Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN KASUS

Henoch-Schnlein Purpura (HSP)

DISUSUN OLEH:
NURUL AMALIA
NIM 030.11.222


PEMBIMBING:
Dr. Meiharty, Sp.A

KEPANITRAAN KLINIK ILMU ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH NOVEMBER JANUARI 2016
PENDAHULUAN

suatu sindroma klinis yang disebabkan oleh vaskulitis pembuluh darah


kecil
50% kasus terjadi pada usia kurang dari 5 tahun ; 75% kasus terjadi pada
usia kurang dari 10 tahun.
Laki-laki lebih sering dengan perbandingan 1,5 sampai 2 kali lebih besar
dibanding perempuan
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. MF
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 2 tahun 10 bulan
Suku Bangsa : Jawa
Tempat / tanggal lahir: Jakarta, 6 Januari 2014
Agama : Islam
Alamat : Cipinang Pulo RT/RW 14/12
Jatinegara
IDENTITAS ORANGTUA
Ayah: Ibu :
Nama : Tn. A Nama : Ny. D
Alamat: Cipinang Pulo Alamat: Cipinang Pulo
RT/RW 14/12 Jatinegara RT/RW 14/12 Jatinegara
Pekerjaan : Buruh Pekerjaan : Ibu Rumah
Penghasilan: Rp Tangga
2.500.000,- Penghasilan: -
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Agama : Islam Agama : Islam
ubungan dengan orang tua : Pasien merupakan anak kandung
Bintik bintik merah pada kedua
tungkai sejak 1 minggu SMRS

Keluhan
Utama

Bintik bintik merah terasa sakit

Keluhan dan gatal


demam

Tambah
mual, muntah
nyeri perut
demam

an kaku pada kedua tungkai


benjolan pada lipatan paha
Alloanamnesis
ibu pasien Anamnesis
tanggal 21
November 2016
pukul 14.30 WIB

-Bintik
-Bintik bintik
bintik merah
merah - demam selama 3
pertama
pertama kali kali muncul
muncul
pada betis sebelah hari. - nyeri perut
pada betis sebelah
kiri
kiri lalu
lalu bertambah
bertambah - Mual - Sudah berobat ke
banyak
banyak dan dan puskesmas tidak ada
menyebar
- muntah muntah
menyebar ke ke kedua
kedua 5x sehari berisi perubahan
kaki pasien sampai
kaki pasien sampai
paha
paha makanan, tidak
-- bintik ada darah dan
bintik merah
merah terasa
terasa
sakit
sakit dan
dan gatal
gatal
banyaknya sekitar
Bintik
gelas aqua
Bintik bintik
bintik merah
merah setiap muntah
dapat
dapat diraba
diraba
-- kedua
kedua kaki
kaki kaku
kaku
sehingga
sehingga membuat
membuat
pasien
pasien sulit untuk
sulit untuk
berjalan.
berjalan.
RIWAYAT KEHAMILAN

Kesimpulan riwayat kehamilan/kelahiran: Pasien lahir spontan,


neonatus cukup bulan dengan berat badan lahir sesuai masa kehamilan.
RIWAYAT PERKEMBANGAN

- Pertumbuhan gigi I : umur 10 bulan (Normal:


5-9 bulan)
- Gangguan perkembangan mental : tidak ada
- Psikomotor
Tengkurap : umur 3 bulan (Normal: 3-4
bulan)
Duduk : umur 6 bulan (Normal: 6-9
bulan)
Berdiri : umur 11 bulan (Normal: 9-12
bulan)
Berjalan : umur 12 bulan (Normal: 13
bulan)
Bicara : umur 12 bulan (Normal: 9-12
bulan)
- Perkembangan pubertas
Rambut pubis : -
Payudara : -
Menarche : -
RIWAYAT MAKANAN
Umur di bawah 1 tahun

