Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS

Cidera Plexus Brachialis

Oleh:
Gibrael Jireh
10700376
SMF BEDAH RSD dr. SOEBANDI JEMBER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2015

1. TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Cederaplexus
brachialisadalah
cedera
jaringan saraf yang berasal dari C5-T1.Plexus
brachialisadalah persarafan yang berjalan
dari leher ke arahaxillayang dibentuk oleh
ramus ventral saraf vertebra C5-T1.

Etiologi

Cedera akibat traksi traumatic traction injuries

Trauma penetrasi pada pundak atau leher- luka


trauma akibat tusukan pisau, laserasi kaca, atau
luka tembak pada regio supra-atau infraklavikula

cedera pada pleksus brachialis yang terjadi akibat


kelahiran

Penyebab yang jarang antara lain trauma tumpul


pada bahu, lesi kompresi, radiasi, dan neoplasma

Patofisiologis

Gambaran Klinis

Pleksopati
1.

Lesi tingkat radiks

supraklavikuler

1.Sindroma Erb-Duchenne

Lesi di radiks servikal atas (C5 dan C6) atau


trunkus superior dan biasanya terjadi akibat
trauma.

Pada bayi terjadi karena penarikan kepala saat


proses kelahiran dengan penyulit distokia bahu,
sedangkan pada orang dewasa terjadi karena
jatuh pada bahu dengan kepala terlampau
menekuk kesamping

Presentasi klinis pasien berupa waiters tip


position

Sindroma Klumpkes Paralysis

Lesi di radiks servikal bawah (C8, T1) atau trunkus


inferior dimana

penyebab pada bayi baru dilahirkan adalah


karena penarikan bahu untuk mengeluarkan
kepala,sedangkan pada orang dewasa biasanya
saat mau jatuh dari ketinggian tangannya
memegang sesuatu kemudian bahu tertarik

Presentasi klinis berupa deformitas clawhand


(kelemahan otot lumbrikalis)

Lesi di trunkus superior

Gejala klinisnya sama dengan sindroma Erb di


tingkat radiks dan sulit dibedakan.

Namun pada lesi di trunkus superior tidak


didapatkan kelumpuhan otot rhomboid, seratus
anterior, levator scapula dan saraf supra - &
infraspinatus.

Terdapat gangguan sensorik di lateral deltoid,


aspek lateral lengan atas dan lengan bawah
hingga ibu jari tangan

Lesi di trunkus media

Sangat jarang terjadi dan biasanya melibatkan daerah pleksus


lainnya (trunkus superior dan/atau trunkus inferior) Gejala
klinis didapatkan kelemahan otot triceps dan otot-otot yang
dipersyarafi n. Radialis (ekstensor tangan), serta kelainan
sensorik biasanya terjadi pada dorsal lengan dan tangan.

Lesi di trunkus inferior

Gejala klinisnya yang hampir sama dengan


sindroma Klumpke di tingkat radiks. Terdapat
kelemahan pada otot-otot tangan dan jari-jari
terutama untuk gerakan fleksi

Gangguan sensorik terjadi pada aspek medial dari lengan dan


tangan.

Lesi Pan-supraklavikular
(radiks C5-T1 / semua
trunkus)
Pada lesi ini terjadi kelemahan seluruh otot
ekstremitas atas, defisit sensorik yang jelas pada
seluruh ekstremitas atas dan mungkin terdapat nyeri

Pleksopati Infraklavikuler

Pada pleksopati infraklavikuler terjadi lesi ditingkat


fasikulus dan/atau saraf terminal

Lesi di fasikulus lateral

Dapat terjadi akibat dislokasi tulang humerus. Lesi


disini akan mengenai daerah yang dipersyarafi oleh n.
Muskulocutaneus dan sebagian dari n. Medianus.

Gejala klinisnya yaitu kelemahan otot fleksor lengan


bawah dan pronator lengan bawah

Lesi di fasikulus medial

Disebabkan oleh dislokasi subkorakoid dari humerus.


Kelemahan dan gejala sensorik terjadi dikawasan
motorik dan sensorik n. Ulnaris

otot intrinsik tangan seperti fleksor, ekstensor dan


abduktor jari-jari tangan, juga fleksor ulnar
pergelangan tangan

Lesi di fasikulus posterior

Lesi ini jarang terjadi. Gejala klinisnya yaitu terdapat


kelemahan dan defisit sensorik dikawasan n. Radialis.
Otot deltoid (abduksi dan fleksi bahu), otot-otot
ekstensor lengan, tangan dan jari-jari tangan
mengalami kelemahan

PEMERIKSAAN FISIK

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan ptosis,


enoftalmus, , anhidrosis, and miosis atau Horner
syndrome

Pemeriksaan Sensoris

Lokasi tes deep pressure spinal nerve

Nerve

Affected cord

Ibu jari

C6

Median nerve

Lateral cord

Jari tengah

C7

Median nerve

Lateral cord

Kelingking

C8

Ulnar nerve

Medial cord

Pemeriksaan Motorik
Saraf servikal

Tes fungsi motorik

C5

Abduksi, ekstensi, dan rotasi ekternal bahu, beberapa fleksi siku

C6

Fleksi siku, pronasi dan supinasi telapak tangan, beberapa ekstensi


pergelangan tangan

C7

Hilangnya fungsi ekstremitas secara difus tanpa paralisis sempurna


kelompok otot tertentu, ekstensi siku, yang secara konsisten
mempersarafi otot latisimus dorsi

C8

Ektensor dan fleksor jari tangan, fleksor pergelangan tangan, intrinsik


tangan

T1

Intrinsik tangan

Pemeriksaan Penunjang

Foto vertebra servikal

Foto bahu

Foto thorak

CT scan

MRI

Elektrofisiologi

Compound Muscle Action Potentials (CMAP)

SNAPs (Sensory Nerve Action Potentials)

EMG (Elektromiografi)

Penatalaksanaan

Pembedahan adalah pilihan untukadultbrachial plexus


injury,baik padaclosedmaupunopen injury

Donor saraf

Strategi rekonstruktif (fungsi pergerakan yang menjadi


prioritas rekonstruktif)

Teknik pembedahan

Nerve transfer

Nerve transfermengambil saraf lain atau cabang saraf


yang kurang penting untuk ditransfer pada saraf krusial
yang mengalami kerusakan dengan tujuan
mengembalikan fungsinya

Functioning free muscle transplantation

Functioning free muscle transplantationadalah transfer


otot menggunakanmicrovascular anastomosesuntuk
revaskularisasi dan
penyambunganmicroneuralpadarecipient motor
nervedengan tujuan reinervasi

Neurolysis

Neurolysismerupakan suatu prosedur melepaskan


neuroma(constrictive scar tissue)di sekitar saraf.

Nerve repair

Prosedurnerve repairberarti menjahit antara ujung dan


ujung saraf yang terputus yang dikerjakan di bawah
mikroskop

Nerve grafting

Bilagapantara saraf terlalu besar, sehingga tidak


mungkin dilakukan tarikan

Prognosis

Prognosis lesi pleksus brakhialis bervariasi tergantung


pada patofisiologi yang mendasari, meliputi tempat dan
derajat kerusakan saraf dan kecepatan mendapat
terapi. Proses regenerasi saraf terjadi kira-kira 1-2
mm/hari atau 1 inci/bulan, sehingga mungkin
diperlukan beberapa bulan sebelum tanda pemulihan
dapat dilihat.

2. LAPORAN KASUS

Laporan Kasus

Nama

: Ny. Ika Tari

Usia

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Owo ampel waluhan, Jember

Agama

: Islam

Bangsa / Suku

: jawa

Tanggal Pemeriksaan

: 29 tahun

: 11 February 2015

Keluhan Utama

Nyeri pada wajah post KLL

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluh tangan Kanan tidak dapat digerakan
setelah KLL. Pasien Mengalami KLL pada tahun 2013 dan
mengalami patah pada tangan kanan dan dislokasi pada
bahu kanan. Namun setelah KLL pasien mengaku seluruh
tangan kanan tidak dapat digerakan dan pasien pergi
berobat ke Rs.dr soetomo. Di rs dr soetomo tangan pasien
di operasi dan pasien merasa mulai bisa menggerakan
tangan.

Riwayat penyakit dahulu

Pasien tidak pernah menderita gejala penyakit serupa


sebelumnya.

Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, alergi disangkal.

Riwayat pemberian obat

Pasien di operasi di rs balung dan di rs. Dr.soetomo

Pemeriksaan fisik
(11 Desember 2014)
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum
2. Kesadaran

: Cukup

: Compos mentis

3. Vital Sign
Tekanan Darah

: 120/80 mmHg

Nadi

: 90 x/menit

RR

: 20 x/menit

Suhu

: 36,5 C

B. Pemeriksaan Khusus
1. Kulit

: Ptechia (-), Purpura (-)

2. Kepala
a. Mata
Konjungtiva

: Anemis -/-, perdarahan -/-

Sklera

: ikterus -/-

Palpebra

: oedem -/-,Ptosis +/-

Pupil
2mm/4mm

: refleks cahaya +/+, anisokor

b. Telinga
Lubang telinga

: Sekret -/-, Darah -/-

Bentuk

: Normal/Normal

Lubang

: Normal/Normal

Pendengaran

: Normal/Normal

c. Hidung
Sekret (-), perdarahan (+), massa (-), deformitas (+),
krepitasi (+).

D. Mulut
Bibir

: simetris, tidak sianosis, mukosa tidak pucat

Lidah

: tidak ada deformitas

e. Leher
KGB

: tidak ada pembesaran

Tiroid

: tidak ada pembesaran

f. Thorax
Paru
Inspeksi

: Simetris, tidak ada retraksi, tidak ada


ketertinggalan gerak antara dada kanan dan dada kiri.
Palpasi
Perkusi

: Fremitus raba normal


: Sonor di kedua lapangan paru

Auskultasi

: Ves +/+ Rh -/- Wh -/-

Jantung
Inspeksi

: ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: ictus cordis tidak teraba

Perkusi

: redup

Auskultasi

: S1 S2 tunggal, e/g/m = -/-/-

g. Abdomen
Inspeksi : Cembung, jejas (-)
Auskultasi

: BU (+) Normal

Palpasi : Soepel
Perkusi : Tympani
h. Ekstremitas
Akral Hangat

+ Oedem -

Status Lokalis
Regio

Crusris D :

L:

scar + , Oedem -, Deformitas

F:

krepitasi

M;

Rom : Terbatas

Status Neurologis

1.Gcs : 4-5-6

2.Pupil : diameter 2mm/4mm ,RC:+/+ .anisokor

3.Motorik : 111

555

4.sensorik : DBN

5.Otonom : DBN

555
555

Diagnosa

Plexus Brachialis injury


Differensial diagnosa
Spinal cord Injury
Penatalaksanaan
Functioning free muscle transplantation

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai