OLEH :
AMALIA.S,St,FT
NIP.19641018 1989 03 2003
1
BAB I
PENDAHULUAN
Golfer’s elbow syndrome adalah suatu keadaan nyeri pada siku bagian dalam, tepatnya pada
tendon otot flexor carpi radialis dan otot pronator teres, yang disebabkan karena gerakan flexi
pergelangan tangan dan pronasi siku hentak dan berulang kali. Keadaan ini semakin nyeri bila
dipakai beraktifitas flexi pergelangan tangan disertai pronasi, seperti pada gerakan
Nyeri pada sendi siku bagian dalan ini cukup mengganggu, karena gerakan sendi ini komplek
Penyebab cidera tendon otot ini karena adanya trauma hentak maupun berulang sehingga
terjadi tendonitis yaitu peradangan atau iritasi pada tendon, dimana terjadi jaringan fibrous antara
otot dan tulang. Tendon adalah jaringan penyambung kuat yang merupakan ujung otot dan
menempel pada tulang. Tendon dibentuk oleh serabut-serabut reticular dari substansia intrasel
yang terdiri dari serbut kolagen yang mengandung fibril yang menjadi satu ikatan oleh substansia
keluhan yang sedikit-dikit tapi pasti, dan semakin hari semakin buruk, sehingga terjadi gangguan
gerak dan fungsi otot.Ciri khas tendonitis yang muncul antara lain :
Bengkak local pada sendi,Ada tanda-tanda peradangan pada permukaan kulit baik lihat maupun
disentuh, Nyeri muncul bila tendon mendapat tekanan (kontraksi maupun terulur),
Keluhan pada sendi siku bagian dalam, bukan hanya pada golfer’s elbow syndrome saja, tapi ada
keluhan lain yang letaknya sama namun beda gejala dan penangganannya. Kondisi lain yang
2
· Sprain pada ligament kolateral ulna (= Ulnar Collateral Ligament)
Peradangan terjadi kerena ada kerobekan dan/atau adanya cidera pada jaringan, sehingga
Gangguan sistim sirkulasi, dimana terjadi fase vasokontriksi pada menit ke 5-10 pada daerah
cidera, fase vasodilatasi pada cidera karena adanya kerobekan membrane sel maupun pembuluh
darah, sehingga terjadi peningkatan suplai darah sebagai reaksi dalam transportasi untuk
pembentukan fibrinogen dan transportasi sel darah putih sebagai reaksi antibodi tubuh,
Terjadi reaksi kimia atau disebut juga chemotaxis, dimana akibat cidera maka permeabilitas
membrane pembuluh darah terbuka/melebar sehingga bradykinin dan histamine ada pada daerah
interstitial menimbulkan impuls nyeri, sebagai alarm tubuh karena ada ketidak-beresan pada
jaringan, ditambah lagi adanya produksi sel darah putih yang melakukan fagositas dan regenerasi
Masa dimana sel yang mengalami gangguan sistim, secara fisiologis berusaha untuk melakukan
regenerasi.
Penyebab golfer’s elbow syndrome disebabkan oleh beberapa aktifitas dan factor lain, di
antaranya adalah :
Mikro trauma berulang akibat gerak flexi pergelangan tangan dan/atau pronasi siku, sehingga
mengakibatkan kerobekan (rupture) tendon otot flexor carpi radialis dan/atau pronator teres,
Strain otot flexor carpi radialis dan pronator teres, Trauma langsung pada sendi siku bagian
Inflamasi kronis pada tendon otot carpi radialis dan pronator teres.
Mekanisme penurunan nyeri pada golfer’s elbow syndrome dengan menggunakan modalitas
3
ultrasound bertujuan untuk memutus proses inflamasi pada tendon otot, sebab adanya inflamasi
Arus yang dipilih adalah arus pulsa dengan tujuan untuk mengutamakan efek non thermal
ultrasound untuk memutus siklus inflamasi dengan mengharapkan efek perpaduan antara cavitasi
dan acoustic streaming (=radiasi) agar dapat diperoleh penarikan keluar sel mast dari
macrophage dan calsium sehingga terjadi hiperemia kapiler dan meningkatkan aliran limfe
sehingga terjadi penurunan ambang nyeri. Dan adanya efek microstreaming yang meng-iritasi
serabut saraf ber-myelin, sehingga terjadi post excitatory depression pada saraf ortosimpatis agar
Karena tujuan utama untuk menurunkan nyeri, tapi tak terelakkan pula untuk tujuan regenerasi
jaringan/ tendon yang cidera, maka efek refleksi gelombang yaitu kompresi dan rarefraksi
jaringan yang menimbulkan micromassage, tetap terjadi agar dapat diperoleh proses pemulihan
kembali.
