Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

ABORTUS

Aulia Febriana Romadhona (2013730104)

Nia Fitriyani (2013730161)

Rizkianna Narwiningtyas (2013730094)

Pembimbing:

dr. Edy Purwanta, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018

1
KASUS

A. IDENTITAS
Nama : Ny. E
Nama suami : Tn. Arif
Umur : 42 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Status : Menikah
Masuk RS : 12 Maret 2018

B. ANAMNESIS

Keluhan Utama :
Keluar darah dari jalan lahir sejak ± 3 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien hamil 11 minggu datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir banyak seperti
haid dan bergumpal-gumpal berwarna merah kehitaman dari jalan lahir sejak 3 hari SMRS
dan pasien bisa sehari 6x ganti softex penuh disertai mules dan nyeri perut bagian bawah
saat berada di rumah. Ini merupakan hamil yang ke tiga dan belum pernah keguguran
sebelumnya. Mual dan muntah disangkal, lendir (-), demam(-), pusing(-). lima jam SMRS,
pasien telah melakukan pemeriksaan USG di dr. Sp. OG puskesmas johor, dan
interpretasinya adalah abortus inkomplit.

Riwayat penyakit dahulu/ operasi: Ibu menyangkal menderita asma, tekanan darah tinggi
dan kencing manis, tidak pernah operasi sebelumnya.
 
Riawayat Penyakit keluarga : Ibu menyangkal dikeluarga ada yang menderita asma,
tekanan darah tinggi dan kencing manis.

2
 
Riwayat Pengobatan : Ibu mengkonsumsi vitamin untuk hamil tapi lupa apa nama obatnya
Riwayat Alergi : Riwayat Alergi obat dan makanan,cuaca disangkal.

Riwayat Alergi :

Disangkal

Riwayat Operasi :

Disangkal

Riwayat perkawinan : Ini merupakan perkawinan yang pertama, masa pernikahan 25 tahun

Riwayat haid : Haid pertama kali usia 16 tahun, kadang terasa nyeri dan teratur. Lama haid
7 hari, siklus haid 28 hari. HPHT 20-12-2017, taksiran persalinan 27 september 2018

Riwayat ANC : Pasien sudah memeriksakan kehamilan 2 kali ke dokter, sebulan sekali.

Riwayat Persalinan :Gravida(3), aterm(0), premature(2), abortus(0), anak hidup(2)


1. 2002/ RS/ aterm/ partus spontan/ bidan/ penyulit (-)/ laki-laki, 3200 gr/ sehat.
2. 2009/ RS/ aterm/ partus spontan/ bidan/ penyulit (-)/ laki-laki, 3000 gr/
sehat.

3
C. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : composmentis

TD : 110/80 mmHg

Nadi : 88x/mnt

Napas: 24 x/mnt

Suhu : 36,8 0C

Status generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemi (-)/(-)
Sclera ikterik (-)/(-)
Reflex pupil (+)/(+)
Hidung : Secret (-)/(-), septum deviasi (-)
Mulut : Sianosis (-)
Mukosa bibir lembab
Thorax
Pulmo : Inspeksi  pergerakan dinding dada simetris,
Palpasi  vocal fremitus normal, nyeri tekan (-)
Perkusi  sonor pada lapangan paru
Auskultasi  vesicular +/+, wheezing -/-, ronki -/-
Cor : Inspeksi  ictus cordis tidak terlihat
Palpasi  ictus cordis tidak teraba

Auskultasi  bunyi jantung 1 dan 2 murni reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-)

4
Genitalia : pengeluaran pervaginam berupa darah

Ekstremitas : akral hangat, edema (-/-)

Pemeriksaan Ginekologi

Inspeksi :vulva vagina belum membuka, perineum tidak menonjol, tidak tampak adanya
peradangan pada vagina,

Palpasi : Tidak teraba adanya pembangkakan, masa atau cairan pada kelenjar bartholini.

Inspekulo : tidak tampak ada luka dinding vagina, tampak darah sedikit menumpuk pada
canalis servikalis, tidak tampak adanya luka pada portio, OUE terbuka (+).

Pemeriksaan Obstetri

Abdomen : Supel, tidak teraba massa, nyeri tekan (-)

Leopold I : TFU tidak teraba

Leopold II : Tidak dapat dinilai

Leopold III : Tidak dapat dinilai

Leopold IV : Tidak dapat dinilai

Pemeriksaan dalam

(Vagina Toucher) :

- Vulva/vagina normal.
- Portio : tebal lunak, pembukaan 1 jari sempit .
- Pengeluaran : darah segar (+), gumpalan darah (+).

5
- Pemeriksaan Ultrasonografi transabdominal

• Pemeriksaan USG dari Sp.OG : (+)  Abortus Inkomplit.

Kesan : sisa konsepsi (+),

6
Pemeriksaan lab

Hasil Pemeriksaan Nilai Normal


Leukosit 10.44 3.60-11.00/mm3
Hb 11,5 11.7 – 15.5 gr/dl
Ht 34 35 – 47 %
Trombosit 260.000 150.000 – 440.000/mm3
BT 1.30 menit 1.00 – 3.00 menit
CT 4.00 menit 4.00 – 6.00 menit
eritrosit 4.20 x106 3.80-5.20 x 106
MCV 82 fl 80-100 fl
MCH 27 pg 26-34 pg
MCHC 33g/dl 32-36 g/dl

D. Resume
Seorang wanita 42 tahun G3P2A0 hamil 11 minggu datang dengan keluhan keluar darah
banyak seperti haid dan bergumpal-gumpal dari jalan lahir sejak 3 hari SMRS disertai mules
saat berada di rumah. Ini merupakan hamil yang ke tiga dan belum pernah keguguran
sebelumnya.

 KU= baik, S.generalis =baik


 Pemeriksaan ginekologi
Inspekulo : tidak tampak ada luka dinding vagina, tampak darah sedikit menumpuk pada
canalis servikalis, tidak tampak adanya luka pada portio.
 Pemeriksaan dalam
(Vagina Toucher) :
- Vulva/vagina normal.
- Portio : tebal lunak, pembukaan 1 jari sempit .
- Pengeluaran : darah segar (+), gumpalan darah (+).
Assessment

7
• G3P2A0 hamil 11 minggu dengan Abortus Inkomplit

Rencana Tindakan
• Infus Cairan RL 20 tpm
• R/ Curetase.

Prognosis
• Ibu : Qou Vitam ad bonam
Qou Fungsionam ad bonam
• Anak : Qou ad vitam malam
Qou ad fungsionam malam

F. LAPORAN BEDAH

Dokter ahli : dr.Helmina, Sp.OG

Tanggal pembedahan : 13-3-2018

Diagnosa pembedahan : G3 P2 A0 dengan Abortus inkomplit

Diagnosa Pasca bedah : G3 P2A0 dengan Abortus inkomplit

Tindakan : Kuretase

Laporan bedah :

1. Anestesi umum
2. Dilakukan asepsis dan antisepsis dengan iodine pada vulva dan sekitarnya
3. Masukkan speculum dan pasang tenakulum pada arah jam 11 untuk memfiksasi portio.
4. Melakukan sonde uterus 10 cm
5. Mulai mengeluarkan jaringan dengan cunam abortus, lakukan kuret tajam dan tumpul
hingga bersih
6. Lepas tenakulum, kontrol perdarahan
7. Lepaskan speculum
8. Masukkan pronalges suppositoria
9. Selesai

8
G. FOLLOW UP 13-3-2018

S : pasien mengatakan masih mengeluarkan darah sedikit-sedikit.

O : KU : Baik

TD : 110/70 mmHg,

HR : 78x/menit,

RR : 18x/menit,

S :36,8 0C

Conjunctiva anemis (-/-)

A: G3 P2 A0 dengan Abortus inkomplit post kuretase hari ke-1

P : IVFD : RL = 20 tpm

Asam mefenamat 3 x 500 mg

Amoksisilin 3 x 500 mg

Ku sudah membaik boleh pulang

9
Tinjauan Pustaka

ABORTUS

I. Definisi Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram.
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan, sedangkan abortus
yang terjadi dengan sengaja dilaokukan tindakan tersebut disebut abrtus provokatus. Abortus
provokatus ini dibagi 2 kelompok yaitu abortus provokatus medisinalis dan abortus provokatus
kriminalis. Disebut medisinalis bila didasarkan pada pertimbangan dokter untuk menyelamatkan
ibu. Di sini pertimbangan dilakukan oleh minimal 3 dokter spesialis yaitu spesialis Kebidanan
dan Kandungan, spesialis Penyakit Dalam, dan Spesialis Jiwa. Bila perlu dapat ditambah
pertimbangan oleh tokoh agama terkait. Setelah dilakukan terminasi kehamilan, harus
diperhatikan agar ibu dan suaminya tida terkena trauma psikis di kemudian hari.
Angka kejadian abortus sukar ditemukan karena abortus provokatus banyak yang tidak
dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi. Abortus spontan dan tida jelas umur
kehamilannya, hanya sedikit memberikan gejala atau tanda sehingga biasanya ibu tida melapor
atau berobat. Sementara itu, dari kejadian yang diketahui, 15-20% merupakan abortus psontan
atau kehamilan ektopik. Sekitar 5% dari pasangan mengalami 3 atau lebih keguguran yang
berurutan.
Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam. Sebagian besar studi menyatakan kejadian
abortus spontan antara 15-20% dari semua kehamilan. Kalau dikaji lebih jauh kejadian abortus
sebenarnya bisa mendekati 50%. Hal ini dikarenakan tingginya angka chemical pregnancy loss
yang tidak bisa diketahui pada 2-4 minggu setelah konsepsi. Sebagian besar kegagalan
kehamilan ini dikarenakan kegagalan gamet (misalnya sperma dan disfungsi oosit).

10
Abortus habitualis adalah abortus yang terjadi berulang tiga kali secara berturut-turut.
Kejadiannya sekitar 3-5%. Data dari beberapa studi menunjukkan bahwa setelah 1 kali abortus
spontan, pasangan punya risiko 15% untuk mengalami keguguran lagi, sedangkan bila pernah 2
kali, risikonya akan meningkat 25%. Beberapa studi meramalkan bahwa risiko abortus setelah 3
abortus berurutan adalah 30-50%.

II. Etiologi
Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian mudigah.Sebaliknya,
pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam keadaan masih hidup.
Penyebab abortus (early pregnancy loss) bervariasi dan sering diperdebatkan. Umumnya
lebih dari satu penyebab. Hal-hal yang dapat menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai berkut:
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat.
Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil-muda. Faktor-
faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut:
a) Kelainan kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah
trisomi, poliploidi, dan kemungkinan pula keinginan kromosom seks.
b) Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat
implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi
terganggu.
c) Pengaruh dari luar. Radiasi, virus, obat-obat dan sebagainya dapat mempengaruhi
baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini
umumnya dinamakan pengaruh teratogen.

2. Kelainan pada plasenta.


Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenisasi
plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.
Keadaan inui bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.

11
3. Penyakit ibu
Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria,
dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium dapat
melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin, dan kemudian
terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan, laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit
menahun seperti brusellosis, mononucleosis infeksiosa, toksoplasmosis juga dapat
menyebabkan abortus walaupun lebih jarang.

4. Kelainan traktus genital


Retroversio uteri, miomata uteri, atau kelainan-bawaan uterus dapat menyebabkan
abortus. Tetapi, harus diingat bahwa hanya retroversion uteri gravid inkarserata atau
mioma submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain abortus dalam trimester
ke 2 ialah, servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada
serviks, dilatasi serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan serviks luas yang
tidak dijahit.

II. Patologi
Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh
nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau
seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi
itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara
mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus desidua lebih
dalam, sehingga umumnya plasenta tida dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan 14minggu ke atas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban
pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika
plasenta segera terlepas dengan lengkap. Peristiwa abortus inui menyerupai persalinan dalam
bentuk miniature.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya
kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas (blighted
ovum); mungkin pula janin telah mati lama (missed abortion).

12
Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, maka ia dapat
diliputi oleh lapisan bekuan darah. Isi uterus dinamakan mola kruenta. Bentuk inui menjadi mola
karnosa apabila pigmen darah telah diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi, sehingga
semuanya tampa seperti daging. Bentuk lain adalah mola tuberose; dalam hal ini amnion tampa
berbenjol-benjol karena terjadi hematoma antara amnion dan korion.
Pada janin yang telah meninggal dan tida dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi;
janin mongering dank arena cairan amnion menjadi kurang oleh sebab diserap, ia menjadi agak
gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas nperkamen
(fetus papiraseus).
Kemungkinan lain pada janin-mati yang tida lekas dikeluarkan ialah terjadinya maserasi;
kulit terkupas, tenggorok menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan, dan seluruh janin
berwarna kemerah-merahan.

III. Diagnosis dan penanganan


Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang
perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat; sering terdapat pula rasa mules.
Kecurigaan tersebut diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda pada pemeriksaan
bimanual dan dengan tes kehamilan secara biologis (Galli Mainini) atau imunologik
(Pregnosticon, Gravindex) bilamana hal itu dikerjakan. Harus diperhatikan macam dan banyanya
perdarahan; pembukaan serviks dan adanya jaringan dalam kavum uteri atau vagina.
Sebagai kemungkinan diagnosis lain harus difikirkan (1) kehamilan ektopik yang
terganggu; (2) mola hidatidosa; (3) kehamilan dengan kelainan pada serviks.
Kehamilan ektopik-terganggu dengan heamtokel retrouterina kadang-kadang agak sukar
dibedakan dari abortus dengan uterus dalam posisi retroversi. Dalam kedua keadaan tersebut
ditemukan amenorea disertai perdarahan per vaginam, rasa nyeri di perut bagian bawah, dan
tumor di belakang uterus. Tetapi keluhan nyeri biasanya lebih hebat pada kehamilan ektopik.
Apabila gejala-gejala menunjukkan kehamilan ektopik-terganggu, dapat dilakukan kuldosentesis
dan bila darah-tua dapat dikeluarkan dengan tindakan ini, diagnosis kelainan dapat dipastikan.
Pada mola hidatidosa uterus biasanya lebih besar daripada lamanya amnorea dan muntah lebih
sering. Apabila ada kecurigaan terhadap mola hidatidosa, perlu dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi.

13
Karsinoma servisis uteri, polypus serviks dan sebagainya dapat menyertai kehamilan.
Perdarahan dari kelaianan tersebut dapat menyerupai abortus. Pemeriksaan dengan speculum,
pemeriksaan sitologik dan biopsy dapat menentukan diagnosis dengan pasti.
Secara klinik dapat dibedakan antara abortus imminens, abortus insipiens, abortus
inkompletus, dan abortus kompletus. Selanjutnya dikenal pula abortus servikalis, missed
abortion, abortus habitualis, abortus infeksiosus, dan abortus septic.

IV. Jenis dan derajat abortus

DERAJAT
Diagnosis Perdarahan Serviks Besar uterus Gejala lain
Abortus Sedikit hingga Tertutup Sesuai umur Plano tes(+)
imminens sedang kehamilan Kram
Uterus lunak
Abotus Sedang hingga Terbuka Sesuai atau lb Kram uterus lunak
insipiens banyak kecil
Abortus Sedikit hingga Terbuka Lebih kecil dari Kram
inkomplit banyak umur kehamilan Keluar jaringan
Uterus lunak
Abortus Sedikitatau tidak Lunak (terbuka Lebih kecil dari Sedikit/kram
komplit ada atau tertututp) umur kehamilan (-)
Uterus kenyal
Missed Sedikit dan warna Agak kenyal dan Lebih kecil dari Gejala kehamilan
abortion kehitaman tertutup umur kehamilan menghilang
Uterus tak
membesar

 Abortus Iminens
Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana
hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.

14
Gejala Klinis:
- Penderita mengeluh mulas sedikit atau tidak sama sekali
- Perdarahan pervaginam
- Osteum uteri masih tertutup
- Besarnya uterus masih sesuai dengan umur kehamilan
- Tes kehamilan masih positif

Pemeriksaan Penunjang: USG


Diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan janin yang ada dan mengetahui keadaan
plasenta apakahn sudah terjadi pelepasan atau belum. Diperhatikan ukuran biometri
janin/ kantong gestasi apakah sesuai dengan umur kehamilan berdasarkan HPHT.

Abortus Insipiens
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks telah mendatar
dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan
dalam proses pengeluaran.
Gejala klinis:
- Penderita mengeluh mulas
- Perdarahan bertambah
- Besar uterus masih sesuai dengan umur kehamilan
- Tes kehamilan masih positif
Pemeriksaan penunjang: USG
- Akan didapati pembesaran uterus yang masih sesuai dengan umur kehamilan.
- Gerak janin dan gerak jantung masih masih jelas, walau mungkin sudah tidak normal,

15
- Biasanya terlihat penipisan serviks uterus atau pembukaannya.
- Perhatikan pula ada tidaknya pelepasan plasenta dari dinding uterus.

Abortus Inkompletus
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada sebagian
yang tertinggal. Pada pemeriksaan vagina, hasil konsepsi masih tertinggal di dalam
uterus, kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau
menonjol pada ostium uteri eksternum.

Gejala Klinis:
Perdarahan biasanya masih terjadi jumlahnyapun bisa banyak atau sedikit bergantung
pada jaringan yang tersisa.
Pemeriksaan penunjang: USG
- Hanya dilakukan bila kita ragu dengan diagnosis secara klinis.
- Besar uterus sudah lebih kecil dari umur kehamilan dan kantong gestasi sudah sulit
dikenali

16
Abortus kompletus
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Semua hasil konsepsi telah
dikeluarkan, osteum uteri telah menutup, uterus sudah mengecil sehingga perdarahan
sedikit. Besar uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK

Laboratorium

a. Darah lengkap
- Kadar haemoglobih rendah akibat anemia haemorrhagik.
- LED dan jumlah leukosit meningkat tanpa adanya infeksi.

17
b. Tes kehamilan
Penurunan atau level plasma yang rendah dari β-hCG adalah prediktif. Terjadinya
kehamilan abnormal (blighted ovum, abortus spontan atau kehamilan ektopik).

Ultrasonografi

USG transvaginal dapat digunakan untuk deteksi kehamilan 4 – 5 minggu. Detik jantung
janin terlihat pada kehamilan dengan CRL > 5 mm (usia kehamilan 5 – 6 minggu).Dengan
melakukan dan menginterpretasi secara cermat, pemeriksaan USG dapat digunakan untuk
menentukan apakah kehamilan viabel atau non-viabel.

Pada abortus imimnen, mungkin terlihat adanya kantung kehamilan (gestational sac GS) dan
embrio yang normal.

Prognosis buruk bila dijumpai adanya :

- Kantung kehamilan yang besar dengan dinding tidak beraturan dan tidak adanya kutub
janin.
- Perdarahan retrochorionic yang luas ( > 25% ukuran kantung kehamilan).
- Frekuensi DJJ yang perlahan ( < 85 dpm ).

Pada abortus inkompletus, kantung kehamilan umumnya pipih dan iregular serta terlihat
adanya jaringan plasenta sebagai masa yang echogenik dalam cavum uteri.

Pada abortus kompletus, endometrium nampak saling mendekat tanpa visualisasi adanya
hasil konsepsi.

Pada missed abortion, terlihat adanya embrio atau janin tanpa ada detik jantung janin.

Pada blighted ovum, terlihat adanya kantung kehamilan abnormal tanpa yolk sac atau embrio

18
Kehamilan intrauterine 8 minggu. Terlihat gambaran embrio (E) dan yolk sac (YS)

Blighted ovum

Kantung gestasi (Gestational Sac ) yang kosong

19
Kematian embrio pada kehamilan 8 minggu

Terlihat dinding kantung kehamilan (GS) yang iregular dan Yolk sac yang mengempis

Uterus yang kosong ( U ) dengan masa adneksa (A) yang diduga adalah kehamilan ektopik. β
hCG saat ini > 100 mIU

20
VI. Penatalaksanaan

Jenis abortus Penatalaksanaan


Abortus imminens Istirahat baring
Pertimbangkan infeksi antibiotika, AKDR ekstraksi AKDR,
defisiensi hormonal (didrogesteron, alilestenol )
Abortus insipiens, Kelanjutan abortus imminens yang diupayakan terapi
inkomplit dan missed gagaldilakukan evakuasi massa kehamilan/sisa konsepsi dg
abortion kuretase atau AVM
Abortus habitualis (3 Umumnya disebabkan anomali kromosom investigasi genetis
kali atau lebih) Defisiensi hormonal
Inkopetensi serviks  Shirodkar/Mc Donald sebelum usia 12-14
minggu
Abortus terapetik Terminasi suatu kehamilan atas indikasi ibu. Jika pengakhiran
kehamilan tidak segeramengancam keselamatan ibu atau kecacatan
yg berat janin.

Abortus dengan risiko (unsafe abortion)


• Terminasi kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita atau pasangannya melalui cara yang
mempunyai risiko tinggi terhadap keselamatan jiwa wanita tersebut karena dilakukan oleh
individu yang tidak mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang sangat diperlukan, serta
menggunakan peralatan yang tidak memenuhi persyaratan minimal bagi suatu tindakan medis.
Misalnya:
• Bahan dan tindakan yang digunakan:
• Batang kayu, akar pohon kayu, tangkai daun yang bergetah, batang plastik dimasukan kavum
uteri.
• Pemijatan langsung ke korpus uteri hingga terjadi memar di dinding perut, kandung kemih,
adneksa ataupun usus.
Penapisan komplikasi serius
• Syok
• Perdarahan hebat

21
• Infeksi/ sepsis
• Trauma intra abdomen

SYOK
• Segera lakukan penilaian tanda-tanda syok:
• Nadi cepat dan lemah
• Turunnya tekanan darah (sistolik < 90 mmHg dan diastolik < 60 mmHg)
• Pucat ( terutama palpebra, telapak tangan dan bibir)
• Berkeringat banyak, gelisah, apatis atau kehilangan kesadaran
• Pernafasan cepat (> 30X/mt)

Perdarahan hebat
 Perdarahan banyak merah, segar dengan/tanpa bekuan
 Darah membasahi pakaian, kain, selimut dsb
 Pucat (konjuctiva, palpebra, tangan dan bibir)
 Pusing,kesadaran menurun

INFEKSI / SEPSIS
 Demam tinggi (>38 C), menggigil, berkeringat
 Sekret vaginan berbau
 Kaku dan tegang pada dinding perut bawah
 Cairan mukopurulen melalui ostium serviks
 Nyeri goyang serviks

Protokol syok hipovolemik


• Kemungkinan penyebab
• Perdarahan
• Sepsis
• Dehidrasi
• Reaksi vaso-vagal (neurogenik)

22
• Periksa tanda vital, tentukan jenis dan derajat syok
• Pucat (konjunctiva, telapak tangan)
• Turunnya tekanan darah (<90/60mmHg atau tak terukur)
• Nadi cepat dan tegangan nadi kurang
• Pernafasan cepat, dangkal, tidak teratur atau tidak dapat dihitung
• Gelisah, setengah sadar atau tidak sadar
• Produksi urin menurun (< 30 ml/ jam)

Penanganan awal
• Bebaskan jalan nafas
• Berikan oksigen 6-8 lt/mt
• Infus NaCl isotonis atau RL 100 ml dalam 20 menit pertama, 500 ml pada 20 menit kedua,
kemudian 40-60tts/mt, pantau cairan masuk keluar, perhatikan kelebihan cairan.
Umumnya syok hipovolemik membutuhkan 3 lt.
• Jangan berikan sesuatu melalui mulut
• Konsentrasi Hb< 8 gr% atau Hmt< 20% perlu transfusi
• Setelah stabilisasi pasien, infus sementara dilanjutkan, pantau tanda vital, produksi urin,
segera lakukan evakuasi kavum uteri.

Penanganan syok septik


 Riwayat perdarahan yang lama (lebih 7 hari)
 Upaya abortus provokatus atau trauma organ genital
 Demam
 Nyeri perut bawah, spasme
 Terapi inisial
 Bebaskan jalan nafas
 Berikan oksigen 6 – 8 l/mt
 Berikan cairan NaCl isotosis atau RL perinfus 1000/20 menit pertama, kemudian 500/20
menit kedua. Pemberian lanjutan40- tts/mt (tgt derajat syok dan hasil restorasi awal).
Umumnya diperlukan 1500-3000ml

23
 Jangan berikan sesuatu peroral
 Hb < 8gr% atau Hmt < 20% transfusi darah
 Bila setelah restorasi belum ada perbaikan berikan dopamin awal 2,5 mikrogram /kgbb dalam
larutan isotosis naikan perlahan hingga ada respon tanda vital dan produksi urin
 Antibiotika (kombinasi 3 golongan)
o Ampicillin 1 gr, Gentamicin 80 mg, Klindamisin 600 mg setiap 8 jam
o Sefalosporin 1 gr, Gentamisin 80 mg dan Mettronidazol 1 gr per 8jam
o PPC 4,8 jt unit, Kloramfenikol 500 mg per 6 jam.
 Terapi definitif  evakuasi sisa kehamilan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo Sarwono. Ilmu Kebidanan. Ed 4, cet I Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo,2008.
Kenneth J. Leveno et al. Williams Manual Of Obstetri, 21st Ed, cet I Jakarta : EGC 2009.
http://medicastore.com/obat_kategori/1/index.html

25

Anda mungkin juga menyukai