Anda di halaman 1dari 21

REFERAT

“DISTOSIA BAHU”
“DISTOSIA BAHU”
Nama : Nia Fitriyani

NIM : 2013730161

Pembimbing : Dr. Edy Purwanta, Sp.OG

Rumah Sakit : RSIJ Cempaka Putih

KEPANITERAAN KLINIK STASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA
RSIJ CEMPAKA PUTIH
DEFINISI
 Persalinan dengan distosia bahu adalah persalinan dengan didahului kelahiran
kepala janin, tetapi menjumpai kesulitan saat melahirkan bahu.

 Suatu keadaan diperlukannya tambahan manuver obstetric oleh karena dengan


tarikan biasa ke arah belakang pada kepala bayi tidak berhasil untuk
melahirkan bayi.
Normalnya :
- Bahu memasuki panggul dalam posisi oblique.
- Bahu posterior lebih dahulu masuk panggul sebelum bahu anterior.
- Saat kepala melakukan putaran paksi luar, bahu posterior berada di cekungan tulang
sacrum atau di sekitar spina iskhiadika memberi ruang untuk bahu anterior memasuki
panggul melalui belakang tulang pubis atau berotasi dari foramen obturator.

Apabila bahu pada posisi antero-posterior ketika hendak memasuki PAP :


 Bahu posterior dapat tertahan promontrium.
 Bahu anterior tertahan tulang pubis

→ kepala yang sudah dilahirkan tidak dapat melakukan putar paksi dan tertahan karena
adanya tahan yang terjadi antara bahu posterior dengan kepala.
EPIDEMIOLOGI
 2-3 % dari seluruh persalinan vaginal presentasi kepala
 48% kasus terjadi pada bayi berat badan normal
 0,3% kasus terjadi pada bayi dengan berat 2500-4000 gram
 5-7 % pada bayi dengan berat >4000 gram

ETIOLOGI
 Deformitas panggul

 Kegagalan bahu untuk “melipat” ke dalam panggul


FAKTOR RISIKO
ANTEPARTUM INTRAPARTUM
Makrosomia Kala I lama
Obesitas Partus macet
Diabetes gestasional Kala II lama
Kehamilan lewat bulan Ekstraksi dengan menggunakan vakum

Riwayat distosia bahu sebelumnya Persalinan yang diinduksi oksitosin

Riwayat panggul kontraktur


DIAGNOSIS
 Kepala bayi sudah lahir, tetpi bahu tertahan dan tidak dapat dilahirkan.
 Kepala bayi sudah lahir, tetapi tetap menekan vulva dengan kencang.
 Dagu tertarik dan menekan perineum.
 Traksi pada kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang tetap tertahan di
kranial simfisis pubis.
PENATALAKSANAAN
 Ask for help
 Lift / hyperflexed Legs
Hindari 4P :
 Anterior shoulder disimpaction
1. Panic
 Rotation of the posterior shoulder
2. Pulling
 Manual removal posterior arm
3. Pushing
 Episiotomy
4. Pivoting
 Roll over onto “all fours”
Diagnosis

Hentikan traksi pada kepala, segera memanggil bantuan

Manuver Mcrobert
(Posisi McRobert, episiotomi bila perlu, tekanan suprapubik, tarikan kepala)

Manuver Rubin
(Posisi tetap McRobert, rotasikan bahu, takanan suprapubik, tarikan kepala)

Lahirkan bahu posterior, atau posisi merangkak, atau Manuver Wood
Ask for help

 Memanggil bantuan untuk keadaan darurat


 Penolong tambahan untuk manuver McRoberts
 Penolong untuk resusitasi neonatus
Lift/hyperflexed Legs
Manuver McRoberts
 Fleksi sendi lutut dan paha serta mendekatkan paha ibu pada abdomen.
 Asisten melakukan tekanan suprapubic ke arah posterior menggunakan pangkal
tangannya untuk menekan bahu anterior agar masuk dibawah simfisis.
 Lakukan tarikan kepala janin ke arah posterokaudal dengan mantap →
melahirkan bahu anterior → dilanjutkan pertolongan persalinan presentasi
kepala.
 Ukuran panggul tak berubah, namun terjadi rotasi
cephalad pelvic sehingga bahu anterior terbebas dari
simfisis pubis
Anterior shoulder disimpaction
Eksternal : Manuver Mazzanti
 Bahu bayi yang terjepit didorong menjauh dari midline ibu, ditekan pada atas simfisis
pubis ibu.
 Penekanan pada suprapubis menggunakan tumit telapak tangan.
 Tekanan suprapubik ini dilakukan untuk mendorong bahu posterior bayi agar dapat
dikeluarkan dari jalan lahir
 Jangan melakukan penekanan pada fundus.
 Pada kombinasi dengan manuver McRoberts, penekanan suprapubis dapat melahirkan bayi
pada 91% kasus.
Anterior shoulder disimpaction
Internal : Manuver Rubin

 Masih dalam posisi McRobert, masukkan tangan pada bagian posterior vagina,
tekanlah daerah ketiak bayi sehingga bahu berputar menjadi posisi oblik atau
transversa.
 Dengan bantuan tekanan suprasimfisis ke arah posterior, lakukan tarikan kepala ke
arah posterokaudal dengan mantap untuk melahirkan bahu anterior.
Rotation of the posterior shoulder
Maneuver Woods ( “Wood crock screw maneuver” )

 Temukan bahu posterior, telususri lengan atas dan buatlah sendi siku menjadi
fleksi (menekan fossa kubiti)
 Pegang lengan bawah dan bua gerakan mengusap ke arah dada bayi → bahu
posterior lahir dan memberikan ruang untuk bahu anterior masuk ke bawah
simfisis.
 Dengan bantuan tekanan suprasimfisis ke arah posterior, lakukan tarikan kepala ke
arah posterokaudal dengan mantap untuk melahirkan bahu anterior.
Manual removal posterior arm
Pelahiran Bahu Posterior
 Operator memasukkan tangan kedalam vagina menyusuri humerus posterior janin
dan kemudian melakukan fleksi lengan posterior atas didepan dada dengan
mempertahankan posisi fleksi siku
 Tangan janin dicekap dan lengan diluruskan melalui wajah janin
 Lengan posterior dilahirkan
Episiotomy

 Prosedur ini secara tidak langsung membantu penanganan distosia bahu,


dengan memungkinkan penolong untuk meletakkan tangan penolong ke
dalam vagina
Roll over onto “all fours”
 Mengubah ibu ke posisi “all fours” meningkatkan dimensi pelvis dan
memungkinkan posisi janin bergeser, dengan ini diharapkan terjadi disimpaksi
bahu.
 Dengan tekanan ringan pada bahu posterior, bahu anterior mungkin menjadi
semakin terimpaksi (dengan gravitasi), tetapi akan membantu membebaskan bahu
posterior.
 Posisi ini memungkinkan akses yang mudah ke bahu posterior untuk manuver
rotasi atau mengeluarkan lengan posterior secara manual.
Cara lain jika belum berhasil;
 Mematahkan tulang klavikula bayi
 Simfisiotomi
Memisahkan tulang panggul kiri dan tulang panggul kanan
pada simfisis agar tulang panggul menjadi lebih luas.
 Zavanelli manoeuvre - cephalic replacement
Manuver ini membalikkan gerakan kardinal persalinan
dan dilakukan seksio sesarea.
KOMPLIKASI
Maternal
Neonatal
Perdarahan post partum
- Atonia uteri Cedera Pleksus Brakialis
- Ruptur perineum - Erb-Duchene Palsy – Cabang cervical 5
- Laserasi vagina-cervix dan 6
- Klumpke’s Paralysis – Cabang cervical 8
Trauma dan thorax 1
- Ruptur uteri
- Fistula rectovagina Fraktura
- Hematoma vagina - Klavikula
- Cedera kandung kemih - Humerus
- Cedera simfisis pubis dengan neuropati
femoral Asfiksia

Infeksi Cedera neurologis


- Endometriosi
Kematian bayi
Stress psikis
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
 American College of Obstetricians and Gynecologists: Shoulder dystocia. ACOG practice
bulletin clinical management guidelines for obstetrician-gynecologists.Number 40, Obstet
Gynecol 2002; 100(5 Pt 1): 1045-1050.
 Baxley E. G., Gobbo R.W. 2004. Shoulder Dystocia. American Family Physician 2004; Vol.
69, N. 7: 1707-1714
 Cunningham, et al. 2014. Williams Obstetrics 23th Edition. New York: Mc Graw Hill
Education.
 Del Portal DA et al. Emergency department management of shoulder dystocia. J Emera
Med. 2014 Mar;46(3):378-82. PMID: 24360351
 Desai S and Henderson S. Labor and Delivery and Their Complications. In: Marx, J et al, ed.
Rosen’s Emergency Medicine. 8th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2014: 2331-2350.
 Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai