Oleh :
K1A1 15 123
PEMBIMBING
A. Identitas
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Nomor RM : 58 78 75
Pekerjaan : Wiraswasta
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
2. Anamnesis Terpimpin
Pasien masuk dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir sejak 7 jam
sebelum masuk rumah sakit. Pasien tampak sangat lemas, sakit kepala (-),
nafus makan menurun (-). Riwayat keluar darah (-), keluar air-air (-).
Riwayat asma (-), hipertensi (+) sejak sebelum hamil, DM (-). Riwayat
alergi obat dan makanan (-). Riwayat penyakit sama dalam keluarga (-).
2. II/ 2014: kehamilan kedua lahir secara normal di Rumah Sakit tahun
C. Pemeriksaan Fisis
1. Status Generalis
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda Vital
h
Nadi : 103 x/m
Pernapasan : 20 x/m
Suhu : 36,7oC/axillar
2. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan Luar : TFU 2 jari dibawah proc. xopoideus, DJJ (+), his (-)
4. Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium
CT 6’ 00” 1-9”
BT 2’ 55” 1-3”
C) USG
Gambar 1. Pemeriksaan USG
D. Diagnosa
E. Penatalaksanaan
2) Cek Lab
3) Rencana cito SC
4) Transfusi PRC 2 sak
F. Dokumentasi Operasi
G. Prosedur Operasi
1. Pasien berbaring
2. Spinal Anestesi
4. Insisi midline
I. Perkembangan Pasien
Hari / Tgl Perjalanan Penyakit Planning (P):
Senin, S : Pasien datang dengan keluhan - IVFD RL 28 tpm
9/11/2020 nyeri perut hebat bagian bawah sejak - Cek Lab
(24.00 4 jam SMRS - Rencana cito SC
WITA) O: KU: Sakit Berat (tampak - Siapkan darah 4 sak PRC
lemas) - persipan SC : pasang
- TD:110/70 mmHg kateter, transfusi PRC 200
- N : 80 x/m cc
- P: 22 x/m
- S: 36,6 ˚C/axillar
- TFU 3 jari dibawah proc.
Xipoideus
- DJJ (-), His (-)
- Nyeri tekan bagian bawah
abdomen
- PDV: pembukaan 1 cm,
portio tebal, ketuban (+)
Darah Rutin (10/11/2020) jam
01:16 WITA
WBC : 18.9 x 103/uL
RBC : 2.68 x 106/uL
HGB: 4.7 g/dL
HCT: 15.5 %
PLT: 285 x 103/uL
Assessment (A) :
G5P4A0 + susp. Solusio Plasenta +
KJDR
Selasa, S : Pasien tiba di ruang bersalin - Oksigen
10/11/2020 dalam keadaan sadar. Nyeri luka - IVFD RL + 2 ampul
(03.00 bekas operasi (+) oksitosin drips 28 tpm
WITA) O: KU: Baik
- TD:120/80 mmHg - Injeksi ceftrioakson
- N : 80 x/m 1g/12 jam/IV
- P: 20 x/m - Drip Metronidazole 0,5
- S: 36,6 ˚C/axillar g/8 jam/drips
- Injeksi Ranitidin 1
Darah Rutin (10/11/2020) jam
18:15 WITA ampul/8 jam/IV
WBC : 14.7 x 103/uL - Injeksi ketorolac 1
RBC : 3.27 x 106/uL ampul/8 jam/IV
HGB: 6.8 g/dL - Ketoprofen II/Rectal/6
HCT: 21.4 % jam
PLT: 108 x 103/uL - Bed rest
- Bayi lahir SC dalam keadaan
meninggal, JK: laki-laki, BBL
: 1800 gram, PBL: 44 cm,
Assessment (A) :
POH0 SC ec. Solusio Plasenta +
G5P4A0
Rabu, S : Nyeri luka bekas operasi (+) - Observasi Lanjut
11/11/2020 O: KU: Baik - IVFD RL 28 tpm
(07.00 - TD:120/80 mmHg - Injeksi ceftrioakson
