Anda di halaman 1dari 30

KASUS 7 LANGKAH VARNEY & SOAP

IBU HAMIL TRIMESTER III

Dosen Pembimbing :

Elvi Destariyani, SST, M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5

Annisa Dwi N

Kharinda Anjelly F

Lovia Angraini

PRODI DIV KEBIDANAN TINGKAT I

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan nikmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Asuhan Kebidanan yang berjudul : “Issue Etik dan Moral
dalam Pelayanan Kebidanan” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ini bersumber dari semua data yang kami peroleh baik dari media
cetak, media elektronik, serta bimbingan dari dosen mata kuliah. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terimakasih kepada Bunda Elvi Destariyani, SST, M.Kes selaku dosen mata kuliah
Asuhan Kebidanan 1, rekan-rekan prodi DIV Kebidanan tingkat 1 Poltekkes Kemenkes
Bengkulu, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik
dari segi isi maupun penulisannya. Dalam hal ini kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak dalam menyusun makalah ini sehingga dapat menjadi makalah
yang baik dan bermanfaat bagi kita semua, terutaman mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

Bengkulu, Mei 2018

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................

B. Tujuan Penulisan .................................................................................. ......

C. Manfaat Penulisan.......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Kehamilan..................................................................................

1.2 Kehamilan Letak Lintang .........................................................

1.3 Tinjauan Kasus

A. Pengkajian

B. Interprtasi Data

C. Identifikasi Diagnosa Potensial

D. Identifikasi kebutuhan Segera

E. Intervensi

F. Implementasi

G. Evaluasi

BAB III PENUTUP .............................................................................................

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses yang dimulai sejak pembuahan sampai dengan lahirnya hasil
pembuahan. Kehamilan mempengaruhi tubuh ibu secara keseluruhan dengan menimbulkan perubahan
fisiologi yang pada hakekatnya terjadi di seluruh sistem organ (Kusmiyati dkk, 2009).

Salah satu perubahan yang terjadi yaitu perubahan sirkulasi darah ibu, termasuk di dalamnya perubahan
pada sel darah.Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi pertumbuhan janin
dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah merah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah
sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010).

World Health Organization (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap
tahun saat hamil atau bersalin.Di Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007, angka kematian ibu masih cukup tinggi, yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup.Prioritas penyebab
langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), abortus (5%) dan partus
lama (5%).Perdarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu, anemia dan kekurangan
energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi (Profil
Kesehatan Indonesia, 2010).

Angka kematian ibu (AKI) provinsi Jawa Tengah tahun 2010 adalah 104 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian ibu tersebut disebabkan karena perdarahan ( 19,65 % ), infeksi ( 5,51% ), eklampsia
( 31,02 % ), lain – lain (38,61 % ) (Mardiatmo, 2010 ). Angka kematian ibu (AKI) di Surakarta pada tahun
2009 adalah 153,82 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun 2008
49,01 per 100.000 kelahiran hidup .

Sedangkan target Millenium Development Goal’s (MDG’s) salah satunya adalah mengurangi angka
kematian ibu (AKI) di seluruh dunia sebesar 75% dari tahun 1900 ke 2015. Sebagai gambaran pada tahun
1990 AKI di Indonesia masih sekitar 408/100.000 kelahiran hidup, sesuai target MDG’s di tahun 2015
akan menjadi 102/100.000 kelahiran hidup. Di sisi lain berdasarkan analisis trend penurunan AKI periode
1900 – 2015 ternyata diperkirakan hanya akan mencapai 52-55% sehingga kemungkinan besar target
MDG’s tentang AKI di Indonesia sulit tercapai (Bapenas, 2007). Penyebab tidak langsung kesakitan dan
kematian ibu adalah kejadian anemia pada ibu hamil sekitar 51% dan pada ibu nifas 45% (Depkes,2003).

Letak lintang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus dengan sumbu
memanjang janin. Insidensi letak lintang adalah sekitar 1:500. Keadaan ini merupakan malposisi yang
gawat dan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Letak lintang merupakan suatu kondisi berbahaya dan
memiliki resiko tinggi bagi ibu dan janin karena dapat menyebabkan persalinan macet ( Harry Oxorn
William R. Forte. 2010).
B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan patologi pada Ny. A umur 23 tahun G2 P1
A0 usia kehamilan 29 minggu dengan kehamilan letak lintang dengan manajemen 7 langkah Varney
secara komprehensif.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data dasar subyektif dan obyektif pada asuhan
kebidanan Ny. A umur 23 tahun G2 P1 A0 usia kehamilan 29 minggu dengan letak lintang di Puskesmas
Ngaliyan.

b. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data pada asuhan kebidann Ny. A umur 23 tahun G2
P1 A0 usia kehamilan 29 minggu dengan letak lintang di Puskesmas Ngaliyan.

c. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa potensial pada asuhan kebidanan sesuai dengan 7
langkah Varney.

