Penyaji
Malinda Utari, S.Ked
Pembimbing
Dr.Deddy Fitri, SpOG
BAB I
LAPORAN KASUS
A. Anamnesis
1. Identitas
Nama : Ny. Ren
Med.Rec : 730149
Umur : 24 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Pasar Kambing
MRS : 28 Oktober 2016 pukul 17:00 WIB
2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, lama 11 bulan
3. Riwayat Reproduksi
Menarche 13 tahun, siklus haid teratur 28 hari, lama haid 7 hari
Kontrasepsi: (-)
HPHT: 28 Februari 2016
4. Riwayat kehamilan/melahirkan
1. Ini
7. Anamnesis Khusus
Keluhan utama :
Hamil kurang bulan dengan perdarahan dari kemaluan
2
B. Pemeriksaan Fisik
1. Status Present
a. Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tipe badan : Astenikus
Berat badan : 54 kg
Tinggi badan : 160 cm
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36°C
b. Keadaan khusus
Kepala :Normochepali, kedua mata simetris,
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/ -), edema
palpebra (-/-), refleks cahaya (+/+).
Leher :JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-),
Pembesaran tiroid (-).
Toraks paru-paru :
I: Gerakan dikedua dinding dada simetris saat statis
maupun dinamis.
P: Stem premitus simetris kiri dan kanan
P: Sonor diseluruh lapangan paru
3
2. Pemeriksaan obstetrik
Pada pemeriksaan obstetrik saat masuk rumah sakit tanggal 28 Oktober
2016 pukul 17:00 WIB didapatkan :
- Pemeriksaan luar: tinggi fundus uteri 4 jari bawah processus xiphoideus
(27 cm), memanjang, puki, kepala, U 5/5, his (-), DJJ: 132 x/menit,
TBJ: 2070 g.
- Inspekulo: portio livide, OUE tertutup, fluor(-), fluxus (+), perdarahan
tidak aktif, E/L/P(-)
- VT: tidak dilakukan
C. Pemeriksaan Penunjang
1. USG: - Plasenta di korpus posterior meluas menutupi seluruh OUI
- Biometri janin
BPD 85,5 ≈ 34 minggu
HC 307,7 ≈ 34 minggu
AC 308,1 ≈ 34 minggu
FL 66,2 ≈ 34 minggu
Kesan: Hamil 34 minggu JTH preskep dengan plasenta previa
totalis
4
2. Darah Rutin
(28 Oktober 2016, 17:00 WIB)
Hemoglobin : 9,6 gr/dl (12,0-16,0 gr/l)
Hematokrit : 30 % (40-54%)
Leukosit : 9.000 mm3 (4.000-10.000 mm3)
Trombosit : 199.000 sel/mm3 (150.000-400.000
sel/mm3)
D. Diagnosa kerja
G1P0A0 hamil 34 minggu belum inpartu dengan HAP e.c plasenta previa
totalis JTH preskep
E. Prognosis
Ibu : dubia ad bonam
Janin : dubia ad bonam
F. Terapi
- Ekspektatif
- Observasi TVI, DJJ, perdarahan, tanda inpartu
- Bed rest total
- IVFD RL gtt XX/m
- Injeksi Dexamethason 1x12 mg/IV (2 hari)
- Cek laboratorium DR, CM
H. Follow Up
29/10/2016 S/ Keluhan: Hamil kurang bulan dengan perdarahan P/
07.00 WIB dari kemaluan - Ekspektatif
Ht : 30 % O/ - Observasi TVI, DJJ,
perdarahan, tanda
Hb : 9,6 gr/dl Status Present inpartu
Leukosit : 9.000 KU: sedang - IVFD RL gtt
Kesadaran : CM xx/menit
Trombosit: - Tirah baring
TD: 110/70mmHg - Injeksi
199.000
Nadi : 82x/mt Dexamethason 1x12
mg/IV/hari ke 2
RR : 20x/mt
Suhu : 36,70C
5
Status Obstetrik
PL : Tinggi fundus uteri 4 jari bawah processus
xiphoideus (27 cm), memanjang, puki, kepala, U 5/5,
his (-), DJJ: 135 x/menit, TBJ: 2070 g.
Status Obstetrik
PL : Tinggi fundus uteri 4 jari bawah processus
xiphoideus (27 cm), memanjang, puki, kepala, U 5/5,
his (-), DJJ: 141 x/menit, TBJ: 2070 g.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
PLASENTA PREVIA
A. DEFINISI
8
Insidens plasenta previa sekitar 1 dari 500 kelahiran hidup dan yang
terjadi pada trimester II (16-20 minggu) sekitar 5%. Sekitar 90% kejadian
plasenta previa ini ditindak lanjuti dengan terminasi per abdominam.
D. ETIOLOGI
Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahin belumlah
diketahui dengan pasti. Mungkin secara kebetulan saja blastokista menimpa
desidua di daerah segmen bawah rahim tanpa latar lain yang mungkin. Teori
lain mengemukakan sebagai salah satu penyebabnya adalah vaskularisasi
desidua yang tidak memadai sebagai akibat dari proses radang atau atrofi.
Paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim misalnya bekas bedah sesar, kuretase,
miomektomi, dan sebagainya berperan dalam proses peradangan dan kejadian
atrofi di endometrium yang semuanya dapat dipandang sebagai faktor risiko
bagi terjadinya palsenta previa. Plasenta yang terlalu besar seperti pada
kehamilan ganda dan eritroblastosis fetalis bisa menyebabkan pertumbuhan
plasenta melebar ke segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri internum.
Pada perempuan perokok dijumpai insiden plsenta previa lebih tinggi 2
kali lipat, diduga karena hipoksemia akibat CO hasil pembakaran rokok
menyebabkan plasenta menjadi hipertrofi sebagai upaya kompensasi.
PATOFISIOLOGI
Implantasi plasenta di segmen bawah rahim dapat disebabkan oleh :
1. Endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi
2. Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk
mampu memberikan nutrisi janin.
3. Vili korealis pada korion leave yang persisten.
Dengan melekatnya dan bertumbuhnya plasenta, plasenta yang telah
berkembang bisa menutupi ostium uteri. Hal ini diduga terjadi karena
vaskularisasi desidua yang jelek, inflamasi, atau perubahan atrofik di bagian
fundus uteri.
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya trimester ketiga dan mungkin
juga lebih awal, oleh karena telah mulai terbentuknya segmen bawah rahim,
11
H. KOMPLIKASI
1. Anemia
Karena pembentukan segmen bawah rahim terjadi secara ritmik, maka
pelepasan plasenta dari tempat melekatnya diuterus dapat berulang dan
17
BAB III
PEMBAHASAN
A. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis (pasien ini sendiri) dan
alloanamnesis (kepada suami pasien). Anamnesis yang ditanyakan juga sudah
lengkap meliputi:
- Identitas
- Riwayat perkawinan
- Riwayat reproduksi
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat gizi/sosial ekonomi
- Anamnesis khusus:
Terdiri dari keluhan utama dan perjalanan penyakit yang mengandung
unsur 7 secret ( onset, lokasi, kualitas, kuantitas, gejala penyerta, faktor
memperberat dan memperingan dan rentetan kronologis).
B. PEMERIKSAAN FISIK
- Status Present
Status present pada pasien ini sudah cukup lengkap, vital sign sudah
tercantum dan sesuai dengan kondisi pasien, dalam batas normal. Keadaan
khusus, yaitu berupa pemeriksaan dari head to toe sudah lengkap dan
semua dalam batas normal
- Pemeriksaan Obstetrik
Tinggi fundus 4 jari dibawah processus xiphoideus (27 cm) sesuai dengan
keadaan umur janin yaitu 34 minggu. Situs janin memanjang, sumbu
panjang janin sesuai sumbu panjang ibu. Presentasi janin kepala dengan
penurunan 5/5 yang menandakan belum ada bagian kepala janin yang
memasuki PAP. DJJ: 132x/menit kategori normal (120-160 x/menit).
His (-), TBJ: 2.070 menunjukkan tafsiran berat janin 2.070 gram dinilai
melalui USG.
19
- Inspekulo
Portio livide, OUE terbuka, fluor(-), fluxus(+), perdarahan tidak aktif,
E/L/P(-). Inspekulo dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah
perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks
dan vagina. Dan juga inspekulo dilakukan untuk menilai tanda-tanda
inpartu pada pasien ini.
- VT
Pada kasus ini VT tidak dilakukan karena dapat memperparah perdarahan
pada pasien.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah USG dan pemeriksaan
laboratorium.
D. DIAGNOSA KERJA
G1P0A0 hamil 34 minggu belum dengan HAP e.c plasenta previa totalis JTH
preskep.
Diagnosa kerja sudah tepat, berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang (USG dan Darah Rutin) dan rentetan penempatan
diagnosis juga sudah tepat.
- G1P0A0, menunjukkan pasien datang dengan keadaan sedang hamil anak
pertama, riwayat melahirkan tidak ada dan riwayat abortus tidak ada.
- Hamil 34 minggu, berdasarkan hasil TFU dan USG sudah tepat
menunjukkan hasil yang sesuai 4 jari dibawah pusat (27 cm). Diagnosis usia
kehamilan ditegakkan berdasarkan HPHT, TFU dan USG.
- HAP ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik bahwa pasien
terdapat riwayat keluar darah segar sebanyak 2x ganti pembalut basah/hari,
dan pemeriksaan fisik inspekulo terdapat fluxus (+), perdarahan tidak aktif
(-).
- Plasenta previa totalis, ditegakan berdasarkan dari hasil anamnesis
didapatkan perdarahan pervaginam tanpa disertai nyeri pada trisemester
tiga. Terkadang diawali dengan bercak-bercak darah dan semakin lama
semakin banyak darah keluar dari jalan lahir. Warna darah merah segar.
20
Pemeriksaan fisik didapatkan perdarahan keluar dari OUE dan tidak diikuti
dengan kontraksi uterus. Pada pemeriksaan penunjang USG didapatkan
implantasi plasenta disegmen bawah lahir hingga menutupi seluruh OUI.
- Janin Tunggal Hidup, ditegakkan berdasarkan hasil anamnase bahwa ibu
merasakan gerakan janin dan dari pemeriksaan leopold didapatkan
memanjang, puki, kepala, DJJ 132/menit serta dari pemeriksaan USG
didapatkan janin tunggal, gerakan katup jantung dalam kondisi hidup.
- Presentasi Kepala, ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan USG dan
pemeriksaan Leopold dengan penurunan 5/5.
E. PROGNOSIS
Ibu dan janin dubia ad bonam, artinya kondisi ibu dan janin dengan prognosis
yang baik.
F. TERAPI
- Observasi TVI, , DJJ, perdarahan dan tanda inpartu
Untuk mengetahui pemantauan kondisi tanda vital ibu agar keadaan ibu
tetap stabil dan tidak menurun. Denyut jantung janin juga dipantau untuk
menilai apakah termasuk gawat janin atau bukan. Perdarahan juga harus
dipantau, bila terdapat perdarahan yang semakin banyak harus segera
dilakukan tindakan aktif. Tanda inpartu juga harus dipantau, untuk
memantau kondisi ibu dan janin agar tetap stabil.
- IVFD RL gtt XX /menit
Ringer laktat, komposisi elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa
dengan cairan ekstraseluler tubuh, Na=130-140, K=4-5, Ca=2-3, Cl-109-
110, Basa=28-30 mEq/l. Di indikasikan untuk mengembalikan
keseimbangan elektrolit pada keadaan dehidrasi dan syok hipovolemik.
Tujuan pemberiannya pada pasien ini :
a) Untuk memberikan dan menggantikan cairan tubuh yang mengandung
air, elektrolit, vitamin, protein, lemak, kalori yang tidak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral.
b) Memperbaiki keseimbangan asam-basa
c) Memperbaiki volume komponen-komponen darah
21
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Sogc Clinical Practice Guideline No. 189, March 2007. Diunduh dari
http://sogc.org/wp-content/uploads/2013/01/189E-CPG-March2007.pdf