ILMU SARAF
LOW BACK PAIN
Disusun Oleh :
dr. Wulan Ayu Astari Suhardi
Pembimbing:
dr. Aris Dharma Sp,N
1
BAB I
LAPORAN KASUS
1.2 Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang yang menjalar sampai kaki 2
minggu yang lalu, kesemutan (-)
Keluhan Utama
Nyeri pinggang
2
Keluhan pasien bertambah berat jika pasien melakukan perubahan posisi atau
duduk lama. Keluhan berkurang jika pasien berbaring. Pasien juga sering
merasakan nyeri saat mengangkat beban berat, Rasa kesemutan (-), penurunan
berat badan dalam waktu 1 bulan terakhir (-), Nyeri tidak bertambah berat saat
batuk atau bersin, nyeri pada sendi lain (-), nyeri lengan (-), nyeri sendi lutut (-),
kelemahan anggota gerk (-), tungkai terasa kebas (-), kelemahan otot (-), keringat
dingin (-), Mual (-), muntah (-), demam (-), batuk (-), BAK dan BAB tidak
terdapat adanya keluhan. Pasien mengatakan bahwa belum pernah berobat
sebelumnya dan belum pernah mengkonsumsi obat lain untuk mengurangi nyeri
dibagian pinggang.
Dikarenakan keluhan yang dialami oleh pasien semakin memberat, sehingga
pasien berobat ke IGD RSUD Cimacan pada hari Kamis, 30 Septemberl 2021.
Riwayat makan, alergi, obat obatan, perilaku kesehatan dll yang relevan
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi makanan ataupun
obat- obatan. Pasien juga mengatakan saat ini aktivitas harian yang sering ia
3
1.3 Pemeriksaan Fisik
Tanggal 30 September 2021
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Pernafasan : 21 x/menit
Nadi : 97 x/menit
Suhu : 36,90 C
SpO2 : 98% room air
Berat badan : 66 kg
Tinggi Badan : 156 cm
Status Gizi : IMT = 66 /(1.56)2 = 27,5 (Overweigh)
Status Generalisata
Kepala Normocepal
Thoraks
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, sikatriks(-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), Krepitasi (-)
Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+), Ronkhi (-), Wheezing (-)
4
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung atas: ICS II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kanan: ICS IV linea parasternalis dextra
Batas jantung kiri: ICS V linea midclavicularis
sinistra
Auskultasi: BJ I dan II reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, Sikatriks (-)
Auskultasi : Peristaltik normal
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Punggung
Inspeksi : Spondilosis (+), deformitas (-),
Palpasi : Nyeri tekan (-), Massa (-)
Perkusi : Nyeri ketok (+) pada region lumbal, CVA (-/-)
Ektremitas
Akral hangat, CRT > 2s, edema (-/-), sianosis (-/-)
5
Refleks
Fisiologis ++ ++
Patologis - -
Tes Laseque - -
Kontra Laseque - -
Patrick - -
Kontra Patrick - -
Bragard - -
Sicard - -
Basofil 0 % 0-1
Eusinofil 0 % 1-3
Neutrophil batang 0 % 2-6
Neutrophil segmen 60 % 50-70
Limfosit 29 % 20-40
Monosit 11 % 2-8
6
1.5 Diagnosis Kerja
1. Low Back Pain
DD
1. Radikulopati lumbal
1.6 Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanactionam : bonam
1.7 Tatalaksana
IVFD Nacl 0,9% 1500cc/24jam
Tramadol drip per 12 jam
Ketorolac 3X1amp iv
Mecobalamin 2x500mg
Gabapentin 3x10mg
Omeprazole 1x40mg iv
Vit B6 2x1
Diazepam 3x2mg po
Sucralfat syr 3x10cc
Konsul Fisioterapi
7
Edukasi :
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakit yang
diderita pasien
- Konsumsi makananan yang cukup dan bergizi seperti buah dan sayur,
hindari makanan yang tinggi lemak seperti gorengan dan santan
8
1.8 Follow Up
30/09/21
Hari perawatan ke-1
S Nyeri pinggang yang menjalar ke kaki
O - KU: TSS, Kes: CM
- N: 89x/menit, RR: 22x/menit, S: 36 C,TD: 140/90mmhg
Mata: anemis (-/-), mata cowong -/- Leher : kaku kuduk (-),
Thorax: simetris, retraksi (-),
Pulmo: dalam batas normal Cor: BJ I-II normal, bising (-)
Abdomen:
datar, supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba, BU (+)
meningkat, turgor kulit cukup
Genital : OUE hiperemis(-), fimosis (-) Ekstremitas : akral hangat,
edema -/-
9
Hari
perawatan ke-2
01/10/2021
S Nyeri pinggang menjalar sampai kaki masih dirasakan
O KU : TSS
Kesadaran : CM (E4M6V5)
TTV : TD 130/90 mmhg
HR 86x/menit
RR 22 x/menit
Suhu 37.oC
Mata : CA -/- SI -/- Mata cowong -/-
Hidung : sekret -/-, konka edema -/-, konka hiperemis -/-
Mulut : mukosa lembab