d. Mahasiswa mampu menentukan tindakan segera pada asuhan kebidanan Ny. A umur 23 tahun G2
P1 A0 usia kehamilan 29 minggu dengan letak lintang di Puskesmas Ngaliyan sesuai dengan 7 langkah
Varney.

e. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan segera pada asuhan kebidanan Ny. A umur 23 tahun
G2 P1 A0usia kehamilan 29 minggu dengan letak lintang di Puskesmas Ngalian sesuai dengan 7 langkah
Varney.

f. Mahasiswa mampu menentukan evaluasi pada asuhan kebidanan Ny. A umur 23 tahun G2 P1 A0
usia kehamilan 29 minggu dengan letak lintang di Puskesmas Ngaliyan sesuai dengan 7 langkah Varney.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi masyarakat khususnya ibu hamil

Dapat digunakan sebagai landasan akan pentingnya Antenatal Care selama kehamilan terutama
berkaitan dengan letak dan posisi janin sehingga dapat diketahui lebih dini adanya kelainan dan tindakan
antisipasi.
2. Bagi penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai asuhan kebidanan padaibu hamil dengan letak
lintang.

BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Kehamilan

A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi
migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).

Kehamilan merupakan proses yang alamiah (normal) dan bukan proses patoligis, tetapi kondisi normal
dapat menjadi patologi/abnormal. Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu
melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Kusmiyati dkk, 2009).

B. Diagnosa Kehamilan

1) Tanda tidak pasti hamil

2) Rahim membesar

3) Tanda hegar

Tanda hegar diketahui melalui pemerikasaan bimanual pada usia pada usia kehamilan 6-8 minggu. Pada
pemeriksaan ini akan didapatkan konsistensi rahim, terutama pada bagian isthmus uteri teraba lunak.

4) Tanda Chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan vulva.

5) Tanda piskacek, yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menojol jelas
kearah pembesaran tersebut.

6) Braxton hiks

Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan mudahberkontraksi.

7) Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat

8) Ballottement positif

Jika dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu dengan cara menggoyangkan-goyangkan salah satu sisi,
maka akan terasa “ pantulan” di sisi yang lain.

9) Tes urine kehamilan positif

Tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi pembuahan. Tujuan dari pemeriksaan ini
adalah mengetahui kadar hormone gonadotropin dalam urine (Sulistyawati, 2009).

C. Tanda-tanda kemungkinan hamil

1) Amenorea/ tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid)

2) Nausea (enek),anoreksia (tidak ada nafsu makan), emesis (muntah), dan hipersalivasi
(umor).

3) Pusing.
4) Miksi/sering buang air kecil.

5) Konstipasi.

6) Hiperpigmentasi: stiae, cloasma, linea nigra.

7) Varices.

8) Payudara menegang.

9) Perubahan perasaan.

10) Berat badan bertambah.

11) Perubahan berat badan. (Sulistyawati, 2009)

D. Tanda pasti hamil

1) Gerakan janin dalam rahim (primi 18 minggu, multi 16 minggu).

2) Denyut jantung janin (laenec 18-20 minggu, dopler 12 minggu) (Kusmiyati, 2009).

E. Perubahan anatomi dan fisiologis pada ibu hamil

1) Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh hormon estrogen dan
progesterone. Hipertropi (pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada) otot polos
uterus dan serabut-serabut kolagen yang menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen
sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Selain uterus bertambah besar uterus juga
mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi.Dinding otot menjadi kuat dan elastis, fundus serviks
mudah fleksi.Pada kehamilan 8 minggu uterus dan serviks melunak dan membesar sehingga fundus
menekan kandung kemih mengakibatkan wanita hamil sering berkemih. Pembesaran uterus di tiap-tiap
usia kehamilan, meliputi:

a. Kehamilan 8 minggu membesar sebesar telur bebek

b. Pada kehamilan 10-12 minggu sebesar telur angsa. Ismus hypertropi menjadi lebih
panjang dan lunak (tanda hegar). Pada saat itu fundus uteri telah dapat diraba dari luar di atas sympisis.

c. Kehamilan 16 minggu, uterus sebesar kepala bayi. Diluar fundus kira-kira terletak
pertengahan antara pusat dan simfisis. Ismus bagian sari corpus uteri.

d. Kehamilan 20 minggu, fundus terletak kira-kira 2 jari dibawah pusat sampai di pinggir
bawah pusat.

e. Kehamilan 24 minggu, fundus uteri tepat dipinggir atas pusat.


f. Kehamilan 28 minggu, terletak kira-kira 3 jari diatas pusat atau sepertiga jarak antara
pusat ke prosesus xipoideus (±25 cm)

g. Kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak pada pertengahan antara pusat dengan
prosesus xipoideus (± 27).

h. Kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prosesus xipoideus
(± 30).

i. Kehamilan 40 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari dibawah prosesus xipoideus.

Pada trimester terakhir ismus lebih nyata menjadi korpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah
rahim (SBR).Pada kehamilan tua karena kontraksi otot-otot bagian atas uterus, SBR menjadi lebar dan
tipis, tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis
batas itu dikenal sebagai lingkar retraksi fisiologik (Kusmiyati dkk, 2009).

2) Sirkulasi darah

Volume darah meningkat karena hidremia (pencairan darah) dan haemodilusi kurang lebih
25%.Haemodilusi mulai jelas meningkat pada kehamilan 16 minggu dan maksimal pada kehamilan 32
minggu sehingga cardiac output meningkat 30%. Hidremia perlu karena daerah yang divascularisasi lebih
luas (uterus, plasenta, pembuluh darah lebih besar, organ-organ lain lebih aktif).

Keuntungan hidraemia adalah darah lebih encer, tekanan perifer lebih kecil menjadi sehingga kerja
jantung tidak terlalu berat.Daerah yang divascularisasi menjadi lebih luas.Saat partus, sel darah merah,
Hb dan Fe (ferum) yang terbuang relative lebih sedikit.

Jumlah leukosit meningkat sampai 10.000/ml dan trombosit meningkat, hematrokit cenderung
menurun, eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi transport oksigen.Hb terlihat menurun,
walaupun sebenarnya lebih besar dibandingkan Hb orang yang tidak hamil karena haemodilusi.Setelah
partus terjadi haemokonsentrasi pada hari ke 3 sampai 5 postpartum (Kusmiyati dkk, 2009).

3) Volume Plasma

Volume plasma meningkat pada usia kehamilan 10 minggu dan terus meningkat secara perlahan dan
mencapai batas maksimum pada usia kehamilan 30-34 minggu. Perubahan rata-rata volume plasma ibu
berkisar antara 20-100 %. Volume plasma meningkat rata-rata 50% semantara massa RBC (Red Blood
Cell) meningkat hanya 18-30%, hematocrit menurun selama kehamilan yang normal. Hal ini disebut
anemia fisiologi dalam kehamilan (Pusdiknakes, 2003).

4) System gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit
atau konstipasi. Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya
kadar progesterone.

Wanita hamil sering mengalami rasa panas di dada (heartburn) dan sendawa, yang kemungkinan
terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di
kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
(Sulistyawati, 2009).

5) System metabolisme

Akibat pengaruh hormon estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan
morning sickness. Tonus otot traktus digestivus menurun akibat makanan dalam lambung lebih lama dan
apa yang dicerna lebih lama berada dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk resorbsi namun akan
menimbulkan obstipasi. (Winkjosastro, 2006).

6) System Pernapasan

Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan pembentukan hormone
progesterone menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya.Wanita hamil bernapas
lebih cepat dan dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya
(Sulistyawati, 2009).

7) Kenaikan berat badan

Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari mulai awal kehamilan sampai akhir
kehamilan adalah 11-12 kg (Kusmiyati dkk, 2009).

2.2. LETAK LINTANG

a. Pengertian

Letak lintang terjadi bila sumbu memanjang ibu membentuk sudut tegak lurus dengan sumbu
memanjang janin. Oleh karena itu seringkali bahu terletak diatas PAP, malposisi ini disebut juga
presentasi bahu.Bayi berada benar-benar melintang terhadap perut ibu atau miring dengan kapala atau
bonb ada di fossa iliaca.Umumnya bokong lebih tinggi dari kepala. Penunjuknya adalah scapula: tempat
kepala menentukan posisinya yaitu kiri atau kanan, sedangkan punggung menunjukkan kedudukan
anterior atau posterior. Jadi LScP berarti letak lintang, kepala di sebelah kiri ibu dan punggung janin di
belakang.Bagian yang benar-benar ada diatas PAP mungkin bahu, punggung, perut, dada atau sisi badan
janin. (Harry Oxorn William R. Forte. 2010)

b. INSIDENSI
Insidensi letak lintang adalah sekitar 1:500. Keadaan ini merupakan malposisi yang gawat dan tidak bisa
dibiarkan begitu saja.(Harry Oxorn William R. Forte. 2010)

c. ETIOLOGI

Setiap keadaan yang menghalangi masuknya kepala atau bokong dapat merupakan predisposisi letak
lintang.Kelainan ini lebih sering terjadi pada multipara dibanding primigravida oleh karena kelemahan
otot-otot uterus dan abdomen. Faktor-faktor etiologis lain meliputi plasenta previa, tumor yang
menyebabkan obstruksi, kehamilan ganda, anomal janin,hydramnion, prematuritas, disproporsi kepala
panggung, kelainan-kelainan uterus sepeti uterus subseptus, uterus arcuatus dan uterus bicornis, dan
panggung sempit. Sering kali tidak dapat ditemukan faktor etiologisnya dan dianggap malposisi terjadi
secara kebetulan.Ketika persalinan mulai kepala ada diluar segmen bawah rahim dan bahu didorong
masuk panggul.( Harry Oxorn William R. Forte. 2010)

d. PATOFISOLOGI

1) Relaksasi dinding abdomen pada perut yang menggantung menyebabkan uterus beralih ke depan,
sehingga menimbulkan defleksi sumbu memanjang bayi menjauhi sumbu jalan lahir, menyebabkan
terjadinya posisi obliq atau melintang.