WITA) - N : 80 x/m 1g/12 jam/IV
- P: 20 x/m - Drip Metronidazole
- S: 36,6˚C/axillar 0,5 g/8 jam/drips
- Verban : kering - Injeksi Ranitidin 1
ampul/8 jam/IV
Darah Rutin (11/11/2020) jam
- Injeksi ketorolac 1
10:14 WITA
ampul/8 jam/IV
WBC : 16.1 x 103/uL - Ketoprofen
RBC : 4.22 x 106/uL II/Rectal/6 jam
HGB: 9.5 g/dL
HCT: 30.0 %
PLT: 189 x 103/uL
Assessment (A) :
POH1 SC ec. Solusio Plasenta +
G5P4A0
Kamis,, S : Tidak ada keluhan - Aff infus
12/11/2020 O: KU: Baik - Aff Kateter
(06.15 - TD:120/70 mmHg - Pasien bisa pulang
WITA) - N : 81 x/m
- P: 20 x/m
- S: 36,6 ˚C/axillar
- Verban : kering
Assessment (A) :
POH2 SC ec. Solusio Plasenta +
G5P4A0
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Struktur Plasenta
akan mengandung pembuluh darah janin. Pokok vili (stem vili) akan
berjumlah kurang lebih 200, tetapi sebagian besar yang di perifer akan
tengah vili merupakan stroma yang terdiri dari fibroblas, beberapa sel
besar (sel Hoffbasser), dan cabang kapiler janin. Bagian luar vili terdiri
arteri dan 1 vena. Vena berisi darah penuh oksigen; sedangkan arteri yang
dan bagian luarnya adalah epitel amnion. Panjang tali pusat berkisar
heliks, agar terdapat fleksibilitas dan terhindar dari torsi. Tekanan darah
arteri pada akhir kehamilan diperkirakan 70-60 mmHg, sedangkan
kapiler, termasuk pada vili dimaksudkan agar darah ibu tidak masuk ke
Arus darah tali pusat pada kehamilan aterm berkisar 350 mL/menit.
750 mL/menit4.
3. Transfer Plasenta
ekskresi dan produksi hormon. Transfer zat melalui vili terjadi melalui
juga dapat terjadi akselerasi akibat peran enzim dan reseptor, misalnya
Sel janin seperti eritrosit dan limfosit dalam jumlah sangat seidkit
dari ibu4.
4. Fungsi Plasenta
pO2 janin hanya 25 mmHg. Perbedaan kadar ion H+ dan tingginya kadar
meningkat bila oksige dilepas. Hal ini disebut sebagai efek Haldane4.
yang dipatok oleh ibu. Sembilan puluh persen kebutuhan energi berasal
dari glukosa. Glukosa yang berlebih akan disimpan sebagai glikogen dan
janin berkaitan dengan kadar glukosa ibu dan tidak berhubungan dengan
dan cadangan yang berguna untuk sumber energi pada periode neonatus
dini4.
silomikra. Asam lemak bebas dapat melalui plasenta, dan ternyata janin
placental lactogen4.
B. DEFINISI
plasenta sering terjadi saat terjadi plasenta previa, kasus ini tidak termasuk ke
dalam solusio plasenta. Solusio plasenta bisa disadari dari darah yang berasal
Kasus ini bisa saja tersembunyi jika darah terakumulasi di belakang plasenta,
tanpa adanya perdarahan eksternal yang jelas. Pelepasan bisa saja bersifat
total, meliputi seluruh plasenta, dalam hal ini biasanya berakibat pada
kematian janin, atau parsial, dimana hanya bagian tertentu plasenta saja yang
C. EPIDEMIOLOGI
dari 120 kelahiran) dan menyebabkan 1 kematian janin dari 500 persalinan 3,8.