Thorax : Cor : S1 S2 reguler, mumur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler +/+ rh -/- wh -/- slem -/-
Abdomen : supel, BU (+) meningkat, NT (-)
Ektremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A Low Back Pain
Hipertensi
P – Memberikan obat tramadol drip 1amp dalam ns 0,9%100cc habis 20
menit
– Sucralfate3x10cc
– Ketorolac inj 30mg
– Mecobalamin 500mg
10
Hari perawatan ke-3
02/10/21
S Keluhan nyeri pinggang masih dirasakan dibagian kakinberkurang
P - Mecobalamin 500mg
- Gabapentine 100
- Diazepam 3x2mg po
- Ceftriaxone 2x1gr
- Amlodipine 10mg
11
Hari perawatan ke-4
03/10/21
S Keluhan nyeri pinggang masih dirasakan dibagian kaki nyeri
O KU : TSS Kesadaran : CM (E4M6V5)
TTV : TD: 148/97mmhg
HR 94x/menit
RR 20 x/menit
Suhu 36.5oC
Mata : CA -/- SI -/- Mata cowong -/-
Mulut : mukosa lembab
Thorax : Cor : S1 S2 reguler, mumur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler +/+ rh -/- wh -/- slem -/-
Abdomen : supel, BU (+) normal, NT (-)
Ektremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A Low back pain
Hipertensi
P - Mecobalamin 500mg
- Gabapentine 100mg
- Diazepam 3x2mg
- Ceftriaxone 2x1g
- Amlodipine 10mg
- Memberikan obat tramadol drip 1amp dalam ns 0,9%100cc habis
20 menit
12
Hari
perawatan ke-5
04/10/2021
S Nyeri pinggang menjalar sampai kaki masih dirasakan
O KU : TSS
Kesadaran : CM (E4M6V5)
TTV : TD 133/88 mmhg
HR 92x/menit
RR 20 x/menit
Suhu 36oC
Mata : CA -/- SI -/- Mata cowong -/-
Hidung : sekret -/-, konka edema -/-, konka hiperemis -/-
Mulut : mukosa lembab
Thorax : Cor : S1 S2 reguler, mumur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler +/+ rh -/- wh -/- slem -/-
Abdomen : supel, BU (+) meningkat, NT (-)
Ektremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A Low Back Pain
Hipertensi
P – Memberikan obat tramadol drip 1amp dalam ns 0,9%100cc habis 20
menit
– Sucralfate 3x10cc
– Ketorolac inj 30mg
– Mecobalamin 100mg
– Amlodipine 10mg
– Fisioterpi
13
Hari
perawatan ke-6
05/10/2021
S Nyeri pinggang menjalar sampai kaki masih dirasakan sudah mulai membaik
O KU : TSS
Kesadaran : CM (E4M6V5)
TTV : TD 137/83 mmhg
HR 100x/menit
RR 20 x/menit
Suhu 36,5oC
Mata : CA -/- SI -/- Mata cowong -/-
Hidung : sekret -/-, konka edema -/-, konka hiperemis -/-
Mulut : mukosa lembab
Thorax : Cor : S1 S2 reguler, mumur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler +/+ rh -/- wh -/- slem -/-
Abdomen : supel, BU (+) meningkat, NT (-)
Ektremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A Low Back Pain
Hipertensi
P – Memberikan obat tramadol drip 1amp dalam ns 0,9%100cc habis 20
menit
– Sucralfate 3x10cc
– Ketorolac inj 30mg
– Mecobalamin 500mg
– Amlodipine10mg
– Fisioterpi
14
Hari
perawatan ke-7
06/10/2021
S Nyeri Vas 4-5 jika duduk atau berdiri
O KU : TSS
Kesadaran : CM (E4M6V5)
TTV : TD 137/80 mmhg
HR 100x/menit
RR 20 x/menit
Suhu 36,5oC
Mata : CA -/- SI -/- Mata cowong -/-
Hidung : sekret -/-, konka edema -/-, konka hiperemis -/-
Mulut : mukosa lembab
Thorax : Cor : S1 S2 reguler, mumur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler +/+ rh -/- wh -/- slem -/-
Abdomen : supel, BU (+) meningkat, NT (-)
Ektremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A Low Back Pain
Hipertensi
P – Morfin 3x2mg po
– Gabapentine 100mg
– Mecobalamin 500mg
– Omeprazole 1x40mg iv
15
Hari
perawatan ke-8
07/10/2021
S Nyeri Vas 2
O KU : TSS
Kesadaran : CM (E4M6V5)
TTV : TD 130/70 mmhg
HR 90x/menit
RR 20 x/menit
Suhu 36,5oC
Mata : CA -/- SI -/- Mata cowong -/-
Hidung : sekret -/-, konka edema -/-, konka hiperemis -/-
Mulut : mukosa lembab
Thorax : Cor : S1 S2 reguler, mumur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler +/+ rh -/- wh -/- slem -/-
Abdomen : supel, BU (+) meningkat, NT (-)
Ektremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A Low Back Pain
Hipertensi
P – ACC Rawat jalan
– Kontrol pada hari kamis
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
17
- Vertebra thorakal sebanyak 12 ruas. Badan ruasnya besar dan kuat, taju
durinya panjang dan melengkung. Facies articularis superior menghadap ke
belakang dan lateral dan facies articularis inferior menghadap ke depan dan
medial.
- Vertebra lumbalis sebanyak 5 ruas. Badan ruasnya tebal, besar dan kuat,
bersifat pasif. Prosesus spinosusnya besar dan pendek. Facies prosesus
artikularis superior menghadap ke medial dan facies articularis inferiornya
menghadap ke lateral. Bagian ruas kelima agak menonjol disebut
promontorium.
- Vertebra sacralis sebanyak 5 ruas, ruas-ruasnya menjadi satu sehingga
berbentuk baji, yang cekung di anterior. Batas inferior yang sempit
berartikulasi dengan kedua os coxae, membentuk artikulatio sacroiliaca.
18
Gambar 2.1 Anatomi tulang belakang
yaitu :
- Kolom korpus vertebra beserta semua diskus intervetebra yang berada
diantaranya.
- Kolom elemen posterior (kompleks ligamentum posterior) yang terdiri
atas lamina, pedikel, prosesus spinosus, prosesus transversus dan pars
artikularis, ligamentum-ligamentum supraspinosum dan intraspinosum,
ligamentum flavum, serta kapsul sendi.
- Korpus
Merupakan bagian terbesar dari vertebra, berbentuk silindris yang
mempunyai beberapa facies (dataran) yaitu : facies anterior berbentuk
konvek dari arah samping dan konkaf dari arah cranial ke caudal. Facies
superior berbentuk konkaf pada lumbal 4-5.2
- Arcus
Merupakan lengkungan simetris di kiri-kanan dan berpangkal pada
korpus menuju dorsal pangkalnya disebut radik arcus vertebra dan ada
tonjolan ke arah lateral yang disebut procesus spinosus.
- Foramen vertebra
Merupakan lubang yang besar yang terdapat diantara corpus dan arcus
bila dilihat dari columna vetebralis, foramen vetebra ini membentuk
19
suatu saluran yang disebut canalis vetebralisalis, yang akan terisi oleh
medula spinalis.
Stabilitas pada vertebra ada dua macam yaitu stabilisasi pasif dan
stabilisasi aktif. Untuk stabilisasi pasif adalah ligament yang terdiri dari :
- Ligament longitudinal anterior yang melekat pada bagian anterior tiap
diskus dan anterior korpus vertebra, ligament ini mengontrol gerakan
ekstensi.
- Ligament longitudinal posterior yang memanjang dan melekat pada
bagian posterior dikcus dan posterior korpus vertebra. Ligament ini
berfungsi untuk mengontrol gerakan fleksi.
- Ligament flavum terletak di dorsal vertebra di antara lamina yang
berfungsi melindungi medulla spinalis dari posterior.
20
Gambar 2.3 Ligamen vetebrae
Setiap ruas tulang belakang dapat bergerak satu dengan yang lain oleh
karena adanya dua sendi di posterolateral dan diskus intervertebralis di
anterior. Bila dilihat dari samping, pilar tulang belakang membentuk
lengkungan atau lordosis di daerah servikal, torakal dan lumbal. Keseluruhan
vertebra maupun masing-masing tulang vertebra berikut diskus
intervertebralisnya bukanlah merupakan satu struktur yang elastis, melainkan
satu kesatuan yang kokoh dengan diskus yang memungkinkan gerakan bergesek
antar korpus ruas tulang belakang. Lingkup gerak sendi pada vertebra servikal
adalah yang terbesar. Vertebra torakal berlingkup gerakan yang sedikit karena
adanya tulang rusuk yang membentuk toraks, sedangkan vertebra lumbal
mempunyai ruang lingkup gerak yang lebih besar dari torakal tetapi makin ke
bawah lingkup geraknya makinkecil.
Kolumna vertebralis tersusun atas seperangkat sendi antar korpus vertebra
yang berdekatan, sendi antar arkus vertebra, sendi kortovertebralis, dan sendi
21
Diantara korpus vertebra mulai dari cervikalis kedua sampai vertebra
sakralis terdapat discus intervertebralis. Discus-discus ini membentuk sendi
fobrokartilago yang lentur antara dua vertebra. Discus dipisahkan dari tulang
yang diatas dan dibawanya oleh lempengan tulang rawan yang tipis. Discus
intervertebralis menghubungkan korpus vertebra satu sama lain dari servikal
sampai lumbal atau sacral. Diskus ini berfungsi sebagai penyangga beban dan
peredam kejut (shock absorber). Diskus intervertebralis terdiri dari tiga bagian
utama yaitu:2
Annulus fibrosus, terbagi menjadi 3 lapis:
- Lapisan terluar terdiri dari lamella fibro kolagen yang berjalan
menyilang konsentris mengelilingi nucleus pulposus sehingga
bentuknya seakan-akan menyerupai gulungan per (coiled spring)
- Lapisan dalam terdiri dari jaringan fibro kartilagenus
- Daerah transisi.
Nucleus pulposus
Nucleus pulposus adalah bagian tengah discus yang bersifat semigetalin,
nucleus ini mengandung berkas-berkas kolagen, sel jaringan
penyambung dan sel-sel tulang rawan. Juga berperan penting dalam
pertukaran cairan antar discus dan pembuluh-pembuluh kapiler.
Vertebral endplate
Tulang rawan yang membungkus apofisis korpus vertebra, membentuk
batas atas dan bawah dari diskus.
