Oleh:
Stefanie Angeline 04084821719171
Frischa Trirosalia 04084821719172
Pembimbing:
dr. Ernie, Sp.KFR
Oleh:
Stefanie Angeline 04084821719171
Frischa Trirosalia 04084821719172
telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik di
Bagian/Departemen Rehabilitasi Medik Fakultas Kedokteran Univesitas Sriwijaya/ RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang periode 27 April s.d. 12 Mei 2017.
Segala puji penyusun haturkan kepada Tuhan YME yang selalu memberikan rahmat kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan kasus berjudul Hernia Nucleus
Pulposus (HNP) ini tepat sesuai dengan jadwal yang telah diberikan.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
penulisan laporan kasus ini, terutama kepada dr. Ernie, Sp KFR sebagai pembimbing penulisan
laporan kasus ini.
Dengan penulisan laporan kasus ini, penulis berharap semua pihak yang membaca dapat
lebih memahami Hernia Nucleus Pulposus (HNP) sehingga dapat bermanfaat bagi calon dokter
umum khususnya serta bagi kesehatan masyarakat secara umum.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. 1
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... 2
KATA PENGANTAR................................................................................................. 3
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 5
BAB II STATUS PASIEN.......................................................................................... 6
BAB III TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 17
BAB IV ANALISIS MASALAH............................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 33
BAB I
PENDAHULUAN
I IDENTIFIKASI
a Nama : Ny. MW
b Umur : 55 tahun
c Jenis Kelamin : Perempuan
d Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e Alamat : Palembang
f Agama : Islam
g Kunjungan : 12 April 2017
h No. MedRec : 510956
II ANAMNESIS
a Keluhan Utama
Nyeri pinggang bawah kanan menjalar ke ekstrimitas bawah.
b Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri pinggang bawah sejak 4 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan tajam dan terlokalisir
di pinggang bawah, nyeri juga tidak mengganggu aktivitas pasien. Namun nyeri
dirasakan semakin memberat sejak 1 minggu SMRS, berupa nyeri tajam terus menerus
sepanjang hari, siang dan malam. Nyeri juga menjalar ke paha kanan bagian belakang,
tungkai bawah dan jari-jari kaki kanan. Pasien juga mengeluhkan bahwa nyeri dalam 1
minggu terakhir telah mengganggu aktivitas. Nyeri bertambah berat ketika pasien
melakukan perubahan posisi dari tidur ke duduk atau sebaliknya, saat batuk,
mengejan, dan bersin. Nyeri dirasakan mereda dengan berbaring disertai posisi kaki
yang ditekuk. Pasien juga merasa kebas di bagian lateral tungkai bawah kanan hingga
jari-jari kaki kanan. Kebas dialami 2 hari yang lalu. Pasien tidak mengalami keluhan
dalam buang air kecil maupun besar.
e Riwayat Pekerjaan
Sebagai ibu rumah tangga, pasien setiap hari melakukan pekerjaan rumah seperti
mencuci, menggosok, menyapu, dan mengepel dengan posisi yang kurang nyaman
seperti sering berjongkok dalam waktu yang lama serta posisi duduk membungkuk
dalam waktu yang lama
Bahasa/ bicara
Komunikasi verbal : normal
Komunikasi non verbal : normal
Tanda vital
Tekanan Darah : 140/100 mm/Hg
Nadi : 84x/menit, isi cukup irama teratur
Pernafasan : 18x/menit
Suhu : 36,3oC
Kulit : normal
Status Psikis
Sikap : kooperatif Orientasi : normal
Ekspresi wajah : datar Perhatian : normal
b Saraf-saraf Otak
Nervus Kanan Kiri
I N. Olfaktorius Tidak dilakukan Tidak dilakukan
II N. Opticus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
III N. Occulomotorius Tidak dilakukan Tidak dilakukan
IV N. Trochlearis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
V N. Trigeminus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
VI N. Abducens Tidak dilakukan Tidak dilakukan
VII N. Fasialis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
VIII N. Vestibulocochlearis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
IX N. Glossopharyngeus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
X N. Vagus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
XI N. Accesorius Tidak dilakukan Tidak dilakukan
XII N. Hypoglossus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
c Kepala
Bentuk : normal
Ukuran : normo cephali
Posisi
- Mata : normal
- Hidung : normal, simetris
- Telinga : normal, simetris
- Mulut : simetris
- Wajah : simetris gerakan abnormal : tidak ada
-
d Leher
Inspeksi : statis, simetris, struma (-), trakea di tengah
Palpasi : tidak teraba pembesaran KGB, kaku kuduk (-),
tumor (-), JVP 5-2cmH2O
e Thorax
Bentuk : simetris
Pemeriksaan Ekspansi Thoraks : Eks. & Ins. Maksimum (tidak dilakukan)
Paru-paru
- Inspeksi : statis dan dinamis simetris, retraksi (-)
- Palpasi : stem fremitus kanan=kiri, pelebaran sela iga (-)
- Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
- Auskultasi : vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung
- Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : iktus kordis tidak teraba
- Perkusi : batas-batas jantung normal
- Auskultasi : BJ I & II (+) normal, HR 84x/menit, reguler,
murmur (-), gallop (-)
f Abdomen
- Inspeksi : datar
- Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), hepar & lien tidak teraba
- Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
- Auskultasi : bising usus (+) normal
g Trunkus
Inspeksi
- Simetris : simetris
- Deformitas : tidak ada
- Lordosis : tidak ada
- Scoliosis : tidak ada
- Gibbus : tidak ada
- Hairy spot : tidak ada
- Pelvic tilt : tidak ada
Palpasi
- Spasme otot-otot para vertebrae: tidak ada
- Nyeri tekan (lokasi) : (+) Punggung bawah L5-S1
Luas gerak sendi lumbosakral
- Ante/retro fleksi (95/35) : 95/35
- Laterofleksi (D/S) (40/40) : 40/40
- Rotasi (D/S) (35/35) : 35/35
Test provokasi :
- Valsava test : -/+ - Tes gaernslen : tidak
- - - -
Dextra S D S
- Abduksi - - - -
Bahu 0 0 0 0
- Adduksi - - - -
Bahu 1 1 1 1
- Fleksi - - - -
bahu 0 0 0 0
- Extensi - - - -
bahu 0 0 0 0
- Endorota - - - -
si bahu (f0) 9 9 9 9
- Eksorota - - - -
si bahu (f0) 0 0 0 0
- Endorota - - - -
si bahu (f90) 9 9 9 9
- Eksorota - - - -
si bahu (f90) 0 0 0 0
- Fleksi - - - -
siku 0 0 0 0
- Ekstensi - - - -
siku 1 1 1 1
- Ekstensi - - - -
pergelangan tangan 0 0 0 0
- Fleksi - - - -
pergelangan tangan 0 0 0 0
- Supinasi - - - -
0 0 0 0
- Pronasi - - - -
0 0 0 0
- Fleksi - - - -
jari-jari tangan 0 0 0 0
-
-
-
-
-
-
- Test Provokasi kanan kiri
- Yergason test : tidak dilakukan tidak dilakukan
- Apley scratch test : tidak dilakukan tidak dilakukan
- Moseley test : tidak dilakukan tidak dilakukan
- Adson maneuver : tidak dilakukan tidak dilakukan
- Tinel test : tidak dilakukan tidak dilakukan
- Phalen test : tidak dilakukan tidak dilakukan
- Prayer test : tidak dilakukan tidak dilakukan
- Finkelstein : tidak dilakukan tidak dilakukan
- Promet test : tidak dilakukan tidak dilakukan
-
i Anggota Gerak Bawah
- Inspeksi kanan kiri
- Deformitas : tidak ada tidak ada
- Edema : tidak ada tidak ada
- Tremor : tidak ada tidak ada
- Palpasi
- Nyeri tekan (lokasi) : nyeri tekan pada L4-5 dan para vertebra kanan
- Diskrepansi : tidak ada tidak ada
-
- Neurologi
- Motorik - K - K
an ir
an i
- Gerakan - Lu - L
as ua
s
- Kekuatan
- Fleksi paha - 5 - 5
- Ekstensi paha - 5 - 5
- Ekstensi lutut - 5 - 5
- Fleksi lutut - 5 - 5
- Dorsofleksi - 5 - 5
pergelangan kaki
- Motorik - Ka - K
na iri
n
- Dorsofleksi ibu jari - 5 - 5
kaki
- Plantar fleksi - 5 - 5
pergelangan kaki
- Tonus - Eu - E
to ut
ni o
ni
- Tropi - Eu - E
tro ut
pi ro
pi
- Refleks Fisiologis
- Refleks tendo - No - N
patella rm or
al m
al
- Refleks tendo - No - N
Achilles rm or
al m
al
- Refleks Patologis
- Babinsky - Ti - Ti
da da
k k
ad ad
a a
- Chaddock - Ti - Ti
da da
k k
ad ad
a a
- Sensorik
- Protopatik - Normal
- Proprioseptik - Normal
- Vegetatif - Tidak ada Kelainan
-
- Luas Gerak Sendi
- Luas Gerak Sendi - - - -
A A Pa Pa
- - - -
D Si D Si
- Fleksi paha - - - -
0- 0- 0- 0-
- Ekstensi paha - - - -
0- 0- 0- 0-
- Endorotasi paha - - - -
0- 0- 0- 0-
- Adduksi paha - - - -
0- 0- 0- 0-
- Abduksi paha - - - -
0- 0- 0- 0-
- Fleksi lutut - - - -
0- 0- 0- 0-
- Ekstensi lutut - - - -
0- 0- 0- 0-
- Eversi kaki - - - -
0- 0- 0- 0-
-
- Tes Provokasi Sendi Lutut kanan kiri
- Stes test tidak dilakukan tidak
dilakukan
- Drawers test tidak dilakukan tidak dilakukan
- Test tunel pada sendi lutut tidak dilakukan tidak
dilakukan
- Test homan tidak dilakukan tidak
dilakukan
- Test lain-lain tidak dilakukan tidak dilakukan
-
IV Pemeriksaan Penunjang
A Radiologis : rencana dilakukan
B Laboratorium : tidak dilakukan
C Lain-lain CT-Scan/ MRI : tidak dilakukan
-
V RESUME
- Pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang bawah kanan menjalar ke
ekstrimitas bawah. Hal ini sudah dialami sejak 4 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan
tajam dan terlokalisir di pinggang bawah, nyeri juga tidak mengganggu aktivitas
pasien. Namun nyeri dirasakan semakin memberat sejak 1 minggu SMRS, berupa
nyeri tajam terus menerus sepanjang hari, siang dan malam. Nyeri juga menjalar ke
paha kanan bagian belakang, tungkai bawah dan jari-jari kaki kanan. Pasien juga
mengeluhkan bahwa nyeri dalam 1 minggu terakhir telah mengganggu aktivitas. Nyeri
bertambah berat ketika pasien melakukan perubahan posisi dari tidur ke duduk atau
sebaliknya, saat batuk, mengejan, dan bersin. Nyeri dirasakan mereda dengan
berbaring disertai posisi kaki yang ditekuk. Pasien juga merasa kebas di bagian lateral
tungkai bawah kanan hingga jari-jari kaki kanan. Kebas dialami 2 hari yang lalu.
Pasien tidak mengalami keluhan dalam buang air kecil maupun besar. Pasien bekerja
sebagai ibu rumah tangga, setiap hari melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci,
menggosok, menyapu, dan mengepel dengan posisi yang kurang nyaman seperti sering
berjongkok dalam waktu yang lama serta posisi duduk membungkuk dalam waktu
yang lama. Riwayat nyeri pinggang bawah (+) sejak tahun 2010. Riwayat trauma (-).
Riwayat batuk lama (TB) disangkal. Riwayat hipertensi (+). Riwayat kolesterol (+).
Pemeriksaan fisik: Valsava test (-/+), Tes Laseque (-/+), Baragard dan Sicard (-/+),
Niffziger test (-/+), Test SLR (-/+), Patrick (-/-), Kontra Patrick (-/-).
-
VI EVALUASI
- - - Kondisi saat ini - Sasaran
L
- - Nyeri - Mengurangi
S punggung rasa nyeri
bawah bagian punggung
kanan bawah bagian
kanan
- - Nyeri - Mengembalika
A bertambah n kemampuan
parah ketika pasien untuk
berdiri, dapat
berjalan jauh, beraktivitas
dan duduk secara normal
lama. sehari-hari.
- Saat sholat,
gerakan sholat
tidak
sempurna.
-
-
- BAB III
- TINJAUAN PUSTAKA
-
3.1 Definisi
- Hernia adalah protrusi atau penonjolan dari sebuah organ atau jaringan
melalui lubang yang abnormal.Nukleus pulposus adalah massa setengah cair yang terbuat
dari serat elastis putih yang membentuk bagian tengah dari diskus intervertebralis.
- Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan suatu gangguan yang
melibatkan ruptur annulus fibrosus sehingga nukleus pulposis menonjol (bulging) dan
menekan kearah kanalis spinalis. HNP mempunyai banyak sinonim antara lain: Hernia
Diskus Intervertebralis, Ruptur Disc, Slipped Disc, Prolapsed Disc dan sebagainya.
-
- Gambar 2.1 Hernia Nucleus Pulposus
-
3.2 Etiologi
- Penyebab dari Hernia Nucleus Pulposus (HNP) biasanya dengan
meningkatnya usia terjadi perubahan degeneratif yang mengakibatkan kurang lentur dan
tipisnya nucleus pulposus. Annulus fibrosus mengalami perubahan karena digunakan
terus menerus. Akibatnya, annulus fibrosus biasanya di daerah lumbal dapat menyembul
atau pecah (Moore dan Agur, 2013)
- Hernia nucleus pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan oleh karena
adanya suatu trauma derajat sedang yang berulang mengenai discus intervertebralis
sehingga menimbulkan sobeknya annulus fibrosus. Pada kebanyakan pasien gejala
trauma bersifat singkat, dan gejala ini disebabkan oleh cidera pada diskus yang tidak
terlihat selama beberapa bulan atau bahkan dalam beberapa tahun. Kemudian pada
generasi diskus kapsulnya mendorong ke arah medulla spinalis, atau mungkin ruptur dan
memungkinkan nucleus pulposus terdorong terhadap sakus doral atau terhadap saraf
spinal saat muncul dari kolumna spinal (Helmi, 2012).
-
3.3 Patofisiologi
- Pada tahap pertama sobeknya annulus fibrosus bersifat sirkum ferensial.
Karena adanya gaya traumatic yang berulang, sobekan tersebut menjadi lebih besar dan
timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah terjadi, maka risiko HNP hanya menunggu
waktu dan trauma berikutnya saja. Gaya presipitasi itu dapat diasumsikan sebagai gaya
traumatik ketika hendak menegakkan badan waktu terpeleset, mengangkat benda berat
dan sebagainya.
- Menjebolnya (herniasi) nucleus pulposus dapat mencapai ke korpus tulang
belakang diatas atau di bawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke kanalis vertebralis.
Menjebolnya sebagian nucleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapat dilihat pada foto
rontgen polos dan dikenal sebagai nodus schmorl. Sobekan sirkum ferensial dan radial
pada annulus fibrosus diskus intervertebralis berikut dengan terbentuknya nodus schmorl
merupakan kelainan yang mendasari low back pain subkronis atau kronis yang kemudian
disusul oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai ischialgia atau siatika.
Menjebolnya nucleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nucleus pulposus
menekan radiks yang bersamasama dengan arteria radikularis yang berada dalam lapisan
dura. Hal itu terjadi jika penjebolan berada disisi lateral. Setelah terjadi HNP, sisa discus
intervertebralis mengalami lisis, sehingga dua korpus vertebra bertumpang tindih tanpa
ganjalan (Muttaqin, 2008).
-
3.4 Tanda dan gejala
- Manifestasi klinis utama yang muncul adalah rasa nyeri d punggung
bawah disertai otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan. HNP terbagi atas HNP sentral dan
lateral. HNP sentral akan menimbulkan paraparesis flasid, parestesia dan retensi urine.
Sedangkan HNP lateral bermanifestasi pada rasa nyeri dan nyeri tekan yang terletak pada
punggung bawah, di tengah-tengah area bokong dan betis, belakang tumit, dan telapak
kaki. Kekuatan ekstensi jari kelima kaki berkurang dan reflex achiller negative. Pada
HNP lateral L5-S1 rasa nyeri dan nyeri tekan didapatkan di punggung bawah, bagian
lateral pantat, tungkai bawah bagian lateral, dan di dorsum pedis. Kelemahan m.
gastrocnemius (plantar fleksi pergelangan kaki), m. ekstensor halusis longus (ekstensi ibu
jari kaki). Gangguan reflex Achilles, defisit sensorik pada malleolus lateralis dan bagian
lateral pedis (Setyanegara dkk, 2014).
-
3.5 Anatomi Fungsional Sendi Tulang Belakang
3.5.1. Sistem Tulang Vertebra
- Tulang belakang adalah struktur lentur sejumlah tulang yang disebut vertebra.
Diantara tiap dua ruas vertebra terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaian
vertebra pada orang dewasa dapat mencapai 57 sampai 67 cm. seluruhnya terdapat 33
ruas tulang, 24 buah diantaranya adalah tulang-tulang terpisah dan 9 ruas sisanya
bergabung membentuk 2 tulang.
- Vertebra dikelompokkan dan dinilai sesuai dengan daerah yang ditempatinya,
tujuh vertebra cervikalis, dua belas vertebra thoracalis, lima vertebra lumbalis, lima
vertebra sacralis, dan empat vertebra koksigeus (Pearce, 2009). Susunan tulang vertebra
terdiri dari: korpus, arcus, foramen vertebrale, foramen intervertebrale, processus
articularis superior dan inferior, processus transfersus, spina, dan discus intervertebralis.
-
- Gambar 2.2 Vertebra
-
3.5.1.1. Korpus
- Merupakan lempeng tulang yang tebal, agak melengkung
dipermukaan atas dan bawah (Gibson, 2003). Dari kelima kelompok vertebra,
columna vertebra lumbalis merupakan columna yang paling besar dan kuat karena
pusat pembebanan tubuh berada di vertebra lumbalis (Bontrager dan Lampignano,
2014).
3.5.1.2. Arcus
- Menurut Gibson (2003) Arcus vertebra terdiri dari:
a. Pediculus di bagian depan: bagian tulang yang berjalan kea rah bawah dari
corpus, dengan lekukan pada vertebra di dekatnya membentuk foramen
intervertebrale.
b. Lamina di bagian belakang: bagian tulang yang pipih berjalan ke arah
belakang dan ke dalam untuk bergabung dengan pasangan dari sisi yang
berlawanan.
3.5.1.3. Foramen vertebrale
- Merupakan lubang besar yang dibatasi oleh korpus di bagian
depan, pediculus di bagian samping, dan lamina di bagian samping dan belakang.
3.5.1.4. Foramen intervertebrale
- Merupakan lubang pada bagian samping, di antara dua vertebra
yang berdekatan dilalui oleh nervus spinalis yang sesuai.
3.5.1.5. Processus Articularis Superior dan Inferior
- Membentuk persendian dengan processus yang sama padavertebra
di atas dan di bawahnya.
3.5.1.6. Processus Transversus
- Merupakan bagian vertebra yang menonjol ke lateral.
-
- Gambar 2.3 Vertebra Lumbal
-
3.5.1.7. Discus Intervertebralis
- Merupakan cakram yang melekat pada permukaan korpus dua
vertebrae yang berdekatan, terdiri dari annulus fibrosus, cincin jaringan
fibrokartilaginosa pada bagian luar, dan nucleus pulposus, zat semi-cair yang
mengandung sedikit serat dan tertutup di dalam annulus fibrosus.
-
-
- Gambar 2.5 ligament vertebra
3.5.3. Sistem Otot
- Menurut Moore dan Agur (2013) otot penggerak batang tubuh secara langsung
atau pun tidak langsung mempengaruhi vertebra. Otototot tersebut adalah m.
erector spinae, m. psoas, m. rectus abdominis.
M. Erector Spinae Origo: berasal melalui tendo yang lebar dari bagian dorsal crista
iliaca, permukaan dorsal sacrum dan processus spinosus vertebrae lumbalis kaudal,
dan ligament supraspinale. Insertion: M. iliocostalis: lumborum, thoracis, dan
cervicis; serabut melintas kranial ke angulus costae kaudal dan proc. transversus
vertebrae cervicalis. M. longissimus: thoracis, cervicis dan capitis; serabut melintas
kranial ke costae antara tuberculum costae dan angulus costae, ke proc. Spinosus di
daerah thorakal dan cervical, dan proc. Mastoideus ossis temporalis. M. spinalis:
thoracis, cervicis dan capitis: serabut melintas kranial ke proc. Spinosus di daerah
torakal kranial dan cranium. Fungsi utama: bekerja bilateral: ekstensi columna
vertebralis dan kepala sewaktu punggung membungkuk, otot-otot ini mangatur
gerakan dengan memperpanjang serabutnya secara bertahap; bekerja unilateral:
laterofleksi columna vertebralis.
M. Psoas Major Origo: Proc. Tansversus vertebrae lumbalis; sisi corpus vertebrae
T12-L5 dan discus intervertebralis. Insertio: melalui tendon yang kuat pada trochanter
minor femur. Fungsi: Kontraksi bagian kranial bersama m. illiacus mengadakan fleksi
paha; kontraksi bagian kaudal megadakan laterofleksi columna vertebralis; berguna
untuk mengatur keseimbangan batang tubuh seaktu duduk; kontraksi bagian kaudal
bersama m. illiacus mengadakan fleksi batang tubuh.
M. Rectus Abdominis Origo: Symphysis pubica dan crista pubica Insertion: Proc.
Xiphoideus dan cartilagines costales V-VII Fungsi: fleksi batang tubuh dan menekan
visera abdomen.
-
- Gambar 2.6 Lapisan dalam otot-otot punggung
-
- Gambar 2.7 Lapisan dalam otot-otot abdomen
-
3.5.4. Sistem Saraf
- Sistem Saraf Tiga puluh satu pasang saraf spinal (nervus spinalis)
dilepaskan dari medulla spinalis. Beberapa anak akar keluar dari permukaan dorsal dan
permukaan ventral medulla spinalis, dan bertaut untuk membentuk akar ventral (radix
anterior) dan akar dorsal (radix posterior). Dalam radix posterior terdapat serabut aferen
atau sensoris dari kulit, jaringan subkutan dan profunda, dan sringkali dari visera.radix
anterior terdiri dari serabut eferen atau motoris untuk otot kerangka. Pembagian nervus
spinal adalah sebagai berikut: 8 pasang nervus cervicalis, 12 pasang nervus thoracius, 5
pasang nervus lumbalis, 5 pasang nervus sakralis, dan satu pasang nervus coccygeus.
-
- Hueston JT, Wilson WF. The aetiology of trigger finger explained on the basis of
intratendinous architecture. Hand. 1972 Oct. 4(3):257-60. Dalam Kale, Satischandra. 2016.
Trigger Finger. WebMD. Diakses melalui http://emedicine.medscape.com/article/1244693-
overview#a4 pada Senin, 13 Maret 2017
- Rind, Libi, dk. 2010. Trigger Finger Dalam Lyn D. Weiss, Jay M. Weiss, Thomas
Pobre. 2010 Oxford American Handbook of Physical Medicine Rehabilitation. New York:
Oxford University Press