Demikian juga adanya ossilasi partikel pada tranduser yang dikenakan pada kulit/jaringan,
maka sel-sel juga mengalami gerak ossilasi sehingga terjadi efek panas yang dapat meningkatkan
vasodilatasi. Diharapkan adanya peningkatan suplai makanan, O2 dan percepatan sekresi zat
iritan, akan mempercepat proses perbaikan fibrilasi jaringan, pembuluh darah dan perbaikan sel
penyangga jaringan.
aquasono gel, murni mengandalkan efek-efek yang dihasilkan ultrasound therapy. Sedangkan
anti inflamasi dan anti pyritik mampu dihantarkan dan berkolaborasi dengan efek-efek
4
ultrasound, dalam mempercepat penurunan nyeri dan tercapai pula pemulihan jaringan yang
cidera
Men sana in corpore sano, dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Mengandung
arti bahwa untuk membentuk mental yang sehat dibutuhkan kondisi fisik atau raga yang kuat.
Untuk mewujudkan kondisi tersebut tidaklah mudah, seseorang haruslah melakukan pola hidup
“Olahraga adalah aktifitas fisik yang memiliki tujuan tertentu dan dilakukan dengan
aturan-aturan tertentu secara sistimatis seperti adanya aturan waktu, target denyut nadi, jumlah
pengulangan gerakan dan lain-lain dilakukan dengan mengandung unsur rekreasi serta memiliki
yang dicanangkan dalam usahanya untuk menyehatkan sekaligus memicu dan meningkatkan
prestasi olahraga di Indonesia. Daya pikir, kreativitas, dan inovasi bangsa akan terpacu bilamana
prestasi olahraga kita juga tinggi. Prestasi olahraga kita diajang persaingan antar bangsa saat ini
memang tidak terlalu menggembirakan. Hal ini disebabkan banyak faktor diantaranya kurang
tersedianya sarana dan prasarana olahraga dan kesehatan yang memadai bagi atlit. Selain itu
beberapa faktor penentu pencapaian physical performance dalam olahraga pun harus memadai
dan seimbang dimiliki oleh atlit demi tercapainya peningkatan prestasi, faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah kekuatan otot, power, daya tahan, kelenturan, kelincahan, dan keseimbangan.
Namun di Indonesia faktor-faktor tersebut masih kurang dimiliki bagi sebagian atlit. “Kekuatan
otot merupakan salah satu faktor selain power dan daya koordinasi yang mempengaruhi
kecepatan bergerak atlit sehingga akurasi dapat tercapai, karena semakin tinggi kekuatan otot
dan power, kecepatan bergerak dan akurasi semakin meningkat (David, 1992)
5
Cedera olahraga merupakan faktor utama yang mempengaruhi penurunan prestasi para
atlit Indonesia pada saat melakukan aktifitas olahraga. Tidak ada yang paling ditakuti oleh para
atlit kecuali cedera, persiapan berbulan-bulan menjadi sia-sia jika cedera muncul menjelang dan
disaat pertandingan. Cedera juga bisa membunuh karir seorang atlit dimana banyak atlit yang
akhirnya mundur akibat cedera. Aktivitas atlit dalam berolahraga merupakan aktivitas yang
berkaitan dengan beban lebih atau overload. Besarnya beban yang terjadi saat olahraga tersebut
Dengan demikian Golfres elbow merupakan suatu kondisi yang sangat kompleks
sehingga dapat menghambat seseorang dalam melakukan aktivitasnya dan perlu dilakukan
penanganan secara tepat, efektif dan efisien agar dapat mengembalikan kemampuan gerak
fungsional. Oleh karena itu, fisioterapi sebagai tenaga kesehatan yang berkompeten dan
profesional dalam memaksimalkan potensi gerak dan fungsi seseorang yang berhubungan
dengan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, harus mampu memilih dan mengidentifikasi
mechanism (NMSVM) dan target jaringan spesifik, dengan melakukan pemeriksaan spesifik yang
tepat dan menerapkan jenis treatmen sesuai dengan patologi yang terjadi. Sehingga peran
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI ELBOW
Daerah siku tediri dari tiga persendian utama yaitu humero ulnar joint, humero radial
joint, dan proximal radio ulnar joint yang di inervasi oleh nerve radialis yang berada disisi
lateral, nerve ulnaris disisi medial dan nerve medianus disisi tengah siku. Selain itu pada siku
juga terdapat ligamen yang berfungsi sebagai stabilisasi pasif yaitu ligamen collateral lateral,
ligament collateral medial, ligamen anulare dan otot yang berfungsi sebagai stabilisai aktif yaitu
ekstensor carpi radialis longus, m. ekstensor carpi radialis brevis, m. ekstensor carpi ulnaris, m.
