S GII PI A0
UMUR KEHAMILAN 30 MINGGU DENGAN LETAK LINTANG
DISERTAI PLASENTA LETAK RENDAH
DI BPS SRI SULARMI KEDAWUNG
SRAGEN
DISUSUN OLEH :
NIKEN RETNANINGTYAS
NUR ANNAFI
(10.03.144)
(10.03.148)
LEMBAR PERSETUJUAN
Asuhan kebidanan dengan judul Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi
Pada Ny. S GII PI A0 Umur Kehamilan 30 Minggu Dengan Letak Lintang Disertai Plasenta Letak Rendah
Di BPS Sri Sularmi Kedawung Sragen. telah disetujui untuk dipresentasikan di DKK Sragen pada
tanggal 1 Agustus 2012.
Mahasiswa
Niken Retnaningtyas
(10.03.144)
Nur Annafi
(10.03.148)
Mengetahui
Pembimbing Lahan/CI
Pembimbing Akademi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT di mana berkat rahmad dan hidayahnya, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Sholawat serta salam juga senantiasa penulis haturkan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW yang telah membimbing kita semua dari jaman yang buta atas pengetahuan ke jaman yang penuh
dengan kecanggihan sebagaimana kita rasakan pada saat ini.
Dalam makalah ini penulis mengambil tema kasus kehamilan LETAK LINTANG DISERTAI
PLACENTA LETAK RENDAH yang di dalamnya akan dibahas mengenai pengertian kehamilan letak
lintang, pengertian placenta letak rendah dan komplikasi yang akan muncul serta penanganannya.
Kami ucapkan pula dari berbagai pihak yang telah mendukung terselesaikanya makalah asuhan
kebidanan ini, tanpa kalian maka kami semua akan mengalami banyak sekali kesulitan.
Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam tindakan dan penulisan
makalah ini, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran yang bersifat membangun.
Terima kasih atas perhatiannya, semoga makalah ini senantiasa bermanfaat bagi kita semua.
Sukoharjo, Juli 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................
iii
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Tujuan
...............................................................................................................2
C. Manfaat
...............................................................................................................3
Pengertian Kehamilan...............................................................................................
B.
C.
14
D.
15
18
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................
34
35
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu proses yang dimulai sejak pembuahan sampai dengan lahirnya hasil
pembuahan. Kehamilan mempengaruhi tubuh ibu secara keseluruhan dengan menimbulkan perubahan
fisiologi yang pada hakekatnya terjadi di seluruh sistem organ (Kusmiyati dkk, 2009).
Salah satu perubahan yang terjadi yaitu perubahan sirkulasi darah ibu, termasuk di dalamnya
perubahan pada sel darah. Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah merah tidak seimbang dengan peningkatan
volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010).
World Health Organization (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal
tiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007, angka kematian ibu masih cukup tinggi, yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Prioritas
penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), abortus (5%)
dan partus lama (5%). Perdarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu, anemia dan
kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan
infeksi (Profil Kesehatan Indonesia, 2010).
Angka kematian ibu (AKI) provinsi Jawa Tengah tahun 2010 adalah 104 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian ibu tersebut disebabkan karena perdarahan ( 19,65 % ), infeksi ( 5,51% ), eklampsia
( 31,02 % ), lain lain (38,61 % ) (Mardiatmo, 2010 ). Angka kematian ibu (AKI) di Surakarta pada
tahun 2009 adalah 153,82 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun
2008 49,01 per 100.000 kelahiran hidup .
Sedangkan target Millenium Development Goals (MDGs) salah satunya adalah mengurangi angka
kematian ibu (AKI) di seluruh dunia sebesar 75% dari tahun 1900 ke 2015. Sebagai gambaran pada tahun
1990 AKI di Indonesia masih sekitar 408/100.000 kelahiran hidup, sesuai target MDGs di tahun 2015
akan menjadi 102/100.000 kelahiran hidup. Di sisi lain berdasarkan analisis trend penurunan AKI periode
1900 2015 ternyata diperkirakan hanya akan mencapai 52-55% sehingga kemungkinan besar target
MDGs tentang AKI di Indonesia sulit tercapai (Bapenas, 2007). Penyebab tidak langsung kesakitan dan
kematian ibu adalah kejadian anemia pada ibu hamil sekitar 51% dan pada ibu nifas 45% (Depkes,2003).
Letak lintang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus dengan sumbu
memanjang janin. Insidensi letak lintang adalah sekitar 1:500. Keadaan ini merupakan malposisi yang
gawat dan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Letak lintang merupakan suatu kondisi berbahaya dan
memiliki resiko tinggi bagi ibu dan janin karena dapat menyebabkan persalinan macet.( Harry Oxorn
William R. Forte. 2010)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan patologi pada Ny. S G 2 P1 A0 dengan
kehamilan letak lintang disertai placenta letak rendah dengan manajemen 7 langkah Varney secara
komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a.
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data dasar subyektif dan obyektif pada asuhan kebidanan Ny.
S G2 P1 A0 dengan letak lintang disertai placenta letak rendah di BPS Sri Sularmi Kedawung Sragen.
b.
Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data pada asuhan kebidann Ny.S G 2 P1 A0 dengan letak
lintang disertai placenta letak rendah di BPS Sri Sularmi Kedawung Sragen.
c.
Mahasiswa mampu menentukan diagnosa potensial pada asuhan kebidanan sesuai dengan 7 langkah
Varney.
d. Mahasiswa mampu menentukan tindakan segera pada asuhan kebidanan Ny.S G 2 P1 A0 dengan letak
lintang disertai placenta letak rendah di BPS Sri Sularmi Kedawung Sragen sesuai dengan 7 langkah
Varney.
e.
Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan segera pada asuhan kebidanan Ny.S G 2 P1 A0 dengan letak
lintang disertai placdnta letak rendah di BPS Sri Sularmi Kedawung Sragen sesuai dengan 7 langkah
Varney.
f.
Mahasiswa mampu menentukan evaluasi pada asuhan kebidanan Ny.S G 2 P1 A0 dengan letak lintang
disertai placenta letak rendah di BPS Sri Sularmi Kedawung Sragen sesuai dengan 7 langkah Varney.
C. MANFAAT
1.
2.
3.
4.
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama dalam penanganan klien, terutama ibu
hamil dengan letak lintang disertai placenta letak rendah.
5.
Bagi penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak
lintang disertai placenta letak rendah.
BAB II
LANDASAN TEORI
I.
a.
Kehamilan
Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi
migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
Kehamilan merupakan proses yang alamiah (normal) dan bukan proses patoligis, tetapi kondisi normal
dapat menjadi patologi/abnormal. Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu melakukan
intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Kusmiyati dkk, 2009).
b.
Diagnosa KehamilanKehamilan
Rahim membesar
b) Tanda hegar
Tanda hegar diketahui melalui pemerikasaan bimanual pada usia pada usia kehamilan 6-8 minggu. Pada
pemeriksaan ini akan didapatkan konsistensi rahim, terutama pada bagian isthmus uteri teraba lunak.
c) Tanda Chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva.
d) Tanda piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menojol jelas kearah pembesaran
tersebut.
e)
Braxton hiks
Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan mudah berkontraksi.
f)
g) Ballottement positif
Jika dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu dengan cara menggoyangkan-goyangkan salah satu sisi,
maka akan terasa pantulan di sisi yang lain.
h) Tes urine kehamilan positif
Tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi pembuahan. Tujuan dari pemeriksaan ini
adalah mengetahui kadar hormone gonadotropin dalam urine (Sulistyawati, 2009).
2) Tanda-tanda kemungkinan hamil
a) Amenorea/ tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid)
b) Nausea (enek), anoreksia (tidak ada nafsu makan), emesis (muntah), dan hipersalivasi (umor).
c)
Pusing.
Konstipasi.
f)
g) Varices.
h) Payudara menegang.
i)
Perubahan perasaan.
j)
b) Denyut jantung janin (laenec 18-20 minggu, dopler 12 minggu) (Kusmiyati, 2009).
4) Perubahan anatomi dan fisiologis pada ibu hamil
a)
Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh hormon estrogen dan
progesterone. Hipertropi (pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada) otot polos
uterus dan serabut-serabut kolagen yang menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen
sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Selain uterus bertambah besar uterus juga
mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi. Dinding otot menjadi kuat dan elastis, fundus serviks
mudah fleksi. Pada kehamilan 8 minggu uterus dan serviks melunak dan membesar sehingga fundus
menekan kandung kemih mengakibatkan wanita hamil sering berkemih. Pembesaran uterus di tiap-tiap
usia kehamilan, meliputi:
(3) Kehamilan 16 minggu, uterus sebesar kepala bayi. Diluar fundus kira-kira terletak pertengahan antara
pusat dan simfisis. Ismus bagian sari corpus uteri.
(4) Kehamilan 20 minggu, fundus terletak kira-kira 2 jari dibawah pusat sampai di pinggir bawah pusat.
(5) Kehamilan 24 minggu, fundus uteri tepat dipinggir atas pusat.
(6) Kehamilan 28 minggu, terletak kira-kira 3 jari diatas pusat atau sepertiga jarak antara pusat ke prosesus
xipoideus (25 cm)
(7) Kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak pada pertengahan antara pusat dengan prosesus xipoideus (
27).
(8) Kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prosesus xipoideus ( 30).
(9) Kehamilan 40 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari dibawah prosesus xipoideus.
Pada trimester terakhir ismus lebih nyata menjadi korpus uteri dan berkembang menjadi segmen
bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua karena kontraksi otot-otot bagian atas uterus, SBR menjadi lebar
dan tipis, tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis
batas itu dikenal sebagai lingkar retraksi fisiologik (Kusmiyati dkk, 2009).
b) Sirkulasi darah
Volume darah meningkat karena hidremia (pencairan darah) dan haemodilusi kurang lebih 25%.
Haemodilusi mulai jelas meningkat pada kehamilan 16 minggu dan maksimal pada kehamilan 32 minggu
sehingga cardiac output meningkat 30%. Hidremia perlu karena daerah yang divascularisasi lebih luas
(uterus, plasenta, pembuluh darah lebih besar, organ-organ lain lebih aktif).
Keuntungan hidraemia adalah darah lebih encer, tekanan perifer lebih kecil menjadi sehingga kerja
jantung tidak terlalu berat. Daerah yang divascularisasi menjadi lebih luas. Saat partus, sel darah merah,
Hb dan Fe (ferum) yang terbuang relative lebih sedikit.
Jumlah leukosit meningkat sampai 10.000/ml dan trombosit meningkat, hematrokit cenderung
menurun, eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi transport oksigen. Hb terlihat menurun,
walaupun sebenarnya lebih besar dibandingkan Hb orang yang tidak hamil karena haemodilusi. Setelah
partus terjadi haemokonsentrasi pada hari ke 3 sampai 5 postpartum (Kusmiyati dkk, 2009).
c) Volume Plasma
Volume plasma meningkat pada usia kehamilan 10 minggu dan terus meningkat secara perlahan dan
mencapai batas maksimum pada usia kehamilan 30-34 minggu. Perubahan rata-rata volume plasma ibu
berkisar antara 20-100 %. Volume plasma meningkat rata-rata 50% semantara massa RBC (Red Blood
Cell) meningkat hanya 18-30%, hematocrit menurun selama kehamilan yang normal. Hal ini disebut
anemia fisiologi dalam kehamilan (Pusdiknakes, 2003).
d) System gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah, sehingga terjadi
sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh
tingginya kadar progesterone.
Wanita hamil sering mengalami rasa panas di dada (heartburn) dan sendawa, yang kemungkinan
terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di
kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
(Sulistyawati, 2009).
e)
System metabolisme
Akibat pengaruh hormon estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan
morning sickness. Tonus otot traktus digestivus menurun akibat makanan dalam lambung lebih lama dan
apa yang dicerna lebih lama berada dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk resorbsi namun akan
menimbulkan obstipasi. (Winkjosastro, 2006).
f)
System Pernapasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan pembentukan hormone
progesterone menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernapas
lebih cepat dan dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya
(Sulistyawati, 2009).
LETAK LINTANG
A. DEFINISI
Letak lintang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus dengan sumbu
memanjang janin. Oleh karena itu seringkali bahu terletak diatas PAP, malposisi ini disebut juga
presentasi bahu. Bayi berada benar-benar melintang terhadap perut ibu atau miring dengan kapala atau
bonb ada di fossa iliaca. Umumnya bokong lebih tinggi dari kepala. Penunjuknya adalah scapula: tempat
kepala menentukan posisinya yaitu kiri atau kanan, sedangkan punggung menunjukkan kedudukan
anterior atau posterior. Jadi LScP berarti letak lintang, kepala di sebelah kiri ibu dan punggung janin di
belakang. Bagian yang benar-benar ada diatas PAP mungkin bahu, punggung, perut, dada atau sisi badan
janin. (Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
B. INSIDENSI
Insidensi letak lintang adalah sekitar 1:500. Keadaan ini merupakan malposisi yang gawat dan tidak
bisa dibiarkan begitu saja.( Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
C. ETIOLOGI
Setiap keadaan yang menghalangi masuknya kepala atau bokong dapat merupakan predisposisi letak
lintang. Kelainan ini lebih sering terjadi pada multipara dibanding primigravida oleh karena kelemahan
otot-otot uterus dan abdomen. Faktor-faktor etiologis lain meliputi plasenta previa, tumor yang
menyebabkan obstruksi, kehamilan ganda, anomal janin,hydramnion,prematuritas, disproporsi kepala
panggung, kelainan-kelainan uterus sepeti uterus subseptus, uterus arcuatus dan uterus bicornis, dan
panggung sempit. Sering kali tidak dapat ditemukan faktor etiologisnya dan dianggap malposisi terjadi
secara kebetulan. Ketika persalinan mulai kepala ada diluar segmen bawah rahim dan bahu didorong
masuk panggul.( Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
D. PATOFISOLOGI
Relaksasi dinding abdomen pada perut yang menggantung menyebabkan uterus beralih ke depan,
sehingga menimbulkan defleksi sumbu memanjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir, menyebabkan
terjadinya posisi obliq atau melintang.
Dalam persalinan terjadi dari posisi logitudinal semula dengan berpindahnya kepala atau bokong ke
salah satu fosa iliaka Diagnosis letak lintang. (Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
E. PEMERIKSAAN ABDOMINAL
1. Terlihat abdomen tidak simetris
2.
3.
Fundus uteri lebih rendah dari yang dihadapkan sesuai dengan umur kehamilan. Dikatakan uterus
jongkok. Batas atasnya dekat pusat dan lebih lebar dari biasa
4.
Di kutub atas dan bawah uterus tidak teraba kepala maupun bokong
5.
6.
Pemeriksaan sinar-X berguna untuk memasukkan diagnosis dan untuk mengetahui adanya kelainan
janin atau panggul ibu. (Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
I.
Ada kalanya janin yang pada permulaan persalinan dalam keadaan letak lintang, berputar sendiri
menjadi letak memanjang. Keadaan ini disebut versio spontanea. Hal ini mungkin terjadi bila ketuban
masih utuh.
Letak lintang menyebabkan persalinan macet dan untuk kejadian ini tidak ada mekanisme
persalinannya.
J.
KOMPLIKASI
1.
Pada maternal
a.
b.
Infeksi
Tangan yang di masukan kedalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul
Keharusan tindakan Operasi SC tidak bisa dihindari Sepsis setelah ketuban pecah atau lengan
menumbung melalui vagina.
2.
Pada janin
Kematian janin akibat :
Prolaps funikuli
Dengan inspeksi biasanya abdomen melebar kesamping dan fundus uteri membentang sedikit diatas
umbilikus.
b.
Ukuran tinggi fundus uterus lebih rendah tidak sesuai dengan umur kehamilan.
c.
Pada palpasi :
Leopold 2 balotemen kepala teraba pada salah satu fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka yang lain
d.
Punggung mudah diketahui dengan palpasi, pada punggung anterior suatu dataran keras terletak
melintang dibagian depan perut ibu. Pada punggung posterior bagian kecil dapat ditemukan pada tempat
yang sama.
e.
f.
g.
Karena bagian presentasi yang buruk, selaput ketuban mungkin menggantung di vagina atau dapat lebih
cepat pecah.
h.
Kelahiran stadium awal, bagian dada bayi dapat dikenali dengan adanya rasa bergigi tulang rusuk diatas
pintu atas panggul
i.
Kelahiran stadiun pertengahan, skapula dan kavikula pada sisi thoraks yang lain akan dapat dibedakan.
Posisi aksila menunjukan sisi tubuh ibu tempat bahu bayi menghadap. Punggung dapat ditentukan dengan
terabanya skapula dan ruas tulang belakang, sedangkan dada dengan teraba klavikula.
j.
Kehahiran stadium lanjut, bahu masuk serta terjepit dalam rongga panggul dan salah satu tangan atau
lengan sering menumbung ke dalam vagina dan lewat vulva. Pada beberapa kasus lengan dapat prolaps
dan pemeriksa dapat membedakannya dengan kaki :
Pada pemeriksaan USG didapatkan letak lintang ( Hanifa,1992 & Cuningham,1995 & Mochrar,1995)
L. PENATALAKSANAAN
1.
Pada kehamilan
a.
Pemeriksaan luar
Diagnosis
Konseling
Rujukan (MNH,2002 )
b.
Versi luar
Menurut Phelan (1986) versi luar efektif dilakukan pada usia kehamilan setelah 39 minggu karena
tingginya perubahan spontan ke letak logitudinal . untuk menghindari perubahan ke posisi awal dilakukan
pemasangan korset untuk fiksasi (Hanifa,1992)`
Memasuki persalinan dianjurkan untuk masuk rumah sakit lebih dini agar dapat ditentukan diagnosa dan
panatalaksanaan
2.
Pada Persalinan
a.
b.
Pemeriksaan luar
Diagnosis
Konseling
c.
d. Persalinan dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi dan kegawat daruratan neonatal, dilakukan
oleh ginekolog kolaborasi dengan pediatrik
e. Versi luar masih mungkin dilakukan pada pasien inpartu , dengan syarat :
Pembukaan < 4 cm
f.
Pada primigravida apabila versi luar tidak berhasil pertimbangkan untuk segera dilakukan SC :
Bahu tidak dapat melakuan dilatasi pada servik dengan baik, sehingga pada primigravida kala 1 menjadi
lama dan pembukaan serviks sukar menjadi lengkap
Tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intra uterin sewaktu his maka lebih sering terjadi
ketuban pecah sebelum pembukaan sempurna dan dapat mengekibatkan prolaps funikuli
g.
Pada janin kecil dan sudah mati adan menjadi lembek persalinan dapat terjadi spontan, dengan cara :
Cara Denman
Bahu tertahan pada simpisis dan dengan fleksi kuat dibagian bawah tulang belakang, badan bagian
bawah, bokong dan kaki turun diringga panggul dan lahir kemudian disusul dengan bagian badan atas dan
kepala.
Cara Douglas
Bahu masuk ke dalam rongga panggul, kemudian dilewati oleh bokong dan kaki sehingga bahu,bokong
dan kaki lahir, selanjutnya disusul oleh lahirnya kepala
h.
Pada multiparitas, pertolongan persalinan letak lintang tergantung dari beberapa faktor. Apabila riwayat
obstetrik baik dapat ditunggu hingga pembukaan lengkap, kemudian dilakukan versi ekstraksi atau
mengakhiri persalinan dengan SC.
i.
Persalinan dengan sc pada letak lintang di indikasikan , untuk menghindari resiko perinatal
(cuningham,1995 & hanifa 1992, Mochtar,1995)
III.
Bila hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir bisa dilahirkan pervaginam tetapi risiko
perdarahan tetap besar.
B. KELUHAN
Keluhan adanya plasenta previa yang biasanya muncul adalah pendarahan dari kemaluan yang tidak
terasa nyeri, darah berwarna merah segar, perut tidak tegang, tidak ada kontraksi, dan bila terjadi
perdarahan banyak dapat menimbulkan syok dan anemia. Pada pemeriksaan ditemukan adanya kelainan
letak janin, bagian terbawah (kepala atau bokong) tidak masuk panggul. Plasenta previa dipastikan
dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG) atau dilakukan pemeriksaan dalam di atas meja operasi
(PDMO).
C. PENANGANAN
Apabila plasenta previa menutupi jalan lahir baik total maupun sebagian maka tindakan bedah sesar
merupakan pilihan paling aman. Jika plasenta tidak menutupi mulut rahim (plasenta marginalis atau letak
rendah) maka persalinan pervaginam bisa dilakukan selama tidak ada perdarahan banyak saat persalinan.
Masalah yang sering terjadi adalah jika terjadi perdarahan saat janin belum cukup bulan (38 minggu)
maka tindakan persalinan dapat dilakukan jika terjadi perdarahan berulang dan banyak. Maka umumnya
dokter akan memberikan obat pematangan paru bagi janin. Apabila perdarahan berhenti maka dapat
dilakukan tindakan konservatif (persalinan ditunggu hingga janin cukup bulan).
IV.
1.
2.
1)
Diagnosa kebidanan
2)
Masalah
3)
Kebutuhan
c.
f.
KEWENANGAN BIDAN
Bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan hukum perundang-undangan dan hukum yang
berlaku dengan tenaga kesehatan, yaitu klien sebagai penerima jasa kesehatan mempunyai dasar hukum
dan merupakan peraturan pemerintah, yang berarti sama-sama mempunyai hak dan kewajiban. Sehingga
penyimpangan terhadap hukum dapat dihindarkan (IBI, 2004).
Peran
bidan
sesuai
dengan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010, BAB III tentang penyelenggaraan praktik pada pasal 9 Bidan dalam
menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi: pelayanan kesehatan ibu,
pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Pada pasal 10 Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang
berhubungan dengan kasus yanga diambil bidan berwenang untuk penanganan kegawat-daruratan,
dilanjutkan dengan perujukan, pemberian tablet Fe pada ibu hamil, penyuluhan dan konseling.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA Ny. S GII PI A0
UMUR KEHAMILAN 30 MINGGU DENGAN LETAK LINTANG
DISERTAI PLASENTA LETAK RENDAH
DI BPS SRI SULARMI KEDAWUNG
No Register
:-
Tgl masuk
I.
: 24-07-2012
PENGKAJIAN
Tanggal: 24-07-2012
A.
DATA SUBYEKTIF
BIODATA
Nama
IBU
: Ny. S
SUAMI
: Tn. S
Umur
: 30 tahun
: 30 tahun
Agama
: Islam
: Islam
Pendidikan
: SMP
: SD
Pekerjaan/penghasilan
: Swasta
: Swasta
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
: Jawa/Indonesia
Alamat
No.telp/ Hp
:-
:-
2. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 12 th
e. Banyaknya
b. Siklus
: 28 hari, teratur
f. Dismenorhae : tidak
c. Lama
: 5 hari
3. Riwayat Perkawinan
a. Kawin
: 1 kali.
: 9 th.
: 3xganti pembalut
, Sifat : -
4. Riwayat Kesehatan
a.
b.
c.
Persalinan
Periksa
Oleh
di
BPS
Kompli
-kasi
Bida
n
CPD
Tgl
Lahir
22-11-
Umur
Nifas
Jenis
Keham
Persali-
i-lan
nan
Aterm
2004
SC
Peno
-long
Dr.S
pOG
Jenis
Kela-
BB Lahir
Hidu Mati
p
Kom
tasi
plika
Lanc
si
Tidak
ar
ada
3400
gram
b. Riwayat ANC
Lak-
min
komplikasi
Ibu
Bayi
UK : 30 minggu
TM I
: 1 kali
TM II : 7 kali
TM III : 1 kali
c. Keluhan :
- TM I
- TM II
- TM III
d. Imunisasi TT
: 2 kali
Oleh
Bidan
Bidan
Kebiasaan :
Minum jamu
Merokok
Minum-minuman keras
Obat - obat terlarang : Ibu mengatakan tidak menggunakan obat terlarang dan selama kehamilan tidak
pernah mengkosumsi obat-obatan yang di jual bebas di warung.
j.
Persiapan persalinan :
Tempat
Penolong
: dokter Sp.OG
Pendamping
: Suami
Transportasi
Donor darah
: PMI
Sumber Dana
: Jampersal
7. Riwayat KB
Tabel 3.3 : Riwayat KB ibu
No
Jenis
Kontrasepsi
Suntik 3 bulan
Mulai memakai
Tanggal/
Oleh
Keluhan
Alasan
Tahun
2004
Tidak ada
Tahun
2011
Ingin
Bidan
Sendiri
mempunyai
anak
Sumber : data subyektif anamnesa ibu
8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Tabel 3.4 : Pola kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan
Nutrisi :
Sebelum hamil
Selama hamil
Keluhan
Makan
3xsehari (nasi,lauk,sayur)
3xsehari (nasi,lauk,sayur)
Tidak ada
Minum
Tidak ada
(air putih,teh)
(air putih,teh,susu)
Eliminasi :
BAK
3-4x sehari
5-6x sehari
(kuning jernih)
(kuning jernih)
1x sehari
1x sehari
(konsistensi lembek)
(konsistensi lembek)
Tidur siang
2 jam sehari
Tidak ada
Tidur malam
Aktifitas
7 jam sehari
Mengerjakan
8 jam sehari
pekerjaan Mengerjakan
Tidak ada
pekerjaan Tidak ada
BAB
Tidak ada
Tidak ada
Istirahat :
Personal Hygiene
rumah
rumah
Mandi 2x/hari
Mandi 2x/hari
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
9. Keadaan Psikologis
a.
b.
persalinanya nanti
c.
Harapan
b.
c.
d.
e.
Adat/Kebiasaan keluarga/masyarakat : ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada adat kebiasaan
tertentu.
11. Keagamaan : ibu mengatakan rajin mengerjakan sholat 5 waktu
12. Lingkungan : Ibu mengatakan lingkungan tempat tinggalnya bersih, saat ini ibu tinggal dengan
suami dan anak di rumahnya sendiri, area rumah cukup luas, kegiatan MCK di jamban pribadi
dan rumah berada jauh dari area pabrik serta jalan raya. Selain itu ibu tidak mempunyai hewa
peliharaan dan hewan ternak.
B.
DATA OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
b. Tanda Vital :
c. TB
TD
: 110/80 mm Hg
Nadi
: 80 kali/menit
Pernafasan
: 24 kali/menit
Suhu
: 36,4 0C
: 150 cm
LILA : 25 cm
2.
Pemeriksaan fisik :
a.
Inspeksi
mata.
: bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan dan benjolan abnormal
: bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis, gigi tidak caries, gusi tidak berdarah
- Telinga
: tidak terlihat pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis dan kelenjar limfe
Dada
dan papilla tidak berkerak, kolostrum belum kelur, kulit payudara halus
Abdomen
- Bekas luka
- Striae gravidarum
Genetalia
- tanda chadwich
: tidak dilakukan
menonjol, areola
- varices
- bekas luka
b.
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
- kelenjar bartholini
: tidak dilakukan
- Pengeluaran
: tidak dilakukan
Palpasi
Muka
Leher
: tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena jugularis.
Payudara
Abdomen
Tidak ada pembesaran hepar/limfe, kandung kemih tidak penuh.
Palpasi Leopold
: TFU 20 cm, teraba bagian kecil-kecil janin(ekstremitas)
II
: Bagian kanan perut ibu teraba bagian keras janin (kepala janin) dan bagian kiri perut ibu teraba bagian
bulat,lunak,tidak melenting (bokong janin)
III
: tidak dilakukan
Osborn tes
: tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc Donal: 20 cm
Ekstremitas
- Tangan
- Kaki
Genetalia
c. Auscultasi
Paru Paru
Dada
: pernapasan teratur (suara napas vesikuler), tidak ada ronkhi dan wheezing
- Jantung
Abdomen
- Djj
: tidak dilakukan
b. Disansia kristarum
: tidak dilakukan
c. Boundelogue
: tidak dilakukan
d. Lingkar Panggul
: tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Penunjang/Lab
a.
Protein urine
: tidak dilakukan
b.
Urine Reduksi
: tidak dilakukan
c.
Hb
: tidak dilakukan
d.
Lain-lain
1.
Janin
a.
Letak : melintang
b.
Punggung : bawah
c.
Presentasi : lintang
2.
Placenta
a.
b.
Derajat maturasi : II
3. Air ketuban
a.
Normal
4.
Biometri janin
a.
BPD : 73,2 mm
b. AC : 249,0 mm
c.
FL : 53,1 mm
d. EFBW : 1308 gr
5.
Kesimpulan
Plasenta letak rendah di belakang dengan letak lintang
6.
Saran
a.
Diet TKTP
b.
II.
24-07-2012
1. Diagnosa :
Ny. S, umur 30 tahun, G2P1A0, umur kehamilan 30 minggu, janin tunggal, hidup intra uterin, letak
lintang, dengan plasenta letak rendah.
Dasar
Subyektif :
-
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan keduanya dan belum pernah mengalami keguguran
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital :
TD
: 110/80 mm Hg
Nadi
: 80 kali/menit
Pernafasan
: 24 kali/menit
Suhu
: 36,4 0C
TB
BB
: 150 cm
: sebelum hami l53 kg
LILA : 25 cm
-
Palpasi Leopold
eopold I
eopold II
: Bagian kanan perut ibu teraba bagian keras janin (kepala janin) dan bagian kiri perut ibu teraba bagian
bulat,lunak,tidak melenting (bokong janin)
opold III
opold IV
: tidak dilakukan
-
DJJ
Lain-lain
1.
: 140 x/menit
: USG tanggal 23 Juli 2012
Janin
a.
Letak : melintang
b.
Punggung : bawah
c.
Presentasi : lintang
a.
b.
Derajat maturasi : II
3.
a.
Air ketuban
Normal
4.
Biometri janin
a.
BPD : 73,2 mm
b. AC : 249,0 mm
c.
FL : 53,1 mm
d. EFBW : 1308 gr
5.
Kesimpulan
Plasenta letak rendah di belakang dengan letak lintang
2. Masalah :
Nyeri pinggang
Subyektif
Ibu mengatakan pinggangnya terasa nyeri dan saat ini ibu juga merasa cemas atas kehamilanya dan
menghadap proses persalinanya nanti
Obyektif
Pertumbuhan janin
3. Kebutuhan :
Pemberian KIE perubahan fisiologi kehamilan dan dukungan serta motivasi pada ibu dalam menghadapi
kehamilan dan proses persalinanya,
2.
24-07-2012
Diagnosa potensial :
Perdarahan
Dasar :
3.
Tindakan antisipasi :
Persalinan SC
24-07-2012
PERENCANAAN
Tanggal : 24-07-2012
1.
Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu mengenai keadaan ibu dan bayinya.
2.
3.
Beri KIE mengenai perubahan fisiologi kehamilan yang berhubungan dengan keluhan nyeri piggang.
4.
Beri informasi pada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan trimester III
5.
Beri informasi pada ibu mengenai pengatuan pola nutrisi dan prinsip diet TKTP
6.
7.
8.
Beri motivasi pada ibu untuk menjaga kehamilan dan dalam menghadapi persalinannya.
9.
10.
Anjurkan pada ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan
11.
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 24 Juli 2012 Jam : 12.40 WIB
1.
-
36,4
C,
umur
: 150 cm, berat badan saat hamil/ sekarang 58kg, LILA : 25 cm, djj:
140x/menit.
-
Palpasi Leopold
eopold I
eopold II
: Bagian kanan perut ibu teraba bagian keras janin (kepala janin) dan bagian kiri perut ibu teraba bagian
bulat,lunak,tidak melenting (bokong janin)
opold III
Memberi konseling pada ibu mengenai kehamilan letak lintang yaitu suatu keadaan dimana janin
melintang di dalam rahim ibu dengan kepala pada sisi samping bagian perut ibu yang satu sedangkan
bokong berada pada sisi yang lain. Sehingga bagian terendah janin bukanlah kepala, melainkan punggung
janin. Faktor lain yang mendukung terjadinya letak lintang adalah plasenta previa atau plasenta(ar-ari)
berada di bawah dan menutupi jalan lahir, selain itu juga ada beberapa faktor yang mendukung terjadinya
letak lintang yaitu: kehamilan ganda, polihidramnion (kelebihan air ketuban), atau juga karena
pengkerutan pelvis. Dengan posisi yang sedemikian ini akan mempersulit terjadinya penurunan.
3.
Beri KIE pada ibu mengenai perubahan fisiologi kehamilan yang berhubungan dengan nyeri pinggang,
yaitu diakibatkan karena pertumbuhan janin dalam kandungan ibu yang menekan tulang panggul ibu,
sehingga ibu merasakan nyeri. Cara menyigkapinya ibu bisa menuranginya dengan tidur posisi miring
dan jangan berdiri terlalu lama karena bsa lebih menambah beban yang di tumpu oleh tulang panggul ibu.
4.
Memberi informasi pada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan trimester III, yakni meliputi : perdarahan
pervaginam, sakit kepala hebat yang menetap,tidak hilang dengan istirahat,bengkak pada muka dan
ekstremitas (tangan dan kaki), nyeri abdomen yang hebat, pergerakan janin kurang dari 10 kali dalam 24
jam. Jika ibu mendapati salah satu diantara tanda bahaya tersebut dianjurkan untuk segera mendatangi
tenaga kesehatan terdekat.
5.
Memberi informasi pada ibu mengeni pengaturan pola nutrisinya yaitu menerapkan diet tinggi kalori
dan tinggi protein. Syarat diet ini adalah tinggi kalori, tinggi protein, cukup vitamin dan mineral, serta
mudah dicerna. Untuk memudahkan, penambahan konsumsi kalori dan protein dilakukan dengan
memberikan penambahan lauk dan susu. Sumber protein hewani yang baik diberikan adalah ayam,
daging, hati, telur, susu, dan keju, sedangkan sumber protein nabati adalah kacang-kacangan dan hasilnya,
seperti tahu, tempe, dan oncom. Makanan yang terlalu manis dan gurih yang dapat mengurangi nafsu
makan, seperti gula-gula, dodol, cake, tarcis dan sebagainya, adalah bahan makanan yang dihindarkan.
6.
7.
Memberi informasi pada ibu untuk mempersiapkan keperluan selama persalinan, meliputi : pendamping
selama persalinan, pengambil keputusan, transportasi, donor darah, sumber dana serta keperluan ibu dan
bayi.
8.
Memberikan motivasi pada ibu untuk menjaga kehamilannya dan memersiapkan psikologi ibu dalam
menghadapi proses persalinan. Berdasarkan hasil pemeriksaan USG pada tanggal 23 juli 2012 didapatkan
hasil bahwa janin dalam posisi melintang dengan plasenta letak rendah, selain itu ibu juga memiliki
riwayat seksio cesaria atas indikasi panggul sempit pada persalinan sebelumnya sehingga satu-satunya
tindakan yang memiliki resiko terkecil untuk menyelamatkan ibu dan bayi adalah dengan tindakan seksio
cesaria pada usia kehamilan 38 minggu. Meyakinkan pada ibu bahwa tenaga kesehatan akan memberikan
pelayanan dan tindakan yang terbaik bagi ibu.
9.
Memberikan terapi pada ibu : tablet Fe dan Rujukan ke dokter Sp.Og bila terjadi kegawatdaruratan
sewaktu-waktu.
10.
Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan sebelum
jadwal seksio cesaria.
11.
VII.
1.
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya, bahwa keadaan ibu janinnya sehat.
2.
3.
Ibu sudah mengetahui tanda-tanda bahaya terimester III dan ibu bersedia untuk datang ke tenaga
kesehatan apabila ditemukan tanda bahaya tersebut.
4.
Ibu sudah mengetahui tentang prinsip diet TKTP dan bersedia untuk mengatur pola nutrisinya.
5.
6.
7.
Ibu sudah tampak tenang dan yakin bahwa seksio cesaria adalah tindakan yang paling tepat untuk
menyelamatkan ibu dan janinnya.
8.
Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan sebelum jadwal
seksio cesaria.
9.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. KESENJANGAN
Tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan pratik saat pelaksanaan tindakan pemeriksaan ANC pada
ibu hamil. Semua point penting dalam pelaksanaan tindakan dilakukan secara sistematis.
B. PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan pemeriksaan ANC, tindakan penanganan dan pemeriksaan sudah dilakukan, meliputi:
a.
b.
Pemeriksaan subyektif
Identitas ibu
c.
Pemeriksaan obyktif
Pengukuran TFU
Palpasi leopold
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kehamilan adalah proses pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi
dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010)
Letak lintang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus dengan sumbu
memanjang janin. Ini lebih sering terjadi pada multipara dibanding primigravida oleh karena kelemahan
otot-otot uterus dan abdomen. Faktor-faktor etiologis lain meliputi plasenta previa, tumor yang
menyebabkan obstruksi, kehamilan ganda, anomal janin,hydramnion,prematuritas, disproporsi kepala
panggung, kelainan-kelainan uterus sepeti uterus subseptus, uterus arcuatus dan uterus bicornis, dan
panggung sempit.
Placenta letak rendah (Low Lying Placenta) adalah tepi plasenta berada 3 4 cm diatas pinggir
pembukaan. Persalinan dengan sc pada letak lintang di indikasikan , untuk menghindari resiko perinatal.
Menurut Browne, klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui
pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, yaitu:
Plasenta Previa Marginalis (menutupi jalan lahir hanya bagian tepi plasenta)
B. SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan saran antara lain :
1.
Bagi bidan
Bidan sebaiknya mampu mendeteksi secara dini kasus kehamilan letak lintang yang terjadi pada
ibu hamil dengan melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi pelaksana seorang bidan,
pemeriksaan lepold tiap kali melakukan pemeriksaan sehingga dapat diketahui lebih dini adanya kelainan
pada ibu
2.
Sebaiknya ibu hamil secara rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan agar
diketahui lebih dini bila ada tanda-tanda bahaya terhadap kehamilan dan janin serta melakukan
pemeriksaan USG guna mengetahui keadaan janin dalam kandunganya lebih jelas.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Harry Oxorn William R. Forte. 2010. Ilmu kebidanan patologi & fisiologi persalinan human labor and
birth .Yayasan Essentia Medica: Yogyakarta
Helen Varney. 2002. Buku Saku Bidan. EGC:Jakarta
Sarwono prawirohardjo.2006.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta
http://books.google.co.id/books?id=SsWCb5msUMC&pg=PA576&lpg=PA576&dq=kehamilan+patologi&source=bl&ots=naRqqo8mXb&sig=RuvYkqc
Dy_9Dh9fqvQAggQlXj80&hl=en&sa=X&ei=gEsSUJTsE43prQeL5IDYCA&ved=0CEQQ6AEwBA#v=
onepage&q=kehamilan%20patologi&f=false
http://innanoorinayati.blogspot.com/2011/12/asuhan-kehamilan-dengan-letak-lintang.html
http://stasiunbidan.blogspot.com/2009/05/askeb-kepada-ibu-hamil-dengan-plasenta.html tanggal 27 juli
2012 jam 16.56
http://vanillanice.blogspot.com/2011/06/plasenta-previa-penyebab-perdarahan.html jam 17.00