Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KELOMPOK

LAPORAN PRAKTIKUM
Dosen Pengampu
(Durrotun M, M.,Keb)

DI SUSUN OLEH :
 DwiArryani (2004457)  Nuliya Shinta (2004470)
 Gadis Ayu A (2004463)  Sulistyoningsih (2004478)
 Harisah Ulya (2004464)  YeviLaili Isma (2004479)
 LailatunNashiroh( 2004467)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecemasan ibu hamil muncul disebabkan oleh rasa takut dan salah satu rasa
takut yang paling banyak dialami oleh ibu hamil adalah rasa cemas dan takut dalam
menghadapi persalinan. Emosi yang dirasakan oleh ibu tidak akan mampu melewati
plasenta, tetapi hormon ibu yang melakukannya. Ibu yang stres akan menghasilkan
hormon katekolamin yang berlimpah yang berdampak pada emosi. Bahan pemicu stres
ini akan melewati plasenta dan membuat sistem tubuh “merasa takut”.
Jika terjadi terus-menerus janin akan terbiasa stres dan akan terlahir demikian dan
akhirnya mengalami gangguan emosi dan pencernaan. Ketika ibu menghadapi
persalinan dan masih diliputi rasa takut, cemas dan stres maka tubuhnya sudah dalam
sikap defensif dan terjadi pengeluaran hormon stres katekolamin yang akan
dikeluarkan dalam jumlah besar sebelum dan selama persalinan.
Belly dance atau tari perut merupakan salah satu tarian yang berasal dari Timur
Tengah. Saat ini tarian timur tengah telah berkembang dari waktu ke waktu, menyebar
ke banyak negara dan sudah menyatu dengan gaya tarian lainnya. Belly dance sangat
ideal di lakukan oleh seorang perempuan karena dapat memberikan ketenangan,
kelenturan dan kekuatan selama kehamilannya, selain itu juga ibu hamil dapat
menggunakan energinya secara seimbang dan memiliki efek yang positif dalam
menghadapi permasalahan atau keluhan yang muncul saat hamil.
Belly dance adalah gerakan tari perut yang mempunyai perananan sebagai
tarian untuk melahirkan. Tarian ini aman, efektif dan mendukung wanita selama
kehamilan dan persalinan. Belly dance dapat membuat pikiran menjadi rileks dan
mengatasi rasa sakit.
Studi penelitian menujukkan bahwa tari perut juga merupakan bentuk olahraga
yang sangat baik untuk membantu ibu hamil menguatkan otot-otot yang digunakan
selama persalinan. Semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa olahraga
yang teratur mempunyai manfaat bagi ibu dan bayi. Seperti halnya yoga dan tai chi,
belly dance merupakan bentuk dari latihan yang menyelaraskan pikiran dan tubuh
yang merupakan elemen penting bagi wanita hamil dalam menghadapi kehamilannya.
B. Tujuan Mata Kuliah
1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang dance labour pada kehamilan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tinjauan umum tentang kehamilan
b. Untuk mengetahui definisi dari dance labour
c. Untuk mengetahui manfaat dance labour
d. Untuk mengetahui cara melakukan dance labour
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Persalinan
1. Pengertian Persalinan Normal

Persalinan normal terjadi melalui empat kala persalinan, dimuali dari kala I
(pembukaan 0-10 cm), kala II (kala pengeluaran), kala III (kala uri), kala IV (kala
pengawasan). Proses dinamik dari persalinan meliputi empat komponen adalah
passager (janin), passage (pelvis ibu), power (kontraksi uterus) dan psikis (status
emosional ibu). Bila persalinan dimulai interaksi antara passager, passage, power,
dan psikis harus sinkron untuk terjadinya kelahiran pervaginam secara spontan
Persalinan normal menurut WHO (World Health Organization) adalah
persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan
tetap demikian selama proses persalinan, bayi lahir secara spontan dalam
presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu.
Persalinan normal adalah proses pembukaan dan menipisnya serviks, dan
janin turun ke jaln lahir. Kelahiran adalah dimana janin dan ketuban didorong
keluar melalui jalan lahir.Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun janin. (Sarwono, 2009).
Persalinan sering digambarkan sebagai suatu proses dimana janin, plasenta
dan selaput dikeluarkan melalui jalan lahir. Persalinan Normal terjadi pada
kehamilan cukup bulan dan berjalan secara sepontan disaat permulaan dengan
janin menujukan kepala sebagai ujung dengan (vertex presentation). Proses
tersebut berakhir dalam waktu 18 jam tanpa komplikasi apapun (Sri Rahayu. 2017)

2. Etiologi Persalinan

a. Keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batastertentu.Setelah
melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksisehingga persalinan dapat
dimulai (Sumarah,2008). Otot hormon mempunyaikemampuan meregang
dalam batastertentu. Apabila batas tersebut telah terlewati makan akan
terjadikontraksi, sehingga persalinan dapat dimulai (Ujiningtyas, 2009).
b. Penurunan progesterone
Villi koriales mengalami perubahan-perubahan dan produksi progesterone
penurunan, sehingga otot rahim lebihsensitive terhadapoksitosin.Akibatnya otot
rahim mulai berkontraksisetelah tercapai tingkat penurunan progesterone (Sum
arah,2008).
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur 28 minggu,dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, pembuluh darahmengalami penyempitan dan buntu.
Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif
terhadap oksitosin.Akibat otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapaitingkat
penurunan progesterone tertentu
c. Oksitosin internal
Perubahan keseimbangan yang terjadi pada estrogen danprogesteron.
Apabila terjadi penurunan progesteron maka reaksioksitosin dapat meningkat
sehingga persalinan dapat terjadi(Sumarah,2008).
d. Prostaglandin
Akan terjadi peningkatan prostaglandin pada umur kehamilan15 minggu,
sehingga akan memicu terjadinya kontraksi danpersalinan (Sumarah,2008).
Prostaglandin yang dikeluarkan oleh deciduas konsentrasinyameningkat
sejak usia kehamilan 15 minggu. Prostaglandin dianggap sebagai pemicu
terjadinya persalinan, pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan
kontraksi otot rahim (Ujiningtyas, 2009).
e. Hipotalamus-hipofisis dan glandula suprarenalis
Terjadinya keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus
(Sumarah,2008).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan normal

a. Power (Kekuatan)

Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar. Kekuatan
tersebut meliputi:

1) His (Kontraksi Uterus)


Adalah kekuatan kontraksi uterus karena untuk otot polos rahim
bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi
simetris,fundus dominan, terkoondinasi dan relaksasi. Walaupun his itu
kontraksi yang fisiologis akan tetapi bertentangan dengan kontraksi
fisiologis lainnya, bersifat nyeri. Tiap his dimulai sebagai gelombang
dari salah satu sudut dimana tuba masuk ke dalam dinding uterus. Di
tempat tersebut ada suatu fase pace maker darimana gelombang tersebut
berasal.
Kontraksi uterus juga bersifat intermiten sehingga ada periode
relaksasi uterus diantara kontraksi, fungsi penting relaksasi, yaitu:
mengistirahatkan otot uterus, memberi kesempatan istirahat bagi ibu,
memepertahankan kesejahteraan bayi karena kontraksi uterus
menyebabkan kontraksi pembuluh darah plasenta.
2) Tenaga Mengedan
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah atau di
pecahkan, serta sebagian presentasi sudah berada di dasar panggul,sifat
kontraksi berubah,yakni bersifat mendorong keluar di bantu dengan
keinginan ibu untuk mengedan atau usaha volinter. Keinginan mengedan
ini disebabkan karena :
a) Kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian
tekanan intra abdominal dan tekanan ini menekan uterus pada
semua sisi dan menambah kekuatan untuk mendorong keluar.
b) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengedan suwaktu buang air
besar(BAB),tapi jauh lebih kuat .
c) Saat kepala sampai kedasar panggul,timbul refleks yang
mengakibatkan ibu menutup glotisnya,mengkontraksikan otot- otot
perut dan menekan diagfragmanya kebawah .
d) Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan sudah
lengkap dan paling efektif suwaktu ada his.
e) Tanpa mengedan bayi tidak akan lahir
b. Passage (jalan lahir)(Nurasiah,ddk,2017)
Passage atau jalan lahir dibagi menjadi dua:
1) Bagian keras: panggul
2) Bagian lunak: otot-otot dan ligamen-ligamen
c. Passenger(janin dan plasenta)(Nurasiah,ddk,2017)
1) Janin
Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberapa faktor, yakni kepala janin,presentasi,letak,sikap,dan
posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka dia
dainggap sebagai bagiqn dari passenger yang menyertai janin. Nama
plasenta jarang menghambat proses persalinan normal (Sumarat,2010).
2) Plasenta
Plasenta merupakan organ yang luar biasa.Plasenta berasal dari lapisan
trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu
untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu
sendiri selama kehidupan intrauterine.Keberhasilan janin untuk hidup
tergantung atas kebutuhan dan efisiensi plasenta.
d. Pisikologis
Keadaan fisiologis ibu memepengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin
yang di dampingi oleh suami dan orang yang di cintainya cenderung mengalami
nproses persalinan yang lebih lancar dibanding ibu dengan bersalin tanpa
pendamping. Ini menunjukan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi
keadaan psikis ibu,yang berpengaruh terhadap kelancaran proses
persalinan(Asrinah,2010:21).
e. Pysician (penolong)
Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk memperlancar
proses persalinan dan mencegah kematian maternal dan neonatal. Dengan
pengetahuan dan kompetensi yang baik.di harapkan kesalahan atau mal praktik
dalam memberiakn asuhan tidak terjadi (Asrinah,2010).
Tidak hanya aspek tindakan yang diberiakan,tetapi aspek konseling dan
pemberian informasi yang jelas di butuhkan oleh ibu bersalin untuk mengurangi
tingkat kecemasan ibu dan keluarga.
Bidan mempunyai tanggung jawab yang besar dalam proses
persalinan.langkah utama yang harus dikerjakan adalah mengkaji
perkembangan persalinan, pemberitahu perkembangannya baik fisiologis
maupun patologis pada ibu dan keluarga dengan bahasa yang mudah
dimengerti. Kesalahan yang dilakukan bidan dalam mendiagnosis persalinan
dapat menimbulkakan kegelisahan dan kecemasan ibu dan keluarga.

B. Belly Dance (Dance Labor)


1. Pengertian Belly Dance

Menurut Somayeh [2014] dance merupakan salah satu asuhan komplementer


dengan risiko rendah yang dapat meningkatkan kepuasan pada ibu. Selama
kehamilan, rahim yang berkembang membentang otot-otot di perut.
Ada berbagai macam latihan fisik ringan yang dapat dilakukan oleh ibu hamil
seperti gerakan kombinasi posisi tegak, gerakan pelvis, pijat punggung dan
dukungan mitra yang disebut dance pregnancy. Dance pregnancy dengan
menggunakan irama musik yang lembut akan menciptakan lingkungan yang santai
dan punggung ibu akan merasakan nyaman seperti dipijat atau massage (Simkin, P
& Ancheta, R, 2011.)
Belly dance atau tari perut merupakan salah satu tarian yang berasal dari
Timur Tengah. Belly dance adalah gerakan tari perut yang mempunyai peranan
penting sebagai tarian melahirkan. Tarian ini aman, efektif dan mendukung wanita
selama kehamilan dan persalinan. Belly dance dapat membuat pikiran menjadi
rileks dan mengatasi rasa sakit.

2. Tujuan Belly Dance (Dance Labor)

Latihan-latihan ini pada dasarnya bertujuan untuk menyehatkan ibu dan janin
dan memberikan dampak positif terhadap psikofisiologi baik ibu dan janin jika
dilaksanakan dengan tepat. Seorang ibu hamil dengan kehamilan yang normal atau
tanpa kontraindikasi sebaiknya didukung untuk melaksanakan latihan fisik dengan
intensitas yang sedang untuk memperoleh manfaat selama kehamilan dan proses
persalinan. Tari perut untuk membantu proses persalinan.

3. Manfaat Belly Dance (Dance Labor)

Manfaat Belly Dance Untuk Ibu Hamil Berikut dijelaskan mengenai manfaat belly
dance dalam kehamilan :
• Memperbaiki postur tubuh dan menguatkan otot

Gerakan menghentakkan pinggul serta gerakan melingkar melibatkan sendi


dan ligamen yang berada di belakang dan di pinggul. Gerakan yang berulang
tersebut membantu meningkatkan arus cairan sinovial pada sendi. Dengan
gerakan-gerakan tersebut dapat membantu mengurangi rasa nyeri punggung
dan mengencangkan otot-otot yang tegang sehingga memungkinkan untuk
memiliki postur serta keseimbangan yang lebih baik. Selain itu akan
meningkatkan kelenturan tubuh. Karena gerakan-gerakannya itu melatih
3otot-otot perut, pinggul, bahu, dan paha. Dengan latihan belly dance ini
maka seseorang akan terbiasa duduk tegap sehingga melatih tulang punggung
untuk tidak bungkuk.
• Memperkuat otot perut dan panggul bawah perempuan
Berbagai artikel menyebutkan, perempuan yang ikut belly dance terlatih
dalam urusan sensitivitas berhubungan intim, sehingga mudah mencapai
orgasme selama berhubungan seks. Selain ini juga bias mengurangi masalah
kewanitaan seperti lebih dapat mengontrol kandung kemih, terutamasetelah
melahirkan.
• Melancarkan Proses Persalinan
Menurut dr Dian Indah Purnama, SpOG, dari RSU Bunda Margonda,
Depok,belly danceadalah gerakan tarian yang banyak menggunakan otot-otot
perut, pinggang, punggung, pinggul, dan kaki, terutama paha. Otot perut dan
panggul paling berperan dalam proses persalinan. Dengan melatih otot-otot
tersebut pada masa kehamilan, akan dapat memperlancar proses persalinan
dan memudahkan ibu saat mengejan.
• Positif Image
Selain dapat melancarkan proses persalinan,belly dancebermanfaat untuk
melatih keseimbangan bumil, mengurangi rasa tidak nyaman seperti nyeri di
punggung, pinggang dan pinggul. Pun dijadikan sebagai salah satu alternatif
untuk relaksasi sehingga BuMil yang mengikutibelly dancecenderung
merasakan aura positif terhadap tubuhnya (positif image). Sehingga bumil
menjadi lebihfundan terhindar dari stress
• Gerakan belly dance dapat meregangkan otot, menghilangkan asam laktat, dan
memperlancar aliran darah. Sehingga mengikuti belly dance membuat
keseimbangan hormone.
• Membantu Melancarkan Pencernaan Gerakan badan dan daerah sekitar perut
bisa membantu system pencernaan manusia