Umur ASI/PAS Buah / Bubur Nasi


(bulan) I Biskuit Susu Tim
02 ASI - - -

24 ASI - - -

46 PASI - + -

68 PASI + + -

8 10 PASI + + +

10 -12 PASI + + +
RIWAYAT MAKANAN
Umur di atas 1 tahun
Frekuensi dan
Jenis Makanan
Jumlah
Nasi 3x/hari
Sayur 1x/hari
Daging 1-2x/minggu
Telur 2-3x/minggu
Ikan 1-2x/minggu
Tahu 2-3/minggu
Susu 2-3x/hari

Kesimpulan: Pasien mendapatkan ASI sejak lahir


sampai usia 4 bulan. Lalu dilanjutkan dengan PASI dan
makanan tambahan lainnya. Asupan makanan pasien
sehari-hari cukup baik. Pasien tidak mengalami
kesulitan makan.
RIWAYAT IMUNISASI
Vaksin Dasar ( umur ) Ulangan ( umur )
BCG 2
bulan
DPT / PT 2 4 bulan 6
bulan bulan
Polio 0 2 bulan 4 6
bulan bulan bulan
Campak 9
bulan
Hepatitis 0 1 bulan 6
B bulan bulan
Kesimpulan riwayat imunisasi: Imunasasi dasar lengkap.
Riwayat Keluarga Riwayat
penyakit
keluarga:Tidak
Keterang
Jenis Lahi Mati keluarga yang
N Tanggal lahir Hidu Abort an
kelami r (seba memiliki
o (umur) p us kesehata
n mati b) keluhan yang
n
Laki-
sama seperti
1. 2 tahun + - - - Pasien
Laki pasien.
Riwayat
penyakit asma,
Ayah / Wali Ibu / Wali alergi, darah
Nama Tn. A Ny. D
1 1
tinggi, penyakit
Perkawinan ke-
Umur saat 30 tahun 19 tahun jantung dan
kencing manis
menikah
Pendidikan SMA SMP disangkal.
terakhir
Agama Islam Islam Kesimpulan
Suku bangsa Sunda Sunda riwayat
Keadaan Sehat Sehat keluarga:
kesehatan Tidak ada
Kosanguinitas - - riwayat
Penyakit, bila ada - -
keluarga yang
Riwaya Ayah seorang
buruh. Ibu tidak
bekerja. dengan
t penghasilan
750.000 per bulan,
Sosial Menanggung 2
anak yang belum

Ekono mandiri. Biaya


pengobatan
ditanggung oleh
mi BPJS
Kesan : Ekonomi
Kurang
RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH
DIDERITA

Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur


Penyakit
Alergi (-) Difteria (-) (-)
jantung
Kadang- Penyakit
Cacingan (-) Diare (-)
kadang ginjal
Radang
DBD (-) Kejang (-) (-)
paru
Usia 9
Otitis (-) Morbili TBC (-)
bulan
Parotitis (-) Operasi (-) Lain-lain (-)

Kesimpulan Riwayat Penyakit yang pernah diderita:


Pasien terkadang mengalami diare. Pada usia 9 bulan pasien
pernah menderita morbili.
RIWAYAT LINGKUNGAN PERUMAHAN
o Sumber air bersih
o Pasien tinggal
menggunakan PAM.
bersama ayah dan o Sumber air minum
ibunya di rumah
dari galon.
milik sendiri o Setiap pagi sampah
o Pasien tinggal di
diangkut oleh
rumah beratap
petugas kebersihan.
genteng, bertingkat, o Daerah pemukiman
berlantai keramik,
padat penduduk.
berdinding tembok. o Kesimpulan
o Rumah memiliki
riwayat
ventilasi yang baik,
lingkungan
jendela dibuka tiap
perumahan:
pagi agar udara dan
Lingkungan
sinar matahari dapat
perumahan cukup
masuk ke dalam
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
Ayah pasien bekerja sebagai buruh dengan
penghasilan Rp.2.500.000,-/bulan dan Ibu
tidak bekerja. Menurut ibu pasien penghasilan
tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari.
Kesimpulan riwayat sosial dan ekonomi:
Kehidupan sosial dan ekonomi cukup baik.
Pemeriksaan Fisik

Kesan Sakit : Tampak sakit sedang


Keadaan Kesadaran
Kesan Gizi
:
:
Compos mentis
Cukup
umum Keadaan lain
dyspnoe (-)
: anemis (-), ikterik (-), sianosis (-),

Antropomet Berat badan sekarang : 13 kg

ri
Tinggi badan : 93 cm
Lingkar kepala : 50 cm 2SD (normocephali)

BB/U : 13 / 14 x 100 % = 91 % (berat badan


baik)

Status gizi
TB/U: 93 / 94 x 100 % = 98 % (tinggi badan baik)
BB/TB : 13 / 14 x 100 % = 91 % (gizi normal)
Menurut kurva CDC, Gizi anak termasuk dalam gizi
normal
TANDA VITAL

Tekanan Darah : 100/60 mmHg


Nadi : 124x / menit, kuat, regular, ekual
kanan dan kiri
Nafas : 24 x / menit, tipe abdomino-
torakal
Suhu : 36,5C, axilla
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA : Normocephali
RAMBUT : Rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut
WAJAH : Wajah simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada deformitas
MATA
Alis mata merata, madarosis (-)
Bulu mata hitam, merata, trikiasis (-)
Visus : kesan normal Ptosis : -/-
Sklera ikterik : -/- Lagofthalmus : -/-
Konjungtiva anemis : -/- Cekung : -/-
Exophthalmus : -/- Kornea jernih : +/+
Endophtalmus : -/- Lensa jernih : +/+
Strabismus : -/- Pupil : bulat, isokor
Nistagmus : -/-
Refleks cahaya : langsung +/+, tidak langsung +/+
TELINGA
Bentuk : normotia Tuli : -
Nyeri tarik aurikula : -/- Nyeri tekan tragus : -/-
Liang telinga : lapang +/+ Serumen : -/-
Membran timpani : sulit dinilai Cairan : -/-
Refleks cahaya : sulit dinilai
PEMERIKSAAN FISIK
HIDUNG
Bentuk : simetris Napas cuping hidung : -/-
Sekret : -/- Deviasi septum: -
Mukosa hiperemis : -/- Konka eutrof : +/+
BIBIR : Mukosa berwarna merah muda, kering (-), sianosis (-)
MULUT : Trismus (-), oral hygiene baik, tumbuh gigi (+), mukosa
gusi dan pipi berwarna merah muda.
LIDAH : Normoglosia, mukosa merah muda (-), atrof papil (-),
tremor (-), lidah kotor (-)
TENGGOROKAN : Arkus faring simetris, hiperemis (-), uvula
ditengah
LEHER : Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran
tiroid maupun KGB, tidak tampak deviasi trakea, trakea teraba di
tengah
THORAKS : Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, deformitas (-),
retraksi suprastrenal (-), retraksi intercostal (-), retraksi subcostal (-)
PEMERIKSAAN FISIK
JANTUNG
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis sinistra
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
PARU
Inspeksi : Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernapasan yang
tertinggal, pernapasan abdomino-torakal, retraksi suprastrenal (-), retraksi intercostal (-), retraksi
subcostal (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, reguler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
ABDOMEN
Inspeksi : perut datar, tidak dijumpai adanya efloresensi pada kulit perut maupun benjolan,
roseola spot (-), kulit keriput (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor kulit baik, ballotement -/-
Perkusi : timpani pada seluruh lapang perut
Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 3x/menit
GENITALIA : Jenis kelamin laki-laki, tidak ada kelaianan
KGB
Preaurikuler: tidak teraba membesar
Postaurikuler : tidak teraba membesar
Submandibula : tidak teraba membesar
Supraclavicula : tidak teraba membesar
Axilla : tidak teraba membesar
PEMERIKSAAN FISIK
ANGGOTA GERAK
Ekstremitas : Simetris, tidak ada kelainan pada bentuk
tulang, posisi tangan dan kaki, serta sikap badan. Tidak
terdapat keterbatasan gerak sendi, akral hangat pada
kedua ekstremitas atas dan bawah. Normotonus dan
normotropi pada keempat ekstremitas. Sianosis (-),
edema ekstremitas atas (-/-), edema ekstremitas bawah
(-/-), capillary refill time <2 detik. Terdapat purpura
multipel yang dapat diraba, ukuran miliar hingga
nummular, bentuk tidak teratur, pada paha dan
betis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG 17/11/16
Pemeriksaan Hasil Unit Nilai normal

HEMATOLOGI

Leukosit 13,8 ribu/L 5,5-15,5

Eritrosit 5,2 juta/L 3,7-5,7

Hemoglobin 13,2 g/dL 10,8-12,8

Hematokrit 41 % 31-43

Trombosit 603 ribu/L 217-497

LED 47 mm/jam 0 30

MCV 79,5 fL 73-101

MCH 25,6 Pg 23-31

MCHC 32,2 g/dL 32-36

RDW 13.2 % <14

Hitung Jenis

Basofil 0 % 0-1

Eosinofil 5 % 1-5

Netrofil batang 3 % 3-6

Netrofil segmen 39 % 25-60

Limfosit 47 % 25-50
PEMERIKSAAN PENUNJANG 18/11/16
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
URINALISIS
Urin Lengkap
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
pH 7.0 4.6-8
Berat jenis 1.005 1.005-1.030
Albumin urine Negatif Negatif
Urobilinogen 0.2 E.U./dL 0.1-1
Nitrit Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
Esterase leukosit Negatif Negatif
Sedimen urin
Leukosit 1-2 /LPB <5
Eritrosit 0-1 /LPB <2
Epitel Positif /LPB Positif
Silinder Negatif /LPK Negatif
Kristal Negatif Negatif
PEMERIKSAAN PENUNJANG 18/11/16
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
TINJA
Faeces Rutin
Makroskopik
Warna Coklat Coklat
Konsistensi Padat Lunak
Lendir Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
Mikroskopik
Leukosit Negatif Negatif
Eritrosit Negatif Negatif
Amoeba Coli Negatif Negatif
Amoeba Histolitika Negatif Negatif
Telur Cacing Negatif Negatif
Pencernaan
Lemak Negatif Negatif
Amilum Negatif Negatif
Serat Positif Positif
Sel Ragi Negatif Negatif
DIAGNOSA

DIAGNOSIS BANDING
1. - Henoch-Schonlein Purpura
- Immune thrombocytopenic
purpura (ITP)
2. Hernia Inguinalis

DIAGNOSIS KERJA
Henoch-Schonlein Purpura
Hernia Inguinalis
PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan kadar IgA serum
Pemeriksaan ureum dan kreatinin serum
Pemeriksaan fungsi gangguan pembekuan
darah
Biopsi kulit
PENATALAKSANAAN
Non medika Mentosa
Komunikasikan informasi dan edukasi kepada orang tua pasien
mengenai keadaan pasien, hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan, rencana pemeriksaan dan pengobatan
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk kembali ke
rumah sakit jika ada kambuh atau adanya gangguan pada fungsi
ginjal dan saluran pencernaan
Pemberian makanan dengan kandungan gizi yang cukup,
lunak dan tidak mengandung bahan atau bumbu yang
mengiritasi saluran cerna.

Medikamentosa
IVFD KAEN IB 3cc/kgbb/jam
Metilprednisolon 1-2 mg/kgBB/hari 2 x 13 mg (per oral)
Ibuprofen 5mg/kgBB/8jam 3 x 70 mg (per oral)
PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
19/11/16 BAB Ku : CM, tampak sakit Henoch-Schonlein - - IVFD KAEN IB
HP-2 bercampur sedang Purpura 33cc/kgbb/jam
darah dan N : 100x/mnt - -
lender, R : 28x/mnt Metilprednisolon
sebanyak x. S : 36,60C 2 x 8 mg
darah TD : 90/70 mmHg -
berwarna Kepala : normosefali
merah segar Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Hidung : NCH (-)
Mulut : kering (-)
Thoraks :
Jantung S1S2 reg, m(-),
g(-),
Paru SNV (+/+), rh (-/-),
wh (-/-)
Abdomen : supel, BU +
3x/menit,
Ext : Akral hangat (+),
edema (-),
purpura multipel yang
Tangg S O A P
al
21/11/16 BAB sedikit Ku : CM, tampak sakit sedang Henoch-Schonlein - IVFD KAEN IB
HP-4 keras. Nyeri perut N : 132x/mnt Purpura 33cc/kgBB/jam
(+). Mual muntah R : 34x/mnt - Metilprednisolon 2
(-). Bintik S : 36,50C x 8 mg
kemerahan di kaki TD : 90/60 mmHg - Ibuprofen
kanan dan kiri, Kepala : normosefali 5mg/kgBB 3 x
kaki kaku tidak Mata : CA (-/-), SI (-/-) 70 mg
bisa digerakkan. Hidung : NCH (-)
Mulut : kering (-)
Thoraks :
Jantung S1S2 reg, m(-), g(-),
Paru SNV (+/+), rh (-/-), wh (-/-)
Abdomen : supel, BU + 3x/menit,
Ext : Akral hangat (+), edema (-),
purpura multipel yang dapat diraba,
ukuran miliar hingga nummular,
bentuk tidak teratur, pada paha dan
betis
Tangg S O A P
al
22/11/16 Kaki sudah bisa Ku : CM, tampak sakit sedang Henoch-Schonlein - Metilprednisolon 3
HP - 5 digerakkan. Nyeri N : 122x/mnt Purpura x 8 mg p.o
perut (-). Mual R : 26x/mnt - Rawat Jalan
Muntah(-). S : 36,50C ( Boleh Pulang )
Demam(-). Bintik TD : 90/60 mmHg
kemerahan pada Kepala : normosefali
kedua kaki. BAB Mata : CA (-/-), SI (-/-)
dan BAK dbn. Hidung : NCH (-)
Mulut : kering (-)
Thoraks :
Jantung S1S2 reg, m(-), g(-),
Paru SNV (+/+), rh (-/-), wh (-/-)
Abdomen : supel, BU + 3x/menit,
Ext : Akral hangat (+), edema (-),
purpura multipel yang dapat diraba,
ukuran miliar hingga nummular,
bentuk tidak teratur, pada paha dan
betis
TINJAUAN PUSTAKA
HENOCH SCHONLEIN PURPURA
Definisi
merupakan penyakit autoimun (IgA mediated) berupa
hipersensitivitas vaskulitis, paling sering
ditemukan pada anak-anak. Merupakan sindrom klinis
kelainan inflamasi vaskulitis generalisata pembuluh
darah kecil

Saluran
Kulit Sendi Ginjal
cerna

Ditandai dengan
nyeri
lesi kulit abdomen
spesif k berupa
purpura
artritis, atau nefritis atau
nontrombositopeni artralgia perdarahan hematuria.
k
saluran
cerna
Etiologi

Infeksi
Infeksi saluran napas atas merupakan jenis infeksi
yang paling sering dikaitkan dengan PHS
Streptococcus beta-hemolyticus, staphylococcus dan
parainfluenza.
Faktor genetik
Pencetus lain
gigitan serangga, toksin kimiawi, dan obat-
obatan
MANIFESTASI KLINIS
purpura yang dapat diraba
arthritis atau atralgia (68%)
Nyeri abdomen
kelainan ginjal (20 50%)
hematuria mikroskopik dengan atau tanpa proteinuria
glomerulonefritis
gagal ginjal
Gejala gastrointestinal nyeri abdomen berat yang disertai
mual, muntah hingga perdarahan saluran cerna ( 35%85% )
Keterlibatan sistem saraf pusat terjadi pada 28% pasien,
mulai dari nyeri kepala, kejang, perdarahan intrakranial,
hemiparesis, dan gejala neurologis fokal.
Manifestasi yang jarang lainnya dari PHS adalah miokarditis,
hepatomegali, pankreatitis dan kolesistitis.
DIAGNOSIS Henoch schonlein purpura