ekstensor digitorum komunis, m. fleksor carpi radialis. Karena penggunaannya yang terlalu
berlebihan dan berulang-ulang terkadang penggunaan siku tidak terkontrol dan tidak menutup
kemungkinan akan timbul cedera. Cedera dapat terjadi karena fungsi sendi siku sebagai
Gambar 1.
Tulang Elbow
7
B. CEDERA OLARAGA
Cedera olahraga yang dimaksud ialah segala macam cedera yang timbul, baik pada
kejadiannya cedera olahraga secara umum dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu
traumatic injury dan repetitive injury. Traumatic injury merupakan cedera yang diketahui
benturan (contusion), patah (fracture), sprain dan lain-lain. Sedangkan repetitive injury
adalah cedera tidak langsung dan berulang yang tidak diketahui bagaimana kejadiannya
Terjadinya cedera olahraga dapat disebabkan karena metode latihan yang salah,
kelainan struktural yang menekan bagian tubuh tertentu lebih banyak dari pada bagian tubuh
lainnya dan adanya kelemahan pada otot, tendon dan ligamen. Umumnya cedera yang tejadi
disebabkan oleh penggunaan jangka panjang, dimana terjadi pergerakan berulang sehingga
menekan jaringan yang peka. Saat aktivitas tersebut, resiko cedera bisa terjadi pada semua
jenis olahraga, tidak terkecuali pada olahraga tenis yang umumnya terjadi pada daerah siku
(Gardener, 2000).
Cedera olahraga adalah cedera pada sistem integumen, otot dan rangka tubuh yang
disebabkan oleh kegiatan olah raga. Seorang pelatih dan atlet perlu memiliki pengetahuan
tentang jenis cedera, penyebab cedera, pencegahan cedera dan prinsip penanganan cedera agar
dapat melakukan penanganan awal dan proses pengawasan cedera olahraga (Milan, 1994).
Secara umum patofisiologi terjadinya cedera berawal dari ketika sel mengalami
kerusakan, sel akan mengeluarkan mediator kimia yang merangsang terjadinya peradangan.
8
Mediator tadi antara lain berupa histamin, bradikinin, prostaglandin dan leukotrien. Mediator
kimiawi tersebut dapat menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah serta penarikan populasi
sel sel kekebalan pada lokasi cedera. Secara fisiologis respon tubuh tersebut dikenal sebagai
proses peradangan. Proses peradangan ini kemudian berangsur-angsur akan menurun sejalan
dengan terjadinya regenerasi proses kerusakan sel atau jaringan tersebut (Milan, 1994)..
Tanda akut cedera olahraga yang umumnya terjadi adalah tanda respon peradangan
tubuh berupa tumor (pembengkakaan), kalor (peningkatan suhu), rubor (warna merah), dolor
(nyeri) dan functio leissa (penurunan fungsi). Nyeri pertama kali muncul sesaat ketika serat-
serat otot atau tendon mulai mengalami kerusakan yang kemudian terjadi iritasi syaraf.
Apabila tanda peradangan awal cukup hebat, biasanya rasa nyeri masih dirasakan sampai
beberapa hari setelah onset cedera. Kelemahan fungsi berupa penurunan kekuatan dan
1. Golfers Elbow
Golfer’s elbow syndrome adalah suatu keadaan nyeri pada siku bagian dalam,
tepatnya pada tendon otot flexor carpi radialis dan otot pronator teres, yang disebabkan
karena gerakan flexi pergelangan tangan dan pronasi siku hentak dan berulang kali.
Keadaan ini semakin nyeri bila dipakai beraktifitas flexi pergelangan tangan disertai
pronasi, seperti pada gerakan menggenggam atau memegang atau saat posisi tendon
tersebut terulur. Nyeri pada sendi siku bagian dalan ini cukup mengganggu, karena
gerakan sendi ini komplek dan didukung oleh beberapa sendi (Jowir, 2012)
9
Gambar 2. Golfres Elbow
2. Etiologi
Cidera tendon otot ini karena adanya trauma hentak maupun berulang sehingga terjadi
tendonitis yaitu peradangan atau iritasi pada tendon, dimana terjadi jaringan fibrous antara
otot dan tulang. Tendon adalah jaringan penyambung kuat yang merupakan ujung otot dan
menempel pada tulang. Tendon dibentuk oleh serabut-serabut reticular dari substansia
intrasel yang terdiri dari serbut kolagen yang mengandung fibril yang menjadi satu ikatan
dan keluhan yang sedikit-dikit tapi pasti, dan semakin hari semakin buruk, sehingga terjadi
10
d. Inflamasi kronis pada tendon otot carpi radialis dan pronator teres.
a. Nyeri pada tulang yang letaknya agak didalam pada sendi siku.
c. Nyeri pada siku bagian dalam ketika menggenggam sesuatu yang keras
Peradangan terjadi kerena ada kerobekan dan/atau adanya cidera pada jaringan,
c. Fase vasodilatasi pada cidera karena adanya kerobekan membrane sel maupun
pembuluh darah, sehingga terjadi peningkatan suplai darah sebagai reaksi dalam
transportasi untuk pembentukan fibrinogen dan transportasi sel darah putih sebagai
d. Terjadi reaksi kimia atau disebut juga chemotaxis, dimana akibat cidera maka
histamine ada pada daerah interstitial menimbulkan impuls nyeri, sebagai alarm tubuh
karena ada ketidak-beresan pada jaringan, ditambah lagi adanya produksi sel darah
putih yang melakukan fagositas dan regenerasi sel, (Protaglandin, leukotrienes dan
thromboxanes),
e. Masa dimana sel yang mengalami gangguan sistim, secara fisiologis berusaha untuk
melakukan regenerasi.
11
4. Penyebab
Penyebab golfer’s elbow syndrome disebabkan oleh beberapa aktifitas dan factor lain,
a. Mikro trauma berulang akibat gerak flexi pergelangan tangan dan/atau pronasi siku,
sehingga mengakibatkan kerobekan (rupture) tendon otot flexor carpi radialis dan/atau
pronator teres,
e. Inflamasi kronis pada tendon otot carpi radialis dan pronator teres.
Penyebab cidera tendon otot ini karena adanya trauma hentak maupun berulang
sehingga terjadi tendonitis yaitu peradangan atau iritasi pada tendon, dimana terjadi
jaringan fibrous antara otot dan tulang. Tendon adalah jaringan penyambung kuat yang
merupakan ujung otot dan menempel pada tulang. Tendon dibentuk oleh serabut-serabut
reticular dari substansia intrasel yang terdiri dari serbut kolagen yang mengandung fibril
yang menjadi satu ikatan oleh substansia semen yang amorf.Tendonitis merupakan
akumulasi kerobekan-kerobekan kecil tendon, dimana gejala dan keluhan yang sedikit-
dikit tapi pasti, dan semakin hari semakin buruk, sehingga terjadi gangguan gerak dan
modalitas ultrasound bertujuan untuk memutus proses inflamasi pada tendon otot, sebab
adanya inflamasi terjadi nyeri stress dan produksi zat-zat iritan (Febriani, 2012).
12
Arus yang dipilih adalah arus pulsa dengan tujuan untuk mengutamakan efek non
perpaduan antara cavitasi dan acoustic streaming (=radiasi) agar dapat diperoleh
penarikan keluar sel mast dari macrophage dan calsium sehingga terjadi hiperemia
kapiler dan meningkatkan aliran limfe sehingga terjadi penurunan ambang nyeri. Dan
adanya efek microstreaming yang meng-iritasi serabut saraf ber-myelin, sehingga terjadi
post excitatory depression pada saraf ortosimpatis agar terjadi relaksasi otot dan
Karena tujuan utama untuk menurunkan nyeri, tapi tak terelakkan pula untuk tujuan
regenerasi jaringan/ tendon yang cidera, maka efek refleksi gelombang yaitu kompresi
dan rarefraksi jaringan yang menimbulkan micromassage, tetap terjadi agar dapat
untuk memutus proses inflamasi pada tendon otot, sebab adanya inflamasi terjadi nyeri
stress dan produksi zat-zat iritan. Arus yang dipilih adalah arus pulsa dengan tujuan untuk
mengutamakan efek non thermal ultrasound untuk memutus siklus inflamasi dengan
mengharapkan efek perpaduan antara cavitasi dan acoustic streaming (=radiasi) agar
dapat diperoleh penarikan keluar sel mast dari macrophage dan calsium sehingga terjadi
hiperemia kapiler dan meningkatkan aliran limfe sehingga terjadi penurunan ambang
nyeri. Dan adanya efek microstreaming yang meng-iritasi serabut saraf ber-myelin,
sehingga terjadi post excitatory depression pada saraf ortosimpatis agar terjadi relaksasi
otot dan vasodilatasi pembuluh darah. Karena tujuan utama untuk menurunkan nyeri, tapi
13
tak terelakkan pula untuk tujuan regenerasi jaringan/ tendon yang cidera, maka efek
micromassage, tetap terjadi agar dapat diperoleh proses pemulihan kembali (Febriani,
2012).
14
F. PEMERIKSAAN SPESIFIK REGIO ELBOW (Aras, 2013)
1. Palpasi
a. Bonny palpation
b. Joint palpation
c. Muscle palpation
Stabilisasi lengan pasien didaerah elbow oleh tangan pemeriksa, sedang tangan
kearah adduksi /varus dan penekanan kearah abduksi/valgus untuk memeriksa ligament
collateral medial, penekanan ditingkatkan dan perhatikan ada tidak perubahan nyeri atau
ROM.
Tempat dari nervus ulnaris didalam celah antara processusu olecranon dan
n.ulnaris maka penekanan pada n. ulnaris ditemapat tersebut (sulkus n. ulnaris) akan
menimbulkan nyeri yang dirasakan berpangkal pada tempat penekanqn dan menjalar
15
4. Tennis Elbow Test (Metode I)
untuk melakukan gerakan pronasi lengan bawah, radial deviasi dan ekstensi
tanda positif indikasi tiba-tiba timbul nyeri yang hebat di area epicondondylus
leteral humeri. Epicondilus dapat juga dapat dipalpasi untuk menentukan tempat nyeri.
bawah pasien disertai fleksi Wrist dan ekstensi elbow. Jika tes ini positif indikasi
menggerakan lengan poasien kearah supinasi lengan bawah disertai ekstensi elbow dan
wrist joint, tanda positif indikasi timbul nyeri diatas epicondylus medial humeri.
Minta pasien untuk fleksi Elbow maksimal dan pertahankan posisi tersebut sampai 5
menit, tanda pisitif indikasi adanya rasa krtam atau paresthesia sepanjang distribusi
syaraf ulnar dilengan bawah dan tangan. Tes ini membantu untuk mengetahui adanya
16
Translation: ulnae 450 ventroproximal
G. DIAGNOSTIK
yang dilakukan dapat berupa CT scan MRI, artroskopi, elektromyografi dan foto rontgen
(Milan, 1994).
Penanganan cedera tergantung pada jenis cedera dan tahap peradangan yang terjadi.
Ketepatan diagnosis jenis cedera beserta tahap proses peradangan yang terjadi (akut, sub akut
maupun kronis) merupakan hal yang sangat berpengaruh pada keberhasilan terapi (Febriani,
2013).
1. Mengaplikasikan ultrasound
4. Istirahat adah komponen terpenting untuk recovery pada cidera ini. Proses recovery yang
cepat bisa berlangsung selama 2 minggu tapi anda akan merasakan dampak nyeri tersebut
yang agak relatif lama. Jika nyeri yang timbul intensitasnya rendah atau berkurang anda
17
bisa melakukan program rehabilitasi dan penguatan otot-otot sendi siku dan mengikuti
aturan main yang benar untuk menghindari cedera untuk yang kedua kalinya.
18
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. AR
Umur : 28 tahun
Alamat : Makassar
1. Chief of Complain
2. History
RPS : Nyeri dirasakan beberapa hari yang lalu saat mengangkat benda yang berat
P. Laboratorium:tidak ada
19
RPD : HT (-), DM (-), Kolesterol (-), Peny. Jantung (-)
3. Asimetris
a. Pemeriksaan Umum
Nadi : 78 x/ menit
Pernapasan : 18 x/menit
Temperatur : 36,60C
b. Observasi
1) Statis
a) Deformitas (-)
2) Dinamis
3) Tes Orientasi
4) Palpasi
a) Odem :(-)
c) Nyeri tekan : terdapat nyeri tekan pada daerah elbow dextra bagian medial
20
c. PFD (Butterworth, 2003) (Kisner, 1996)
DBN,
Mampu
nyeri & DB Normal
Fleksi disertai Mampu Normal
soft N & Nyeri
Nyeri
endfeel
DBN &
DB
Ekstensi Mampu Mampu Hardendfe Normal Normal
N
el
DBN,
Mampu
nyeri & DB Normal
Elbow pronasi disertai Mampu Normal
soft N & nyeri
Nyeri
endfeel
DBN &
softendfee DB
supinasi Mampu Mampu Normal Normal
l N
DBN,
Mampu
nyeri & DB Normal
Wrist Flexi disertai Mampu Normal
soft N & Nyeri
Nyeri
endfeel
21
DBN &
DB
Extensi Mampu Mampu Hardendfe Normal Normal
N
el
DBN,
Mampu
Ulnar nyeri & DB Normal
disertai Mampu Normal
Deviasi hardendfe N & Nyeri
Nyeri
el
DBN &
Radial DB
Mampu Mampu Hardendfe Normal Normal
Deviasi N
el
4. Restrictive (Keterbatasan)
c) Pekerjaan dan rekreasi : Semenjak sakit pasien merasa terganggu terutama untuk
latihan .
6. Spesifik Test
a. VAS:
0 10
22
Kriteria penilaian (Rumus Bourjone):
1 : tidak nyeri
Hasil :
membengkak
Hasil : 2+
23
IP : Pitting sedang, indentasi kurang dari 5mm yang menghilang dengan cepat.
c. Hamilton Test
verbal spontan;
kecenderungan menangis;
24
3 = sakit ini sebagai hukuman,
tidur;
tidur
25
kecil)
keletihan/kelemahan yang
atau hobi;
pekerjaan/hobi
produktivitas menurun.
1 = kegelisahan ringan;
dengan tenang;
4 = meremas-remas tangan,
26
tidak stabil; tinitus (telinga
perasaan ditusuk-tusuk.
0 = tidak ada
1 = ringan
2 = sedang
3 = berat
4 = ketidakmampuan
tersinggung;
pembicaraannya;
ditanya
27
teman, membutuhkan pencahar
kemampuan
diri) cemas
lain-lain
pagi
0 = tidak ada
28
14 Gejala-gejala obsesi 0 = tidak ada 0
2 = berat
Total skor 13
1) 0-7 = Normal
d. Circumferential
Hasil:
Dextra : 37,5 cm
Sinistra : 37 cm
IP :Epicondylitis medial
29
f. Tes stabilitasi elbow varus dan elbow vagul (Aras, 2013)
Hasil: -
Hasil :-
h. Indeks ketz
Ketergantungan
Sebagian/pada
Dapat Sebagian
ADL bagian
mengerjakan besar/seluruhnya
tertentu
sendiri dibantu
dibantu
Mandi √
Dressing √
Ke Toilet √
Transfer √
30
Bladder and
√
Bowel
Makan √
Hasil : C
7. Diagnosa Fisioterapi
Gangguan fungsi gerak Elbow sinsitra karena Golfer’s elbow akibat tendinitis 2 hari yang
lalu.
8. Problem Fisioterapi :
a. Primer : Nyeri
31
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan dari assessment yang telah dilakukan, tujuan dari rencana tindakan
d. Menurunkan nyeri
e. Menurunkan oedem
f. Meningkatkan ADL
B. INTERVENSI FISIOTERAPI
Adapun modalitas dan dosis yang digunakan, diuraikan dalam tabel di bawah :
Hari I
I : pasien focus
T : komunikasi langsung
T : 1 menit
32
Nyeri Antianalgetik Pemberian chlor etil
I : 20-30%
elbow
T : 1 hari
I : Selama istirahat
T :Elevasi
T : 2 jam/aktifitas
33
Hari ke II
I : Pasien focus
T : komunikasi langsung
T : 1 menit
T : luminous
T : 10 menit
Nyeri I : 10 Am
T : 2 pet
T : 10 menit
I : 30 kali/1 repitisi
T : Transverse friction
T : 3 menit
I : 20-30%
34
T: pada bagian medial
elbow
T : 1 hari
I : Selama istirahat
T :Elevasi
T : 2 jam/aktifitas
mencegah I : 6 x repetisi
komplikasi T : - PROMEX
AROMEX
Strengthening
T : 5 menit
C. Evaluasi
Evaluasi (reassessment) dapat dilakukan selama proses penanganan pasien, baik itu evaluasi
sesaat maupun evaluasi berkala. Hal ini penting untuk menilai perkembangan kondisi pasien
35
Dokumentasi
sebagai bahan evaluasi. Dokumentasi yang dilakukan adalah pencatatan hasil pemeriksaan
dan evaluasi.
D. Kemitraan
1. Dokter ortopedi
2. Apoteker
3. Pelatih
E. Modifikasi
1. Modalitas
2. Metode/teknik
3. Dosis
4. Elastis bandiges
F. Home program :
36
DAFTAR PUSTAKA
Aras, Djohan. Aplikasi FITT Pedoman Dosis Fisioterapis, in house Training PT. Inco Soroako
2012.
Aras, Djohan. 2010. Whiplash Injury, [dibawakan dalam Acara Seminar dan Workshop :
Bagaimana Berolah Raga dengan Sehat, Bugar dan Berprestasi, 20 – 21 Maret 2010].
Makassar.
Buranda Theopilus. 2008. Anatomi Umum. Bagian anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin. Makassar
Ck.Glam.Kc, Teh The FITT Formula. Sport Medicine and Fitness a Guide For Every One.
David, Reid. Sports injury assessment and rehabilitation. (USA : Churchill Livingstone Inc ,
37
Fisioterapi olaraga. (2012).Jurnal Ikatan Fisioterapi Indonesia No. 02, Vol. 6/ Oktober / 2006,
Gardner, M. M., M. C. Robertson, et al. (2000). "Exercise in preventing falls and fall related
Jowir .(2012) cedera pada pemain golf. Journal Physiotherapy Olahraga. Diakses tanggal 11
november 2013
Kisner, Carolyn dan Colby, Lynn Allen. 1996. Therapeutic Exercise Foundations and
Lumbantobing, S.M. 2010. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Balai Penerbit
Martin, Dunnitz. Sports Injuries ( Their prevention and treatment ), (London : CIBA -
38
Milan, K. R. (1994). "Injury in ballet: a review of relevant topics for the physical therapist." The
Journal of orthopaedic and sports physical therapy 19(2): 121. Diakses tanggal 11
november 2013.
Neil, F.Garda. The Cooper Clinic And Research Institute Fittness Series. Dallas America. 1989
39