22
Nucleus Pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari proteoglycan
(hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi (80%) dan
mempunyai sifat sangat higroskopis. Nucleus pulposus berfungsi sebagai
bantalan dan berperan menahan tekanan atau beban.
23
hal ini dapat berpengaruh pada fungsi di bawahnya dan menyebabkan seseorang
lumpuh pada kedua sisi mulai dari leher ke bawah dan tidak terdapat sensasi di
bawah leher. Kerusakan yang lebih rendah pada tulang sakral mengakibatkan
sedikit kehilangan fungsi.
24
diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di
daerah lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran
nyeri ke arah tungkai dan kaki. LBP atau nyeri punggung bawah termasuk
salah satu dari gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan
akibat dari mobilisasi yang salah.
Epidemiologi
Low Back Pain (LPB) merupakan keluhan yang berkaitan dengan
usia, biasanya nyeri mulai dirasakan pada usia 20 tahun keatas dan
semakin meningkat pada usia 55 tahun, pada umumnya laki-laki beresiko
nyeri punggung sampai usia 50 tahun keatas kemudian menurun, tetapi
pada wanita terus meningkat. Semakin bertambahnya usia seseorang,
25
resiko untuk menderita low back pain akan semakin meningkat hal ini
dikarenakan adanya kelainan pada diskus intervetebralis pada usia tua.
- Araknoiditis:
Pada keadaan ini terjadi perlengketan-perlengketan. Nyeri timbul
bila terjadi penjepitan terhadap radiks oleh perlengketan tersebut.
- Stenosis kanalis spinalis :6
Penyempitan kanalis spinalis disebabkan oleh proses degenerasi
discus intervertebralis dan biasanya di sertai ligamentum flavum.
Gejala klinis timbulnya gejala klaudicatio intermitten disertai rasa
kesemutan dan nyeri tetap ada walaupun penderita istirahat.
- LBP spondilogenik
Nyeri yang disebabkan oleh berbagai proses patologik di kolumna
vertebralis yang terdiri dari osteogenik, diskogenik, miogenik dan
proses patologik di artikulatio sacroiliaka.
- LBP psikogenik
Biasanya disebabkan oleh ketegangan jiwa atau kecemasan dan
depresi atau campuran kedunaya.
- LBP osteogenik
Radang atau infeksi misalnya osteomielitis vertebral dan spondilitis
tuberculosa, trauma yang dapat mengakibatkan fraktur maupun
spondilolistesis, keganasan, kongenital misalnya scoliosis lumbal,
nyeri yang timbul disebabkan oleh iritasi dan peradangan selaput
artikulasi posterior satu sisi, metabolik mislnya osteoporosis,
osteofibrosis, alkaptonuria, hipofosfatemia familial.
- LBP
diskogenik
Spondilosis:
Proses degenerasi yang progresif pada discus intervertebralis,
27
sehingga jarak antar vertebra menyempit, menyebabkan
28
negative. Sensibilitas pada dermatom yang sesuai dengan radiks
yang terkena, menurun. Pada tes laseque akan dirasakan nyeri di
sepanjang bagian belakang. Percobaan valsava dan naffziger
akan memberikan hasil positif.
Spondilitis ankilosa:
Proses ini mulai dari sendi sakroiliaka yang kemudian menjalar
keatas, ke daerah leher. Gejala permulaan berupa rasa kaku di
punggung bawah waktu bangun tidur dan hilang setelah
mengadakan gerakan. Pada foto rontgen terlihat gambaran yang
mirip dengan ruas-ruas bamboo sehingga disebut bamboo spine.
- LBP miogenik
Ketegangan otot
:
Sikap tegang yang berulang-ulang pada posisi yang sama akan
memendekan otot yang akhirnya akan timbul rasa nyeri. Rasa
nyeri timbul karena iskemia ringan pasa jaringan otot regangan
yang berlebihan pada perlekatan miofasial terhadap tulang, serta
regangan pada kapsula.
Spasme otot atau kejang otot :
Disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba dimana jaringan otot
sebelumnya dalam kondisi yang tegang atau kaku atau kurang
pemanasan. Gejalanya yaitu adanya kontraksi otot yang disertai
dengan nyeri hebat. Setiap gerakan akan memperberat rasa nyeri
sekaligus menambah kontraksi.
Defisiensi otot :
Disebabkan oleh kurang latihan sebagai akibat dari mekanisme
yang berlebihan, tirah baring yang terlalu lama maupun karena
imobilisasi.8
Otot yang hipersensitif :
32
Spina Bifida: Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang
ditutupi oleh kulit yang berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa
didaerah itu ada tersembunyi suatu spina bifida okulta. Pada foto
rontgen tampak bahwa terdapat suatu hiaat pada arkus spinosus di
daerah lumbal atau sakral. Karena adanya defek tersebut maka pada
tempat itu tidak terbentuk suatu ligamentum interspinosum. Keadaan ini
akan menimbulkan suatu “lumbo-sakral sarain” yang oleh si penderita
dirasakan sebagai nyeri pinggang.10
Faktor Risiko
Ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan nyeri pada
punggung bawah, yaitu:
1.Faktor individu
a. Umur
Meningkatnya usia seseorang akan menyebabkan terjadinya
degenerasi berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi
jaringan parut dan pengurangan cairan sehingga hal tersebut
menyebabkan stabilitas pada otot dan tulang berkurang/ menurunnya
kekuatan dan kelenturan otot biasanya perubahan tersebut mulai
terjadi pada usia 30 tahun. Semakin tua seseorang maka semakin
mengalami penurunan elastisitas pada tulang yang memicu terjadi
LBP.
b. Jenis kelamin
Kejadian nyeri punggung bawah lebih banyak terjadi pada wanita
dibandingkan laki-laki. Hal ini dikarenakan secara fisiologis,
kemampuan otot wanita lebih rendah daripada pria. Pada wanita
keluhan nyeri bisa terjadi pada saat menstruasi dan pada saat
menopause dimana pada saat menopause terjadi penurunan hormon
estrogen sehingga mengakibatkan penurunan kepadatan tulang.
c. Obesitas
Orang yang memiliki berat badan yang berlebih (obesitas)
mempunyai resiko lebih besar dikarenkana beban yang membebani
34
akan menekan tulang belakang sehingga mengakibatkan lebih mudah
terjadinya kerusakan pada tulang belakang. Daerah yng paling sering
yaitu didaerah vetebrae lumbal
d. Masa kerja
Semakin lama waktu seseorang bekerja maka semakin tinggi resiko
untuk mengalami LBP. Pekerja yang memiliki masa kerja <10 tahun
lebih beresiko dibandingkan seseorang yang memiliki masa kerja < 5
tahun ataupun 5-10 tahun. Pada pekerjaan seperti mengangkat beban
memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami nyeri punggung
bawah.
e. Aktivitas/olahraga
Sikap tubuh yang salah yang menjadi kebiasaan seperti duduk,
berdiri, tidur, mengangkat beban yang salah dapat menyebabkan
nyeri punggung bawah.
f. Kebiasaan merokok
Kebiasaan ini dapat menyebabkan nyeri punggung pada perokok
karena kandungan nikotin pada rokok dapat menyebabkan
berkurangnya aliran darah ke jaringan. Selain itu juga dapat
menyebabkan berkurangnya kandungan mineral pada tulang.10
g. Kebiasaan olahraga
Olahraga dapat menyebabkan kemampuan kontraksi pada otot,
sehingga pada orang yang tidak berolahraga dapat menyebabkan
lemah nya otot terutama di perut sehingga tidak mampu menyokong
punggung secara maksimal. Aktivitas fisik yang cukup dan
dilakukan secara rutin minimal 3x dalam seminggu dimulai dengan
intersitas rendah guna menghindari cendera pada otot dan sendi
dapat membantu mencegah adanya keluhan LBP. Olahraga yang
teratur dapat memperbaiki kualitas hidup, mencegah osteoporosis
dan berbagai penyakit rangka serta penyakit lainnya. Kurangnya
akitivitas fisik dapat menurunkan suplay oksigen kedalam otot
sehingga dapat menyebabkan keluhan pada ototnya. Keluhan pada
35
otot juga dipengaruhi oleh kesegaran tubuh seseorang, semakin
tinggi kesegaran tubuh seseorang maka semakin rendah untuk
mengalami cedera pada otot.
2. Faktor Pekerjaan
Pekerjaan atau gerakan dengan beban berat > 25 kg akan
memberikan beban mekanik yang lebih besar terhadap otot,
ligament dan sendi. Beban tersebut dapat menyebabkan iritasi,
inflamasi, kelelahan otot, kerusakan otot, tendon dan jaringan
lainnya.11
a. Posisi kerja
Posisi yang abnormal saat melakukan pekerjaan Dapat
meningkatkan jumlah energi yang dibutuhkan sehingga
menyebabkan kondisi dimana transfer tenaga dari otot ke jaringan
rangka tidak efisien sehingga mudah menimbulkan kelelahan.
Misalnya posisi mengapai, berputar, memiringkan badan, berlutut,
jongkok dan lain-lain dalam waktu yang lama dan posisi yang tidak
normal.
b. Gerakan repitisi
pegulangan gerakan kerja dengan pola yang lama, terlalu sering
dengan beban yang berat akan menyebabkan terjadinya
ketegangan otot tedon dimana otot menerima tekanan beban terus
menerus tanpa memperoleh waktu relaksasi.
36
c. Gerakan durasi
Lamanya terpanjan faktor resiko dimana durasi singkat apabila <
1 jam perhari, sedang 1-2 jam perhari, lama >2 jam perhari.
Lama nya tersebut menyebabkan terjadi kelelahan otot, selama
berkontraksi otot memerlukan oksigen, jika gerakan berulang-
ulang dari otot menjadi terlalu vcepat sehingga oksigen belum
tercapai pada jaringan tersebut sehingga menyebabkam kelelahan
otot.
3. Faktor lingkungan
a. Getaran
Pada seseorang yang terlalu banyak menghabiskan waktu pada
tempat yang bergetar seperti kendaraan imana getaran dapat
menyebabkan kontraksi otot meningkat yang menyebabkan
peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat
danakhirnya timbul rasa nyeri.
b. Kebisingan
Kebisingan dapat memicu dan meningkatkan stres pada seseorang
sehingga meningkatkan resiko untuk LBP.
Klasifikasi
1. Acute low back pain
Nyeri punggung bawah yang menyerang beberapa hari sampai beberapa
minggu dalam waktu sebentar. Acute low back pain disebabkan karena
adanya trauma seperti terjatuh atau kecelakan. Tanda-tanda yang
ditemukan pada acute low back pain ialah nyeri yamg muncul tiba-tiba,
onset waktunya hanya sebentar, nyeri bisa hilang timbul san sembuh
dengan sendirinya.
2. Chronic low back pain
Nyeri pungguh bawah yang menyerang lebih dari 3 bulan, nyeri ini
37
dapat kambuh kembali. Pada stase ini memiliki proses penyembuhan
yang lama dan bersifat membahayakan. Chronic low back pain terjadi
karena penyakit dari osteoarteritis, proses degenerasi diskus
intertuberkularis dan tumor.
Patofisiologi
Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah
stimulus menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan
persepsi nyeri disebut sebagai system nosiseptif. Sensitifitas dari
komponen system nosiseptif dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor dan
berbeda diantara individu. Tidak semua orang yang terpajan terhadap
stimulus yang sama
38
kelenjar keringat. Stimuli serabut ini mengakibatkan pelepasan histamin
dari sel-sel mast dan mengakibatkan vasodilatasi. Serabut kutaneus
terletak lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan
dengan rantai simpatis paravertebra system saraf dan dengan organ
internal yang lebih besar. Sejumlah substansi yang dapat meningkatkan
transmisi atau persepsi nyeri meliputi histamin, bradikinin, asetilkolin dan
substansi P. Prostaglandin dimana zat tersebut yang dapat meningkatkan
efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin. Substansi lain dalam tubuh
yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri adalah endorfin
dan enkefalin yang ditemukan dalam konsentrasi yang kuat dalam system
saraf pusat.
Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses
sensori, dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system
assenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari
reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal. Proses nyeri
terjadi karena adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi nyeri.
Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini
kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik
yang tersusun atas banyak unit vertebrae dan unit diskus intervertebrae
yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai ligamen
dan otot paravertebralis. Konstruksi punggung yang unik tersebut
memungkinkan fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat
memberikanperlindungan yang maksimal terhadap sum-sum tulang
belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan
vertical pada saat berlari atau melompat. Batang tubuh
Manifestasi Klinis
Berdasarakan pemeriksaan yang cermat, LBP dapat dikategorikan ke
dalam kelompok :
a. Simple Back Pain (LBP sederhana) dengan karakteristik :
Adanya nyeri pada daerha lumbal atau lumbosacral tanpa
penjalaran atau keterlibatan neurologis
Nyeri mekanik, derajat nyeri bervariasi setiap waktu, dan
tergantung dari aktivitas fisik
Kondisi kesehatan pasien secara umum adalah baik.
40
Nyeri non mekanik yang konstan dan progresif
Ditemukan nyeri abdomen dan atau thoracal
Nyeri hebat pada malam hari yang tidak membaik dengan posisi
terlentang
Riwayat atau adanya kecurigaan kanker, HIV, atau keadaan
patologis lainnya yang dapat menyebabkan kanker
Penggunaan kortikosteroid jangka panjang
Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya, menggigil
dan atu demam
Fleksi lumbal sangat terbatas dan persisten
Saddle anestesi, dan atau adanya inkonentinensia urin
Risiko terjadinya kondisi yang lebih berat adalah awitan NPB
pada usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 55 tahun.13
Penegakan Diagnosa
Anamnesis
1. Waktu dan riwayat penyakit
Ditanyakan kepada pasien kapan mulai merasakan nyeri pada
punggung bawah, apakah pernah megalami hal serupa sebelumnya,
apakah memiliki riwayat trauma atau cedera sebelumnya.
dirakan saat ini, pada saat ringan dan pada berat. Pengukurang dengan
41
VAS apabila nilai dibawah 4 dikatakan nyeri ringan, 4-7 dinyatakan
nyeri sedang dan lebih dari 7 nyeri berat. Nyeri punggung bawah akibat
sebab mekanik dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan.
Pemeriksaan fisik
Pasien diperiksa dalam keadaan tidak berpakaian.
42
1. Inspeksi
Pada inspeksi yang perlu diperhatikan adalah:
43
c. Membungkuk ke depan ke lateral kanan dan kiri
Biasanya nyeri pada satu sisi atau kelateral menandakan nyeri pada
tungkai yang ipsilateral pada sisi yang sama.
4. Pemeriksaan neurlogis
a. Pemeriksaan sensori secara dermatom
Pemeriksaan ini sangat subjektif karena memerlukan perhatikan
pasien. Pemeriksaan ini untuk menentukan lokasi lesi low back pain
sesuai dengan dermatom.
b. Pemeriksaan refleks
Pemeriksaan ini digunakan untuk membedakan kelainan di UMN
atau LMN
Reflek yang menurun dan menghilang secara simetris tidak
bermakna untuk diagnosa nyeri punggung bawah dan tidak di
gunakan untuk menentukan lokalisasi letak kelainanya. Pada reflek
patella menunjukan adanya gangguan dari radiks L4- kurang L2 dan
L3 sedangkan refleks tumit biasanya gangguan pada S1.
c. Pemeriksaan motorik
Pemeriksaan ini bertujuan untuk membandingkan kedua sisi apakah
ada kelainan dengan memperhatikan dermatom yang
mempersyarafinya.
Pemeriksaan khusus
a. Test laseque
Pemeriksaan ini dilakukan dengan fleksi pada lutut terlebih dahulu, lalu
dipanggul kemudian dipanggul dengan perlahan-lahan lakukan ekstensi
lutut. Positif akan memberikan rasa nyeri pada pada tungkai terutama di
betis dan berkurang bila lutut dalam keadaan fleksi. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk untuk melihat adakah ketegangan pada saraf spinal
khususnya pada L5 dan S1.
b. Test Bragard
Modifikasi dari test leseque tetapi lebih sensitif. Caranya sama dengan
test laseque namun ditambah dengan dorsofleksi kaki.
44
c. Test Sicard
Testnya sama dengan test laseque namun ditambah dorsofleksi ibu jari
kaki.
Pemeriksaan Radiologi
a. Routgen Vetebrae: biasanya terlihat normal atau dijumpai penyempitan
ruangan intervetebrae dengan posisi tegang dan lurus akibat spasme otot
paravetebral.
b. Ct Scan : untuk menilai penyakit yang mendasari adanya nyeri
punggung bawah
c. USG: menilai penyempitan dari kanalis spinalis
d. MRI: untuk memvisualisasi sifat dan patologi dari nyeri punggung
bagian bawah.
Diagnosis Banding
1. Penyakit inflamasi sistemik pada tulang belakang
Penyakit inflamasi sistemik seperti artritis reumatoid yang menyebabkan
kelainan pada vetebrae lumbalis. proses inflamasi lain akibat
spondiloartropati seperti spondilitis ankilosa, dan spondilosis
hiperostotik.
2. Infeksi
Nyeri dapat berasal infeksi pada celah diskus lebih sering terjadi pada
saat setelah tindakan eksisi pada diskus dan infeksi iatrogenik. Infeksi
lainya seperti blastomikosis, kriptokokosis, antinomikosis dan lain-lain
3. Spondiolisis/spondiliolistesis
Spondiliolistesis dapat disebabkan oleh proses degeneratif pada diskus
dan disertai dengan adanya stenosis spinalis lokal atau akibat ruda paksa.
Suatu proses patologik lain yang mengakibatkan spondiliolistesis dapat
ditemukan pada berbagai penyakit tulang seperti spondilitis tuberkulosa,
sefilis, atrofati neurogenik dan lain-lainnya. Spondiliolistesis
diakibatkan oleh proses-proses patologik yang mengenai pada bagian
proksimal dari tulang vetebrae servikal.
45
4. Sebab lain nyeri pinggang bawah
Penyakit lain yang tidak berhubugan dengan punggung bawah dapat
memberi nyeri pada daerah tersebut. Organ viseral intra-abdominal
Tatalaksana
Untuk mengatasi nyeri punggung bawah bervariasi, dimulai dengan
edukasi dan konseling tentang masalah untuk meringankan kegelisahan
pasien sehingga sampai tahap resolve. Istirahat beberapa hari sering dapat
meringankan nyeri. Namun jika terlalu lama tidak dianjurkan. Penggunaan
obat-obatan NSAID dapat membantu, dan untuk obat-obatan yang lebih
keras dapat digunakan seperti muscle relaksan dan narkotik dapat
digunakan dalam jangka waktu yang pendek.
Sejumlah perawatan yang disebut bantuan pasif sering digunakan,
disebut pasif karena saat dilakukan pasien tidak melakukan apapun.
Termasuk bantuan pasif adalah terapi panas, terapi dingin, massage,
ultrasound, stimulation listrik, traksi dan akupuntur.16
Prosedur invasive yang dapat dilakukan untuk nyeri punggung
bawah adalah prosedur yang dimaksudkan, dengan membuang atau
merusak area yang dirasakan atau yang menyebabkan nyeri, contohnya
intra discal electrothermy (IDET) yang mana sebuah coiled wire
ditempatkan pada diskus dan kemudian dipanaskan, dan radiofrequency
ablation (RFA). Ini lebih invasive sebab dapat merusak jaringan, memiliki
resiko yang lebih besar dan efek samping yang lebih lama dibanding
terapi yang lain. Jika berhasil maka dapat membantu pasien untuk tidak
dilakukan prosedur bedah yang lebih besar. Tetapi hal ini tetap menjadi
kontroversi.
46
A.Bed Rest
Penderita harus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari
dengan sikap tertentu. Tempat tidur tidak boleh memakai pegas atau per.
Tirah baring ini sangat bermanfaat untuk nyeri punggung mekanik akut,
fraktur, dan HNP.
B. Medikamentosa
Ada 2 jenis obat dalam tatalaksana NPB ini, ialah obat yang bersifat
simtomatik dan bersifat kausal. Obat-obatan simtomatik antara lain
analgetika (salisilat, parasetamol, dll), kortikosteroid (prednison,
prednisolon), anti inflamasi non-steroid (AINS) misalnya piroksikam,
antidepresan trisiklik (secara sentral) misalnya aminiptrilin, dan obat
penenang minor misalnya diazepam, klordiasepoksid.
1. Salisilat
Merupakan analgetik yang paling tua, selain khasiat analgetik juga
mempunyai khasiat antipiretik, antiinflamasi dan antitrombotik.
Contohnya aspirin.
Dosis aspirin : analagetik 600-900, diberikan 4x sehari
Dosis aspirin : antiinflamasi 750-1500 mg diberikan 4x sehari
Kontraindikasi : tukak lambung, resiko terjadi perdarahan, gangguan
faal ginjal dan hipersensitif
2. Paracetamol
Merupkan analgetik-antipiretik yang paling aman untuk menghilangkan
rasa nyeri tanpa disertai inflamasi
Dosis terapi : 600-900 diberikan 4x sehari
47
C. Fisioterapi
Biasanya dalam bentuk diatermi (pemanasan dengan jangkauan
permukaan yang lebih dalam) misalnya pada HNP, trauma mekanik akut,
serta traksi pelvis misalnya untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis.
1. Terapi panas
Terapi menggunakan kantong dingin – kantong panas. Dengan
menaruh sebuah kantong dingin di tempat daerah punggung yang
terasa nyeri atau sakit selama 5 – 10 menit. Jika selama 2 hari
atau 48 jam rasa nyeri masih terasa gunakan heating pad (kantong
hangat)
2. Elektrostimulus
a. Acupunture
Menggunakan jarum untuk memproduksi rangsangan yang
ringan tetapi cara ini tidak terlalu efisien karena ditakutkan
resiko komplikasi akibat ketidaksterilan jarum yang
digunakan sehingga menyebabkan infeksi
b. Ultrasound
c. Radiofrequency Lesioning
Dengan menggunakan impuls listrik untuk merangsang saraf :
a. Spinal endoscopy
Dengan memasukkan endoskopi pada kanalis spinalis
untuk memindahkan atau menghilangkan jaringan scar
b. Percutaneous Electrical Nerve Stimulation (PENS)
c. Elektro thermal disc decompresion
d. Trans Cutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
3. Traction
Helaan atau tarikan pada punggung untuk kontraksi otot
48
4. Pemijatan atau massage
Dengan terapi ini bisa menghangatkan, merefleksikan otot
belakang dan melancarka peredaran darah.
D. Terapi Operatif
Pada dasarnya, terapi operatif dikerjakan apabila dengan tindakan
konservatif tidak memberikan hasil yang nyata, atau terhadap kasus
fraktur yang langsung mengakibatkan defisit neurologik, yang dapat
diketahui adalah gangguan fungsi otonom dan paraplegia.17
E. Rehabilitasi
Rehabilitasi mempunyai makna yang luas apabila ditinjau dari segi
pelaksanaanya. Tujuannya adalah mengupayakan agar penderita dapat
segera bekerja seperti semula dan tidak timbul NPB lagi kemudian
hari. Agar penderita tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam
melakukan kegiatan sehari-hari. Agar penderita tidak mengalami
komplikasi yang membahayakan penderita, misalnya pneumonia,
osteoporosis, infeksi saluran kencing, dan sebagainya.
49
menetap
e. NPB Stenosis Lumbal
Sebagian besar terapi konservatif: tirah baring, obat-obat & fisioterapi
Pembedahan segera bila ada tanda sindroma kauda equina atau defisit
neurologik yg progresif
f. NPB HNP
Terapi: tirah baring ≤2 hr, analgetik & NSAID, kompres hangat, jika perlu
suntikan lokal anestesi.
Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan tingkat pertama ini meruapakan paya untuk
mempertahankan orang yang sehat (tetap memiliki faktor resiko)
agar tetap sehat ayau mencegah orang yang sehat menjadi sakit.
Pencegahan primer dapat dilakukan dengan :
Lakukan aktivitas yang cukup dan tidak terlalu berat
50
yang kuat sehingga posisi tidur tidak melengkung. Yang paling
baik adalah tidur miring dengan satu bantal di bawah kepala dan
dengan lutut yang dibengkokkan. Bila tidur terlentang sebaiknya
diletakkan bantal kecil dibawah lutut.
Lakukan olahraga teratur. Pilij olahraga yang berfungsi
menguatkan otot-otot perut dan tulang belakang, misalnya sit up.
Postur tubuh yang baik akan melindungi dari cedera sewaktu
melakukan gerakan akrena beban disebarkan merata ke seluruh
bagian tulang belakang.
Berjalan rileks dengan sikap tubuh tegak.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya untuk menghindarkan
komplikasi dan mengurangi ketidakmampuan pada orang yang telah
51
sakit. Pencegahan sekunder ini daoat dilakukan dengan cara
mendeteksi penyakit secara dini dan pengadaan pengobatan yang
cepat dan tepat.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimaksudkan untuk mengurangi komplikasi
dan mengadakan rehabilitasi. Rehabilitasi bertujuan untuk
mengembalikan fungsi fisik dan menolong penderita nyeri punggung
agar lebih memperhatikan cara mengatasi masalah dan dapat
menjalani kehidupan yang lebih normal.
52
BAB III
ANALISA
KASUS
3.3 Analisis kemungkinan faktor risiko atau etiologi penyakit pada pasien
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki
kebiasaan sering melalukan aktivitas seperti membersihkan rumah,
mencuci, dan menggosok pakaian dan keluhan bertambah berat jika pasien
melakukan perubahan posisi atau duduk lama. Pasien juga sering merasakan
nyeri saat mengangkat beban berat, Sehingga dari faktor risiko tersebut
diduga penyebab sakit pada pasien adalah pekerjaan / aktivitas sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
56