Kriteria American
College of
Rheumatology 1990:
Kriteria Definisi

Purpura non trombositopenia Lesi kulit hemoragik yang dapat diraba,


(palpable purpura) terdapat elevasi kulit, tidak berhubungan
dengan trombositopenia

Usia onset 20 tahun Onset gejala pertama 20 tahun

Gejala abdominal / gangguan saluran Nyeri abdominal difus, memberat setelah


cerna (Bowel angina) makan atau diagnosis iskemia usus,
biasanya termasuk BAB berdarah

Granulosit dinding pada biopsi Perubahan histologi menunjukkan


granulosit pada dinding arteriol atau
venula
DIAGNOSIS Henoch schonlein purpura

European League Against Rheumatism EULAR)


2006 dan Pediatric Rheumatology Society (PreS)
2006

2. Diikuti minimal satu


gejala berikut: nyeri
perut difus, deposisi IgA
1. Palpable purpura harus yang predominan (pada
ada biopsi kulit), artritis akut
dan kelainan ginjal
(hematuria dan atau
PATOGENESIS
Patogenesis PHS belum diketahui namun secara
umum diakui sebagai akibat deposisi imun
kompleks yang mengandung IgA dan aktivasi
komplemen pada kulit, saluran gastrointestinal,
sendi dan kapiler glomerulus.
Deposit kompleks imun dan inflamasi yang terjadi
pada pembuluh darah kecil di kulit menyebabkan
timbulnya ptekiae dan juga purpura yang dapat
teraba, di saluran cerna menyebabkan pendarahan
gastrointestinal, dan di renal mesangium
menyebabkan glomerulonefritis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah lengkap
Urinalisis
Pemeriksaan kadar IgA dalam serum
Pemeriksaan ureum dan kreatinin serum
Pemeriksaan gangguan fungsi pembekuan
darah
Biopsi kulit
Pemeriksaan imaging
PENATALAKSANAAN
Pengobatan yang diberikan berupa tata laksana
suportif berupa pemberian hidrasi, nutrisi, dan
pemberian obat simtomatis.
Obat antiinflamasi nonsteroid dapat mengontrol
nyeri sendi, sedangkan penggunaan
kortikosteroid diberikan pada pasien PHS
dengan nyeri perut hebat atau jika ditemukan
adanya purpura yang persisten
Pemberian steroid seperti prednisolon atau
triamsinolon selama 5-7 hari menjadi pilihan
pada PHS
Dosis prednison adalah 1 2 mg/kgBB/hari.
PROGNOSIS
Rekurensi pada PHS merupakan keadaan yang
sering timbul pada hampir 50% penderita
Angka kematian berkisar kurang dari 1%.
Umumnya merupakan benign self-limited
disorder;< 5% kasus menjadi kronis; hanya <
1 % kasus berkembang menjadi gagal ginjal.
PEMBAHASAN DAN
KESIMPULAN
Analisis Kasus
Palpable purpura
non
trombositopenia

Usia <20 tahun


Nyeri ulu hati

Henoch
schonlein
purpura
Terapi Medikamentosa

Terapi secara
simptomatik
Terapi obat
kortikosteroid
Terapi NON-Medikamentosa
Tirah baring
Pemberian makanan dengan
kandungan gizi yang cukup,
lunak dan tidak mengandung
bahan atau bumbu yang
mengiritasi saluran cerna.
KESIMPULAN
Purpura Henoch-Schnlein merupakan penyakit autoimun (IgA
mediated) berupa hipersensitivitas vaskulitis, paling sering ditemukan
pada anak-anak.
Penyebab Henoch-Schonlein Purpura belum diketahui secara pasti.
Manifestasi klinis Henoch-Schonlein Purpura melibatkan berbagai
organ, seperti kulit, sendi, gastrointestinal, dan ginjal.
Pengobatan PHS lebih bersifat simtomatik dan suportif.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai