Dibuat oleh :
dr. Anthony Suranta Surbakti
Narasumber :
dr. Wisnu Sp.B
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. M
• Usia :40 tahun
• Alamat: Lamahala
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Agama : Islam
• Status Pernikahan : sudah menikah
Keluhan Utama :
benjolan di buah pelir
Keluhan Tambahan :
Tidak ada
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Abdomen :
• Inspeksi : Tidak tampak cembung distensi (-). Luka post Operasi
(-), Massa (-),
• Auskultasi : bising usus (+) Normal.
• Palpasi : Defans Muscular (-), Nyeri Tekan seluruh regio
abdomen(-) , soepel (+)
• Perkusi :timpani (+) , pekak hepar (-), Shifting dullnes (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Punggung :
• Alignment vertebra baik, kifosis -, lordosis-, Skoliosis-,
Nyeri ketuk CVA -/-.
• Ekstremitas :
• Teraba hangat, CRT < 2 detik, edema -/-/-/-, turgor kulit
baik, KGB axial dan inguinal tidak teraba
Status lokalis genitalia
Eosinofil 0%
Basofil 0%
Netrofil Batang 0%
Netrofil 55%
Limfosit 34%
Monosit 11%
DIAGNOSIS
Working Diagnosis
• Hernia Scrotalis Sinistra reponible
Tatalaksana
• Observasi IGD
• 02 2 lpm NK
• IVFD RL 20 tpm
• Paracetamol 3 x 1 gram iv
• Diazepam rectal
• Posisi tredelenberg
• Observasi 1 jam setelah pemberian diazepam untuk dicoba
dimasukkan kembali(dorong)
Tatalaksana DPJP Selanjutnya..
Working Diagnosis
• Hernia Scrotalis Sinistra Reponible
TATALAKSANA DPJP
• IVFD RL 20 tpm
• Inj ceftriaxone 1 gr/12 jam
• Inj ketorolac 30 mg/8 jam
• Diet bebas
• Rawat luka
• Observasi keluhan, Vital sign
Follow Up hari 1
Hari Subyektif Obyektif Assesment Planning
Pemantaua
n
Hari Demam (-), Tanda vital: IVFD RL 20 tpm
Post Herniotomy ec hernia
ke- Flatus (-), TD: 118/72 Suhu: Ceftriaxone 2x1 gr
1 Nyeri Perut 36,9C scrotalis sinistra reponible Inj ketorolac 30 mg/8jam/iv
Tanggal
07 April (-), sesak (-) HR: 66x/mnt Diet bebas
2020 RR: 20x/mnt Rawat luka
Cor: S1S2 tunggal reguler Evaluasi keluhan
Abd: Distensi (-), luka
operasi tetutup kassa,
BU (+) baik, NT (+)
minimal
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Hasil
Hemoglobin 11.5 g/dL Eosinofil 0%
Eritrosit 4.910.000/uL Basofil 0%
Leukosit 10.800/mm3 Netrofil Batang 0%
Hematokrit 37.0% Netrofil 92%
Trombosit 228.000/uL Limfosit 4%
MCV 75.4fl Monosit 4%
MCH 27.5pG
MCHC 36.5g/dL Albumin 3.28 gr/dL
Ureum Tap R/
Kreatinin 0.84 mg/dL
Follow Up hari 2
Hari Subyektif Obyektif Assesment Planning
Pemantaua
n
Hari Demam (-), Tanda vital: IVFD RL 20 tpm
Post Herniotomy ec hernia
ke- Flatus (+), TD: 120/80 Suhu: Ceftriaxone 2x1 gr
2 Nyeri luka 36,5C scrotalis sinistra reponible Inj antrain 1 amp/8jam/iv
Tanggal
08 April operasi (+), HR: 72x/mnt hr 2 Diet bebas
2020 sesak (-) RR: 20x/mnt Rawat luka
Pulmo: Ves/ves, Rh(-), wh Evaluasi keluhan
(-)
Cor: S1S2 tunggal reguler
Abd: Distensi (-), luka
operasi tetutup kassa,
rembesan (-),BU (+) baik,
NT (+) minimal
TEORI
TINJAUAN PUSTAKA
keterangan:
1. kulit dan jaringan subkutis
2. lapisan muskulo-aponeurisis
3. peritoneum parietal dan jaringan
preperitoneum
4. rongga perut
5. cincin atau pintu hernia (tempat
keluarnya jaringan/ organ tubuh,
yang dilalui kantong hernia)
6. kantong hernia
Isi herniaomentum,usus,
divertikulum meckel, VU,
tuba,ovarium
Embriologi
12 mingu intrauterin terjadi penonjolan peritoneum melalui
annulus inguinalis internus – kanalis inguinalis - menuju
scrotum ( prosesus vaginalis)
↓
N: prosesus vaginalis mengalami obliterasi sempurna
Hernia kongenital: pv gagal obliterasi dan tetap terbuka
sehingga organ intraperitoneal msk kantong hernia
↓
Jika pv terbuka tapi hanya sedikit, maka terjadi hidrokel
testis(cairan dlm rongga peritoneal melalui pv terkumpul
dlm tunika vaginalis)
Eiologi
Prosesus Vaginalis yg tetap
terbuka
Hernia strangulata
Terjadi jika isi hernia megalami jepitan oleh
cincin hernia sehingga timbul gejala gangguan
pasase (obstruksi) dan gangguan vaskularisasi.
Jenis Reponibel Nyeri Obstruksi
Reponibel/bebas + - -
Ireponibel/akreta - - -
Inkarserata - + +
Strangulata - ++ +
Berdasarkan letak/lokasinya
Hernia interna
• Merupakan penonjolan isi suatu rongga melalui
suatu celah kedalam rongga lain dan tanpa diliputi
kantong, contohnya :
• Hernia diafragmatika
• Hernia foramen Winslow
• Hernia mesenterium, biasanya terjadi secara iatrogenik
misalnya setelah anastomosis usus
Hernia eksterna
• Penonjolan isi suatu rongga ke arah luar seperti
dinding perut, pinggang atau perineum, contohnya:
• Hernia inguinalis
• Hernia scrotalis
• Hernia femoralis
• Hernia umbilikalis
Hernia Inguinalis
Hernia ventralis
Penanganan Hernia
Penanganan DI IGD
Mengurangi hernia.
• Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk mencegah nyeri.
• Pasien harus istirahat agar tekanan intraabdominal tidak meningkat.
• Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut.
• Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20° terhadap hernia
inguinalis.
• Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah penonjolan yang
berlanjut selama proses reduksi penonjolan
• Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan untu
mengembalikan isis hernia ke atas
Konservatif
• Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk
corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin
hernia dengan tekanan lambat dan menetap sampai terjadi reposisi.
• Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi
Trendelenburg, pemberian sedatif parenteral, kompres es di atas
hernia, kemudian bila berhasil, anak boleh menjalani operasi pada
hari berikutnya.
• Bantal penyangga, bertujuan untuk menahan hernia yang telah
direposisi dan harus dipakai seumur hidup. Namun cara ini sudah
tidak dianjurkan karena merusak kulit dan otot abdomen yang
tertekan, sedangkan strangulasi masih mengancam
Operatif