2) Dalam persalinan terjadi dari posisi logitudinal semula dengan berpindahnya kepala atau bokong
ke salah satu fosa iliaka Diagnosis letak lintang. (Harry Oxorn William R. Forte. 2010)

e. PEMERIKSAAN ABDOMINAL

1. Terlihat abdomen tidak simetris

2. Sumbu memanjang janin melintang terhadap perut ibu

3. Fundus uteri lebih rendah dari yang dihadapkan sesuai dengan umur kehamilan. Dikatakan uterus
jongkok. Batas atasnya dekat pusat dan lebih lebar dari biasa

4. Di kutub atas dan bawah uterus tidak teraba kepala maupun bokong

5. Kepala dapat diraba di salah satu sisi ibu

6. Bokong teraba disisi lain. (Harry Oxorn William R. Forte. 2010)

f. DENYUT JANTUNG JANIN

Denyut jantung janin terdengar paling jelas dibawah pusat dan tidak mempunyai arti diagnostik dalam
penentuan letak.( Harry Oxorn William R. Forte. 2010)
g. PEMERIKSAAN VAGINAL

Yang paling penting adalah hasil negatif, tidak teraba kepala maupun bokong.Bagian terendah janin
tinggi diatas PAP.Kadang-kadang dapat diraba bahu, tangan, iga atau punggung anak. Oleh karena bagian
terendah tidak dengan baik menutup panggul mungkin ketuban menonjol kedalam vagina.( Harry Oxorn
William R. Forte. 2010)

h. PEMERIKSAAN SINAR-X

Pemeriksaan sinar-X berguna untuk memasukkan diagnosis dan untuk mengetahui adanya kelainan janin
atau panggul ibu. (Harry Oxorn William R. Forte. 2010)

i. PENGARUH LETAK LINTANG PADA PERSALINAN

1) Letak lintang merupakan suatu kondisi berbahaya dan memiliki resiko tinggi bagi ibu dan janin
karena dapat menyebabkan persalinan macet.

2) Ada kalanya janin yang pada permulaan persalinan dalam keadaan letak lintang, berputar sendiri
menjadi letak memanjang. Keadaan ini disebut versio spontanea. Hal ini mungkin terjadi bila ketuban
masih utuh.

3) Letak lintang menyebabkan persalinan macet dan untuk kejadian ini tidak ada mekanisme
persalinannya.

j. KOMPLIKASI

1. Pada maternal

a) Ruptur uteri dan traumatik uteri

b) Infeksi

c) Terdapatnya letak lintang kasep (Neglected Transverse Lie):

a) Yang berpotensi meningkatkan kematian pernatal, diketahui dengan :

1) Adanya ruptur uteri mengancam

2) Tangan yang di masukan kedalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul

3) Dengan narkosa dalam sulit merubah letak janin (Mochtar,1995)


b) Meningkatnya kematian maternal karena :

1) Letak lintang selalu disertai plasenta previa

2) Kemungkinan terjadi cedera tali pusat meningkat

3) Keharusan tindakan Operasi SC tidak bisa dihindari Sepsis setelah ketuban pecah atau
lengan menumbung melalui vagina.

2. Pada janin

Kematian janin akibat :

a. Prolaps funikuli

b. Aspiksia karena gangguan sirkulasi uteroplasental

c. Tekukan leher yang kuat (DS Bratakoesoema,2005 & Cuningham,1995)

k. TANDA DAN GEJALA

a. Dengan inspeksi biasanya abdomen melebar kesamping dan fundus uteri membentang sedikit
diatas umbilikus.

b. Ukuran tinggi fundus uterus lebih rendah tidak sesuai dengan umur kehamilan.

c. Pada palpasi :

1) Leopold 1 tidak ditemukan bagian bayi di daerah fundus uteri

2) Leopold 2 balotemen kepala teraba pada salah satu fosa iliaka dan bokong pada fosa
iliaka yang lain

3) Leopold 3 & 4 memberikan hasil negatif

d. Punggung mudah diketahui dengan palpasi, pada punggung anterior suatu dataran keras terletak
melintang dibagian depan perut ibu. Pada punggung posterior bagian kecil dapat ditemukan pada
tempat yang sama.

e. Bunyi jantung janin terdengar di sekitar umbilicus

f. Pada pemeriksaan dalam : Pada awal persalinan bagian presentasi akan sangat tinggi dan sangat
sulit untuk dijangkau.
g. Karena bagian presentasi yang buruk, selaput ketuban mungkin menggantung di vagina atau dapat
lebih cepat pecah.

h. Kelahiran stadium awal, bagian dada bayi dapat dikenali dengan adanya rasa bergigi tulang rusuk
diatas pintu atas panggul

i. Kelahiran stadiun pertengahan, skapula dan kavikula pada sisi thoraks yang lain akan dapat
dibedakan. Posisi aksila menunjukan sisi tubuh ibu tempat bahu bayi menghadap.Punggung dapat
ditentukan dengan terabanya skapula dan ruas tulang belakang, sedangkan dada dengan teraba
klavikula.

j. Kehahiran stadium lanjut, bahu masuk serta terjepit dalam rongga panggul dan salah satu tangan
atau lengan sering menumbung ke dalam vagina dan lewat vulva. Pada beberapa kasus lengan dapat
prolaps dan pemeriksa dapat membedakannya dengan kaki

Ø Sikut lebih tajam daripada lutut

Ø Jari tangan lebih panjang daripada jari kaki

Ø Jari tangan tidak memiliki panjang yang sama

Ø Tangan tidak memiliki batas sudut terhadap lengan

Ø Ibu jari dapat disembunyikan ke dalam

Ø Kepalan tangan dapat tertutup

Ø Lutut mempunyai patela

k. Pada pemeriksaan USG didapatkan letak lintang ( Hanifa,1992& Cuningham,1995 & Mochrar,1995)

l. PENATALAKSANAAN

1. Pada kehamilan:

a. Deteksi dini oleh bidan

· Konfirmasi umur kehamilan

· Pemeriksaan luar

· Mengenali faktor resiko

· Diagnosis

· Konseling
· Rujukan (MNH,2002 )

b. Penanganan pada kehamilan dilakukan oleh ginekolog

· Versi luar

Menurut Phelan (1986) versi luar efektif dilakukan pada usia kehamilan setelah 39 minggu karena
tingginya perubahan spontan ke letak logitudinal . untuk menghindari perubahan ke posisi awal
dilakukan pemasangan korset untuk fiksasi (Hanifa,1992)`

· Pemanatauan letak dan keadaan janin melalui ANC.

· Memasuki persalinan dianjurkan untuk masuk rumah sakit lebih dini agar dapat ditentukan diagnosa
dan panatalaksanaan

2. Pada Persalinan

a. Deteksi dini oleh bidan

b. Konfirmasi umur kehamilan:

1) Pemeriksaan luar

2) Mengenali faktor resiko

3) Melakukan pemeriksaan dalam

4) Diagnosis

5) Konseling

c. Rujukan Persiapan persalinan

1) Pemantau persalinan dengan partograf

2) Pemantauan kondisi kelainan janin

3) Pemberian cairan infus dan pemeriksaan laboratorium

4) Pemantau DJJ dan his secara elektronis

5) Dukungan mental pada ibu

6) Persiapan tenaga dan alat untuk mengantisifasi terjadi kegawatdaruratan

d. Persalinan dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi dan kegawat daruratan
neonatal, dilakukan oleh ginekolog kolaborasi dengan pediatrik

e. Versi luar masih mungkin dilakukan pada pasien inpartu , dengan syarat :
1) Pembukaan < 4 cm

2) Ketuban masih utuh

f. Pada primigravida apabila versi luar tidak berhasil pertimbangkan untuk segera dilakukan
SC :

1) Bahu tidak dapat melakuan dilatasi pada servik dengan baik, sehingga pada
primigravida kala 1 menjadi lama dan pembukaan serviks sukar menjadi lengkap

2) Tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intra uterin sewaktu his maka
lebih sering terjadi ketuban pecah sebelum pembukaan sempurna dan dapat mengekibatkan prolaps
funikuli

3) Pada primi versi ekstraksi sukar dilakukan

g. Pada janin kecil dan sudah mati adan menjadi lembek persalinan dapat terjadi spontan,
dengan cara :

1) Cara Denman

Bahu tertahan pada simpisis dan dengan fleksi kuat dibagian bawah tulang belakang, badan bagian
bawah, bokong dan kaki turun diringga panggul dan lahir kemudian disusul dengan bagian badan atas
dan kepala.

2) Cara Douglas

Bahu masuk ke dalam rongga panggul, kemudian dilewati oleh bokong dan kaki sehingga bahu,bokong
dan kaki lahir, selanjutnya disusul oleh lahirnya kepala

h. Pada multiparitas, pertolongan persalinan letak lintang tergantung dari beberapa faktor. Apabila
riwayat obstetrik baik dapat ditunggu hingga pembukaan lengkap, kemudian dilakukan versi ekstraksi
atau mengakhiri persalinan dengan SC.

i. Persalinan dengan sc pada letak lintang di indikasikan , untuk menghindari resiko perinatal
(cuningham,1995 & hanifa 1992, Mochtar,1995)
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA NY. A

UMUR 23 TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 29 MINGGU

DENGAN KEHAMILAN LETAK LINTANG

DI PUSKESMAS NGALIYAN

I. PENGKAJIAN

Dilaksanakan pada :

Hari / tanggal : Rabu, 29 April 2015

Jam : 10.00 WIB


A. Data Subyektif

1. Biodata

1.1 Biodata Pasien

Nama : Ny. A

Umur : 23 Tahun

Agama : Islam

Suku / bangsa : Jawa/ Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Bringin 7/4 Semarang

1.2 Biodata suami

Nama : Tn. S

Umur : 26 Tahun

Agama : Islam

Suku / bangsa : Jawa/ Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Bringin 7/4 Semarang

2. Keluhan utama dan alasan datang

2.1 Keluhan utama: Ibu mengatakan selama ini tidak ada keluhan.

2.2 Alasan datang: Ibu datang ke puskesmas untuk melakukan periksa rutin kehamilannya.

3. Riwayat Kesehatan
3.1 Riwayat kesehatan dahulu

Ibu mengatakan dahulu tidak pernah menderita :

- Penyakit Menular seperti : Hepatitis, AIDS, TBC dll

- Penyakit Keturunan seperti : DM,Tekanan darah tinggi, Jantung dll

3.2 Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan saat ini tidak sedangmenderita :

- Penyakit Menular seperti : Hepatitis, AIDS, TBC dll

- Penyakit Keturunan seperti :DM,Tekanan darah tinggi, Jantung dll

3.3 Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan didalam keluarga ada yang menderita :

- Penyakit Keturunan seperti : Tekanan darah tinggi

- Riwayat Kembar : ada

- Kecacatan : tidak ada

4. Riwayat Perkawinan

- Menikah usia : 19 tahun

- Menikah : 1 kali

- Lama menikah : 5 tahun

5. Riwayat Obstetri

5.1 Riwayat Menstruasi

· Menarche : 13 tahun

· Siklus / lama : 28 hari / 6 hari

· perdarahan : 3x ganti pembalut/hari


· Konsistensi : cair

· Bau : khas

· Warna : merah

· Dysmenorrhea : tidak

· Flour albus : tidak

· HPHT : 05 oktober 2014

5.2 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Hamil Ke. : 1

Tahun : 2011

Lahir : Spontan

Tempat : Bpm

Jenis Kelamin : Perempuan

BB : 3100

Nifas : Baik

Kedaaan Sekarang : Sehat

5.3 Riwayat Kehamilan sekarang

· Ibu mengatakan hamil yang ke dua umur kehamilan 7 bulan

· HPHT : 05 Oktober 2014 (HPL : 12 Juli 2015)

· Periksa hamil : 6 x periksa

Mendapat terapi: Tablet Fe (30 butir 1x1 malam / hari)

Asam Folat (15 butir 1x1 pagi / hari)

Kalk (15 butir 1x1 pagi / hari)

· Ibu mengatakan mendapat penyuluhan tentang penambah darah dan ajaran tentang posisi
knicess (posisi sujud) .

· Imunisasi TT :

TT I kehamilan : usia 1 bulan


TT II kehamilan : usia 3 bulan

· Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan buruk seperti minum jamu, merokok maupun obat –
obatan tertentu .

· Ibu mengatakan berat badan sebelum hamil 57 kg

· Ibu mengatakan mulai terasa gerakan janin usia kehamilan 4 bulan.

· Ibu berencana melahirkan di Puskesmas.

6. Riwayat Keluarga Berencana

6.1. Ibu mengatakan pernah menggunakan KB

6.2. Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan

6.3. Ibu mengatakan menggunakan KB suntik selama 1 tahun

6.4. Ibu mengatakan berhenti KB karena ingin mempunyai anak lagi

6.5. Ibu mengatakan rencana yang akan datang ingin menggunakan KB suntik 3 bulan

6.6. Alasan ibu ingin menggunakan suntik KB karena ibu takut menggunakan KB IUD, implant dan tidak
ingin menggunakan KB pil takut lupa minum.

7. Pola Pemenuhan Kebutuhan sehari – hari

Pola :

1. Nutrisi

Sebelumhamil :

Makan 3x/hari, porsi ½ piring menu nasi,sayur,lauk

Minum 7gelas/hari air putih,teh manis

Selama hamil :

Makan 3x/hariporsi ½ piring menu nasi,sayur, lauk

Minum 8 gelas/hari air putih, susuibuhamil

2. Eliminasi
Sebelumhamil :

BAB 1x, lembek, baukhas, warnakuning.

BAK 6x/haribaukhaswarnakuning.

Selama hamil :

BAB 1x, kerasbaukhaswarnakecoklatan

BAK 6x/haribaukhaswarnakuning

3. Aktifitas

Sebelumhamil :

Ibu melakukan pekerjaan rumah sendiri

Selama hamil :

Ibumelakukan pekerjaan rumah dibantu suami

4. Istirahat

Sebelumhamil :

Tidur siang 2 jam

Tidurmalam 8 jam

Selama hamil :

Tidur siang 1 jam

Tidurmalam 8 jam

5. Personal Hygiene

Sebelumhamil :

Ibu mandi 2 kali/hari Gosok gigi 3 kali/hari Ganti baju 2 kali/hari

Selama hamil :

Ibu mandi 2 kali/hari Gosok gigi 3 kali/hari Ganti baju 2 kali/hari

6. HubunganSeksual

Sebelumhamil :
Ibuberhubungandengansuami 2 kali/minggu

Selama hamil :

Ibuberhubungandengansuami 1 minggusekali

8. Psikososiospiritual

8.1 Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya dan sedikit cemas karena posisi janinnya belum
mapan

8.2 Ibu mengatakan bahwa keluarga dan suami sangat mendukung kehamilannya

8.3 Ibu mengatakan taat beribadah sholat 5 waktu

8.4 Ibu mengatakan pengambilan keputusan di dalam keluarga adalah suami

8.5 Ibu mengatakan bahwa pemecahan masalah dilakukan dengan jalan musyawarah

8.6 Ibu mengatakan tinggal dengan suami dan keluarga ibu

8.7 Ibu mengatakan tidak mempunyai binatang peliharaan apapun

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

1.1 Keadaan Umum : Baik

1.2 Tingkat kesadaran : Composmentis

1.3 Antropometri :

Berat badan sebelum hamil: 57 kg

Berat badan hamil : 63 kg

Tinggi Badan : 156 cm

LILA : 24 cm

1.4 Tanda – tanda vital :


Tekanan darah : 100/70 mmHg

Suhu : 36,5 º C

Nadi : 87 kali / menit

RR : 20 kali / menit

2. Status Present

· Kepala : mesochepal

· Rambut : Hitam, lurus, bersih, tidak rontok

· Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret.

· Hidung : Simetris,bersih, tidak ada polip

· Mulut : Simetris, bibir tidak kering, tidak ada caries gigi, pada

rongga mulut bersih

· Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada OMA

· Muka : Simetris, tidak oedema, tidak pucat, tidak ada jerawat

· Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

· Dada : Simetris, pernafasan teratur

· Mammae : Tidak ada benjolan yang bersifat pathologis,tidak

ada retraksi/dimpling

· Perut : Tidak ada bekas operasi,Tidak ada nyeri tekan

pada gaster & hepar

· Genetalia : Bersih, tidak ada tanda-tanda PMS

· Ekstremitas atas & bawah : Simetris, kuku bersih, tidak ada varises, pergerakan aktif.

· Kulit : Warna sawo matang,turgor baik

· Tulang belakang : Tidak skoliosis, tidak kiposis, tidak lordosis

· Anus : Tidakada hemoroid

3. Status Obstetri
3.1 Inspeksi

· Muka : Simeris, tidak ada cloasma gravidarum

· Mammae : Areola mammae menghitam, kelenjar Montgomery

terlihat,papila mammae menonjol, colostrum belum keluar

· Perut : Pembesaran perut sesuai umur kehamilan (membuncit kesamping),terlihat

linea alba, linea nigra, striae gravidarum

· Genetalia : Tidak ada flour albus, lendir/cairan lain, tidak ada

luka bekas episiotomi

3.2 Palpasi

· Leopold I : Tinggi fundus uteri (TFU) lebih rendah teraba bagian kecil-kecil janin (estremitas).

· Leopold II : Bagian kanan teraba keras, bulat, melenting (kepala)

Bagian kiri teraba lunak, bulat, tidak melenting (bokong)

· Leopold III : Bagian terbawah teraba 1 tahanan memanjang seperti papan (punggung)

· Leopold IV : Bagian terbawah tidak masuk pintu atas panggul (konvergen)

3.3 Auskultasi

DJJ : 144 x / menit (setinggi pusat kanan)

3.4 Perkusi

Refleks patella kanan dan kiri : + / +

4. Pemeriksaan Penunjang

USG

II. INTERPRETASI DATA

Diagnosa :

Ny. A,usia 23 tahun, G2P1A0, hamil 29 minggu dengan posisi janin letak lintang

Dasar
· Data Subyektif (Anamnessa)

1. Ibu mengatakan bernama Ny. A dan berumur 23 tahun.

2. Ibu menyatakan hamil ke 2, sudah pernah melahirkan, belum pernah keguguran.

3. Ibu mengatakan sekarang hamil 29 minggu dengan posisi janin yang belum mapan.

4. Ibu mengatakan haid terakhir tanggal 05 oktober 2014

5. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.

· Data Obyektif

a. Keadaan Umum : Baik

b. Tingkat kesadaran : Composmentis

c. Antropometri :

Berat badan sebelum hamil: 57 kg

Berat badan hamil : 63 kg

Tinggi Badan : 156 cm

LILA : 24 cm

d. Tanda – tanda vital :

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Suhu : 36,5 º C

Nadi : 87 kali / menit

RR : 20 kali / menit

e. Inspeksi

· Muka : Simetris, tidak ada cloasma gravidarum

· Mammae : Areola mammae menghitam, kelenjar Montgomery

Terlihat, papila mammae menonjol, colostrum belum keluar

· Perut : Pembesaran perut sesuai umur kehamilan,terlihat

linea alba, linea nigra, striae gravidarum


Masalah : Ibu khawatir dengan keadaan posisi bayinya yang belum mapan (lintang)

Dasar : posisi janin lintang

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL

Kehamilan dengan posisi janin yang belum mapan (lintang)

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Kolaborasidengandokteruntuktindakanrujukankerumahsakit untuk dilakukan USG.

V. INTERVENSI

1. Berikan informasi kepada ibu tentang kondisi kehamilannya saat ini.

2. Anjurkan ibu tentang gizi ibu hamil dan tetap istirahat yang cukup.

3. Anjurkan ibu untuk tetap melanjutkan obat yang diberikan

4. Berikan support,mental kepada ibu dan keluarga supaya ibu optimis dengan kehamilannya.

5. Ajari ibu tentang posisi knicess (posisi sujud)

6. Anjurkan ibu saat istirahat dengan posisi miring.

7. Anjurkan ibu untuk posisi jongkok

8. Berikan ibu terapi obat

9. Anjurkan ibu untuk kontrol 2 minggu lagi atau sewaktu-waktu jika ada keluhan

VI. IMPLEMENTASI

1. Memberikan informasi kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa posisi bayinya belum
mapan.

2. Menganjurkan ibu tentang gizi ibu hamil dan istirahat yang cukup.

3. Menganjurkan ibu untuk tetap melanjutkan obat yang diberikan

4. Memberika support,mental kepada ibu dan keluarga supaya tetap optimis tentang kehamilanya
5. Mengajari ibu tentang posisi sujud.

(karena dengan posisi sujud menyebabkan dinding perut dan diafraghma menekan ke fundus uteri
sehingga menekan kepala masuk PAP)

6. Menganjurkan ibu saat istirahat dengan posisi miring.

(karena dengan posisi miring dapat membebaskan rahim dari penekanan tulang punggung dan
pembuluh darah serta adanya gaya grafitasi menyebabkan bagian terkecil janin berada dikavum uteri)

7. Menganjurkan ibu untuk posisi jongkok.

(dapat melatih dinding perut dan diafraghma agar berfungsi optimal saat persalinan dan mempercepat
proses penurunan kepala sehingga kelainan letak dapat teratasi)

8. Memberikan terapi obat:

Tablet Fe (30 butir 1x1 malam / hari)

Asam Folat (15 butir 1x1 pagi / hari)

Kalk (15 butir 1x1 pagi / hari)

9. Menganjurkan ibu untuk kontrol 2 minggu lagi atau sewaktu-waktu jika ada keluhan.

VII. EVALUASI

1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Ibu bersedia mengkonsumsi makanan gizi seimbang dan istirahat yang cukup.

3. Ibu bersedia untuk tetap melanjutkan minum obat.

4. Ibu tetap semangat karena diberi support dan di dukung oleh keluarganya.

5. Ibu sudah faham tentang posisi sujud dan mau mempraktekkannya.

6. Ibu sudah mengerti posisi saat tidur yaitu dengan posisi miring.

7. Ibu sudah bisa dan mau melakukanya secara rutin dengan posisi jongkok.

8. Ibu bersedia untuk mengkonsumsi terapi obat

9. Ibu bersedia untuk kontrol ualng atau sewaktu-waktu jika ada keluhan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. A umur 23 tahun dengan letang
lintang, dapat disimpulkan bahwa:

1. Manajemen asuhan kebidanan yang diberikan di puskesmas ngaliyan telah dilakukan dengan baik
dan tepat

2. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. A telah sesuai dengan kebutuhan.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan saran antara lain :

1. Bagi bidan
Bidan sebaiknya mampu mendeteksi secara dini kasus kehamilan letak lintang yang terjadi pada ibu
hamil dengan melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi pelaksana seorang bidan,
pemeriksaan lepold tiap kali melakukan pemeriksaan sehingga dapat diketahui lebih dini adanya kelainan
pada ibu

2. Bagi masyarakat khususnya ibu hamil

Sebaiknya ibu hamil secara rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan agar diketahui
lebih dini bila ada tanda-tanda bahaya terhadap kehamilan dan janin serta melakukan pemeriksaan USG
guna mengetahui keadaan janin dalam kandunganya lebih jelas.

DAFTAR PUSTAKA

http://bidankebidanan.blogspot.co.id/2014/09/makalah-kebidanan-kehamilan.html?m=1

http://bidansofdera.blogspot.com/2016/03/asuhankebidanan-ibu-hamil-patologi-pada.html?m=1&r=1

http://askeb4-patologi.blogspot.co.id/p/letak-lintang_7440.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai