yang paling sering ditemui, dengan gejala rasa pusing berputar diikuti mual
muntah dan keringat dingin, yang dipicu oleh perubahan posisi kepala
terhadap gaya gravitasi tanpa adanya keterlibatan lesi di susunan saraf pusat. Pada
95% setelah terapi reposisi kanalith. Pasien dengan keluhan dan gejala yang sesuai
dengan BPPV, namun tidak sesuai dengan kriteria diagnostik BPPV kanalis
terbanyak adalah trauma kepala (17%) diikuti dengan neuritis vestibularis (15%),
migraine, implantasi gigi dan operasi telinga, dapat juga sebagai akibat dari
posisi tidur yang lama pada pasien post operasi atau bed rest total lama. Pada
sebuah klinik vertigo di London, Inggris ditemukan sebanyak 17% kasus BPPV
oleh mual, muntah dan keringat dingin sewaktu merubah posisi kepala terhadap
gravitasi, dengan periode vertigo yang episodik dan berlangsung selama satu menit
2
seperti riwayat stroke, diabetes, hipertensi, trauma kepala, migrain dan riwayat
pada kupula. Kupula menutupi makula, yang adalah struktur padat dalam dinding
dari dua kantong- kantong (utrikulus dan sakulus) yang membentuk vestibulum.
Ketika batu-batu terlepas, mereka akan mengapung dalam kanal semisirkular dari
telinga dalam.
3
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
2. Umur : 52 tahun
4. Pekerjaan : TNI
5. Agama : Islam
7. Suku : Jawa
10. No RM : 65 98 68
B. ANAMNESIS
Pasien masuk Rumah Sakit dengan keluhan pusing berputar sejak empat hari yang
lalu. Keluhan dirasakan secara tiba tiba dan semakin memberat sejak satu hari
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan utamanya muncul saat pasien melakukan
perubahan posisi seperti baring ke duduk, dari baring menghadap kanan ke kiri,
membuka mata lama dan melihat cahaya. Riwayat mual (+) sejak 4 hari yang lalu
sebelum masuk rumah sakit, Riwayat muntah (+) dua kali sebelum masuk rumah
4
badan disangkal, penurunan kesadaran disangkal, demam (-), trauma (-), stroke (-),
5. Riwayat sosial ekonomi dan pribadi: Pasien bekerja sebagai TNI dan sering
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status generalis
b. Gizi : Baik
c. Tanda vital :
Nadi : 88 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,4oC
Anemia :-
Ikterus :-
Sianosis :-
2. Status psikiatris
5
c. kecerdasan : Tidak dapat dinilai
3. Status neurologis
e. Kepala :
Bentuk : Normocephal
Simetris : Simetris
f. Leher :
Sikap : Tegak
(kanan/kiri)
b. Laseque : -/-
c. Kernig : -/-
d. Brudzinsky I : -/-
e. Brudzinsky II : -/-
6
5. Nervus kranialis:
Ptosis : -/-
Strabismus : -/-
Nistagmus : +/+
Eksoftalmus : -/-
Enoptalmus : -/-
Pupil:
Menggigit : normal
Bersuara : baik
8
Menelan : baik
6. Motorik:
a. Gerakan
Normal Normal
Normal Normal
b. Kekuatan
5 5
5 5
c. Tonus otot
Normal Normal
Normal Normal
Refleks fisiologis:
a. Refleks tendon:
9
Refleks biseps :+/ +
c. Refleks permukaan :
Refleks Patologis:
b. Babinski : -/-
c. Chaddock : -/-
d. Oppenheim : -/-
e. Gordon : -/-
f. Schaefer : -/-
Sensibilitas:
a. Eksteroseptif:
Nyeri :+/+¿
Taktil : +/+
b. Propioseptif:
Fungsi otonom:
a. Miksi
b. Defekasi
Fungsi luhur:
11
e. Fungsi kognisi : sulit dinilai
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Ct-Scan
Kesan:
2. Laboratorium
MCV : 82.5
SGOT : 20
SGPT : 19
Ureum : 18
Kreatinin : 1.28
GDS : 90
3. RESUME
Pasien masuk Rumah Sakit dengan keluhan pusing berputar sejak empat hari yang
lalu. Keluhan dirasakan secara tiba tiba dan semakin memberat sejak satu hari
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan utamanya muncul saat pasien melakukan
perubahan posisi seperti baring ke duduk, dari baring menghadap kanan ke kiri,
membuka mata lama dan melihat cahaya. Riwayat mual (+) sejak 4 hari yang lalu
sebelum masuk rumah sakit, Riwayat muntah (+) dua kali sebelum masuk rumah
badan disangkal, penurunan kesadaran disangkal, demam (-), trauma (-), stroke (-),
Hipertensi (-) terkontrol, diabetes mellitus(-). Tekanan darah : 130/80 mmHg, Nadi
dan kordinasi yaitu nose finger to nose pada pasien ditemukan dismetria.
12
Motorik:
a. Gerakan
Normal Normal
Normal Normal
b. Kekuatan
5 5
5 5
c. Tonus otot
Normal Normal
Normal Normal
4. DIAGNOSIS
5. PENATALAKSANAAN
1. Infus RL 20 tpm
3. Vastigo 6 mg 3x1
4. Lanzoprazole 1x1
13
Rehabilitatif:
dengan posisi kepala di tegakkan kedepan dan dimiringkan 45’ ke kiri dan
kekanan (latihan visual-vestibular). Selain itu pasien juga diedukasi untuk latihan
Brandt Darroff dengan cara duduk tegak di tepi tempat tidur, dengan kedua kaki
menggantung dan mata terbuka. Kepala diarahkan 45’ ke kiri lalu baring dengan
cepat ke kanan. Posisi ini dipertahankan selama 30 dtk. Latihan ini dilakukan
pula untuk sisi yang berlawanan. Latihan ini dilakukan 3 kali sehari masing
6. PROGNOSIS
FOLLOW UP :
O/
GCS : E4 M6 V5
FKL : DBN
Nn.Cr : Pupil bulat isokor Ø 2,5 mm ODS
14
Motorik
Pergerakan :
Normal Normal
Normal Normal
Kekuatan :
5 5
5 5
Tonus :
Normal Normal
Normal Normal
Refleks Fisiologis
+2 +2
+2 +2
Refleks Patologis
- -
- -
Sensoris : DBN
Otonom : BAB : dbn
BAK : dbn
Nistagmus : +/+
A/ Vertigo Berat
2-11-2019 S/ 1. Infus RL 20 tpm
pusing berputar, pusing dirasakan
O-2 memberat saat berubah posisi. Demam 2. Neurobion 1 amp / 24jam
(-), mual dan muntah (-), sesak (-),
Td : 120/90 keringat dingin (-) / drips
15
Tonus :
Normal Normal
Normal Normal
Refleks Fisiologis
+2 +2
+2 +2
Refleks Patologis
- -
- -
Sensoris : DBN
Otonom : BAB : DBN
BAK : DBN
A/ Vertigo Berat
3-11-2019 S/ 1. Infus RL 20 tpm
pusing mulai berkurang, pusing
O-3 dirasakan memberat saat berubah 2. Neurobion 1 amp / 24jam
posisi. Demam (-), mual dan muntah
Td : 110/80 (-), sesak (-), keringat dingin (-) / drips
Refleks Patologis
16
- -
- -
Sensoris : DBN
Otonom : BAB : DBN
BAK : DBN
A/ Vertigo Berat
4-11-2019 S/ 1. Infus RL 20 tpm
pusing berkurang, pusing dirasakan
O-4 memberat saat berubah posisi. Demam 2. Neurobion 1 amp / 24jam
(-), mual dan muntah (-), sesak (-),
Td : 110/80 keringat dingin (-) / drips
Kekuatan :
5 5
5 5
Tonus :
Normal Normal
Normal Normal
Refleks Fisiologis
+2 +2
+2 +2
Refleks Patologis
- -
- -
Sensoris : BDN
17
Otonom : BAB : DBN
BAK : DBN
A/ Vertigo Berat
5-11-2019 S/ 1. Infus RL 20 tpm
pusing berkurang, pusing dirasakan
O-5 memberat saat berubah posisi. Demam 2. Neurobion 1 amp /
(-), mual dan muntah (-), sesak (-),
Td : 110/80 keringat dingin (-) 24jam / drips
Refleks Patologis
- -
- -
Sensoris : DBN
Otonom : BAB : DBN
BAK : DBN
A/ Vertigo Berat
DISKUSI KASUS
18
Studi meneliti mengenai gejala vertigo pada 14.790 subyek dan mendapatkan
keluhan pusing berputar apabila terjadi perubahan posisi. Kasus ini mengindikasikan
salah satu gejala khas dari BPPV. BPPV terjadi saat otokonia, suatu kalsium karbonat
yang terbentuk di makula utrikulus terlepas dan masuk ke dalam kanalis semisirkularis.
Hal ini menyebabkan sensasi berputar ketika terjadi perubahan posisi kepala.
Pada kasus ini, kemungkinan besar pasien termasuk ke dalam jenis BPPV yang
semisirkularis merubah respon kepala terhadap sudut kepala. Ketika ada perubahan posisi
lingkaran kanal,yang mengarah ke rasa rotasi palsu. Lokasi tersering BPPV ialah
kanalis semisirkularis posterior, yakni kanal yang paling dipengaruhi oleh gravitasi.
Lepasnya otokonia juga cukup sering terjadi pada kanalis semisirkularis horizontak,
dikarenakan posisinya yang paling atas, sehingga otokonia jarang masuk kedalammnya.
Gejala pusing berputar yang terjadi telah dialami beberapa hari. Keluhan tidak
berkurang secara spontan dan mulai berkurang setelah pemberian terapi. Vertigo
merupakan suatu sindroma atau kumpulan gejala subjektive dan objektif dari gangguan
organ keseimbangan tubuh. Gejala subjektif yang biasa dirasakan oleh pasien adalah
pusing berputar, rasa kepala ringan, rasa terapung, terayun dan mual, Gejala objektif
yang bisa didapatkan adalah peningkatan aktivitas otonom seperti keringat dingin,
pucat, muntah, sempoyongan saat berdiri atau berjalan dan nistagmus. Gejala ini dapat
diperberat/diprovokasi oleh perubahan posisi kepala.. Hal ini sesuai dengan yang
19
dirasakan oleh pasien yang mengalami pusing berputar utamanya saat berubah posisi,
mual muntah sebanyak dua kali, berkeringat dingi dan nistagmus horizontal. Diagnosis
Gambaran Klinis yaitu gambaran utama BPPV meliputi pusing berputar, berdurasi
singkat, intensitas berat dan disertai mual muntah. Gejala dipicu oleh perubahan posisi
kepala seperti bangun dari tidur, beridiri, berguling, membungkuk dan posisi kepala
menengadah dalam waktu lama. Pemeriksaan Fisis pada respon positif terhadap Dix-
gangguan pada organ keseimbangan central atau perifer. Dalam diagnosis vertigo , sangat
penting untuk membedakan vertigo central dan vertigo perifer. Hal ini dapat dilakukan
dengan melakukan anamnesi yang baik. Selain itu bisa pula disertai dengan CT
Scan kepala apabila terdapat dasar kecurigaan ke vertigo central. Pada kasus ini, pasien
mengeluh pusing berputar yang tiba-tiba menyerang saat perubahan posisi. Keluhannya
berkurang cepat dengan istirahat dan perbaikan posisi (berbaring). Pasien juga
mengalami mual muntah sebanyak dua kali. Dalam pemeriksaan fisik, tidak dilakukan
dix-halpike manuver. Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan nistagmus dan diperoleh
nistagmus horizontal pada pasien. Dan dilakukan pemeriksaan finger to nose dan
diperoleh dismetria. Hal ini dapat menunjukkan bahwa pasien mengalami vertigo akibat
kristaloid atau koloid intra vena (IV) yaitu berupa IVFD Ringer Laktat 20 tpm. Betahistine
adalah analog histamin yang aktif secara oral. Betahistine berguna dalam menyebabkan
vasodilasi (peningkatan suplai darah) dari telinga bagian dalam dan mengurangi tekanan di
20
telinga dalam. Betahistine yang diberikan adalah Betahistine mesilate (vastigo) dengan
dosis 6 mg, 3 kali sehari. Neurobion adalah suplemen vitamin neurotropik yang
mengandung vitamin B kompleks dosis tinggi, termasuk B1, B6, dan B12. Ketiga vitamin
ini penting untuk metabolisme tubuh, terutama di sistem saraf perifer dan pusat.
Lanzoprazole adalah kelompok obat proton pump inhibitor. Obat ini digunakan untuk
Dimenhydrinate adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan menangani mual,
gerakan di dalam telinga berbeda dengan sensasi gerakan yang dilihat orang tersebut.
dengan posisi kepala di tegakkan kedepan dan dimiringkan 45’ ke kiri dan kekanan
(latihan visual-vestibular). Selain itu pasien juga diedukasi untuk latihan Brandt Darroff
dengan cara duduk tegak di tepi tempat tidur, dengan kedua kaki menggantung dan mata
terbuka. Kepala diarahkan 45’ ke kiri lalu baring dengan cepat ke kanan. Posisi ini
dipertahankan selama 30 dtk. Latihan ini dilakukan pula untuk sisi yang berlawanan.
Latihan ini dilakukan 3 kali sehari masing masing lima siklus ke kiri dan ke kanan
selama 2 minggu.
21
DAFTAR PUSTAKA