Disusun Oleh:
Dokter Pendamping:
2018-2019
1
Topik : Vertigo + Hipertensi Emergensi
Tanggal (kasus) : 24 November 2019 Presenter : dr. Christopher A. Manukiley
Tanggal presentasi : Juni 2019 Pendamping : dr. Lanny Manawan
Tempat presentasi : RS Advent Bandar Lampung
Obyektif presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi :
Tujuan :
Bahan bahasan : Tinjauan Riset Kasus Audit
Pusaka
Cara membahas : Diskusi Presentasi Email Pos
dan diskusi
Hasil Pembelajaran :
2
Subyektif
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala berputar yang memberat sejak pagi tadi
(sekitar 6 jam SMRS). Pusing berputar bertambah saat pasien menoleh, dan
bertambah saat pasien naik kendaraan menuju RS. Keluhan ini dirasakan mulai
muncul sejak 2 hari lalu namun tidak lama kemudian hilang. Pasien juga
mengeluhkan mual muntah sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat terdapat keluhan gangguan pendengaran disangkal, keluhan mengalami
sakit telinga atau berdenging disangkal. Keluhan terjatuh sebelumnya atau
mengalami trauma kepala disangkal, keluhan adanya kelemahan tubuh atau bicara
pelo disangkal. Pasien mengaku memiliki riwayat hipertensi dan jarang berobat
rutin.
Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : CM, GCS : 15
Status Gizi : Cukup
Tanda-tanda vital :
• Tekanan darah : 210/120 mmHg
• Nadi 94x/menit, isi tegangan cukup
• Respirasi rate : 20x/menit
• Suhu : 36,6°𝐶
Pada pemeriksaan status generalis ditemukan :
• Kepala : Normoochepal, simetris.
3
• Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Pupil isokor (3 mm/3mm), Reflek cahaya (+/+).
• Hidung : Nafas cuping hidung (-), darah (-), secret (-).
• Telinga : Darah (-), secret (-).
• Mulut : Mukosa basah (+), sianosis (-), lidah kotor (-).
• Leher : JVP tdk meningkat, trakea di tengah
• Thorax : Emfisema subkutis (-), jejas(-)
✓ Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis tidak kuat
• Perkusi : Batas jantung kesan dalam batas normal
• Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal,
reguler, bising (-)
✓ Paru
• Inspeksi : Pada saat statis maupun dinamis, gerakan dada
simetris. Retraksi intercostal(-).
• Palpasi : Fremitus raba kanan-kiri simetris
• Perkusi : Sonor (+/+)
• Auskultasi : Vesikuler (+/+)
• Abdomen
Inspeksi : Dinding perut sejajar dengan dinding dada
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Perkusi : Tympani
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba
• Trunk
4
• Ekstremitas
Oedem : (-/-)
Akral : Hangat
Status neurologis:
Status Neurologis
- Saraf Kranialis
N.Olfactorius (N.I)
Daya penciuman hidung : normal
N.Opticus (N.II)
- Tajam penglihatan : 6/6//6/6
- Lapang penglihatan : sama dengan pemeriksa
- Tes warna : normal
- Fundus oculi : tidak dilakukan
5
- Inferior : normal
- Obliqus superior : normal
- Obliqus inferior : (-)normal
- Refleks pupil akomodasi : normal / normal
- Refleks pupil konvergensi : normal / normal
N.Trigeminus (N.V)
Sensibilitas
- Ramus oftalmikus : normal
- Ramus maksilaris : normal
- Ramus mandibularis : normal
Motorik
- M. masseter : normal
- M. temporalis : normal
- M. pterygoideus : normal
Refleks
- Refleks kornea : (+/+)
- Refleks bersin : tidak dinilai
N.Fascialis (N.VII)
Inspeksi Wajah Sewaktu
- Diam : simetris
- Tertawa : simetris
- Meringis : simetris
- Menutup mata : simetris
6
Sensoris
- Pengecapan 2/3 depan lidah : normal
N.Acusticus (N.VIII)
N.cochlearis
- Ketajaman pendengaran : tidak dilakukan
- Tinitus : tidak dilakukan
N.vestibularis
- Test vertigo : tidak dilakukan
- Nistagmus : (-)
N.Accesorius (N.XI)
- M.Sternocleidomastodeus : normal
- M.Trapezius : normal
N.Hipoglossus (N.XII)
- Atropi : (-)
- Fasikulasi : (-)
- Deviasi : (-)
7
• Tanda Perangsangan Selaput Otak
Kaku kuduk : (-)
Kernig test : (-/-)
Laseque test : (-/-)
Brudzinsky I : (-/-)
Brudzinsky II : (-/-)
8
- Steriognosis : normal
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala berputar yang memberat sejak pagi tadi
(sekitar 6 jam SMRS). Pusing berputar bertambah saat pasien menoleh, dan
bertambah saat pasien naik kendaraan menuju RS. Keluhan ini dirasakan mulai
muncul sejak 2 hari lalu namun tidak lama kemudian hilang. Pasien juga
mengeluhkan mual muntah sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat terdapat keluhan gangguan pendengaran disangkal, keluhan mengalami
sakit telinga atau berdenging disangkal. Keluhan terjatuh sebelumnya atau
mengalami trauma kepala disangkal, keluhan adanya kelemahan tubuh atau bicara
pelo disangkal. Pasien mengaku memiliki riwayat hipertensi dan jarang berobat
rutin.
9
kranial, motorik, sensorik, refleks fisiologis dan refleks patologis tidak
menunjukkan kelainan.
Pada pasien terdapat keluhan pusing berputar yang timbul mendadak, dan bersifat
episodik, terdapat keluhan mual muntah dan pusing berputar teruatam dicetuskan
oleh perubahan posisi badan dan kepala pasien. Berdasarkan hasil anamnesis
tersebut, dapat disimpulkan pasien mengalami vertigo tipe vestibular. Vertigo
vestibular dibagi menjadi dua jenis, yaitu vertigo perifer dan vertigo sentral. Pada
vertigo tipe perifer, bangkitan vertigo timbul lebih mendadak, derajat vertigo yang
berat, dipengaruhi oleh gerakan kepala, terdapat gejala otonom ++ (mual, muntah,
berkeringat), gangguan pendengaran (tinitus, tuli), tanda fokal otak (-). Sedangkan
pada vertigo tipe sentral, bangkitan vertigo lebih lambat, dengan derajat yang
ringan, tidak dipengaruhi oleh gerakan kepala, gejala otonom +, tidak adagangguan
pendengaran, tanda fokal otak (+). Pada pasien didapatkan gambaran klinis vertigo
vestibular tipe perifer. Pada kasus ini, meskipun tidak terdapat adanya gangguan
pendengaran, namun dari segi onset dan tercetusnya vertigo yang muncul jika ada
10
perubahan posisi kepala seperti menoleh atau saat berjalan, maka pasien lebih
cenderung didiagnosis dengan vertigo perifer dengan hipertensi emergensi.
Plan
Diagnosis : Observasi vertigo ec vertigo perifer dd BPPV
Observasi TTV ec hipertensi emergensi
Pengobatan : Pada pasien ini dilakukan tatalaksana medikamentosa dan
nonmedikamentosa.
Penatalaksanaan :
1. Observasi keluhan vertigo dan tanda tanda vital serta adanya kemungkinan
defisit neurologis
2. Batasi aktivitas / tirah baring.
3. IVFD RL 20 gtt/menit
4. Pemeriksaan laboratorium darah rutin dan GDS.
Lembar Observasi
Tanggal
O//Tanda-Tanda Vital :
Tekanan Darah : 210/120 mmHg.
