Anda di halaman 1dari 13

ASSESSMENT SPI INTERVENSI PADA KASUS KOMRESI NERVUS

ULNARIS

OLEH :

INDRY PRILLY TIMISELA


PO.714241171051

TINGKAT IIIB
JURUSAN D.IV FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
2019/2020
Otot otot yang disyarafi oleh nerve ulnaris adalah M. flexor carpi ulnaris, M
digitorium profundus, M addutor policis, m abduktor digitiminimi, m flexor digitiminimi, M
opponen digitiminimi, M fleksor policis brevis, m lumbricalis, m interosseus palmaris, m
interosseus dorsalis. Sedangkan area persyarafan sensorisnya berada di kulit sisi ulnar tangan
(palmar pada 1,5 jari dorsal 2,5 jadi) dan pada kulit sisi dorsal phalank distal (1,5 jari).

 Jebakan saraf ulnaris terjadi ketika saraf ulnaris di lengan terkompresi atau teriritasi.

Saraf ulnaris adalah salah satu dari tiga saraf utama di lengan. Saraf Ini bergerak dari lehe
ke tangan , dan dapat menyempit di beberapa tempat di sepanjang lengan, seperti di bawah
tulang selangka(Thoraks) atau di pergelangan tangan. Tempat paling umum untuk kompresi saraf
adalah di belakan bagian dalam siku. Kompresi saraf ulnaris di siku disebut "sindrom
terowongan cubiti."

Mati rasa dan kesemutan di tangan dan jari adalah gejala umum sindrom terowongan
cubiti. Dalam kebanyakan kasus, gejala dapat dikelola dengan perawatan konservatif seperti
perubahan dalam aktivitas dan pemberian menguatkan. Jika metode konservatif tidak
mengurangi gejala, atau jika kompresi saraf menyebabkan kelemahan atau kerusakan otot di
tangan, maka harus dilakukan operasi oleh dokter beda.
 Anatomi

Pada olecranon, saraf ulnar bergerak melalui terowongan jaringan (terowongan cubital)
yang berjalan di bawah tonjolan tulang di bagian dalam siku. Benjolan tulang ini disebut
epikondilus medial.

Di luar siku, saraf ulnaris bergerak di bawah otot-otot di bagian dalam lengan bawah Anda dan ke tang

Saraf ulnaris memberi rasa pada jari kelingking dan setengah dari jari manis. Saraf Ini
juga mengontrol sebagian besar otot kecil di tangan yang membantu dengan gerakan halus, dan
beberapa otot besar di lengan bawah yang membantu melakukan genggaman yang kuat.

 Penyebab utama

Dalam banyak kasus sindrom terowongan cubiti, penyebab pastinya tidak diketahui.
Saraf ulnaris sangat rentan terhadap kompresi pada siku karena harus berjalan melalui ruang
sempit dengan jaringan lunak yang sangat sedikit untuk melindunginya.

 Penyebab Umum Kompresi

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan tekanan pada saraf di siku:

Ketika menekuk siku, saraf ulnaris harus meregang di sekitar boney epicondyle
medial. Karena peregangan ini dapat mengiritasi saraf, menekuk siku dalam waktu yang lama
atau berulang kali menekuk siku dapat menyebabkan kesakitan. Misalnya, banyak orang tidur
dengan siku ditekuk. Ini dapat memperburuk gejala kompresi saraf ulnaris dan menyebabkan
Anda terbangun di malam hari dengan jari-jari yang tidak terasa. Pada beberapa orang, saraf
keluar dari belakang epikondilus medial ketika siku ditekuk. Seiring waktu, ini meluncur bolak-
balik dapat mengiritasi saraf. Pada saat Bersandar pada siku dalam waktu yang lama dapat
memberi tekanan pada saraf. Penumpukan cairan di siku dapat menyebabkan pembengkakan
yang dapat menekan saraf. Benturan langsung ke bagian dalam siku dapat menyebabkan rasa
sakit, sensasi sengatan listrik, dan mati rasa di jari manis dan jari kelingking.
 Faktor risiko

Beberapa faktor berisiko terkena sindrom terowongan cubital. Ini termasuk:

1) Fraktur atau dislokasi siku sebelumnya


2) Taji tulang / radang sendi siku
3) Pembengkakan sendi siku
4) Kista di dekat sendi siku
5) Kegiatan berulang atau berkepanjangan yang membutuhkan siku ditekuk atau ditekuk

 Gejala

Cubital tunnel syndrome dapat menyebabkan rasa sakit di bagian dalam siku. Namun, sebagian
besar gejalanya muncul di tangan,seperti :

1) Kompresi saraf ulnaris

2) Tidur dengan siku ditekuk dapat memperburuk gejala.

3) Mati rasa dan kesemutan di jari manis dan jari kelingking adalah gejala umum dari
jebakan saraf ulnaris. Seringkali, gejala-gejala ini terasa dan tidak. Nyeri lebih sering
terjadi ketika siku ditekuk, seperti saat mengemudi atau memegang telepon. Beberapa
orang bangun di malam hari karena jari-jarinya mati rasa.
4) Perasaan "tertidur" di jari manis dan jari kelingking, terutama ketika siku anda
tertekuk. Dalam beberapa kasus, mungkin akan lebih sulit untuk menggerakkan jari
anda ke dalam dan ke luar, atau untuk memanipulasi objek.
5) Melemahnya cengkeraman dan kesulitan dengan koordinasi jari (seperti mengetik atau
memainkan instrumen) dapat terjadi. Gejala-gejala ini biasanya terlihat pada kasus
kompresi saraf yang lebih parah.
6) Jika saraf sangat terkompresi atau telah dikompresi untuk waktu yang lama,
menyebabkan atropi otot pada lengan. Setelah terjadi atropi otot tidak bisa dibalik.
Apabila terjadi atropi otot maka segera pasien dibawah ke dokter untuk di periksa
secara spesifik, apakah gejala makin aparah atau tidak.

 Home remedies

Ada banyak hal yang dapat di lakukan di rumah untuk membantu meringankan gejala.
Jika gejala mengganggu aktivitas normal atau bertahan lebih dari beberapa minggu.
1) Hindari aktivitas yang menekuk lengan dalam waktu yang lama
2) Jika Anda sering menggunakan komputer, pastikan kursi Anda tidak terlalu
rendah. Jangan sandarkan siku Anda di sandaran tangan.
3) Hindari bersandar pada siku atau menekan bagian dalam lengan. Misalnya, jangan
mengemudi dengan tangan bertumpu pada jendela yang terbuka.
4) Jaga siku Anda tetap lurus di malam hari saat Anda tidur. Ini bisa dilakukan
dengan membungkus handuk di sekitar siku atau mengenakan bantalan siku ke
belakang.
5) Handuk membungkus lengan.
6) Melilitkan handuk di lengan dengan selotip dapat membantu Anda ingat untuk
tidak menekuk siku Anda di malam hari.
7) Pemeriksaan Dokter.

1. ANAMNESIS
a. Apakah ada nyeri? Kalau ada apa lokal atau menjalar?
b. Apakah pernah mengalami jatuh sebelumnya?
c. (Kalau pernah jatuh) Bagaimana posisi tangan/siku ketika pasien terjatuh?
d. Apakah ada gerakan yang memperingan atau memperberat rasa sakit?
e. Apakah sudah pernah menjalani pengobatan sebelumnya?
KELUHAN UTAMA :
- Rasa sakit ditangan yang mengalami cedera disertai rasa tebal di
punggung tangan dan jari-jari ke-4 dan ke-5 tidak bisa digerakkan
kebelakang dan keatas.
- Faktor yang memperberat yaitu saat pasien melakukan aktivitas
menggunakan tangan yang cedera seperti berjabat tangan, menggosok
gigi dan menulis.
- Faktor yang memperingan yaitu saat pasien mengistirahatkan tangan
yang cedera dan tidak menggunakan tangan yang cedera untuk
melakukan aktivitas.
2. PEMERIKSAAN
a. Palpasi  adanya nyeri tekan, nyeri gerak, ada terasa dislokasi posterior sendi siku
b. Inspeksi  adanya bengkak dan dislokasi (Riangulasi pada ketiga titik oleh
olecranon,epicondylus medialis, epycondylus lateralis
c. VAS  Nyeri
d. Goniometer  ROM
e. Kekuatan Otot  MMT
f.Pressure Provocation Test  mengetes adanya Cubital Tunnel Syndrome (terjadinya
kompresi terhadap saraf ulnaris pada elbow)

 Pasien duduk dengan fleksi elbow sekitar 20o, dan forearm posisi supinasi. Jari
telunjuk terapis diletakkan di diatas saraf ulnaris. Tekan saraf ulnaris selama satu
menit.
 Positif jika terjadi peningkatan nyeri, paresthesia atau mati rasa di area yang di
inervansi saraf ulnaris.
g. Froment’s Sign  adanya kelemahan otot adductor Policis karena kelumpuhan saraf
ulnaris
 Pasien diminta untuk memegang selembar kertas memakai ujung ibu jari dan sisi
radial jari telunjuk.
 Hasil uji positif jika saat penguji menarik kertas dari pegangan pasien maka
phalang terminal ibu jari pasien akan terfleksikan atau jika sendi MCP di ibu jari
menjadi sangat memanjang (Jeanne’s sign).
h. Tes tanjam tumpul
Kulit pada area pensyarafan sensoris nervus ulnaris diberikan benda tajam atau
tumpul kemudian pasien diminta menyebutkan apakah benda tersebut tajam atau
tumpul. Dan hasilnya positif jika pasien beberapa kali salah menyebutkan hasil tes.
i. Pemeriksaan MMT
Pasien diposisikan seergonomis mungkin sebelum terapi. Pasien diminta
menggerakkan wrist aktif. Apabila pasien mampu maka dilakukan pemeriksaan gerak
resisted fleksor wrist. Selanjutnya disimpulkan kriteria MMTnya dengan kriteria
sebagai berikut :
0 = tidak terjadi kontraksi
1 = terjadi peningkatan tonus
2 = mampu bergerak dengan bantuan atau tanpa gravitasi
3 = mampu bergerak aktif melawan gravitasi
4 = mampu bergerak melawan tahanan moderat
5 = normal
j. Tes panas dingin
Kulit pada area persarafan sensoris nervus ulnaris diberikan benda panas atau
dingin kemudian pasien diminta menyebutkan apakah tadi benda panas atau
dingin.Positif jika pasien beberapa kali salah menyebutkan hasil tes.
3. ICF

a. Body Function& Structure

 Riangulasi pada ketiga titik oleh olecranon,epicondylus medialis, epycondylus


lateralis

 Dislokasi

 Kelemahan pada saat menumpu dengan tangan yang cedera

b. Activities Limitation

 Keterbatasan menekuk lengan, keterbatasan menggunakan baju dan keterbatasan


dalam melakukan perawatan kebersihan diri.

c. Participantion Restriction

 Pasien tidak mampu bekerja dengan maksimal atau mengerjakan pekerjaan rumah.

d. Environmental Factors

 Tinggal sendiri, tidak ada yang membantu pekerjaan. Tidak ada yang merawat
ketika sedang sakit. Tempat tinggal jauh dari keramaian ( pelosok)

e. Personal Factors

 Pasien kurang motivasi dari dalam dirinya untuk sembuh. Kondisi umur yang
sudah tua (manula)

4. INTERVENSI FISIOTERAPI

Tujuan Jangka Pendek :

- Mengurangi nyeri
- Menambah ROM

- Mengurangi bengkak

Tujuan Jangka Panjang :

- Mengurangi nyeri  TENS

- Menambah ROM  Exercise Therapy

- Mengurangi bengkak  Massage

1. Tens.

a. Arus continous.

Waktu terapi 10-15 menit.

b.Persiapan Pasien

Posisi pasien senyaman mungkin. Bagian yang di terapi bebas dari pakaian. Tes
sensibilitas.

c. Pelaksanaan

Pet yang sudah dibasahi salah satunya diletakkan pada cervikas 8 atau thoracol 1,
sedangkan ujung satunya diletakkan pada epicondylus medialis. Atur lamanya waktu
terapi, atur intensitasnya kemudian tentukan katode dan anodenya. Lalu naikkan arus
perlahan-lahan sampai terjadi kontraksi minimal.

2. Massage

Untuk kasus ini terapis dapat diberikan massage berupa friction yaitu strom’s
friction yang bentuk gerakkannya searah denagn sepanjang serabut jaringan dengan
model tekanan satu arah.

3.Exercise Terapi
Pemberian terapi latihan bergantung pada nilai dari otot yang dimaksud. Apabila
nilai otot 1, maka latihan dengan assisted movement dapat diberikan. Ketika otot
mencapai 2, bila nilai otot sudah mencapai nilai 3, maka dapat dilakukan active
movement, dan bila otot sudah bernilai 4, maka latihan dapat di tingkatkan menjadi
resisted. Baik berupa tahanan dari terapis atau latihan beban yang progresif.

PEMBAHASAN

1.Mengurangi Nyeri

Aktivasi formasio retikularis dan system limbic lewat kolumna dorsalis dan
traktus spinotacamikus akan mendorong terjadinya aktivasi mekanis. me desenden yang
dapat memodifikasi masukan sensorik di tingkat tanduk belakang baik pada mekanisme
kontrol gerbang maupun langsung pada sec T.

2.Menambah ROM

Dengan pemberian resisted passive movement pada pasien maka meningkatkan


kekuatan otot dan dengan bertambahnya kekuatan otot akan bertambah pula lingkup
gerak sendi.

3.Mencegah Devormasi Lebih Lanjut

Untuk menghindari semakin buruknya keadaan, pasien tersebut disarankan untuk


supaya mengurangi pekerjaan-pekerjaan yang berat seperti mengangkat beban. Splint
dibutuhkan agar membantu lengan bawah dan tanan supaya tidak terlalu banyak
melakukan aktivitas berat.

4.Memperbaiki Sirkulasi Darah

Kontraksi otot yang terjadi menyebabkan tekanan intermitten pada pembuluh venous dan
limfe, akibatnya darah akan terdorong ke proksimal yang berarti pada daerah tersebut aliran
darahnya makin baik. Akibat perubahan kimiawi yang terjadi di bawah electrode menyebabkan
dilatasi kapiler yang menunjang peningkatan sirkulasi darah lokal.

5. Pemeriksaan Gerak Dasar

 Aktif

sendi Gerakan ROM Nyeri

wrist Dorsi fleksi Full ROM Tidak nyeri

Palmar fleksi Full ROM Tidak nyeri

Unar deviasi Full ROM Tidak nyeri

Radial deviasi Full ROM Tidak nyeri

MCP 1,2,3 Fleksi Full ROM Tidak nyeri

Ekstensi Full ROM Tidak nyeri

MCP 4,5 Fleksi Tidak full ROM Nyeri

ekstensi Tidak full ROM Nyeri

PIP+DIP 1,2,3 Fleksi Full ROM Tidak nyeri

Ekstensi Full ROM Tidak nyeri

PIP+DIP 4,5 Fleksi Tidak full ROM Nyeri

Ekstensi Tidak full ROM Nyeri

 Pasif

Sendi Gerakan Rom Nyeri And feel

Dorsi fleksi Full ROM Tidak Nyeri Empty

Wrist Palmar fleksi Full ROM Tidak Nyeri Empty

Ulnar deviasi Full ROM Tidak Nyeri Empty

Radial deviasi Full ROM Tidak Nyeri Empty


MCP 1,2,3 Fleksi Full ROM Tidak Nyeri Empty

Ekstensi Full ROM Tidak Nyeri Empty

MTCP 4,5 Fleksi Tidak Full ROM Nyeri Hard

Ekstensi Tidak Full ROM Nyeri Hard

PIP+DIP 1,2,3 Fleksi Full ROM Tidak nyeri Empty

Ekstensi Full ROM Tidak nyeri Empty

 TIMT

Sendi Gerakan ROM Nyeri Tahanan

Wrist Dorsi fleksi Full ROM Tidak Nyeri Maks

Palmar fleksi Full ROM Tidak Nyeri Maks

Ulnar deviasi Full ROM Tidak Nyeri Maks

Radial deviasi Full ROM Tidak Nyeri Maks

MCP 1,2,3 Fleksi Full ROM Tidak nyeri Maks

Ekstensi Full ROM Tidak nyeri Maks

MCP 4,5 Fleksi Tidak full ROM Nyeri Tidak bisa

Ekstensi Tidak full ROM Nyeri Tidak bisa

PIP+DIP 1,2,3 Fleksi Full ROM Tidak Nyeri Maks

Ekstensi Full ROM Tidak Nyeri Maks

PIP+DIP 4,5 Fleksi Tidak full ROM Nyeri Tidak bisa

Ekstensi Tidak full ROM Nyeri Tidak bisa


6. Evaluasi

- Nyeri berkurang  VAS

- ROM meningkat menyebabkan Fleksibelitas meningkat  Goniometer

- Kekuatan otot meningkat  MMT


DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/361832734/Lesi-Nervus-Ulnaris

https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases--conditions/ulnar-nerve-entrapment-at-the-elbow-
cubital-tunnel-syndrome/

docuri.com_rst-kompre-mgelang

Anda mungkin juga menyukai