Anda di halaman 1dari 36

Trauma Petir

dr. Ayutika Saraswati Adisasmito

Supervisor:
dr. Ardani F, SpB
KASUS
Survey Primer

A: Hambatan jalan nafas (-).


Curiga cedera servikal (-)
B: Suara nafas tambahan /
sesak nafas -/-. Gerakan D: GCS 15. Pupil isokorik
dada simetris. E:
C: Tanda perdarahan
eksternal (-). Nadi 118x. TD
90/70 mmHg
Anamnesis

2 Jam sebelum masuk RS

Beberapa saat setelah

Selama perjalanan ke IGD


Saat kejadian 2 jam SMRS

Tersambar petir Pasien mengaku Mual muntah 2x


saat sedang langsung pingsan, isi air, vol 1-2 sdm,
bertani di dekat <10 menit. Tidak darah (-)
pantai, Takisung ada saksi. Kedua lengan dan
Cuaca saat itu: Sakit kepala tungkai bawah
hujan petir berdenyut di terasa kaku dan
kedua kepala keras, sulit
digerakkan, dan
nyeri
Belum BAB/ BAK
Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat tekanan darah tinggi (-), kencing manis(-)

Riwayat sosial dan lingkungan


• Pasien tinggal di dekat pantai daerah Takisung. Pekerjaan
pasien adalah petani / berkebun.
Riwayat keluarga
• Ayah dari 2 anak, tidak ada riwayat penyakit. Ayah sudah
pensiun dengan hipertensi
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran
• CM, GCS 15

Tanda Vital
• TD 90/70; HR 57x/menit, regular, isi lemah; RR 20x/menit; Suhu 36,5 ̊C

Status Generalis
• Mata : konj.pucat - / sklera ikterik - / RL +/+; RTL +/+ pupil isokorik
• THT : dbn
• Leher : KGB tidak teraba
• Jantung : BJ 1-2 normal, murmur -, gallop –
• Paru :
•I : simetris, statis dinamis, paradoksikal (-)
•P : fremitus taktil +/+, nyeri tekan (-). Krepitasi (-)
•P : sonor -/-
•A : bronchovesikuler +/+, wheezing -/-; rongki -/-
• Abdomen : datar, BU+normal, timpani, hati limpa tidak teraba, nyeri tekan –
• Punggung : deformitas (-), krepitasi pada vertebrae (-)
• Ekst : hangat, kaku pada flexi keempat tungkai atas dan bawah, pada perabaan
keempat ekstrimitas terasa keras dan kaku, nyeri pada pergerakan pasif (-), nyeri out of
proportion (-), entry and exit wound (-), arborescet mark (-), edema -/-, CRT <2s, sensorik+5+5+5+5 +5+5+5+5
+/+, refleks fisiologis +2/+2, refleks Babinski -/-, motorik +5+5+5+5 +5+5+5+5
Pemeriksaan Penunjang: EKG serial
11/3/2016

Sinus ritmik 60x/menit, normoaksis, hipertrofi (-), gelombang P (+), PR


interval 0.20 detik, QRS kompleks 0.8 detik, ST elevasi/ depresi -/-
Pemeriksaan Penunjang: EKG serial
12/3/2016 jam 12 siang

Sinus ritmik 60x/menit, normoaksis, hipertrofi (-), gelombang P (+), PR


interval 0.20 detik, QRS kompleks 0.8 detik, ST elevasi/ depresi -/-
Pemeriksaan Penunjang: EKG serial
12/3/2016 jam 5 sore

Sinus bradiaritmia 48x/menit, normoaksis,


hipertrofi (-), gelombang P (+), PR interval 0.16
detik, QRS kompleks 0.8 detik, ST elevasi/
depresi -/-, unifokal VES
Pemeriksaan Penunjang: EKG serial
14/3/2016

Sinus bradikardia 58x/menit, normoaksis,


hipertrofi (-), gelombang P (+), PR interval 0.18
detik, QRS kompleks 0.8 detik, ST elevasi/
depresi -/-
Pemeriksaan Penunjang: Laboratorium
Darah lengkap Urinalisa

HB/ HCT/ WBC/ PLT 12.4/ 39.4/ 5.8/ 151 Warna Kuning jernih

SGOT/PT 51/ 48 Alb/ -/-/normal/-/-/-


reduksi/urobilin/
bilirubin/ keton/
nitrit
ALB/ BUN 2.9/ 6.0 Sedimen 1-3/ 0-2/ (+)/ -/ -/ -/
(leu/eri/sel -/ -
epitel/kristal/triple
phosphat/cylinder/
bakteri)
UR/CR 13/ 1.00 pH 7.6

GDS 98
Assessment
• Trauma Petir
Rencana Tatalaksana
• Nasal kanul O2 2-4 lpm
• IVFD Ringer Lactat loading 500 cc  lanjut NaCl 0.9%
25 tpm  2cc/kgBB/jam yaitu 40tpm
• IV natrium metamizole 500 mg / 8 jam
• IV pantoprazole 1 amp / 12 jam
• Pro urine catheter
• Observasi EKG untuk aritmia per 6 jam
• Observasi tanda-tanda sindroma compartment pada
keempat tungkai (nyeri pada pergerakan pasif, tanda 5
P, dan nyeri out of proportion)
• Observasi urin output 100 cc/jam dan warna urin
PEMBAHASAN
Trauma Luka Bakar Listrik
• Dibagi menjadi berdasarkan penyebab
Trauma Petir
• Diagnosis
– Riwayat hujan
berpetir (pasien sadar
/ tidak sadar)
– Saksi yang melihat
– PF karakteristik
(sering absen)
– Pakaian / sepatu
meledak
Mekanisme Luka Akibat Trauma Petir

1. Direct Strike 2. Side-flash 3. Upward streamer

4. Earth rise potential

5. Contact potential
Mekanisme Trauma Petir

5. Contact potential

Earth rise potential


Side-flash 6. Trauma tumpul
Trauma Petir VS
Trauma Listrik Voltase Tinggi
Faktor Petir Voltase tinggi (>1000 V)
Level energi 30 juta volts, 50.000 A Sering lebih rendah
Waktu terpapar Singkat, instan Lebih lama
Pathway Flashover (flows externally Dalam, internal
over the body), orifisium
Luka bakar Superfisial, minor Dalam, luka mayor
Kardiak Primary and secondary fibrilation
arrest, asystole
Renal Myoglobinuria / Sering myoglobinuria dan
hemoglobinuria jarang gagal ginjal
Fasiotomi Jarang dilakukan Sering dilakukan,
secepatnya, ekstensif
Trauma tumpul Akibat ledakan petir / Akibat jatuh, atau
perubahan suhu mendadak terlempar
Gejala Klinis (anatomis)
• Berdasarkan anatomis – Luka bakar
– Kardiopulmoner • Sering: ringan (hanya sekilas
petir)
• Gagal jantung (penyebab kematian
tersering) • Menentukan prognosis
• Jenis: VF, asystole • Luka bakar kranial = 2-3x
kemungkinan gagal jantung + 3-4x
• Aritmia, perubahan ST-T gel,
kemungkinan kematian
peningkatan QT
• Luka bakar tungkai bawah = 5x
– Neurologik (low electrical kemungkinan kematian
resistance)
• Jarang: mayor dan entri/exit
• Amnesia, gangguang tidur, sakit wound
kepala, mood tidak stabil, PTSD
• Jenis luka bakar
• Lokal di basal ganglia & serebelum – Linear
= eps, infarction, nyeri, dll – Pungtata
• Perifer: paresthesia + nyeri – Feathering / arborescent burn
• Keraunoparalisis (spasmik vaskular – Luka bakar thermal
dan instabilitas simpatetis)
• Kejang (anoxia)
Jenis Luka Bakar

• Linear Lichtenberg’s flower/ ferning/


keraunographic mark)

• Pungtata (full thickness burns)


• Termal dari ledakan atau panas
baju/ metal

• Arborescent burns (feathering / • Kombinasi


Gejala Klinis
– Trauma tumpul / ledakan – Telinga
• Tulang belakang • Ruptur membran timpani
• Fraktur • Hilang pendengaran
– Muskuloskeletal • tinnitus
• Jarang: fraktur + nekrosis – Fetal
otot (rhabdomyolisis dan • ½ selamat
gagal ginjal)
– Hematologis
– Mata
– Disfungsi endokrin &
• Katarak
seksual
• Iritis
• Retinal detachment – Psikologis &
neuropsikologis
Gejala Klinis
Tatalaksana
Tatalaksana: Survey Primer
• ABCDE
• Perbedaan prinsip penanganan mass casuality
pada trauma petir:
– “resuscitate the dead”
• Resusitasi hanya pada pasien gagal nafas/
jantung
– selain itu prognosis trauma petir: bonam
• Stabilisasi kepala, servikal, spinal
Tatalaksana: Survey Sekunder
• Bila ada saksi: deskripsi kejadian & kelakuan pasien pasca trauma
• Anamnesis lengkap
• PF + penunjang:

• tanda
tanda vital
vital (hipertensi
(hipertensi transien,
transien, hipotermi?),• kesadaran
Abdomen: (injuri
bising intrakranial?)
usus absen (ileus
– Mata: pupil & trauma mata
hipotermi?), kesadaran (injuri  pemeriksaan mata lengkap, rujuk sp Mata bila
atau trauma intraabdomen)
positif
intrakranial?) • Kulit: warna kulit, luka bakar
– Telinga: ruptur membran timpani  observasi + rujuk. Awasi tanda otorea +
• Mata: pupil & trauma
hemotimpani: 
mata kranii
fraktur basis • Urinalisa: myoglobin
– pemeriksaan
Kardiopulmoner: matanadilengkap,
distal rujuk
keempat • EKG aritmis?, EKG, enzim jantung
sp ekstrimitas,
Mata bila positif
(jarang) • Luka berat: darah lengkap, elektrolit,
•– Telinga:
Abdomen: ruptur
bisingmembran (ileusatau trauma
timpani
usus absen BUN, kreatinin, serial enzim jantung,
intraabdomen)
– observasi
Kulit: warna+ rujuk. Awasi
kulit, luka tanda
bakar gas darah
– otorea + hemotimpani:
Urinalisa: myoglobin fraktur basis • Dengan indikasi: roentgen / CT /
– kranii
EKG MRI
•– Kardiopulmoner:
Luka berat: darahnadi distalelektrolit, BUN,• kreatinin,
lengkap, Pasien hamil:
serial cek fetus
enzim (DJJ, USG)
jantung, gas
darah ekstrimitas, aritmis?, EKG,
keempat
– Dengan indikasi:
enzim jantung roentgen / CT / MRI
(jarang)
– Pasien hamil: cek fetus (DJJ, USG)
Tatalaksana
• Prinsip tatalaksana trauma petir: terapi cairan
&managemen ekspektan
• Terapi cairan
– Hipotensi: resusitasi dengan NS / RL, awasi tanda edema serebral
– IV line: mandatory, terutama pada pasien dg tanda vital tidak stabil,
tidak sadar, disorientasi
• Fasciotomy
– Keraunoparalisis (paralisis spesifik trauma listrik ec spasmik vaskular
dan instabilitas simpatetis, singkirkan trauma tumpul tulang
belakang!)
– pulseless ekstrimitas = manajemen expentan, bukan fasiotomi (high-
voltage electrical injury)
• Antibiotik dan profilaksis tetanus
– Sesuai indikasi bila ada trauma terbuka
Tatalaksana
• Terapi kardiovaskular
– Gagal jantung: AED, resusitasi
– Transien hipertensi: tidak butuh terapi
– Hipertensi muncul 12 – 72 jam pasca trauma: agen antihipertensi
– Delayed arrhtymia: observasi
– Ventilasi cukup
• Neurologi
– Serebral edema: mannitol, furosemide, restriksi cairan
– Kejang: oksigenasi + perfusi  bila tetap kejang: terapi standard kejang
– Nyeri: kombinasi NSAID, antiepileptik, trisiklik antidepresi, ganglionik blok
– Neuropsikiatri: rehabilitasi medis + edukasi
• Luka bakar
– Sering luka bakar superfisial
– Jarang kerusakan masif otot (myoglobinuria jarang terjadi): tidak butuh terapi
cairan agresif atau diuresis manitol
Prognosis
• Ad vitam: Bonam, kecuali terjadi gagal
jantung/ nafas

• Ad fungsionam: dubia, dapat terjadi nyeri


kronik, katarak, pendengaran berkurang

• Ad sanationam: dubia, dapat terjadi gangguan


neuropsikologis
Pencegahan
• Weather forecast!
• Saat terlihat kilatan cahaya / terdengar petir: masuk ke dalam
ruangan
• Interval 30 menit pasca petir: lanjut aktifitas outdoor
• Tempat aman:

• Hindari!
Referensi
1. Cooper MA, Andrews CJ, Holle RL. Lightning injury. Auerbach. Wilderness Emergencies. CV
Mosby; 2006. chap3.
2. Cooper MA. Emergent care of lightning and electrical injuries. 15 (3) 1995. Available
URL:http://lightninginjury.lab.uic.edu/treatment.html
3. 2005 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency
Cardiovascular Care:
4. Electric Shock and Lightning Strikes Circulation. 2005;112:IV-154-IV-155, published online before
print November 28 2005, doi:10.1161/CIRCULATIONAHA.105.166571
5. Cooper MA, Holle RL. Mechanism of lightning injury should affect lightning safety messages.
Chicago. 2010.
6. Cooper MA, Andrews CJ, Holle RL. Electrical current and lightning injury, in:The textbook of
emergency cardiovascular care and emergency. Lippincot Williams & Wilkins. Philadelphia 2009.
p498-509
7. Pfortmueller CA, Yikun Y, Haberkern M, Wuest E, Zimmermann H, Exadaktylos AK. Injuries,
sequelae, and treatment of lightning-induced injuries: 10 years of experience at a Swiss trauma
center. Emergency Medicine International. Volume 2012 (2012), Article ID 167698.
http://dx.doi.org/10.1155/2012/167698
8. Wardhana A. Panduan praktis manajemen awal luka bakar. 2014. Lingkar Studi Bedah Plastik.
Jakarta.
TERIMA KASIH! 

Anda mungkin juga menyukai