Frekuensi Nadi : 94 kali per menit, reguler, isi tegangan
cukup
Frekuensi nafas : 20 kali per menit, reguler
Suhu : 36,60 C (per axiller)6
11
A//Diagnosis → Observasi vertigo ec vertigo perifer dd BPPV
Observasi TTV ec hipertensi emergensi
P//Plan:
Pemeriksaan Darah Lengkap dan GDS
Medikamentosa:
Betahistin mesylate 2 tab
Dimenhydrinat 1 tab
Captopril 25 mg 1 tab
Amlodipin 10 mg
Observasi ttv / 1 jam
Vital Sign :
Tekanan darah : 190/100 mmHg
Frekuensi Nadi : 86 kali per menit, reguler, isi cukup
Frekuensi nafas : 20 kali per menit, reguler
Suhu : 36,6 C (per axiller)
Hasil lab:
Darah Lengkap :
Hb : 12,4 gr/dl
Hematokrit : 35,4%
Leukosit : 7700 /uL
Trombosit 289.000
P//
Medikamentosa:
IVFD RL 20 tpm
12
Ondansentron 4 mg IV
Omeprazol 40 mg IV
Flunarizin 1 tab
Vital Sign :
Tekanan darah : 170/100 mmHg
Frekuensi Nadi : 84 kali per menit, reguler, isi cukup
Frekuensi nafas : 20 kali per menit, reguler
Suhu : 36,6 C (per axiller)
P//
Medikamentosa:
Sukralfat syrup 3x 1C
Melapor pada Spesialis saraf → advice (+)
Tambahkan
IVFD RL : IVFD D5% 20 tpm
IVFD Manitol 125cc/6 jam
Inj.furosemid 20 mg/24 jam IV
Terapi lain diteruskan
Rawat inap di ruang E1
15.45 TTV:
Tekanan darah : 160/90 mmHg
Frekuensi Nadi : 84 kali per menit, reguler, isi cukup
Frekuensi nafas : 20 kali per menit, reguler
13
Suhu : 36,8 C (per axiller)
Pendidikan : Kepada pasien dan keluarga dijelaskan mengenai penyakit pasien dan
faktor penyebabnya. Juga dijelaskan mengenai pengobatan dan komplikasi yang
dapat terjadi.
Konsultasi : Diagnosis dan manajemen terapi pada pasien ini merupakan hasil
konsultasi dan advis dari dokter spesialis saraf
Definisi
Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar
mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan sekitar.
Vertigo tidak selalu sama dengan dizziness. Dizziness adalah sebuah istilah
non spesifik yang dapat dikategorikan ke dalan 4 subtipe tergantung gejala yang
digambarkan oleh pasien. Dizziness dapat berupa vertigo, presinkop (perasaan
lemas disebabkan oleh berkurangnya perfusi cerebral), light-headness,
disequilibrium (perasaan goyang atau tidak seimbang ketika berdiri). 1
Vertigo - berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar -
merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan
seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim keseimbangan. 3
Etiologi
Vertigo merupakan suatu gejala, sederet penyebabnya antara lain akibat
kecelakaan,stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu
sedikit atau banyak aliran darah ke otak dan lain-lain. Tubuh merasakan posisi
dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di
telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area
14
tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam
saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. 5
Keseimbangan dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi
tentang posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata. Penyebab
umum dari vertigo: 6
1. Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.
2. Obat-obatan : alkohol, gentamisin.
3. Kelainan telinga : endapan kalsium pada salah satu kanalis
semisirkularis di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan benign
paroxysmal positional
4. Vertigo, infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit
maniere,
5. Peradangan saraf vestibuler, herpes zoster.
6. Kelainan Neurologis : Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis,
sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin,
persyarafannya atau keduanya.
7. Kelainan sirkularis : Gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya
aliran darah ke salah satu bagian otak (transient ischemic attack) pada arteri
vertebral dan arteri basiler.
VERTIGO PERIFER
Penyebab vertigo dapat berasal dari perifer yaitu dari organ vestibuler sampai
ke inti nervus VIII sedangkan kelainan sentral dari inti nervus VIII sampai ke
korteks.Berbagai penyakit atau kelainan dapat menyebabkan vertigo. Penyebab
vertigo serta lokasi lesi : 7
1. Labirin, telinga dalam
- vertigo posisional paroksisimal benigna
- pasca trauma
- penyakit menierre
- labirinitis (viral, bakteri)
- toksik (misalnya oleh aminoglikosid, streptomisin, gentamisin)
- oklusi peredaran darah di labirin
- fistula labirin
15
2. Saraf otak ke VIII
- neuritis iskemik (misalnya pada DM)
- infeksi, inflamasi (misalnya pada sifilis, herpes zoster)
- neuritis vestibular
- neuroma akustikus
- tumor lain di sudut serebelo-pontin
3. Telinga luar dan tengah
- Otitis media
- Tumor
VERTIGO SENTRAL
1. Supratentorial
- Trauma
- Epilepsi
2. Infratentorial
- Insufisiensi vertebrobasiler
3. Obat
Klasifikasi
16
Vertigo dapat berasal dari kelainan di sentral (batang otak, serebelum atau
otak) atau di perifer (telinga – dalam, atau saraf vestibular).
1. Fisiologik : ketinggian, mabuk udara.
Vertigo fisiologik adalah keadaan vertigo yang ditimbulkan oleh stimulasi dari
sekitar penderita, dimana sistem vestibulum, mata, dan somatosensorik berfungsi
baik. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain :
- Mabuk gerakan (motion sickness)
Mabuk gerakan ini akan ditekan bila dari pandangan sekitar (visual surround)
berlawanan dengan gerakan tubuh yang sebenarnya. Mabuk gerakan akan
sangat bila sekitar individu bergerak searah dengan gerakan badan. Keadaan yang
memperovokasi antara lain duduk di jok belakang mobil, atau membaca waktu
mobil bergerak.
- Mabuk ruang angkasa (space sickness)
Mabuk ruang angkasa adalah fungsi dari keadaan tanpa berat (weightlessness).
Pada keadaan ini terdapat suatu gangguan dari keseimbangan antara kanalis
semisirkularis dan otolit.
- Vertigo ketinggian (height vertigo)
17
Vertigo Perifer
Terdapat tiga jenis vertigo perifer yang paling sering dialami yaitu :
1. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
Vestibular neuritis ditandai dengan vertigo, mual, ataxia, dan nistagmus. Hal
ini berhubungan dengan infeksi virus pada nervus vestibularis. Labirintis terjadi
dengan komplek gejala yang sama disertai dengan tinnitus atau penurunan
pendengaran. Keduanya terjadi pada sekitar 15% kasus vertigo otologik. 11
18
Vertigo Sentral
Beberapa penyakit yang dapat menimbulkan vertigo sentral :
1. Migraine
Selby and Lance (1960) menemukan vertigo menjadi gejala yang sering
dilaporkan pada 27-33% pasien dengan migraine.. Sebelumnya telah dikenal
sebagai bagian dari aura (selain kabur, penglihatan ganda dan disarthria) untuk
basilar migraine dimana juga didapatkan keluhan sakit kepala sebelah. Vertigo
pada migraine lebih lama dibandingkan aura lainnya, dan seringkali membaik
dengan terapi yang digunakan untuk migraine. 10
2. Vertebrobasilar insufficiency
19
jinak (BPPV), penyakit insufisiensi, neoplasma,
maniere, migren basiler
neuronitis vestibuler,
labirintis,
neuroma akustik, trauma
Gejala gangguan SSP Tidak ada Diantaranya :diplopia,
parestesi,
gangguan sensibilitas
dan fungsi
motorik, disartria,
gangguan serebelar
Masa laten 3-40 detik Tidak ada
Habituasi Ya Tidak
Intensitas vertigo Berat Ringan
Telinga berdenging dan Kadang-kadang Tidak ada
atau tuli
Nistagmus spontan + -
Selain itu kita bisa membedakan vertigo sentral dan perifer berdasarkan
nystagmus. Nystagmus adalah gerakan bola mata yang sifatnya involunter,
bolak balik, ritmis, dengan frekuensi tertentu. Nystagmus merupakan bentuk
reaksi dari refleks vestibulo oculer terhadap aksi tertentu. Nystagmus bisa bersifat
fisiologis atau patologis dan manifes secara spontan atau dengan rangsangan alat
bantu seperti test kalori, tabung berputar, kursi berputar, kedudukan bola mata
posisi netral atau menyimpang atau test posisional atau gerakan kepala. 7
Tabel 4. Membedakan nystagmus sentral dan perifer adalah sebagai berikut
:7
No Nystagmus Vertigo sentral Vertigo perifer
1. Arah Berubah-ubah Horizontal/horizontal
rotatoar
2. Sifat Unilateral/bilateral Bilateral
3. Test posisional
20
- Latensi Singkat Lebih lama
- Durasi Lama Singkat
- Intensitas Sedang Larut/sedang
- Sifat Susah ditimbulkan Mudah ditimbulkan
4. Test dengan Dominasi arah jarang Sering ditemukan
rangsang (kursi ditemukan
putar, irigasi
telinga)
5. Fiksasi mata Tidak pengaruh Terhambat
• Gejala Penyerta
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan neurologis, pemeriksaan dan
leher dan system cardiovascular.
• Pemeriksaan Neurologik
21
Pemeriksaan neurologic meliputi :
- Pemeriksaan nervus cranialis untuk mencari tanda paralisis nervus, tuli
sensorineural, nistagmus. 2
Nistagmus vertical 80% sensitive untuk lesi nucleus vestibular atau vermis
cerebellar.
Nistagmus horizontal yang spontan dengan atau tanpa nistagmus rotator
konsisten dengan acute vestibular neuronitis.
- Gait test
1. Romberg’s sign
Pasien dengan vertigo perifer memiliki gangguan keseimbangan namun
masih dapat berjalan, sedangkan pasien dengan vertigo sentral memilki instabilitas
yang parah dan seringkali tidak dapat berjalan. walaupun Romberg’s sign konsisten
dengan masalah vestibular atau propioseptif, hal ini tidak dapat dgunakan
dalam mendiagnosis vertigo. Pada sebuah studi, hanya 19% sensitive untuk
gangguan vestibular dan tidak berhubungan dengan penyebab yang lebih serius
dari dizziness (tidak hanya terbatas pada vertigo) misalnya drug related vertigo,
seizure, arrhythmia, atau cerebrovascular event. 3
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan
kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama
20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan
posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada
kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang
menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan
penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan
bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.
22
Gambar 3. Uji Romberg 5
2. Heel-to- toe walking test
3. Unterberger's stepping test 1 (Pasien disuruh untuk berjalan spot dengan
mata tertutup – jika pasien berputar ke salah satu sisi maka pasien memilki lesi
labirin pada sisi tersebut). 2
23
4. Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh
mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk
tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan
tertutup. Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita
ke arah lesi.
24
Gambar 6. Dix-hallpike 5
- Test hiperventilasi
25
- Pemeriksaan membrane timpani untuk menemukan vesikel (misalnya
herpes zoster auticus (Ramsay Hunt Syndrome)) atau kolesteaatoma (Sura
et Newell, 2010).
- Hennebert sign (vertigo atau nistagmus yangterjadi ketika mendorong
tragus dan meatus akustikus eksternus pada siis yang bermasalah)
mengindikasikan fistula perikimfatik. 2
- Valsava maneuver (exhalasi dengan mulut dan hidung ditutup untuk
meningkat tekanan melawan tuba eusthacius dan telinga dalam) dapat
menyebabkan vertigo pada pasien dengan fistula perilimfatik atau
dehiscence kanalis semisirkularis anterior. Namun nilai diagnostic
berdasarkan klinis ini masih terbatas. 3
- Head impulses test
• Pemeriksaan Cardiovascular
Diagnosis Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada vertigo meliputi tes audiometric, vestibular
testing, evalusi laboratories dan evalusi radiologis, Tes audiologik tidak selalu
diperlukan. Tes ini diperlukan jika pasien mengeluhkan gangguan pendengaran.
Namun jika diagnosis tidak jelas maka dapat dilakukan audiometric pada semua
pasien meskipun tidak mengelhkan gangguan pendengaran (Chain.
