dapat terjadi dan vitamin.
penurunan BB bila
intake makanan
kurang.
tanda utama: tanda tambahan: UUB cekung,
kesadaran, rasa mata cekung, ada atau tidak air
haus, turgor kulit mata, kering atau tidaknya
abdomen. mukosa mulut, bibir dan lidah.
Timbang berat badan juga.
Terdapat 2 atau lebih dari tanda-tanda
berikut ini :
Letargis atau tidak sadar
Mata cekung
Tidak bisa minum atau malas minum Dehidrasi berat
Cubitan kulit perut kembalinya sangat
lambat

Terdapat 2 atau lebih tanda-tanda berikut


ini:
Gelisah, rewel
Mata cekung Dehidrasi ringan/sedang
Haus, minum dengan lahap
Cubitan kulit perut kembalinya lambat

Tidak cukup tanda-tanda untuk


diklasifikasikan dehidrasi berat atau Tanpa dehidrasi
ringan/sedang
Antibiotik bila ada indikasi
Diet: Anak tidak boleh
(Shigella dan Cholera),
dipuasakan, makanan
sesuai dg hasil pemeriksaan
Atasi dehidrasi sedikit-sedikit tapi sering,
penunjang: kotrimoksazol,
rendah serat, buah-buahan
amoksisilin dan atau sesuai
terutama pisang.
hasil uji sensitivitas.

Koreksi elektrolit : koreksi


Jangan menggunakan billa hipernatremia,
Probiotik
spasmolitika hiponatremia, hiperkalemia
atau hipokalemia.

Vitamin A
6 bulan- 1 tahun : 100.000 IU Pendidikan orangtua :
> 1 tahun : 200.000 IU penyuluhan tentang
penanganan diare dan cara-
cara pencegahan diare
Terapi
Cairan rehidrasi nilai ulang
derajat dehidrasi, berat badan,
gejala dan tanda dehidrasi.
Jika masih dehidrasi rehidrasi Tumbuh
ulang sesuai dehidrasinya. Kembang
Jika setelah 3 hari antibiotik, tidak
ada perubahan klinis & lab
pikirkan penggantian antibiotik
sesuai hasil uji sensitivitas.

Timbang BB:
sebelum & sesudah rehidrasi,
2 minggu setelah sembuh
Dst secara periodik sesuai umur
Jika anak mengalami gizi buruk maka
dikelola sesuai dengan SPM gizi buruk.
Dehidrasi
(ringan, sedang,
berat, hipotonik,
isotonik atau
hipertonik).
Malnutrisi
energi Syok
protein hipovolemik

Kehilangan
Kejang (pd cairan &
elektrolit Hipokelemia (dg gx
dehidrasi
mendadak: meteorismus,
hipertonik) hipotoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan
EKG).

kerusakan vili mukosa


usus halus. defisiensi Hipoglikemia.
enzim laktase
intoleransi laktosa
sekunder
Penggantian
cairan yg
adekuat
Perawatan yg
mendukung

Tx
antimikrobial
jika ada
indikasi

prognosis diare infeksius sangat baik


dg morbiditas & mortalitas minimal
Kebersihan
Kebersihan
Upayakan ASI perorangan, cuci
lingkungan, BAB
tetap diberikan. tangan sebelum
di jamban
makan.

Makanan
Penyediaan air
Imunisasi campak penyapihan yg
minum bersih
benar

Selalu memasak
makanan
ANALISIS KASUS
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan

Terapi cairan: Ringer Lactate 175 ml/kgBB/24 jam 80 cc/jam.


Oralit sebanyak 60 cc tiap muntah dan 120 cc tiap diare
berdasarkan berat badan pasien.
Terapi maintenance dengan D NS menggunakan rumus Darrow:
1050 ml/24 jam ~10 tetes per menit makro.

Pertimbangan

Pemberian jumlah cairan ini berdasarkan berat badan pasien


yaitu 11 kg. Rehidrasi ini dilakukan dalam waktu 24 jam,
kemudian dievaluasi. Apabila dehidrasi sudah teratasi maka
dilanjutkan terapi maintenance
ANALISIS KASUS
D. Penatalaksanaan

Pasien juga diberikan tablet zinc


1x20 mg karena umur pasien > 6 bulan.

Zinc
Tablet zinc diberikan selama 14 hari
walaupun diare sudah berhenti. Zinc
digunakan untuk memperbaiki epitel
usus (reepitelisasi) yang mungkin
mengalami kerusakan akibat diare.
ANALISIS KASUS
D. Penatalaksanaan
Edukasi
Edukasi pada orang tua pasien ini antara lain:
a. Orang tua untuk membawa anaknya ke pelayanan kesehatan bila
demam, BAB berdarah, sangat haus, makan / minum sedikit, diare lebih
sering, atau belum membaik dalam 3 hari.
b. Cara penyiapan oralit yaitu 1 bungkus oralit dilarutkan dalam 200 cc
air matang.
c. Edukasi tentang langkah pencegahan:
i. Memberikan minum air yang sudah direbus dan menggunakan air
bersih yang cukup.
ii. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan sesudah
buang air besar. Edukasi termasuk kebersihan botol susu yang digunakan
pasien.
iii. Buang air besar di jamban
Untuk mengurangi demam pada pasien, diberikan paracetamol 10
mg/kgBB/kali minum.
ANALISIS KASUS
D. Penatalaksanaan

Nutrisi
Makanan dengan menu yang sama saat anak sehat tetap diberikan, dengan
porsi sedikit-sedikit tapi sering. Pasien diberikan diet nasi lauk 1173
kkal/hari.
ANALISIS KASUS
Penatalaksanaan

Simptomatik
Untuk mengurangi demam pada pasien, diberikan paracetamol 10
mg/kgBB/kali minum.

Anda mungkin juga menyukai