Anda di halaman 1dari 4

FORM PEMERIKSAAN LANSIA

Tgl :18-1-2020
PRE TEST POST TEST
NAMA : Andi Samsiar
UMURNAMA :
: 52 tahun TD : kg 120/80 mmHg TD : 120/80 mmhg BB : 65 kg
JENIS KELAMIN :  PEREMPUAN LAKI-LAKI
UMUR : DN : 77 x/menit
DN : DN :80 x/menit
x/menit TB TB : 162 cm

ASAM URAT
RIWAYAT PENYAKIT :  JANTUNG  DM HIPERTENSI KOLESTEROL

ZONA LATIHAN : DNI + BA/BB(220-DNI- USIA) PJB : 10 % - 20 %


PJK : 20 % - 30 %
PJH: 30 % - 40%
BATAS ATAS (BA) : DNI+BA(220-DNI-USIA) PJR, PJB,PJP : 30 % - 40 %
: 80+10%(220-80-52) LANSIA TANPA RIWAYAT PENYAKIT : 30% - 40 %
: 80+0,1(88)
: 80+8,8
: 88,8

ATAS BAWAH (BB) : DNI+BB(220-DNI-USIA)


: 80+20%(220-80-52)
: 80+0,2(88)
: 80+17,6
: 97,6

KELUHAN PASIEN :

1. PEMERIKSAAN KESEIMBANGAN

FUKUDA TEST : tangan diluruskan kedepan, mata ditutup INTERPRETASI :


berjalan ditempat 50 langkah Normal = posisi berdiri tetap/tidak berubah
HASIL PEMERIKSAAN : Normal/ Gangguan Vertibular Ganggguan vestibular = deviasi ke satu sisi
>30 ˚ atau
NB : lingkari salah satu
maju/mundur > 1 m
2. PEMERIKSAAN RESIKO JATUH

FOUR SQUARE STEP TEST (FSST) : ≤ 15 detik INTERPRETASI :


HASIL PEMERIKSAAN : Normal / Resiko jatuh berulang >15 detik = resiko jatuh berulang
NB : lingkari salah satu ≤ 15 detik = normal

KESIMPULAN PEMERIKSAAN :

Ibu Andi Samsiar berusia 52 tahun dengan tekanan darah 120/80 mmHg
(Pre Test), dan 120/80 mmHg (Post Test) kedua hasil yang didapatkan
normal. DN 77 x/menit (Pre Test) dan DN 80x/menit (Post Test) kedua PEMERIKSA I
hasil didapatkan normal dengan riwayat penyakit hipertensi. Memiliki
BA 88,8 & BB 97,6. Lansia tersebut tidak memiliki gangguan vestibular
(………………………………….)
(hasil dari FUKUDA TEST) & tidak memiliki resiko jatuh berulang
Novita Riska
(hasil FOUR SQUARE STEP TEST).

DOSEN PENANGGUNGJAWAB PEMERIKSA II

(……………..……………………….……..) (………………………………….)
Dr.H.Tiar Erawan,S.St.Physio,M.Kes Nur Almi Sabran
Dalam kegiatan ini lansia terlebih dahulu melakukan pemeriksaan tekanan darah, berat badan, dan tinggi badan
yang kemudian dilanjutkan dengan senam bersama sama. Setelah itu kami kemudian kembali melakukan
pemeriksaan ulang dengan memeriksan tekanan darah dan denyut nadi setelah senam. Lansia kemudian diminta
untuk melakukan pemeriksaan keseimbangan dan pemeriksaan resiko jatuh. Saat melakukan tes fukuda, lansia
berpindah tempat dari tempat awal dimulai tes tersebut tetapi tidak lebih dari satu meter dan ada sedikit deviasi
ke sisi kiri tapi tidak lebih dari 15 derajat. Kemudian saat melakukan tes FSST, lansia dapat melakukan dengan
baik meskipun ada sedikit keraguan ketika akan melangkah tetapi pasien masih dapat menyelesaikan sesuai
dengan waktu normal

Prosedur Menimbang Berat Badan


 Tujuan: Mengetahui berat badan dan perkembangannya, Membantu menentukan program pengobatan (dosis
), Menentukan status nutrisi pasien
 Persiapan Alat: Timbangan berat badan dan ATK
 Prosedur Pelaksanaan :
1) Beritahu pasien untuk berdiri dengan tegak dan tenang
2) Berikan handuk kertas diatas timbangan
3) Beritahu pasien untuk memakai baju yang tidak tebal dan melepas sandal ( sepatu )
4) Bantu pasien naik ketimbangan
5) Atur ratio berat
6) Untuk mengukur tinggi badan beritahu pasien untuk berdiri tegak diatas timbangan
7) Bantu pasien turun dari timbangan
8) Kembalikan timbangan diposisi semula
9) Catat hasilnya

Prosedur Mengukur Tinggi Badan


 Tujuan: Sebagai pedoman petugas dalam mengukur tinggi badan dengan benar
 Persiapan Alat: Statue meter dan ATK
 Prosedur Pelaksanaan :
1) Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2) Menganjurkan pasien melepas alas kaki
3) Mempersilahkan pasien berdiri tegak di tempat pengukuran, menghadap petugas
4) Menarik alat pengukur TB tepat pada kepala pasien.
5) Melihat skala yang ada pada pengukur TB.
6) Pengukuran selesai, pasien dipersilahkan memakai alas kaki kembali.
7) Mencatat hasil pengukuran pada rekam medis

Prosedur Test Tekanan Darah


 Tujuan : Untuk memperoleh tekanan darah pasien.
 Persiapan Alat/Instrument :
1) Pastikan peralatan pemeriksaan telah lengkap seperti; stethoscope, sphygmo manometer, alcohol wipe.
2) Pastikan bahwa ukuran cuff tepat. Sebab, ukuran cuff yang tidak cocok akan mengakibatkan
pengukuran tidak akurat.
3) Bersihkan ear-pieces (bagian telinga) stethoscope dengan alcohol wipe sebelum digunakan.
 Persiapan Pasien
1) Jelaskan prosedur test kepada pasien misalnya, lokasi tekanan darah yang akan diukur; untuk
mengurangi kecemasan pasien dan memastikan pasien kooperatif.
2) Posisikan pasien senyaman mungkin dengan lengan rest disamping badan.
3) Upayakan lengan yang di test bebas dari pakaian, karena dapat menghambat atau menyebabkan hasil
pengukuran tidak akurat.
 Teknik Operasional Blood Pressure Test
1) Palpasi arteri brachialis.
2) Tempatkan cuff tepat di atas arteri brachialis pada lekukan elbow. Ingat: Cuff harus sedikit lebih tinggi
sehingga stethoscope tidak tertekan.
3) Posisi stethoscope diatas arteri brachialis dan tahan dengan jemari.
4) Lakukan pemompaan pada cuff hingga tidak terdengar bunyi Korotkoff, lalu kempiskan cuff secara
perlahan-lahan.
5) Dengarkan bunyi Korotkoff: catat ketika itu terdengar pertama kali sebagai tekanan systolic, dan catat
bunyi terakhir ketika semua suara hilang sebagai diastolic.
6) Bersihkan ear-piece dan diaphragm stethoscope dengan alcohol wipe.
7) Catat hasil pengukuran tekanan darah pasien dalam medical record pasien. Contohnya: BP. 120/80,
right arm, supine.
 Blood Pressure Parameter
Menurut the American Heart Association (AHA), parameter blood pressure pada:
Dewasa 18 tahun ke atas : Berkisar 120/80 mmHg.
Prehipertensi : Berkisar antara 120-139/80-89 mmHg.
Hipertensi 1 : Berkisar antara 140-159/90-99 mmHg.
:Hipertensi 2 : Berkisar 160/ 100 mmHg.

Prosedur Test Denyut Nadi


 Tujuan : Untuk memperoleh pulse rate (or heart rate) pasien.
 Persiapan Alat/Instrument : Pastikan stopwatch atau jam tangan tersedia dan dalam kondisi baik
 Persiapan Pasien
1) Jelaskan prosedur test kepada pasien, untuk memastikan pasien kooperatif.
2) Posisi pasien duduk dengan wrist rest di atas bed atau di atas paha pasien.
 Teknik Operasional Pulse Rate/Heart Rate Test
1) Lokalisasi radial pulse/carotid pulse/brachial pulse dengan menggunakan ketiga ujung jari telunjuk, jari
tengah, dan jari manis. Jangan gunakan ibu jari.
2) Tekan secara lembut pada arteri radial/carotid/brachial cukup untuk merasakan pulse.
3) Hitung pulse bersamaan dengan stopwatch on selama 1 menit (setidaknya 15 sampai 20 detik dan
mengalikan jumlah tersebut untuk mendapatkan jumlah denyut per menit).
4) Catat bila ditemukan irama dan volume yang irreguler, serta kondisi arteri.
5) Catat hasil pengukuran pulse rate pasien dalam medical record pasien. Contohnya: HR. 80, radial pulse,
regular and strong.
 Pulse Rate/Heart Rate Parameter
Pulse rate (or heart rate) normal pada usia:
Bayi baru lahir : Berkisar antara 130–140 bpm (beats per minute)
Bayi : Berkisar antara 110-130 bpm.
Anak-anak usia : 1 tahun Berkisar antara 110-130 bpm.
2 tahun, berkisar antara 96-115 bpm.
3 tahun, berkisar antara 86-105 bpm.
7-14 tahun, berkisar antara 76-90 bpm.
Dewasa : Berkisar antara 60-80 bpm.
***Catatan: Pulse rate abnormal dapat berupa bradycardia (denyut nadi kurang dari 60 bpm), dan atau
tachycardia (denyut nadi lebih dari 100 bpm).

Prosedur Test Fukuda


 Tujuan : Untuk menilai keseimbangan dan tes ini digunakan untuk menentukan apakah ada kelemahan
sistem vestibular di satu sisi tubuh.
 Persiapan Pasien
1) Jelaskan prosedur test kepada pasien untuk memastikan pasien kooperatif
2) Posisi pasien berdiri
 Teknik Operasional Fukuda Test
1) Untuk memulai tes, berdirilah. Tempatkan selotip kecil di lantai di depan jari kaki untuk menandai
posisi awal.
2) Tutup kedua mata dan pegang tangan terentang tepat di depan.
3) mulailah melangkah di tempatnya. Langkah harus nyaman seolah-olah sedang berjalan cepat.
4) Tetap berjalan di tempat selama 50 langkah.
5) Setelah melangkah, buka mata dan tentukan seberapa besar tubuh diputar ke satu sisi.
 Interpretasi
Normal : posisi berdiri tetap/tidak berubah
Ganggguan vestibular : deviasi ke satu sisi >30 ˚ atau maju/mundur > 1 m

Prosedur Test Four Square Step Test


 Tujuan : Untuk pemeriksaan resiko jatuh dan menilai stabilitas dinamis dan kemampuan pasien untuk
melangkahi objek rendah ke depan, ke samping, dan ke belakang.
 Persiapan Pasien dan alat
1) Jelaskan prosedur test kepada pasien untuk memastikan pasien kooperatif
2) Posisi pasien berdiri
3) Siapkan tongkat yang diatur sehingga membentuk +
4) Sediakan stopwatch
 Teknik Operasional Fukuda Test
1) Untuk memulai tes, berdirilah. Kemudian minta pasien untuk mengikuti gerakan yang dicontohkan
sebelumnya.
2) Pasien berdiri kemudian melangkah kekanan, belakang, kekiri, depan, belakang, kanan, depan, kiri.
Kedua kaki harus menapak kelantai sebelum kemudian kembali melangkah
3) Minta pasien untuk menyelesaikan satu percobaan praktik untuk memastikan pasien tahu urutannya.
Ulangi uji coba jika pasien tidak berhasil.
4) Catat waktu yang digunakan pasien hingga kembali ketempat awal
 Interpretasi
>15 detik = resiko jatuh berulang
≤ 15 detik = normal

SARAN
Lansia diharapkan agar dapat sering melakukan latihan ini karena latihan ini mempengaruhi vestibular dan
dapat meningkatkan kecepatan pemprosesan informasi untuk melakukan langkah cepat dalam hal apapun,
dapat menjaga arah saat tersandung atau tergelincir sehingga membantu keseimbangan dan mencegah jatuh.

FOTO

Anda mungkin juga menyukai