4. Indikasi Belly Dance (Dance Labor)

Berikut dijelaskan kondisi ibu hamil yang boleh melakukan olahraga Belly
Dance adalah :
• Ibu dengan Kehamilan Normal
Selama proses kehamilan ibu dan janin dalam kondisi yang sehat dan kuat,
serta selama kehamilan tidak terjadi masalah-masalah.
• Dilakukan pada usia kehamilan 5-7 bulan ke atas
Pada usia kehamilan tersebut janin sudah menempel dengan kuat pada
dinding rahimsehingga aman untuk dilakukan belly dance. Di bawah usia itu
rentan terjadi masalah karenaproses implantasi belumkuat. Namun tidak
menutup kemungkinan bagi bumil untuk mengikuti belly dance saat usia
kandungan di bawah 5-7 bulan asalkan dalam kondisi sehat, prima, dan
sudah berkonsultasi ke dokter.

5. Kontraindikasi Belly Dance (Dance Labor)


Berikut dijelaskan kondisi ibu hamil yang dianjurkan melakukan olahraga Belly
Dance adalahsebagai berikut:
• Persalinan dengan riwayat penyakit penyerta
• Persalinan dengan pre eklamsi
• Ibu hamil dengan riwayat kehamilan yang buruk
• Usia Kehamilan kurang dari 5 bulan
• Ibu hamil dengan riwayat perdarahan selama kehamilan

6. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan dalam Belly Dance (Dance Labor) Berikut
hal yang harus diperhatikan saat melakukan belly dance :
• Banyak minum selama dan sesudah latihan untuk mencegah dehidrasi.
• Sempatkan makan seporsi kecil snack1 sampai 2 jam sebelum latihan.