Insidensi dari solusio plasenta tertinggi terjadi pada umur gestasi 24-26
D. KLASIFIKASI
plasenta totalis). Darah yang dihasilkan akan merembes di antara plasenta dan
pecah karenanya
bawah rahim.
terlepas, yakni solusio plasenta ringan, solusio plasenta sedang, dan solusio
maternal atau ada ruptura sinus marginalis. Klasifikasi ini efektif jika
dimana solusio plasenta yang ringan dapat berkembang menjadi lebih berat.
Luas plasenta yang terlepas kurang dari 25% atau 1/6 bagian.
Jumlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250 mL. Darah yang
keluar terlihat seperti pada haid, bervariasi dari sedikit sampai seperti
Luas plasenta yang terlepas lebih dari 25% namun kurang dari
50%. Jumlah darah yang keluar lebih dari 250mL, namun kurang dari
ke dalam. Gejala dan tanda sudah jelas dirasakan, seperti nyeri perut
Luas plasenta yang terlepas sudah lebih dari 50%, dan jumlah
darah yang keluar sudah sama dengan 1000 mL, atau lebih. Gejala tanda
klinis jelas, keadaan umum penderita buruk, seperti syok, dan hampir
yang terlihat dari luar. Beberapa yang komplikasi yang dapat terjadi
ialah perdarahan, syok, ganggian koagulasi darah, oligouria dan
E. ETIOLOGI
beberapa faktor risiko yang terlihat menyertai solusio plasenta 4,6,8 yang bisa
pertama memiliki risiko yang lebih besar untuk mendapatkan solusio plasenta
vaginam6.
F. PATOFISIOLOGI
Solusio plasenta merupakan hasil akhir dari suatu proses yang bermula
dari suatu keadaan yang mampu memisahkan vili-vili korialis plasenta dari
desidua robek4.
vaskular vili yang dapat menyebabkan kematian sejumlah sel dan berujung
nantinya membuat pelepasan yang lebih luas, kompresi dan kerusakan pada
bagian plasenta yang berdekatan. Pada awalnya mungkin belum ada gejala
kecuali terdapat hematom pada bagian belakang plasenta yang baru lahir.
Hematoma yang terbentuk akan meluas dengan cepat dan melepas plasenta
lebih luas sampai ke pinggirnya sehingga darah akan keluar merembes antara
lain seperti superoksida yang sangat berperan dalam proses iskemia dan
vena atau merusk arteria spiralis yang memasok darah ke plasenta dan
berakibat pada iskemia dan lesi pada plasenta seperti infark, stres
terhadap janin, aktivasi dari monosit janin, dan pelepasan agen inflamasi.
plasma protein A (PAPP-A) yang rendah memiliki risiko yang lebih tinggi
G. DIAGNOSIS
atau luas permukaan plasenta yang telah terlepas. Gejala dan tanda klinis
klasik dari solusio plasenta berupa perdarahan berwarna tua yang keluar
bahkan tidak ada gejala. Beberapa kasus yang sangat ringan tidak
darah yang keluar berawarna merah segar pada plasenta previa. Tanda-
tanda vital dan keadaan umum ibu dan janin masih baik. Pemeriksaan
Gejala dan tanda sudah jelas, seperti nyeri pada perut yang terus
bagian anak sulit dilakukan. Rasa nyeri bersifat akut lalu menetap tidak
stadium ini bisa jadi telah timbul his dan persalinan telah mulai4.
Perut terasa sangat nyeri dan tegang serta keras seperti papan
plasenta4.
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
tetanik pada uterus, dan solusio plasenta yang berat memberikan tanda
kelainan denyut jantung janin pada pemeriksaan dengan KTG, namun
beberapa pasien dengan penyakit ini datang dengan gejala yang mirip
gambaran USG dari darah yang membeku akan berubah menjadi lebih
berikut6.
- Akumulasi darah preplasenta di bawah lempeng korionik (di antara
- Hematoma marginal
- Hematoma subkorionik
- Hematom intra-amniotik
plasenta (p) dan uterus. Janin (f). Area hipoekoik merupakan gambaran
tipikal dari solusio plasenta. C. Akumulasi darah di preplasental (c) yang
luas di bawah lempeng korion, cairan amnion (f), dan plasenta (p). D.
terdapat sirkulasi darah yang aktif pada solusi plasenta, sedangkan pada
yang hipoekoik dan kontraksi uterus, terdapat sirkulasi darah yang aktif
tengahnya4,9.
adanya bukti lesi akut dan kronik. Lesi akut meliptui infiltrasi neutrofil
pada 1/3 kasus. Aterosis akut pada arteri spiralis yang berakibat pada lesi
100% bila diserta perdarahan. Nilai ramal negatif pada keadaan ini bisa
mencapai 94% pada keadaan tanpa perdarahan dan 100% dengan
perdarahan4.
H. DIAGNOSIS BANDING
1. Plasenta previa
a. Definisi
bawah rahim sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri
internum11.
b. Etiologi
Faktor risiko yang berkorelasi dengan plasenta previa adalah usia ibu
daerah segmen bawah rahim tanpa latar belakang lain yang mungkin.
proses radang atau atrofi. Paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim misalnya
Cacat bekas bedah sesar berperan menaikkan insiden dua sampai tiga kali.
menutupi ostium uteri internum. Plasenta yang terlalu besar seperti pada
c. Klasifikasi
tipe, yaitu :4
serviks pada saat penilaian. Sebagai contoh, plasenta previa letak rendah
plasenta previa yang tampak total sebelum dilatasi serviks dapat menjadi
tepi plasenta.4
d. Faktor resiko
Prevalensi plasenta previa akan meningkat tiga kali lipat pada usia
diatas 35 tahun karena endometrium akan menjadi kurang subur. Pada usia
< 20 tahun organ reproduksi seorang wanita belum siap untuk menerima
menutupi seluruh atau sebagian ostium uteri internum. Sementara itu pada
usia di atas 35 tahun ibu hamil berisiko terjadinya plasenta previa karena
1. Paritas
Plasenta tempat yang lebih luas dan endometrium yang masih baik
program KB.12
4. Riwayat kuretase
kuret (kuretase tajam) terdapat luka yang cukup dalam pada dinding
5. Kehamilan Ganda
6. Riwayat Tumor
e. Manifestasi Klinik
Pendarahan tanpa rasa sakit adalah gejala yang paling khas dari
previa biasanya dimulai tanpa peringatan dan tanpa rasa sakit atau
tidak ada perdarahan sampai persalinan dimulai. Pendarahan pada saat ini
bervariasi dari sedikit hingga banyak, dan secara klinis dapat mirip
Perdarahan kembali terjadi tanpa sebab yang jelas setelah beberapa waktu
perdarahan dari plasenta previa ini ialah sinus uterus yang robek karena
serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada kala III pada plasenta
yang letaknya normal. Semakin rendah letak plasenta, maka semakin dini
perdarahan yang terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa
totalisakan terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah yang mungkin
letak janin. Janin biasanya masih baik. 11Berhubung plasenta terletak pada
terbawah janin masih tinggi di atas simfisis dengan letak janin dalam letak
memanjang. Palpasi abdomen tidak membuat ibu hamil merasa nyeri dan
f. Diagnosis
Diagnosis dengan pemeriksaan klinis dilakukan dengan
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
abdomen tidak membuat ibu hamil merasa nyeri dan perut tidak
tegang.2
meja operasi.Secara hati-hati dengan dua jari telunjuk dan jari tengah
tidak tegang
• Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah.
3. Pemeriksaan Penunjang
USG :
ostium
tepi plasenta terhadap ostium. Bila jarak tepi kurang dari 5 cm disebut
plasenta letak rendah. Walaupun lebih superior jarang diperlukan
internum.
MRI
plasenta akreta
g. Penatalaksanaan
Tatalaksanaan Umum
Penatalaksaaa Khusus
- Terapi Konservatif
- Terapi aktif
2. Plasenta Akreta
a. Definisi
Burton, 2017)
b. Etiologi
kuretase uterus.
c. Faktor resiko
lainnya serta implantasi dari plasenta di atas bekas luka pada rahim
sebelumnya. Risiko untuk plasenta akreta pada seorang pasien dengan
kedua, ketiga, keempat, dan kelima atau lebih besar adalah 3,3%, 11%,
d. Gambaran Klinis
e. Diagnosis
1. Anamesis
3. Pemeriksaan penunjang
nilai prediksi positif (PPV) dari 65% menjadi 93%, dan nilai
a. Ultrasonografi
lengkap.(1)
2017)
akreta.(13)
bimbingan USG.(13)
akreta.(1)
Gambar 6. Beberapa kekosongan vaskular (panah) dalam
2017)
kemih.(13)
Doppler.(13)
1) Greyscale:
interface
kandung kemih
2) Doppler:
zone
3) 3D Power Doppler:
a) Banyak pembuluh darah koheren melibatkan seluruh
view)
yang serupa antara MRI dan ultrasonografi tetapi karena biaya MRI
ambigu.(9)
2) Uterine bulging
bedah. Dalam suatu studi, pasien yang menjalani baik MRI dan
Diagnosis yang didapatkan dari MRI juga tidak terbebas dari hasil
plasenta akreta.
f. Penatalaksanaan
1. Manajemen Antepartum
komplikasinya.(10)
2. Preoperatif
darah dalam situasi trauma menunjukkan rasio 1:1 PRC : fresh frozen
plasma. PRC dan fresh frozen plasma harus tersedia dalam kamar
3. Operatif
masing. (11)
. (11)
4. Postoperatif
terjadi edema paru, cidera paru akut terkait transfusi, dan / atau
I. TATALAKSANA
masing, berat ringannya penyakit, usia kehamilan, serrta keadaan ibu dan
janinnya. Janin yang masih hidup dan cukup bulan, dan bilamana tanda-tanda
faktor koagulan, lalu output urine per jamnya dipantau dengan ketat3.
partus pada kasus yang ringan atau janin telah mati, atau langsung dengan
bedah sesar pada kasus yang berat atau telah terjadi gawat janin4.
kecuali ada perdarahan berat yang tidak teratasi dengan transfusi darah yang
banyak atau ada indikas obstetrik lain yang menghendaki persalinan per
Koagulopati berat merupakan faktor risiko tinggi berat pada bedah sesar
persalinan pervaginam4.
(A) dan preterm (B). Pemeriksaan darah lengkap dan koagulasi wajib
dilakukan; darah atau volume darah harus diganti; koagulopati harus
dikoreksi; dan fungsi renal, input dan output cairan harus dimonitor
J. KOMPLIKASI
fungsi plasenta pada janin berupa angka kematian perinatal yang tinggi.
komplikasi yang paling sering terjadi akibat solusio plasenta. solusio plasenta
keutuhan sirkulasi mikro dapat terjaga, namun hal ini memicu perombakan
lebih banyak fibrinogen menjadi fibrin agar darah bisa membeku, sehingga
bekuan darah yang terbentuk mencair kembali, bahkan darah tidak akan
membeku sama sekali apabila kadar fibrinogen turun di bawah 100 mg%. Hal
darah dan hancuran fibrinogen dalam serum meningkat di atas 100 µg/mL.
Kadar fibrinogn normal 450 mg% turun menjadi 100 mg% atau lebih
rendah1,3,4.
terlambat atau tidak memperoleh penanganan yang baik. Penyebab pasti dari
terdapat beberapa teori yang diajukan. Curah jantung yang menurun dan
kekejangan pembuluh darah di ginjal akibat peningkatan tekanan intrauterin
Bekuan darah di dalam ginjal juga turut membantu proses tersebut. Keadaan
pasien4,5. Teori lain mengemukakan bahwa kejadian gagal ginjal akut ini
Couvelaire yang masih ringan mampu berkontraksi dengan baik jika isinya
telah dikeuarkan dan bisa berkontraksi jika diberi oksitosisn. Hal ini
menyebabkan perdarahan hebat pada kala tiga dan kala empat serta tidak
mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini bisa terjadi bila pasien
mengalami perdarahan yang banyak dan akut seperti pada syok hipovolemik.
Peredaran darah ke plasenta akan menurun jika terbentuk hematom
retroplasenta yang luas. Hal ini menyebabkan darah dari arteriola spiralis
oksigen oleh darah janin di dalam kapiler vili berkurang yang dapat
gawat janin dan kematian janin tanpa terduga. Gawat janin yang terjadi akibat
akan berujung pada kematian janin saat solusio plasenta sudah memberat4.
K. PENCEGAHAN
yang merokok beresiko 2,05 kali lebih besar untuk menderita solusio
plasenta7.
terhambat7.
L. PROGNOSIS
Solusio plasenta mempunyai prognosis yang buruk bagi ibu hamil dan
lebih buruk bagi janin jika dibandingkan dengan plasenta previa. Solusio
plasenta ringan masih mempunyai prognosis yang baik bagi ibu dan janin
karena mortalitas dan morbiditas perinatal yang tinggi, juga morbiditas ibu
lebih berat. Solusio plasenta berat mempunyai prognosis yang paling buruk
terhadap ibu terlebih janinnya. Keadaan ditemukannya janin yang telah mati
solusio plasenta sedang dan berat juga bergantung pada kecepatan dan
ketepatan bantuan medik yang diperoleh pasien. Transfusi darah yang banyak
Kasus Teori
Pasien wanita usia 31 tahun datang Solusio plasenta secara klinis dibagi
ke UGD dengan Keluhan nyeri berdasarkan berat ringannya
hebat, Pasien juga mengeluhkan gambaran klinik yang sesuai dengan
penglihatan kabur, riwayat nyeri luasnya permukaan plasenta yang
perut yang hilang timbul sejak 2 terlepas, yakni solusio plasenta
minggu yang lalu, riwayat muntah ringan, solusio plasenta sedang, dan
(+) 30 menit sebelum masuk rumah solusio plasenta berat.
sakit. pasien juga jarang tidur sejak a. Solusio Plasenta Ringan
1 bulan yang lalu. Pasien tampak Sekitar 30% penderita solusi
sangat lemas. Riwayat keluar darah plasenta ringan mempunyai
(-), keluar air-air (-) dan lender sedikit bahkan tidak ada gejala.
(-).Riwayat trauma pada perut (-), Beberapa kasus yang sangat
riwayat mengurut perut (-). ringan tidak mempunyai gejala,
- Hasil pemeriksaan tanda kecuali adanya hematom
vital: TD:90/palpasi mmHg, N: 80 berukuran beberapa sentimeter
x/m, P: 22 x/m, S: 36,6 ˚C/axillar pada permukaan plasenta
- Pemeriksaan didapatkan
maternal. Hal ini bisa didapatkan
distensi abdomen, nyeri tekan
(+),TFU 3 jari dibawah proc. secara retrospektif setelah
Xipoideus plasenta telah dilahirkan. Rasa
- DJJ tidak ada, his (-) nyeri pada perut masih dirasakan
- PDV: pembukaan 1 cm, ringan dan darah yang
portio tebal, ketuban (+) dikeluarkan masih sedikit,
sehingga belum keluar melalui
vagina. Tanda-tanda vital dan
keadaan umum ibu dan janin
masih baik. Pemeriksaan inspeksi
dan auskultasi tidak ditemukan
kelainan kecuali pada palpasi
terdapat sedikit nyeri lokal pada
tempat terbentuknya hematom
dan perut sedikit tegang tapi
bagian-bagian janin masih dapat
dikenali.
b. Solusio Plasenta Sedang
Gejala dan tanda sudah jelas, nyeri
pada perut yang terus menerus,
denyut jantung janin biasanya
telah menunjukkan gawat janin,
perdarahan lebih banyak keluar,
takikardia, hipotensi, kulit dingin,
dan keringatan, olgouria mulai
ada. Rasa nyeri dan tegang perut
jelas sehingga palpasi bagian-
bagian anak sulit dilakukan..
Perdarahan pervaginam jelas dan
berwarna kehitaman, penderita
pucat karena terdapat syok dan
keringat dingin. Keadaan janin
biasanya sudah gawat. Pada
stadium ini bisa jadi telah timbul
his dan persalinan telah mulai.
c. Solusio Plasenta Berat
Perut terasa sangat nyeri dan
tegang serta keras seperti papan
(defence musculaire), perdarahan
pervaginam dari tidak ada sampai
berat berwarna hitam, sehingga
palpasi bagian-bagian janin tidak
bisa dilakukan. Fundus uteri lebih
tinggi daripada yang seharusnya
karena terjadi penumpukan darah
di dalam rahim pada kategori
concealed hemorrhage. Fundus
yang tingginya bertambah selama
peninjauan menandakan adanya
perdarahan baru sedang
berlangsung. Keadaan umum
penderita buruk, seperti syok dan
hampir semua janinnya telah
meninggal
Klasifikasi lain solusio dari plasenta
didasarkan adanya darah yang
keluar melalui vagina atau tidak.
- Revealed abruption merupakan
istilah dimana perdarahan solusio
plasenta di antara desidua dan
plasenta keluar melalui serviks
menuju vagina. Tipe ini jarang
menyebabkan kematian ibu.
- Concealed abruption merupakan
istilah dimana perdarahan solusio
plasenta terkumpul di
retroplasenta, dengan tanda-tanda
perdarahan yang tidak terlihat
dari luar
B. Pemeriksaan Penunjang
Kasus Teori
Kriteria USG untuk diagnosis solusio
Pemeriksaan USG di temukan
plasenta ialah sebagai berikut
gambaran perdarahan retroplasenta - Akumulasi darah preplasenta di
(+), bawah lempeng korionik (di antara
darah rutin didapatkan: plasenta dan cairan amnion)
- Pergerakan lempeng korionik
WBC : 18.9 x 103/uL seperti Jello dengan aktivitas
RBC : 2.68 x 106/uL janin.
HGB: 4.7 g/dL - Akumulasi darah di retroplasenta
HCT: 15.5 % - Hematoma marginal
- Hematoma subkorionik
- Peningkatan heterogenitas pada
plasenta yang menebal (lebih 5 cm
dalam sudut tegak lurus)
- Hematom intra-amniotik
C. Penatalaksanaan
Kasus Teori
Rencana terapi yang akan dilakukan - Pasien dengan solusio plasenta
harus segera dilakukan pemeriksaan
- IVFD RL 28 tpm darah lengkap termasuk Hb dan
- Cek Lab golongan darah serta gambaran
- Rencana cito SC pembekuan darah dengan
- Siapkan darah 4 sak PRC pemeriksaan waktu pembekuan,
- persipan SC : pasang kateter, waktu protrombin, waktu
transfusi PRC 200 cc tromboplastin parsial, kadar
fibrinogen dan kadar hancuran
fibrin dan hancuran fibrinogen
dalam plasma. Pemeriksaan USG
berfungsi untuk membedakannya
dengan plasenta previa.
- Persalinan mungkin pervaginam
atau mungkin juga harus
perabdominam bergantung pada
banyaknya perdararahan, telah ada
tanda-tanda persalinan spontan atau
belum, dan tanda-tanda gawat janin.
- Kasus dengan perdarahan yang
cukup banyak memerlukan
resusitasi segera dengan pemberian
transfusi darah, kristaliod yang
cukup dan faktor koagulan, lalu
output urine per jamnya dipantau
dengan ketat.
- Kehamilan umumnya diakhiri
dengan induksi atau stimulasi
partus pada kasus yang ringan atau
janin telah mati, atau langsung
dengan bedah sesar pada kasus
yang berat atau telah terjadi gawat
janin.
DAFTAR PUSTAKA