Anda di halaman 1dari 6

HIP JOINT

ANATOMIANAMNESIS
Anamnesis Umum :
 Nama
 Umur
 Jenis kelamin
 Hobby
 Pekerjaan
 Dan lain-lain

Anamnesis Khusus :
 Keluhan Utama
 Lokasi keluhan utama
 Kapan keluhan utama
 Riwayat perjalanan penyakit
 Provokasi nyeri
 Sifat keluhan utama

INSPEKSI
Inspeksi Statis :
1. Tampak Depan
 Ekspresi wajah
 Postur
 Keadaan berdiri pasien
 Warna dan tekstur kulit
 Crista iliaca/posisi pelvic
 SIAS
 m. rectus femoris.
 Antalgic posisi.

2. Tampak belakang
 Postur : Scoliosis.
 SIPS.
 m. gluteus maksimus, m. ekstensor lumbal, m. hamstring.

3. Tampak Samping
 Postur : Kyposis-Lordosis.
 Kelainan postur yang lain.

Inspeksi Dinamis :
 Perhatikan pola berjalan ketika pasien masuk ke ruangan fisioterapis.
PEMERIKSAAN GERAK FUNGSI DASAR
A. Orientasi/Quick Test
1. Gait Analysis.
(Perhatikan rhythm, jarak kaki, phase, kecepatan dan lain-lain)
2. Fleksi-Ekstensi in standing.
(Perhatikan ROM, end feel lumbopelvic rhythm)

3. Squat and bouncing


(Jika memungkinkan)

B. Pemeriksaan Fungsi Dasar


1. Gerakan Aktif
Fleksi, Ekstensi, Abduksi, Adduksi, Exorotasi, Endorotasi. (Perhatikan koordinasi gerak, pola gerak,
nyeri, ROM aktif).
2. Gerakan Pasif
Semua gerakan diatas . Perhatikan end feel, ROM pasif, Nyeri, stabilitas sendi, capsular
pattern.
3. Gerak Isometric Melawan Tahanan
 Semua gerakan diatas.
 Perhatikan :
1. Nyeri pada musculo-tendinogen.
2. kekuatan otot secara isometric.
3. Kualitas saraf motorik.
ROM
A. Tes aktif ROM
1. abduksi 40°
minta pasien berdiri dengan melebarkan tungkainya sejauh mungkin (titik orientasi :
extended leg)
2. adduksi 25°
minta pasien untuk mengembalikan tungkainya secara bersamaan dari posisi abduksi
kemudian saling menyilangkannya. Pertama tungkai kanan di depan kemudian tungkai kiri (titik
orientasi : extended leg)
3. fleksi 120°
minta pasien untuk menarik kneenya di dada sejauh dia mampu tanpa membengkokan
punggungnya (titik orientasi : hip in anatomical position, knee flexed)
4. ekstensi 5 - 20°
dengan posisi side lying minta pasien menarik salah satu kakinya di belakang (titik orientasi :
hip in anatomical position, knee flexed)
5. eksternal dan internal rotasi 35°
pada posisi berdiri minta pasien untuk memutarkan tungkai bawah ke arah luar dan
dalam (titik orientasi : midway between ext-int rotasi)
6. eksternal dan internal rotasi (flexi knee 90° )
45°
pada posisi berbaring minta pasien untuk memfleksikan kneenya 90° kemudian memutarkan
tungkai bawah ke arah luar dan dalam (titik orientasi : midway between ext-int rotasi)

B. Tes pasif ROM


1. fleksi 120°
posisi pasien supine lying dengan pelvis dan trunk sejajar. Stabilisasi pelvis dengan tangan
fisioterapis di bawah lumbal spine dan fleksi hipnya, kemudian peganglah tungkai pasien yang
satu pada dadanya dan biarkan tungkai yang lain di bawah hingga rata dengan meja jika tidak
dapat full ekstensi. Pasien mungkin mengalami kontraktur pada fleksi hip. Jika dia mengayunkan
ke depan dengan mengangkat thorax dari meja atau lengkungan backnya berubah dari lordosis
lumbal saat dia menurunkan tungkainya ini merupakan tanda deformity fleksi yang berlawanan.
2. ekstensi 30°
Posisi prone lying dan stabilisasi pelvisnya denga tangan fisioterapis diatas crista iliaca &
lumbal spine bawah, kemudian bengkokkan kneenya sedikit untuk merilekskan hamstring
sehingga tidak bisa aktif saat hip ekstensi, lalu letakkan tangan pemeriksa yang lain di bawah
paha pasien & tungkainya ke atas jika hip tidak bisa ekstensi mungkin disebabkan adanya
kontraktur.
3. abduksi (45° - 50° )
posisi pasien supine lying & kakinya posisi netral, stabilisasi pelvis dengan tangan fisioterapis
menyilang abdomen dan tangan yang lain diatas SIAS yang berlawanan, kemudian peganglah
satu ankle & abduksikan tungkainya sejauh mungkin.
4. adduksi
dengan posisi supine lying stabilisasi pelvis & pegang satu ankle kemudian silangkan pada
garis tengah tubuh diatas tungkai lainnya. Pemeriksa dapat merasakan pelvis mulai bergerak
pada titik akhir adduksi hip. Beratnya paha dapat memberikan tahanan pada full ROM adduksi.
5. internal rotasi 35° & eksternal rotasi 45°
dengan supine lying kedua tungkai lurus, fisioterapis berdiri di depan kaki pasien dan
memegang bagian atas malleolus pasien kemudian menginternalkan dan eksternal rotasikan
dengan menjadikan patella sebagai petunjuk dalam mengukur jarak rotasi.
PEMERIKSAAN SPESIFIK
1. PALPASI
 Suhu.
 Tendernes .
 Palpasi pada bursa iliopectinea & triangle femoralis,bursa subcutanea trochanterica
di atas trochanter mayor, otot rectus femoris, m. adduktor longus, m.sartorius, m.
piriformis, ligamen inguinalis.
 Jaringan keras : SIAS, Crista iliaca, trochanter mayor hip, sympisis ossis pubis.
2. JOINT PLAY MOVEMENT (JPM)
 Traksi caput femur terhadap coxae.
3. MUSCLE LENGTH TEST
 m.Iliopsoas.
 m.rectus femoris.
 m.hamstrings.
4. HIP FLEKSI + ADDUKSI + INTERNAL rotasi untuk m. piriformis.
5. STRAIGHT LEG RAISING (SLR) + BRAGARD + NERI.
6. TES GAPPING
a. GAPPING ANTERIOR
- Pasien terlentang, tangan fisioterapis bersilangan pada SIAS, lakukan compressi
ke posterolateral .
- Tujuan : mengetahui adanya kelainan pada SIJ/ligamen anterior SIJ.

b. GAPPING POSTERIOR
- Pasien tidur miring, tangan fisioterapis pada pelvic, lakukan compressi antero-
caudal.
- Tujuan : mengetahui adanya kelainan pada SIJ/ligamen posterior SIJ.

7. TES PATRIC
 Pasien tidur terlentang , letakkan ankle di atas patella kaki yang lainnya. Lakukan fiksasi pada
SIAS & tangan yang satunya melakukan compressi pada knee joint (gerakan:
fleksi+abduksi+eksternal rotasi).
 Tujuan : mengetahui kelainan pada m.addutor hip, ligamen anterior hip joint, lig. Anterior SIJ.
8. TES ANTIPATRIC
 Pasien tidur terlentang, laukan gerakan internal rotasi hip, adduksi dan internal rotasi
(kebalikan patric test).
 Tujuan : mengetahui gangguan pada SIJ/ligament posterior SIJ.

9. TRUE LEG LENGTH


 Pasien terlentang, letakkan tungkai pasien pada posisi yang tepat dan pastikan jarak dari
SIAS ke malleolus medial /lateral ankle. Jarak yang tidak sama menentukan ekstremitas
inferior memendek.
 Tujuan : menentuka panjang tungkai yang benar.

10. TES TREDELENBURG


 Pasien berdiri, kemudian diperintahkan untuk mengangkat satu tungkainya. Perhatikan pada
lekukan/garis pantat.
 Tujuan : melihat adanya kelemahan m. gluteus
11. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
 ‘X’ RAY
Fracture, dislocation, arthrosis, fusion, osteophyte, dan lain-lain.
 MRI
Gambaran detail
 RIWAYAT OPERASI
 LABORATORIUM
 DLL

Anda mungkin juga menyukai