• Sebaiknya melemaskan sendi lutut dengan sedikit menekuknya selama


gerakan untuk mencegah regangan pada punggung bawah.
• Jika ibu hamil merasa pusing atau kelelahan segera hentikan latihan dan
beristirahat.
• Jika terasa seperti hendak pingsan, dianjurkan untuk
segeraberbaring dengan kaki sedikit ditinggikan.
• Sangat dianjurkan agar ibu hamil melakukan belly dancedengan
pengawasan seorang instruktur yang sudah berpengalaman.
7. Cara Belly Dance
Berikut adalah cara dan gerakan dalam Belly Dance :
• Berdirilah tegak sambil merilekskan kedua lengan di sisi tubuhPastikan
kedua sisi pinggul sama tinggi dan renggangkankedua telapak kaki selebar
pinggul. Tekuk sedikit kedua lutut sambil menegakkan tubuh. Saat ini,
Anda sedang melakukan postur awal untuk menari perut. Otot perut bawah
ditarik masuk dan mengaktifkan otot inti. Langkah ini berguna menguatkan
area perut sehingga gerakan lebih mengalir.
• Lakukan gerakan "hip lift" (mengangkat pinggul) atau "shimmy"
(menggetarkan pinggul).Tekuk kedua lutut lalu luruskan kaki kanan. Postur
ini membuat posisi pinggul kanan lebih tinggi daripada pinggul kiri karena
tulang pinggul kanan terdorong ke atas mendekati tulang rusuk. Saat
melakukan postur ini, pastikan kedua tumit tetap menyentuh lantai dan
tubuh atas tidak bergerak sama sekali. Ini adalah postur hip liftke kanan.
Turunkan pinggul kanan ke posisi semula lalu lakukan gerakan yang sama
untuk mengangkat pinggul kiri. Luruskan kaki kiri agar pinggul kiri lebih
tinggi daripada pinggul kanan. Ini adalah postur hip liftke kiri.
• Ulangi gerakan mengangkat pinggul ke kedua sisi lebih cepatJangan
berhenti saat ingin bergerak ke sisi yang lain agar pinggul berayun naik
turun ke kedua sisi dengan gerakan lembut yang mengalir. Jika digerakkan
dengan kecepatan tinggi, pinggul akan terlihat bergetar sangat cepat ke
kedua sisi. Saat ini, Anda sedang melakukan gerakan "shimmy".
• Pelajari gerakan "hip drop" (menurunkan pinggul).Jejakkan telapak kaki
kanan di lantai lalu pindahkan berat badan ke kaki kanan. Langkahkan
kaki kiri 10-15 cm ke depan lalu tekan bola telapak kaki kiri ke lantai
sambil berjinjit. Tekuk kedua lutut dengan tubuh tegak lalu rentangkan
kedua lengan ke samping. Kemudian, luruskan kaki kiri agar pinggul
kiri terangkat. Turunkan lagi pinggul kiri agar sama tinggi dengan
pinggul kanan. Pastikan kaki kanan tetap tertekuk saat melakukan
gerakan ini. Inilah yang disebut gerakan "hip drop".Ulangi gerakan ini
lebih cepat. Jika rutin berlatih, gerakan pinggulakan lebih mengalir
tanpa jeda atau terputus-putus.
• Lakukan gerakan "belly roll" (menggulung perut)
Berdirilah sambil menjejakkan kedua telapak kaki di lantai dan
memanjangkan tubuh atas sambil merilekskan kedua lengan di sisi
tubuh. Tekuk kedua lutut. Kontraksikan otot perut atas saja dengan
menarik perut ke arah tulang punggung. Kemudian, kontraksikan perut
bawah saja dengan menarik masuk otot perut bawah. Kembungkan
perut atas diikuti perut bawah. Inilah yang disebut gerakan "belly
roll".Ulangi gerakan ini sesuai urutan di atas. Berusahalah
mengontraksikan dan mengembungkan otot perut dengan gerakan
mengalir agar tidak ada jeda atau terputus-putus.
• Lakukan gerakan "chest lift" (mengangkat dada)
Mulailah berlatih dengan melakukan postur awal tari perut sambil
membusungkan dada dan merilekskan kedua lengan di sisi tubuh.
Rapatkan kedua lutut dan jejakkan telapak kaki di lantai. Busungkan
dada dengan menaikkan tulang rusuk setinggi mungkin. Saat
melakukan gerakan ini, dekatkan tulang belikat lalu rilekskan bahu.
Kemudian, turunkan lagi tulang rusuk sambil merilekskan dada. Inilah
yang disebut gerakan "chest lift". Lakukan gerakan ini lebih cepat
dengan mengangkat tulang rusuk dan menurunkannya lagi.
Kontraksikan otot perut atas saat melakukan chest lift lalu rilekskan lagi
saat dada kembali ke posisi semula
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. V GjPoAo UMUR 22 TAHUN UK
38 MINGGU DENGAN KEBUTUHAN DANCE LABOUR
DI BPM RAHAYU

I. PENGKAJIAN
Dilaksanakan pada :
Hari / tanggal : Rabu, 1 September 2021
Jam : 13.00 WIB
Tempat : PMB ENDANG RAHMAWATI

A. Data Subyektif
1. Biodata
1) Biodata Pasien
Nama : Ny. V
Umur : 22 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa: Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Sekuro 25/05 Mlonggo , Jepara
2) Biodata Penanggung jawab
Nama : Tn. I
Umur : 26 Tahun

Agama : Islam
Suku/bangsa: Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan pasien: Suami
Alamat :Sekuro 25/05 Mlonggo, Jepara

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan merasa cemas menghadapi persalinan, sudah merasakan
sakit dan nyeri yang menjalar dari perut sampai pinggang, terasa sangat nyeri
saat perut kencang, keluar lendir campur darah sejak tanggal 30 Agustus 2021,
belum keluar cairan.
3. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Ibu tidak pernah menderita :
Penyakit Menular seperti : Hepatitis, AIDS, TBC dll
Penyakit Keturunan seperti : DM, Tekanan darah tinggi, Jantung dll
2) Riwayat kesehatan sekarang
Saat ini ibu tidak sedang menderita :
Penyakit Menular seperti : Hepatitis, AIDS, TBC dll
Penyakit Keturunan seperti : DM, Tekanan darah tinggi, Jantung dll
3) Riwayat kesehatan keluarga
Di keluarga ibu tidak ada yang menderita :
Penyakit Menular seperti : Hepatitis, AIDS, TBC dll
Penyakit Keturunan seperti : DM, Tekanan darah tinggi, Jantung dll
Tidak ada riwayat kembar dalam keluarga ibu
Tidak ada kecacatan pada Ibu dan keluarga
4. Riwayat Perkawinan
1) Menikah pada usia 21 tahun
2) Menikah 1 kali
3) Lama menikah 1 tahun
5. Riwayat Menstruasi
• Menarche : 12 tahun
• Siklus / lama : 28 hari / 4-7 hari
• Perdarahan : sedang
• Keputihan : tidak
6. Riwayat Obstetri
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama.
7. Riwayat Kehamilan Ini
HPHT : 23 Desember 2020
HPL : 30 September 2021
Frekuensi Kunjungan
: TM I 2 kali dengan keluhan mual dan pusing.
TM II 2 kali tidak ada keluhan.
TM III 4 kali dengan keluhan nyeri pinggang.
Pergerakan Janin
: Ibu mengatakan pergerakan janin dalam 24 jam
terakhir kurang lebih sebanyak 24 kali.
Imunisasi TT : Ibu mengatakan sudah mendapat imunisasi di
lengan kiri sebanyak 3 kali.
8. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan sehari-hari
Nutrisi : Ibu mengatakan selama hamil ibu makan 3 kali
sehari, dengan komposisi nasi, sayur dan lauk,
minum air putih dengan 6-7 gelas sehari dan
kadang-kadang susu, ibu tidak pernah
mengkonsumsi obat terlarang dan alkohol.
Eliminasi : Ibu mengatakan selama hamil BAB 1 x/hari
konsistensi lembek warna kuning kecoklatan,
BAK 5-6 x/hari konsistensi cair warna jernih.
Istirahat : Ibu mengatakan selama hamil istirahat siang 1
jam/hari dan istirahat malam 6-7 jam dan sering
terbangun karena merasa ingin buang air kecil.

Kebersihan : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2


diri kali sehari, keramas 2-3 kali seminggu, ganti
pakaian 2 kali sehari tetapi ganti pakaian dalam
lebih sering kalau merasa lembab.
Aktivitas : Ibu mengatakan selama hamil tetap melakukan
pekerjaaan rumah seperti biasa misalnya
memasak, menyapu, mencuci dan lain-lain
dibantu suami.
10. Psikososiospiritual
1) Tanggapan ibu terhadap dirinya sekarang: ibu merasa senang dengan
kehamilan ini karena merupakan kehamilan pertamanya.
2) Respon keluarga terhadap keadaan ibu: keluarga senang dengan kehamilan
ibu sekarang.
3) Ketaatan beribadah: ibu rajin beribadah.
4) Pengambilan keputusan di dalam keluarga: suami.
5) Pemecahan masalah (Coping): dimusyawarahkan
6) Keadaan Lingkungan: lingkungan sangat mendukung untuk kehamilan ibu.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum

1) Keadaan Umum : Baik


2) Tingkat Kesadaran : Composmentis
3) Antropometri :
Berat badan hamil : 58 kg
Tinggi Badan : 158 cm
LILA : 23 cm
Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 120/70 mmHg


Suhu : 36,5° C
Nadi : 80 kali/menit
RR : 22 kali/menit
2. Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi
Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, tidak berwarna.
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan.
Muka : Tidak oedema, pucat, tidak ada cloasma gravidarum.
Mata : Bentuk simetris, konjungtiva pucat, sklera putih.
Hidung : Bentuk simetris, bersih, tidak polip.
Telinga : Bentuk simetris, bersih, tidak ada serumen.
Mulut : Mukosa bibir lembab, gigi tidak ada caries.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe serta
tidak ada pembendungan vena jugularis.
Dada : Payudara bentuk simetris, hiperpigmentasi pada aerola
mamae, putting susu menonjol, bersih, tidak ada
benjolan, pada payudara kanan dan kiri kolostrum
sudah keluar dan tidak ada nyeri tekan.
Abdomen
: Pembesaran abdomen sesuai dengan usia kehamilan,
tidak ada striae pada perut ibu, ada linea alba, tidak
ada bekas luka operasi.
Genitalia : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada
pembengkakan kelenjar bartholini, terdapat
pengeluaran lendir darah dan anus tidak bartholini,
terdapat pengeluaran lendir darah dan anus tidak ada
haemorroid.

Ekstremitas : Tidak oedema, kuku tidak pucat, tidak varises.


2) Palpasi
Leopold I
: TFU dua jari dibawah prosesus xiphoideus/PX (32
cm), bagian atas fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong).
Leopold II : Bagian kanan perut teraba panjang dan keras seperti
papan (punggung) dan bagian kiri perut teraba
beberapa bagian kecil janin (ekstremitas).

Leopold III : Bagian terbawah janin teraba bulat, keras dan


melenting, tidak dapat digoyangkan lagi (kepala).

Leopold IV : Kedua tangan pemeriksa divergen (kepala sudah


masuk panggul) dan kepala teraba 3/5 bagian.

3) Auskultasi
DJJ : Bagian kanan perut ibu terdengar kuat, teratur dengan
frekuensi 145x/ menit
4) Perkusi : Reflek Patella : Kanan/kiri +/+
5) His : 3x10’ lamanya 38 detik
6) Mc Donald : TFU 32 cm, TBJ : (32-11)x155 = 3.255 gram
7) HPL : 30 September 2021
3. Pemeriksaan Dalam I, tanggal 1 September 2021, Pukul 13:00 WIB
Tujuan : Untuk mengetahui kemajuan persalinan.
Indikasi : Pengeluaran lendir darah, kencang-kencang teratur 3x10
menit lamanya 38 detik.
Hasil : Vulva uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tebal, pembukaan 3 cm,
selaput ketuban (+), preskep, kepala turun di Hodge I.
4. Pemeriksaan Penunjang
Kadar Hb : 13 gr/dl
HbsAg : Negatif

II. INTERPRETASI DATA


Tanggal 01 September 2021, Pukul : 13.00 WIB
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. V G1P0A0AH0, umur 22 tahun, UK 38 minggu, janin tunggal hidup, intra uterine,
pu-ki, preskep, inpartu kala I fase laten.
Dasar:
Data Subyektif:
• Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama dan belum pernah melahirkan.
• Ibu mengatakan belum pernah keguguran.
• Ibu mengatakan berumur 22 tahun.
• Ibu mengatakan HPHT tanggal 30 September 2021 Ibu mengatakan kencang-
kencang teratur yang menjalar dari perut ke pinggang, merasakan kecemasan
menghadapi persalinan, merasa tidak kuat dengan nyeri yang dirasakan saat mulas,
keluar lendir bercampur darah, dan belum keluar cairan.
Data Obyektif:
• KU : Baik , Kesadaran : Composmentis
• TD : 120/70 mmHg
• S : 36,5° C
• N : 80 x/mnt
• RR : 22 x/mnt
• BB : 58 kg
• TB : 158 cm
Leopold I
: TFU dua jari dibawah prosesus xiphoideus/PX (32 cm), bagian atas
fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong).
Leopold II

: Bagian kanan perut teraba panjang dan keras seperti papan (punggung)
dan bagian kiri perut teraba beberapa bagian kecil janin (ekstremitas).
Leopold III : Bagian terbawah janin teraba bulat, keras dan melenting, tidak dapat
digoyangkan lagi (kepala).
Leopold IV
: Kedua tangan pemeriksa divergen (kepala sudah masuk panggul) dan
kepala teraba 3/5 bagian.
DJJ : Bagian kanan perut ibu terdengar kuat, teratur dengan frekuensi
145x/menit

His : 3x10’ lamanya 38 detik


Perkusi : Reflek Patella : Kanan/kiri +/+

Mc Donald : TFU 32 cm, TBJ : (32-11)x155 = 3.255 gram


b. Masalah : Merasa cemas dalam menghadapi persalinan
c. Kebutuhan : Konseling tentang ketidaknyamanan yang dirasakan ibu serta berikan
terapi dance labour untuk membantu mengatasi keluhan yang ibu
alami.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak ada.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada.

V. INTERVENSI
Hari/tanggal : Rabu, 1 September 2021
Pukul : 13.10 WIB
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan ibu dan janin.
2. Jelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan terapi dance labor untuk membantu
mengurangi kecemasan ibu
3. Jelaskan pada ibu tentang pengertian, tujuan dan manfaat teknik dance labor.
4. Berikan terapi dance labor pada pasien.

5. Anjurkan suami dan keluarga untuk tetap mendampingi pasien dan memberikan
support pada pasien.
6. Pantau kemajuan persalinan.
7. Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan.

VI. IMPLEMENTASI
Hari/tanggal : Rabu, 1 September 2021
Pukul : 13.15 WIB
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa saat ini kondisi ibu dan janin dalam keadaan
baik dan ibu sudah masuk dalam proses persalinan, pembukaan 2 cm, dan semakin
lama kencang-kencang akan semakin sering dan mules.
2. Menjelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan terapi dance labor untuk mengurangi
kecemasan dan nyeri persalinan yang ibu alami.
3. Menjelaskan pada ibu tentang pengertian, tujuan dan manfaat terapi dance labor
yaitu manajemen nyeri persalinan yang berdampak pada kemajuan persalinan berupa
gerakan dance sehingga dapat meningkatkan kepuasan ibu selama persalinan. Tujuan
terapi dance labor adalah mengurangi rasa sakit, meningkatkan kepuasan selama fase
aktif persalinan, mempercepat proses pembukaan serta menurunkan posisi kepala
bayi.
4. Memberikan terapi dance labor pada ibu dengan didampingi suami/keluarga.
a. Mempersiapkan alat yaitu musik, alat-alat musik, serta ruangan yang
representatif artinya yang nyaman bagi ibu.
b. Mencuci tangan.
c. Menanyakan kesiapan ibu untuk memulai tindakan.
d. Gerakan 1 yaitu menginstruksikan Ibu untuk berdiri tegap bertujuan untuk
mendorong gerakan di panggul selama persalinan dan dapat meningkatkan
kontraksi.
e. Gerakan 2 meminta Ibu untuk menaruh kedua tangannya di pinggang kanan dan
kiri, kemudian meminta ibu untuk menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke
kiri sebanyak 8 kali
f. Gerakan 3 menginstruksikan Ibu untuk maju mundur sambil menggoyangkan
pinggulnya sebanyak 8 kali.
g. Gerakan 4 menginstuksikan Ibu menggoyangkan pinggulnya ke samping kanan
kiri dan kaki di tekuk setengah jongkok sambil telapak kaki di jinjit menari
dengan rileks sebanyak 8 kali.
h. Gerakan 5 mengistuksikan kembali dengan menggoyangkan panggul ke samping
kanan kiri sebanyak 8 kali dan meminta suami sambil memijat punggung Ibu
dan sakrum Ibu.
i. Rapikan ibu ke posisi semula.
j. Beritahu ibu bahwa tindakan telah selesai.
k. Bereskan alat-alat yang telah digunakan.
l. Mencuci tangan.
m. Evaluasi setelah dilakukan tindakan.
5. Menganjurkan suami dan keluarga untuk tetap mendampingi pasien dan memberikan
support pada pasien.
6. Memantau kemajuan persalinan.
7. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

VII. EVALUASI
Hari / tanggal : Rabu, 1 September 2021
Pukul : 13.45 WIB
1. Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam
kondisi baik-baik saja.
2. Ibu mengerti bahwa akan dilakukan terapi dance labour untuk mengurangi nyeri
persalinan.
3. Ibu mengerti mengenai pengertian, tujuan dan manfaat dari terapi dance labor.
4. Telah dilakukan terapi dance labor dan ibu mengatakan bahwa rasa nyeri nya
berkurang jauh lebih baik.
5. Suami dan keluarga tetap mendampingi dan memberi support pada ibu.
6. Telah dilakukan pemantauan persalinan pada pukul 17.00 WIB dilakukan VT :
pembukaan 6 cm, portio tipis lunak, ketuban positif, preskep, kepala turun di Hodge
2. His 3x10’ lamanya 45“, ibu merasa lebih nyaman dalam menghadapi rasa sakit
dari kontraksi.
7. Dokumentasi tindakan dan isi partograf.
BAB IV
PEMBAHASAN

Masalah yang dialami ibu pada kasus ibu hamil trimester III dengan keluhan
mengatakan merasa cemas karena kehamilan sudah cukup bulan dan mendekati
persalinan membuat ibu merasa tidak nyaman. Sehingga dari hasil anamnesis pada
keluhan ibu dapat diberikan intervensi dance labour pada ibu hamil trimester III.
Kecemasan ibu hamil muncul disebabkan oleh rasa takut dan salah satu rasa takut
yang paling banyak dialami oleh ibu hamil adalah rasa cemas dan takut dalam menghadapi
persalinan. Emosi yang dirasakan oleh ibu tidak akan mampu melewati plasenta, tetapi
hormon ibu yang melakukannya. Ibu yang stres akan menghasilkan hormon katekolamin
yang berlimpah yang berdampak pada emosi. Bahan pemicu stres ini akan melewati
plasenta dan membuat sistem tubuh “merasa takut”. Jika terjadi terus- menerus janin akan
terbiasa stres dan akan terlahir demikian dan akhirnya mengalami gangguan emosi dan
pencernaan. Ketika ibu menghadapi persalinan dan masih diliputi rasa takut, cemas dan
stres maka tubuhnya sudah dalam sikap defensif dan terjadi pengeluaran hormon stres
katekolamin yang akan dikeluarkan dalam jumlah besar sebelum dan selama persalinan.

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa Dance Labour dapat
diaplikasikan di masyarakat.
BAB V
PENUTUP

Mengingat olahraga ini berpusat pada perut dan pinggang, belly dance untuk ibu hamil
akan membantu memperkuat otot perut dan panggul serta memperbaiki postur badan ibu
hamil. Meskipun tidak ada efek samping yang akan dirasakan oleh ibu hamil, ibu sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memastikan bahwa ibu bisa melakukan
gerakan belly dance.
Jenis olahraga belly dance merupakan salah satu langkah tips hamil sehat yang bisa
dilakukan oleh ibu hamil karena kegiatan olahraga ini memberikan beberapa manfaat untuk
ibu hamil. Dengan melakukan olahraga belly dance, otot perut dan punggung ibu hamil akan
diperkuat.
DAFTAR PUSTAKA

Effect of Dance Labor on the Management of Active Phase Labor Pain &
Clientnts’ Satisfaction: A Randomized Controlled Trial Study. Published by
Canadian Center of Science and Education. Global Journal of Health
Science; Vol. 6, No. 3 diakses pada 23 Mret 2021

Judha, M., Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta:Nuha


Medika;2012.

Yanti. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihanna ;


2010

Anda mungkin juga menyukai