HUBUNGAN DOKTERPASIEN

RIZAL SANIF

 BAGAIMANA DOKTER BERFIKIR ?

BAGAIMANA DOKTER BEKERJA ?
BAGAIMANA DOKTER MENAMPILKAN
DIRI ?

BAGAIMANA DOKTER
BERFIKIR ?
DOKTER : SELESAI PENDIDIKAN
FORMAL
BERSERTIFIKAT
KOMPETENSI
IZIN BEKERJA DARI
PEMERINTAH
(IZIN PRAKTEK)
BERFIKIR : INTRUMEN LOGIKA

 TUJUAN BERFIKIR : MENURUT

PERSEPSI PASIEN BAGAIMANA
MEREKA TERBEBAS DARI RASA SAKIT
ATAU TERBEBAS DARI PENDERITAAN.
DOKTER BERFIKIR : MULAI DARI
PENCEGAHAN, PENGOBATAN,
REHABILITATIF.

ILMU DAN KETRAMPILAN

KEDOKTERAN
DOKTER

PASIEN

BERPIKIR

PASIEN TERJAGA KESEHATANNYA (KUALITAS HIDUP)

PASIEN SEMBUH
MENGHILANGKAN/MENGURANGI PENDERITAAN
MEMPERSIAPKAN ATAU MENGANTARKAN
PASIEN FASE AKHIR PANYAKIT UNTUK
MENGHADAP TUHAN

PASIEN
ORANG YANG DATANG KE DOKTER DENGAN
MAKSUD MINTA PERTOLONGAN MEDIK
ADANYA PROBLEM MEDIK :
1. PROBLEM PSIKOLOGI (KEKHAWATIRAN ATAU
SEKEDAR KONSULTASI INGIN TAHU
KESEHATANNYA)

2. PROBLEM FUNGSIONAL
3. PROBLEM GANGGUAN ORGANIK

DOKTER BEKERJA
DIPENGARUHI

ETIKA PROFESI : SEBAGAI KONSEKUENSI DARI

KEWAJIBAN-KEWAJIBAN
PROFESI
YANG
MEMBERIKAN BATASAN ATAU RAMBU-RAMBU
HUBUNGAN DOKTER-PASIEN
KEWAJIBAN INI TERTUANG DALAM PRINSIP-PRINSIP
MORAL PROFESI (AUTONOMY, BENEFICENCE, NON
MALEFICENCE, JUSTICE SEBAGAI PRINSIP UTAMA,
DAN
VERACITY=TRUTHFULL
INFORMATION.
FIDELITY
=KESETIAAN,
PRIVACY,
DAN
CONFIDENTIALITY SEBAGAI TURUNANNYA)

AWAL: PATERNALISTIK
a)PRINSIP MORAL UTAMA ADALAH BENEFICENCE
b)
MENGABAIKAN NILAI OTONOMI PASIEN
HUBUNGAN KONTRAKTUAL :
c)TEORI SOCIAL CONTRACT , DOKTER DAN PASIEN ADALAH PIHAK-PIHAK YANG
BEBAS, SALING MENGHARGAI
d)
DOKTER BERTANGGUNG JAWAB ATAS KEPUTUSAN TEHNIS
e)PASIEN TETAP MEMEGANG KENDALI KEPUTUSAN PENTING, TERUTAMA TERKAIT
NILAI MORAL DAN GAYA HIDUP PASIEN.
f)MENGHARUSKAN TERJADI PERTUKARAN INFORMASI DAN NEGOSIASI,
g)
NAMUN MEMBERIKAN PELUANG
KEPADA PASIEN UNTUK MENYERAHKAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPADA DOKTER
h)
PRESTASI KONTRAK : BUKAN HASIL YANG DICAPAI (RESULTAAT VERBINTENNIS)
MELAINKAN UPAYA YANG SUNGGUH-SUNGGUH (INSPANNING VERBINTENNIS)
i)DIJAGA DENGAN PERATUR PERUNDANG-UNDANGAN DAN MENGACU KEPADA
SUATU STADRARD


SEBELUM
MASEHI:
CODE
HAMMURABI : PIDANA BAGI DOKTER
YG
KARENA
SALAHNYA
TELAH
MENGAKIBATKAN
CIDERA
ATAU
MATINYA PASIEN
CODE OF HITTITES: MEWAJIBKAN
DOKTER MEMBAYAR GANTI RUGI :
TERBUKTI KESALAHAN/ KELALAIAN

SMITH DAN NEWTON (1984)

HUBUNGAN BERDASARKAN VIRTUE
KONTRAKTUAL:
MENJADI
PERATURAN
DAN
KEWAJIBAN SAJA, SEHINGGA DOKTER DIANGGAP
BAIK BILA TELAH MELAKUKAN KEWAJIBAN DAN
PERATURAN
(FOLLOW
THE
RULES),
TIDAK
MENGINDAHKAN
EMPATHY,
COMPASSION,
PERHATIAN, KERAMAHAN, KEMANUSIAAN, SIKAP
SALING MEMPERCAYAI, ITIKAT BAIK, DLL YANG
MERUPAKAN BAGIAN DARI VIRTUE-BASED ETHICS
(ETIK BERDASARKAN NILAI KEBAJIKAN/KEUTAMAAN)

SMITH DAN NEWTON

DISINI DOKTER-PASIEN HARUS TETAP

BERDIALOG : MENJAGA JALANNYA
KOMUNIKASI DALAM RANGKA MENCAPAI
TUJUAN BERSAMA YAITU
KESEJAHTERAAN PASIEN
KOMUNIKASI YANG BAIK :
MEMBUTUHKAN PRINSIP-PRINSIP MORAL,
TERMASUK INFORMED CONSENT YG
BERASAL DARI PRINSIP AUTONOMY.

HAK PASIEN DAN KEWAJIBAN

DOKTER
HAK PASIEN:
1. THE RIGHT TO HEALTH CARE
2. THE RIGHTS TO SELF
DETERMINATION

WORLD MEDICAL ASSOCIATION (1991)

DECLARATION OF LISBON
1. HAK MEMILIH DOKTER SECARA BEBAS
2. HAK DIRAWAT OLEH DOKTER YANG BEBAS
DALAM MEMBUAT KEPUTUSAN KLINIS DAN ETIS
3. HAK UNTUK MENERIMA ATAU MENOLAK
PENGOBATAN SETELAH MENERIMA INFORMASI
YANG ADEKUAT
4. HAK UNTUK DIHORMATI KERAHASIAAN DIRINYA
5. HAK UNTUK MATI SECARA BERMARTABAT
6. HAK UNTUK MENERIMA ATAU MENOLAK
DUKUNGAN SPIRIUAL ATAU MORAL

UNDANG-UNDANG
KESEHATAN
HAK ATAS INFORMASI
HAK ATAS SECOND OPINION
HAK UNTUK MEMBERIKAN PERSETUJUAN ATAU
MENOLAK SUATU TINDAKAN MEDIS
HAK UNTUK KERAHASIAAN
HAK
UNTUK
MEMPEROLEH
PELAYANAN
KESEHATAN
HAK UNTUK MEMPEROLEH GANTI RUGI
APABILA IA DIRUGIKAN AKIBAT KESALAHAN
TENAGA KESEHATAN

 DITJEN YANMED DEPKES RI: SURAT

EDARAN NO. YM.02.04.3.5.2504
TAHUN 1997 : PEDOMAN HAK DAN
KEWAJIBAN PASIEN, DOKTER DAN
RUMAH SAKIT
MUKTAMAR IDI OKTOBER 2000:
DIDEKLARASIKAN HAK DAN
KEWAJIBAN PASIEN DAN DOKTER

KEWAJIBAN DOKTER : SEJAK

MENGUCAPKAN SUMPAH DOKTER
1. KEWAJIBAN PROFESI SEBAGAIMANA
DALAM LAFAS SUMPAH DOKTER,
KODEKI, STANDAR PERILAKU PROFESI
(sop) DAN STANDAR PELAYANAN
MEDIK (SPM)
2. KEWAJIBAN YANG LAHIR KARENA
ADANYA HUB DOKTER-PASIEN

UU NO.29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN

MERUMUSKAN HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER DAN PASIEN
PADA PASAL 50 - 53

DOKTER MEMILIKI HAK UNTUK MEMPEROLEH

PERLINDUNGAN
HUKUM
SEPANJANG
MELAKSANAKAN TUGAS SESUAI DENGAN
STANDAR
PROFESI
DAN
STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL
HAK
MEMPEROLEH
INFORMASI
YANG
LENGKAP DAN JUJUR DARI PASIEN/KELUARGA
HAK MENERIMA IMBALAN JASA

 KEWAJIBAN DOKTER
1. MEMBERI PELAYANAN MEDIK SESUAI
STANDAR PROFESI DAN STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL SERTA
KEBUTUHAN MEDIS PASIEN
2. MERUJUK PASIEN APABILA TIDAK
MAMPU MELAKUKAN PEMERIKSAAN
ATAU PENGOBATAN
3. MERAHASIAKAN SEGALA SESUATU
TENTANG PASIEN (BAHKAN SUDAH
MENINGGAL)

Kewajiban dokter

4. Melakukan pertolongan darurat atas

dasar perikemanusiaan, kecuali ada
orang lain yang bertugas atau
mampu melakukannya
5. Menanbah ilmu pengetahuan dan
mengikuti perkembangan ilmu
kedokteran

Undang-undang praktek kedokteran

: hak pasien :
1. Mendapat pebjelasan secara
lengkap tentang tindakan medis
(pasal 45 ayat 3)
2. Meminta pendapat dokter lain
3. Mendapatkan pelayanan sesuai
dengan kebutuhan medis
4. Menolak tindakan medis
5. Mendapatkan isi rekaman medik

Penjelasan pasal 45 ayat 3

1.
2.
3.
4.

Diagnosis dan tatacara tindakan

Tujuan tindakan medis
Alternatif tindakan lainnya
Risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi
5. Prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan

Kewajiban pasien
1. Memberikan informasi yang lengkap
dan jujur tentang masalah
kesehatannya
2. Mematuhi nasehat dan petunjuk
dokter
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku
disaranan pelayanan kesehatan
4. Memberikan imbalan jasa atas
pelayanan yang diterima

DOKTER

ASPEK
ETIKA

PASIEN
TRANSAKSI
TERAPEUTIK
ASPEK
MEDIKOLEGAL

BERINTERAKSI (HUBUNGAN
DOKTER-PASIEN)

BERKOMUNIKASI
DOCTOR-PATIENT
COMMUNICATION

Kepustakaan :
Sampurna B. dkk. Bioetik dan hukum
kedokteran
Achadiat CM. Dinamika etika dan
hukum kedokteran
Daldiyono. Bagaimana dokter
berpikir dan bekerja
Purwodianto A.