Vestibular testing tidak dilakukan pada semau pasieen dengan keluhan
dizziness. Vestibular testing membantu jika tidak ditemukan sebab yang jelas.
Pemeriksaan laboratories meliputi pemeriksaan elekrolit, gula darah, fungsi
thyroid dapat menentukan etiologi vertigo pada kurang dari 1 persen pasien. 11
Pemeriksaan radiologi sebaiknya dilakukan pada pasien dengan vertigo
yang memiliki tanda dan gejala neurologis, ada factor resiko untuk terjadinya CVA,
tuli unilateral yang progresif. MRI kepala mengevaluasi struktur dan integritas
batang otak, cerebellum, dan periventrikular white matter, dan kompleks nervus
VIII. 11
26
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Sekitar
20 sampai 40% pasien dapat didiagnosis segera setelah anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Diagnosis juga dapat ditentukan berdasarkan komplek gejala yang terdapat
pada pasien (tabel 5)
27
Terapi
Prinsip umum terapi Vertigo
• Medikasi
Lama kerja obat ini ialah 4 – 6 jam. Dapat diberi per oral atau parenteral
(suntikan intramuscular dan intravena). Dapat diberikan dengan dosis 25 mg – 50
mg (1 tablet), 4 kali sehari. Efek samping ialah mengantuk.
- Difhenhidramin Hcl (Benadryl)
28
Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam, diberikan dengan dosis 25 mg (1 kapsul)
– 50 mg, 4 kali sehari per oral. Obat ini dapat juga diberikan parenteral.
Efek samping mengantuk.
Antagonis Kalsium
Dapat juga berkhasiat dalam mengobati vertigo. Obat antagonis kalsium
Cinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine (Sibelium) sering digunakan. Merupakan
obat supresan vestibular karena sel rambut vestibular mengandung banyak
terowongan kalsium. Namun, antagonis kalsium sering mempunyai khasiat
lain seperti anti kholinergik dan antihistamin. Sampai dimana sifat yang lain ini
berperan dalam mengatasi vertigo belum diketahui.
- Cinnarizine (Stugerone)
Dapat diberikan pada penderita dengan serangan vertigo yang berat dan akut.
Obat ini dapat diberikan per oral atau parenteral (suntikan intramuscular atau
29
intravena). Dosis yang lazim ialah 25 mg (1 tablet) – 50 mg, 3 – 4 kali
sehari. Efek samping ialah sedasi (mengantuk).
Obat Simpatomimetik
Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo. Salah satunya obat
simpatomimetik yang dapat digunakan untuk menekan vertigo ialah efedrin.
- Efedrin
Lama aktivitas ialah 4 – 6 jam. Dosis dapat diberikan 10 -25 mg, 4 kali sehari.
Khasiat obat ini dapat sinergistik bila dikombinasi dengan obat anti vertigo
lainnya. Efek samping ialah insomnia, jantung berdebar (palpitasi) dan menjadi
gelisah – gugup.
Obat Penenang Minor
Dapat diberikan kepada penderita vertigo untuk mengurangi kecemasan
yang diderita yang sering menyertai gejala vertigo.efek samping seperti mulut
kering dan penglihatan menjadi kabur.
- Lorazepam
30
sistem visual atau proprioseptifnya. Kadang-kadang obat tidak banyak membantu,
sehingga perlu latihan fisik vestibular. Latihan bertujuan untuk mengatasi
gangguan vestibular, membiasakan atau mengadaptasi diri terhadap gangguan
keseimbangan.
Terapi Fisik Brand-Darrof
Ada berbagai macam latihan fisik, salah satunya adalah latihan Brand-Darrof.
Keterangan Gambar:
• Ambil posisi duduk.
• Arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik
posisi duduk.
• Arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri. Masing-
masing gerakan lamanya sekitar satu menit, dapat dilakukan berulang
kali.
• Untuk awal cukup 1-2 kali kiri kanan, makin lama makin
bertambah.
31
HALAMAN PENGESAHAN
32